Yan Chen ,Penguasa dewa tertinggi merasa hidupnya sudah mencapai akhir, ia kemudian memberikan kekuasaannya kepada muridnya yang paling ia percaya ,Ling Yan ,setelah itu ia berwasiat kepada muridnya untuk tidak membuka segel iblis di gunung Immortal.
Sang murid yang sudah mendapatkan amanat itu mematuhinya dan mengantarkan sang master untuk terakhir kalinya ,sebelum kematiannya ,Yan Chen memberi nasihat untuk muridnya agar ia tidak si makamkan melainkan di baringkan di atas ujung dunia dewa.
Sang murid juga mematuhinya dan setelah kematiannya, secara tidak terduga segel iblis di gunung Immortal terbuka ,hal itu karena desakan dari beberapa murid Junior lain di bawahnya dan akhirnya karena segel telah terbuka ,alam Dewa menjadi kacau dan Ling Yan orang pertama yang menjadi korban dari kekacauan itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon erik riswana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 35 malam pertama di atas bukit
Yan Chen berfikir untuk menggunakan grup kultivator pembunuh yang baru baru ini dia dengar dari beberapa orang , dan akses untuk masuknya terbilang sulit, namun ia yakin bahwa ia bisa masuk karena memiliki segalanya, status sebagai bangsawan kuno dan juga memiliki uang yang sangat banyak ( walaupun uang tersebut dari hasil menjarah tambang kota Shuifang ).
" kalau begitu ,kami berdua pamit paman He !" Yan Chen memberi hormat dan naik ke atas kuda di susul He Yuner di sisi kuda lainnya.
" ya nak hati hati .. !"
Yan Chen keluar dari kediaman hakim He , ia awalnya masuk seorang diri dan keluar dengan He Yuner, bisa dibilang mendapatkan hadiah yang berharga.
He Yuner terlihat mengenakan pakaian Hanfu dengan cadar menutupi sebagian wajahnya, hanya matanya yang terlihat jelas dan jernih.
" Chen Gege kita mau kemana ?" He Yuner mengganti panggilan master dengan sebutan Gege karena statusnya bukan murid lagi melainkan kekasih atau istri sah ,hal itu atas permintaan Yan Chen itu sendiri.
" sudah sore kita cari penginapan dahulu ,aku lihat setelah meninggalkan kota Teratai Merah ada desa yang memiliki dua atau tiga penginapan yang cukup ramai " kata Yan Chen tersenyum tipis.
" umhh bagaimana kalau di puncak bukit ,tenang dan kita berdua bisa menikmati pemandangan malam " kata He Yuner dengan mata penuh pengharapan.
" umhh oke baiklah.... " Yan Chen merasa ketenangan adalah hal yang perlu diperhatikan ,dan juga sebenarnya ia tidak begitu menyukai keributan yang tidak perlu, dan pilihan He Yuner terbilang sangat cocok untuknya.
Segera keduanya meninggalkan kota Teratai Merah, mengendarai kudanya naik ke atas bukit yang di mana ada beberapa penginapan kecil yang hanya cukup untuk satu keluarga, tidak untuk komersial .
Alasan keduanya untuk secepatnya meninggalkan kota Teratai Merah karena takut bilamana ada masalah yang tidak perlu atau merusak rencana yang akan mereka lakukan .
Setelah mendaki naik ke atas bukit yang membutuhkan waktu cukup lama , keduanya sampai di sebuah rumah tingkat dua yang cukup kecil , hanya terbuat dari kayu ,namun memiliki tingkat privasi yang sangat tinggi.
Di mana itu ada dua array peringkat tiga, dan satu array peringkat empat , hal itu membuat Yan Chen cukup kagum.
" tuan muda apa yang sedang anda cari ?"
Dari arah kanan, seorang pria tua tersenyum lebar menyambut kedatangan Yan Chen dan seorang gadis yang memakai cadar .
" kami berdua mau menginap , saya lihat di sini sangat nyaman dan tidak ada gangguan " kata Yan Chen meletakan batu roh sebagai tanda pembayaran.
" tentu ,di sini adalah penginapan kecil tapi pemandangan kota Teratai Merah dan kota Bailan terlihat jelas, tuan muda dan nona muda bisa menikmati malam dengan pemandangan malam yang indah ," katanya bersemangat .
Yan Chen mengangguk, ia menyetujui perkataan dari pemilik Villa kecil diatas bukit itu dan ia melihat bahwa di dalamnya sangat bersih.
" untuk satu malam saja bos , " kata Yan Chen tersenyum.
" tidak masalah... , " Sang pemilik pergi dengan wajah gembira dengan sebelumnya menyerahkan kunci segel pintu kepada Yan Chen.
Sampai di dalam cahaya batu lampu menyala secara otomatis, Yan Chen memperkuat cahaya lampu tersebut dengan menggunakan teknik keabadian cahaya .
