Setelah mati karena habis usia, Lu Tian mendapati dirinya terbangun di tubuh seorang pemuda miskin yang merupakan seorang lulusan ujian negara tingkat dasar di desa Yekhong.
Tidak ada harta, tidak ada ladang dan rumah tidak layak huni. Bahkan untuk makan pun hanya mengandalkan sayur liar dan air sumur.
Ditengah itu, bahkan peraturan pemerintah menambah beban nya untuk memiliki istri, jika tidak maka dia harus menjadi pekerja rodi?
Dengan kemampuan dan pengalaman nya sebagai orang kaya generasi pertama yang memulai dari tanah basah hingga teknologi maju. Lu Tian tidak khawatir untuk hidup, mendapatkan sistem yang hanya memperlihatkan statistik? Bukan masalah besar, gunung di desa ini penuh dengan sumber daya!
Tetangganya. "Awalnya dia hanya seorang sarjana rendah yang miskin, setelah memiliki istri dia mendapatkan uang banyak. Memberikan alasan itu hasil menjual herbal dari gunung? Saya sulit percaya"
#Dibuatawal17Agustus2025
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RAS( BY.AR), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
"Hari ini Lu Tian berhasil menemukan cara untuk memasak Talas beracun menjadi makanan yang tidak beracun dan enak. Kali ini, Lu Tian akan memberikan cara bagaimana membuatnya."
Ucapan kepala desa di atas batu yang lebih tinggi terdengar jelas di telinga mereka.
Seolah tidak percaya, namun melihat Lu Tian disana berbicara menjelaskan dan ada istri-istrinya yang menunjukkan langkah-langkah nya.
Setelah beberapa saat penjelasan berakhir, mereka melihat Singkong yang sudah matang.
Jelas masih kurang percaya, namun melihat kepala desa juga paman tua Zhu memakannya tanpa ragu membuat suasana seketika hening.
Lu Tian juga memakan nya, lalu dengan ramah berucap. "Jika semuanya masih ragu, kita tunggu satu batang dupa lagi. Racun talas beracun akan bereaksi kurang dari satu batang dupa kan?"
Warga desa tidak bicara, mereka merasa gelisah untuk mempercayai. Berpikir, apakah kepala desa, paman tua Zhu dan Lu Tian akan segera mati karena memakan talas beracun?
"Suamiku... " Istri Li Xicai dan anak, cucu, menantunya terlihat sangat khawatir. Namun Li Xicai dengan percaya diri mengangkat tangan nya, menyuruh mereka untuk tidak khawatir.
Dia sudah memakan singkong rebus ini tadi dan tidak terjadi apa-apa.
Satu batang dupa berlalu.
Buktinya sudah diberikan secara nyata, dan fakta bahwa talas beracun ini bisa dimakan asalkan di masak dulu membuat warga desa gempar.
"Astaga, talas beracun ini benar-benar bisa di makan ya?"
"Talas beracun ini sangat melimpah, tumbuh di ladang, hutan sekitarnya. Sangat mudah menemukan nya!"
"Lu Tian benar-benar sangat pintar, pertama menemukan cara mengolah jeroan, sekarang menemukan lagi cara mengolah talas beracun, benar-benar seorang sarjana pintar ya!"
"Benar, Lu Tian sekarang berkehidupan melimpah. Bahkan sudah memiliki istri ke empat, tidak tahu apakah masih mau menerima anak saya?"
Pembicaraan bibi-bibi yang masih belum menyerah ingin Lu Tian jadi menantu mereka kembali di bahas bercampur dengan pembahasan talas beracun yang ternyata bisa di makan ini.
Lu Tian yang mendengar. ".... "
"Ekhem! Ekhem!" Kepala desa berdehem keras.
Lalu setelah semuanya diam, mempersilahkan Lu Tian untuk bicara lagi.
"Semuanya, talas beracun ini sudah tidak beracun, jadi saya menamakannya singkong. Juga, selain di rebus, di bakar juga bisa ataupun di buat sup. Tapi ingat, harus di cuci beberapa kali agar bersih dan di olah sampai benar-benar matang!"
Warga desa mengangguk-angguk dengan semangat, mereka lantas memuji Lu Tian dan berterimakasih kepadanya, lalu segera pamit untuk mencari singkong.
Beberapa bibi-bibi dengan muka tebal menawarkan Lu Tian putri-putri mereka yang akan dewasa untuk Lu Tian ambil sebagai istri, namun Lu Tian menghindari nya dan dengan sopan segera pamit pergi.
Saat dia dan istrinya berjalan pergi, kepala desa mengejarnya. "Lu Tian!"
"Kepala desa, ada apalagi?"
"Penemuan mu tentang singkong ini benar-benar penemuan besar! Jika di sebarkan, akan memberikan manfaat bagi masyarakat. Aku hanya menyarankan agar kamu melaporkan hal ini kepada hakim, kamu juga bisa mendapatkan hadiah bukan?"
