 
                            Kenzo Tanaka — penguasa bisnis raksasa, pria yang menganggap dunia hanyalah papan catur untuk egonya.
Namun pada puncak kejayaannya, langit menjatuhkan vonis: sebuah kecelakaan misterius menghancurkan segalanya.
Ketika membuka mata, Kenzo tak lagi berada di penthouse mewah Tokyo…
melainkan di tubuh seorang anak kecil bernama Kazuki, di sebuah desa miskin yang penuh lumpur dan kesederhanaan.
Dari CEO yang dipuja menjadi bocah tak berdaya — Kenzo harus menghadapi dunia yang sama sekali tak mengenalnya, dunia yang memaksanya belajar arti rendah hati, kehilangan, dan… penebusan.
Apakah ini hukuman Tuhan, atau kesempatan kedua?
Dan bisakah seorang pria yang terbiasa menjadi dewa, belajar menjadi manusia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eagle Ofgod, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35 "Rencana Skalabilitas dan Diversifikasi Strategis"
Dengan 'rekognisi' resmi dari Lord Valerius, Kenzo segera memanggil 'Dewan Direksi'nya untuk 'rapat strategis' berikutnya. Kali ini, semangat mereka jauh lebih tinggi. Mereka telah membuktikan bahwa 'model bisnis' Kenzo dapat bekerja di panggung politik yang lebih besar.
"Tim," Kenzo memulai, menunjuk piagam di atas meja. "Kita memiliki 'mandat' dan 'perlindungan'. Ini berarti kita bisa bergerak lebih agresif dalam 'ekspansi' dan 'diversifikasi' kita."
Ichiro mengangguk. "Pasukan keamanan kita juga sudah diperkuat dengan rekrutan baru, Manajer Kecil. Kita siap untuk 'misi' yang lebih jauh."
"Bagus," Kenzo memuji. "Sekarang, kita akan fokus pada 'skalabilitas produksi' dan 'diversifikasi strategis'. Pertama, gandum."
"Kita memiliki 'kontrak suplai' gandum yang besar dengan kastil," Kenzo menjelaskan. "Untuk memenuhi ini, kita perlu meningkatkan 'luas tanam' dan 'efisiensi pertanian' kita lebih lanjut. Haru, aku ingin kau memimpin pembangunan 'kanal irigasi' yang lebih besar, atau bahkan membangun 'bendungan' kecil untuk memastikan pasokan air yang stabil sepanjang tahun."
Haru mengangguk, antusias. Dengan 'bajak' Kakek Genji dan 'tenaga kerja' desa, ini adalah tujuan yang bisa dicapai.
"Kedua, alat-alat Kakek Genji," Kenzo melanjutkan. "Lord Valerius tertarik dengan Tombak Predator. Kakek, kita perlu meningkatkan 'kapasitas produksi' kita secara drastis. Bisakah Kakek melatih beberapa pemuda desa sebagai 'asisten' atau 'magang'?"
Kakek Genji menghela napas. "Melatih itu butuh waktu, Kazuki. Tapi dengan Kayu Api Naga dan semangat mereka, itu mungkin."
"Kita akan membangun 'bengkel' yang lebih besar dan lebih 'terorganisir' untuk Kakek Genji," Kenzo mengumumkan. "Dan kita akan mengembangkan 'lini produk' baru, seperti alat pertanian yang lebih efisien untuk desa-desa lain, atau alat pertukangan yang presisi."
"Ketiga, ramuan Nenek Kiku," Kenzo berkata. "Permintaan dari kastil untuk Ramuan Pemulih Kenzo dan Pil Stamina akan sangat tinggi. Nenek, kita perlu 'mengidentifikasi' lokasi penemuan 'Ki no Mi' dan 'Murasaki no Ha' yang lebih banyak. Kaito, ini akan menjadi 'misi eksplorasi' utamamu."
Nenek Kiku dan Kaito mengangguk. Mereka siap untuk tugas itu.
"Keempat, 'ekspansi geografis'," Kenzo menunjuk peta. "Kita punya hak 'berdagang bebas'. Artinya, kita bisa membuka 'cabang' atau 'titik distribusi' di desa-desa strategis lainnya. Misalnya, di dekat tambang bijih besi untuk memastikan 'pasokan material' Kakek Genji stabil. Atau di dekat sungai besar untuk 'produk perikanan' dan 'transportasi'."
Ichiro, yang mendengar itu, matanya berbinar. "Maksudmu, kita akan membangun 'pos terdepan'?"
"Tepat," Kenzo mengangguk. "Pos terdepan yang tidak hanya berfungsi sebagai 'titik perdagangan', tetapi juga sebagai 'basis operasional' untuk Unit Keamanan kita. Ini akan 'memperluas jangkauan' patroli kita dan 'melindungi' jalur perdagangan kita."
Kenzo kemudian melirik Haru dan Midori. "Ayah, Ibu, dengan 'perluasan' ini, 'manajemen logistik' dan 'administrasi' akan menjadi jauh lebih kompleks. Kita perlu 'sistem pencatatan' yang lebih canggih, dan mungkin 'mereformasi' sistem barter kita menjadi sesuatu yang lebih mendekati 'sistem moneter'."