Setelah semuanya selesai , sepasang pria wanita itu hanya tersenyum kaku ,He Yuner tampaknya mengerti dan perlahan mendekat ke arah Yan Chen.
" Chen Gege karena Yuner yang memilih tempat ini , biar Yuner yang traktir Gege ...!" Wajah He Yuner memerah padam .
" apa yang kamu lakukan Yuner?"
" umhh ... Chen Gege ,apakah kamu sayang sama Yuner ?" Suaranya terdengar pelan , nafas seorang gadis terdengar begitu jelas di telinga Yan Chen.
" iya ,aku sayang sama Yuner , sampai kapan pun !" Yan Chen perlahan mengerti arah pembicaraan gadis kecil di hadapannya.
" kalau begitu, Yuner akan menyerahkan kesucian ini pada Chen Gege, kita berdua sudah menjadi sepasang kekasih, walaupun di kehidupan dahulu kita berdua hanya master dan murid ,tapi sekarang janji yang dulu pernah master katakan kepada kami berlima telah terwujud...." ucapnya cepat, jari jemari gadis kecil yang cantik dan lucu itu mulai bergerak , dengan sangat terampil mulai membuka pakaian Yan Chen yang hanya memiliki dua lapisan kain ,memperlihatkan dada kekar seorang pria sejati.
Mata Yan Chen terfokus ke arah bagian dua buah kebanggaan surgawi He Yuner yang tampak menantang dirinya untuk segera memanen dua buah yang besar tersebut.
" Chen Gege kamu sangat bagus, ini aku suka !" Dengan segera He Yuner naik ke atas tubuh Yan Chen yang sudah betelanjang dada .
" Chen Gege bisa lakukan apapun ...mhh.." desahan halus dari bibir He Yuner membuat Yan Chen bersemangat, ia merasakan miliknya tegang dan ingin segera untuk bersatu dengan gadis yang ada di atas tubuhnya.
Namun ia menahannya, karena masih ingin mencoba bermain main dengan dua buah surgawi yang sangat besar di atas dadanya itu .
" lembut dan harum , " gumamnya ,tangannya mulai meremas kain yang menutupi dua buah surgawi gadis di atasnya itu, desahan demi desahan terdengar begitu syahdu, wajah gadis kecil yang cantik mulai berkeringat, udara panas di sekelilingnya membuat keduanya merasakan gerah.
Yan Chen perlahan melepaskan jubah Merah yang dipakai oleh He Yuner, dan terlihat jelas dua bola besar yang sudah matang.
Ia merasa sangat bergairah dan langsung memanen tanda hitam dengan mulutnya .
" kakak Chen , auhh.... sungguh enak... !" He Yuner setengah berteriak, wajahnya penuh uap panas yang menggoda, dan ada setetes air mata kebahagian di kedua pipinya yang merah padam.
" umhh .. ..kakak Chen teruskan.... aku ... aku ..!" He Yuner merasakan bagian bawahnya basah dan mulai menembus kain yang melindungi pahanya dari dingin.
Yan Chen setelah puas meminum nutrisi ,ia mendekatkan bibirnya ke bibir mungil Merah merona gadis yang mendudukinya itu dan mencium perlahan dengan rasa manis madu yang sempurna.
Tubuh kecil He Yuner terlihat bergetar saat bibir mereka bersatu padu ,dan tangan Yan Chen mulai membuka ikatan kain yang menyelimuti seluruh tubuh He Yuner, hingga terlihat jelas, lipatan paha yang sudah basah akibat orgasme yang berlebihan begitu licin saat jari jemari Yan Chen menyentuhnya .
" kakak Chen, aku seperti ingin ke surga ..." Mata He Yuner terpejam menikmati setiap sentuhan momen yang bergairah itu .
Yan Chen terus menerus menggerakan jarinya di lipatan paha yang tampak rapat itu hingga getaran demi getaran tubuh He Yuner membuat Yan Chen terus melakukan hal tersebut.
Puncaknya air kesucian dari lipatan paha yang sudah basah keluar ,disertai tangisan kecil He Yuner.
" Yuner ,apakah sakit ,maafkan Chen Gege...!" Yan Chen memeluk erat He Yuner yang masih sakit dengan rasa gemetar di seluruh badannya .
" kakak Chen aku menangis bahagia , bisa merasakan sentuhan langsung dari kakak Chen , " He Yuner mendekatkan bibirnya ke bibir Yan Chen dan memainkan lidahnya secara teratur ..
" umhh... !"
Yan Chen mengangkat tubuh polos He Yuner dan membaringkannya diatas kasur yang sudah basah akibat cairan surgawi yang keluar.
Lalu ia membuka kedua paha ramping He Yuner hingga terlihat goa surgawi yang sudah siap untuk di jelajahi .
Dengan pelan Yan Chen memasukan senjata miliknya ke dalam goa surgawi basah milik gadis kecil yang sangat menggoda dirinya itu.
" kakak...Chen .. kamu sangat besar ... sedikit sakit ..!"
" tahan. ..!"