Lu Tian mengangguk. "Baik, terimakasih informasinya paman."
Tadinya Lu Tian berniat untuk membuat buku sendiri tentang beberapa cara pemanfaatan sumber daya alam, namun saran kepala desa ini lebih bagus. Jika melaporkan nya kepada hakim, maka dia bisa mendapatkan tael perak.
Sementara jika membuat buku, tidak akan memberikan sebanyak hadiah dari pemerintah.
Setelah Lu Tian menimang untung ruginya. Dia memilih untuk melaporkan nya, maka dia meminjam kuas dan kertas milik cucu Li Xicai. Kemudian memberikan 40 sen tembaga, jangan pikir dia dermawan, harga kertas memang mahal, jadi memberikan 40 sen itu bukan berlebihan.
Keesokan harinya Lu Tian berangkat menuju hakim daerah, tidak hanya membuat menuliskan tentang cara mengolah singkong, tapi juga tentang daunnya dan cara mengolah jeroan.
Dia sampai di depan gerbang besar kantor hakim daerah, melihat nya petugas yamen mendekatinya dengan muka galak.
"Ada keperluan apa?"
Lu Tian tetap tersenyum. "Nama saya Lu Tian, saya ingin menyerahkan ini kepada hakim" Lu Tian memberikan gulungan.
Dia sadar, tanpa janji mungkin petugas ini tidak akan membiarkan nya bertemu dengan hakim.
"Ini sangat penting terkait dengan kelangsungan hidup masyarakat, tolong tuan sampaikan kepada hakim."
Petugas yamen mengerutkan kening, terkait kelangsungan hidup masyarakat? Sepenting apa surat dari warga desa ini. Namun dia tidak mau meremehkan, dia menerimanya dan mengangguk.
"Baik, tunggulah!"
Lu Tian mengangguk dengan senyum tipis.
Dia menunggu tidak sampai seperlima batang dupa, petugas yamen itu segera kembali.
"Masuklah, tuan hakim ingin bertemu denganmu" Lu Tian mengangguk.
Petugas itu membawa Lu Tian ke sebuah ruangan, saat masuk dia melihat seorang laki-laki sekitaran kepala empat tengah duduk dengan seragam merah dan topi hitam. Di belakang nya seorang laki-laki yang usianya sepertinya tidak jauh darinya berdiri seperti bawahan ataupun asistennya.
Petugas yamen memberikan salam dan setelah mengatakan dia telah membawa orang nya, dia pun pamit pergi.
"Rakyat jelata ini bertemu dengan tuan hakim daerah!" Lu Tian bersujud.
"Anak muda, berdirilah. Tidak harus sampai bersujud!" ucap hakim Shen.
Lu Tian berdiri, sepertinya hakim Shen ini merupakan pejabat yang baik. Tidak sombong dan angkuh, dia diam-diam memberikan penghormatan kepadanya.
Hakim Shen tertawa puas menatap kertas yang di kirim Lu Tian, lalu melihat pemuda itu. "Anak muda, apakah kamu yang menulis ini?"
Lu Tian menyatukan kedua tangannya ke depan. "Benar tuan hakim"
"Ini juga penemuan mu?" Lu Tian kembali mengangguk.
Hakim Shen kembali tertawa puas. "Anak muda, siapa namamu? dan bagaimana caranya kamu menemukan penemuan ini?"
Pertanyaan ini tiba-tiba sekali, namun Lu Tian memiliki ketenangan dan pengalaman dari kehidupan sebelum nya. Pertanyaan ini hanyalah sebuah kutu kecil baginya.
"Menjawab tuan hakim, nama saya Lu Tian dari desa Yekhong. Hamba awalnya seorang pelajar dan telah menjadi Xiucai, namun karena kendala biaya hamba berhenti sekolah."
"Setelah berhenti sekolah karena kondisi keluarga hamba yang miskin, hamba mencoba meneliti beberapa makanan yang relatif mudah di dapatkan dan berhasil menemukan cara mengolahnya. Cara ini sudah hamba dan warga desa lakukan."
Hakim Shen mengangguk-angguk, dia memiliki kekaguman terhadap pemuda ini. Selain pembawaannya yang tenang, suara dan bicaranya yang stabil. Juga karena kemampuan nya.
"Kamu sangat baik, penemuan mu ini akan memberikan banyak manfaat bagi dynasty. Talas beracun yang kamu sebutkan sebagai singkong, bisa menjadi salah satu makanan pokok desa. Juga daun pucuknya bisa di jadikan sayuran tambahan, cara mengolah jeroan ini pun sangat berguna, sebelum nya kami semua hanya membuang jeroan. Tidak menyangka kami telah menyia-nyiakan makanan."
Hakim Shen menghela napas, dia juga bukan orang yang benar-benar kaya. Pernah mengalami kemiskinan, jadi sangat menghargai makanan.
cerita mu selalu ditunggu kakak, semangat😍
semangat kakak ~
semangat kakak