Haru dan Midori terlihat sedikit kewalahan, tetapi mereka percaya pada Kenzo.
"Dan yang terakhir, tapi tidak kalah pentingnya," Kenzo menekankan, "kita akan terus 'berinovasi'. Kita tidak boleh berpuas diri. Selalu cari cara yang lebih baik, lebih cepat, dan lebih efisien. Kita akan membangun 'departemen R&D' informal di setiap lini produksi kita."
Kenzo tahu bahwa mengelola pertumbuhan sebesar ini akan menjadi tantangan besar. Akan ada hambatan birokrasi, masalah koordinasi, dan persaingan baru. Tapi ia adalah Kenzo Tanaka, dan ia pernah membangun kerajaan dari nol. Kali ini, ia punya 'mandat' resmi, 'tim' yang solid, dan 'visi' yang jelas.
---
Setelah rapat strategi, Kenzo menyadari bahwa 'pertumbuhan' yang direncanakan ini akan membutuhkan 'sistem keuangan' yang lebih canggih daripada sekadar barter atau koin perak acak. Dia juga perlu menetapkan 'kebijakan pajak' yang adil dan 'transparan' untuk mempertahankan otonomi mereka dari Lord Valerius, sekaligus membiayai proyek-proyek desa.
"Midori, Ayah," Kenzo memulai diskusi baru, memegang sebatang arang dan selembar kulit baru. "Kita perlu 'merevolusi' sistem ekonomi kita. Kita akan menciptakan 'mata uang' kita sendiri."
Haru dan Midori terkejut. "Mata uang? Bagaimana caranya, Kazuki?"
"Kita akan membuat 'koin' lokal," Kenzo menjelaskan. "Dari Kayu Api Naga sisa tempaan Kakek Genji, atau dari keramik Desa Hutan Bayangan yang tidak laku. Atau bahkan dari tulang beruang yang diukir. Setiap koin akan memiliki 'nilai' yang disepakati, misalnya setara dengan harga satu gantang gandum."
"Dan 'nilai' koin ini akan dijamin oleh 'produktivitas' dan 'stabilitas' Desa Matahari Terbit," Kenzo melanjutkan. "Artinya, semakin kita makmur, semakin kuat 'nilai' koin kita."
Midori mengernyit. "Tapi bagaimana jika ada desa lain yang tidak mau menerima koin kita?"
"Itulah 'strategi integrasi' kita," Kenzo tersenyum. "Kita akan menawarkan 'diskon' bagi mereka yang menggunakan koin kita saat berdagang di desa kita. Dan kita akan 'mempromosikan' koin kita sebagai 'alat pembayaran' yang stabil dan 'terpercaya'."
"Dan 'pajak'?" tanya Haru.
"Pajak adalah 'kontribusi' setiap warga desa untuk 'kesejahteraan bersama'," Kenzo menjelaskan. "Kita akan menetapkan 'pajak' yang 'progresif'. Mereka yang memiliki lebih banyak ladang atau keuntungan dari perdagangan, akan membayar 'persentase' yang sedikit lebih besar. Pajak ini akan digunakan untuk 'membiayai proyek infrastruktur' seperti perluasan kanal irigasi, pembangunan jembatan, dan 'pendidikan' bagi anak-anak."
Para tetua desa, yang juga diundang dalam diskusi ini, mengangguk. Konsep 'pajak progresif' dan 'investasi kembali' ke komunitas adalah hal baru, namun terdengar adil.
"Dan untuk pajak kepada Lord Valerius," Kenzo melanjutkan, "kita akan membayar sebagian dalam gandum dan sebagian dalam koin perak yang kita hasilkan dari penjualan produk premium kita. Ini akan menunjukkan 'kapasitas finansial' kita, dan sekaligus mempertahankan 'kendali' kita atas 'sumber daya' kita sendiri."
Kenzo kemudian mengajak Kakek Genji. "Kakek, bisakah Kakek membuat 'cetakan koin' sederhana? Kita akan menamai koin kita 'Matahari' melambangkan kemajuan dan harapan desa kita."
Kakek Genji, yang selalu siap dengan tantangan baru, mengangguk antusias.
Ichiro, Kaito, dan Tatsuya juga diberi tugas baru: 'menegakkan' kebijakan pajak dan mata uang baru ini, serta 'melindungi' sistem keuangan desa dari 'pemalsuan' atau 'penipuan'. Mereka akan menjadi 'polisi keuangan' desa.
Kenzo tahu bahwa membangun 'sistem moneter' dan 'kebijakan fiskal' adalah salah satu tugas terberat dalam membangun sebuah 'negara' atau 'kerajaan'. Akan ada 'resistensi', 'kesalahpahaman', dan 'adaptasi' yang lambat.
Namun, dia adalah Kenzo Tanaka. Dia pernah mengelola perusahaan multinasional yang beroperasi di berbagai negara dengan mata uang dan sistem pajak yang berbeda. Dia tahu bagaimana cara 'menerapkan perubahan' dan 'mengedukasi' pasar.
 
                     
                    