Bijaklah dalam membaca!!
Firo, seorang pria malang yang dianggap gila. Salah satu keluarganya sengaja mengasingkan Firo dan mencampurkan ganja di makanannya sejak kecil. Dia sanggup bertahan hingga dewasa demi mengungkap siapa pelaku pembunuh ibunya.
Medina, gadis cantik yang mau menikah dengannya, menemani Firo mengungkap misteri yang tersimpan rapat di keluarganya.
Balas dendam, pembunuhan dan keikhlasan mengiringi perjalanan pernikahan mereka yang penuh dengan cinta dan tangisan.
Akankah mereka berakhir bahagia? Atau akan berakhir menyedihkan?
Simak kisahnya disini.
follow Ig author: @afsheen_yanyan
Cerita ini di bumbui adegan romantis, balas dendam dan juga pembunuhan.
Terimakasih sudah membaca novelku
jangan lupa tinggalkan like dan komentarnya.
Salam hangat_Afsheen.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Afsheen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makan Malam
Cahaya lampu gemerlap terlihat dari depan kamarnya. Rupanya acara sudah di mulai. Setelah selesai berdandan, Medina lalu berjalan beriringan dengan Firo. Firo dengan hangat menggenggam tangan Medina, mereka tampak begitu serasi. Mereka berjalan menuju taman tengah persis di belakang rumah utama.
Kamar mereka memang letaknya jauh dan terpisah dari rumah utama. Rumah Tuan Bram sangat luas, rumah itu memiliki tiga taman yang masing-masing sangat luas.
Taman dekat kamar mereka adalah taman belakang. Dan satu lagi adalah taman samping yang terhalang oleh pagar yang sangat besar. Siapapun di rumah itu di larang masuk ke taman samping kecuali Tuan Bram sendiri. Taman belakang dan taman tengah di pisahkan oleh kolam renang dan Kamar Firo letaknya paling ujung di halaman rumah itu.
Firo pernah bilang ke Medina kalau dia harus merahasiakan keberadaan ruang bawah tanah kepada siapapun. Nenek Firo yang sengaja mewariskan langsung kepada Firo, Ketika tahu cucunya di pasung di kamar rumah utama, Nenek Firo tidak tega dan memberikan ide kepada Tuan Bram agar cucunya lebih baik di pisahkan di kamar itu. Bahkan Tuan Bram sendiri tidak mengetahuinya kalau di kamar Firo terdapat ruang bawah tanah.
***
Beberapa pasang mata melihat kearah mereka, Medina berjalan bergandengan dengan Firo yang tampak sangat tampan menggunakan tuxedo warna hitam.
Kalau dia tidak dinyatakan gila, sudah jelas Firo adalah pria idaman wanita, dengan wajah tampan ala oppa korea, Tubuh tinggi tegap nya ditambah dengan bibir yang berwarna merah alami sudah jelas wanita manapun pasti tergila-gila kepadanya. Mereka begitu serasi diantara mereka ada sorot mata yang tidak menyukainya.
"Selamat datang sayang, aku pikir kalian tidak akan datang malam ini" Nyonya Stella berlagak sok baik kepada Medina.
Medina hanya tersenyum menanggapinya.
"Bagaimana kabarmu Firo? Sudah lama kamu tidak pernah ikut berkumpul, ah kamu hebat sekali bisa merubah Firo secepat itu," kelakar Nyonya Stella menyenggol tangan Medina.
Mereka tahu Nyonya Stella hanya ber basa-basi busuk.
Firo tidak menanggapi apapun, Dia hanya diam di samping Medina.
"Mommy mau kebelakang dulu, kalian duduk saja dulu ya sayang"
Nyonya Stella lalu meninggalkannya. Medina mengetahui Kalau Firo tampak tidak nyaman berada di sini.
Suasana malam itu seperti pesta makan di tengah taman. Dengan pemandangan bertaburan bintang Tuan Bram juga mendatangkan grup musik orkestra untuk keluarganya. Semua keluarga berkumpul bahkan para pelayan yang di rumah itu ikut meramaikannya.
Shaka mendatangi mereka.
"Selamat malam nona, Kamu begitu cantik malam ini, beruntung sekali Firo memilikimu"
Firo menatap tajam ke arah Shaka.
"Terima kasih Shaka," ucap Medina tersenyum.
"Sepertinya aku harus menemui Tuan Bram dulu," ucap Medina meninggalkan mereka berdua, "Aku tinggalkan kalian berdua ya."
Shaka mendekati Firo ketika Medina sudah tidak ada disebelahnya.
"Aku sebenarnya tahu kalau kamu hanya pura-pura gila" Bisik Shaka ke telinga Firo.
Kemudian Firo menarik tangan Shaka agar menjauh.
"Aku senang kamu bisa ikut berkumpul di sini" Shaka berbicara kepada Firo.
"Sebaiknya kamu tidak usah merayu istriku" Firo berkata tegas.
Mereka lalu berjalan menjauhi pesta, Berbicara terpisah agak jauh dari tempat acara.
"Tenanglah Firo, jangan terlalu emosi aku tidak akan merebutnya darimu, kecuali" ucap Shaka.
"Kecuali apa?" Firo menarik kerah baju Shaka.
"Kecuali kalau dia sendiri yang melepasmu," sahut Shaka menarik kembali bajunya.
"Jangan macam-macam kamu!" Firo mengepalkan tangannya hendak memukul tapi di urungkan nya.
"Kamu bisa mencari wanita yang lebih cantik di luaran sana, kenapa kamu malah menyukai istriku?" tegas Firo.
"Justru itu aku tidak mengerti, kenapa seleraku selalu sama denganmu, Kamu ingat tidak ketika kita kecil dulu, tiap kali aku punya mainan bahkan kamu ingin memilikinya, sebaliknya juga begitu,"
Firo mengingat-ingat kembali masa kecilnya. Dia sangat benci kepada Shaka karena saat dia sedang depresi berat membutuhkannya dia malah pergi meninggalkannya di luar negri. Saat Firo kecil tau dia tak berhenti menangis beberapa hari ketika tahu Shaka tidak bisa main lagi bersamanya.
"Ahh... lupakan saja masa kecilku denganmu, Anggap saja itu tidak pernah ada!" seru iro marah.
"Aku tahu kamu sangat marah denganku karena aku tiba-tiba pergi," timpal Shaka, "Maafkan aku, sebenarnya itu bukan Mau ku" tambahnya.
Sebenarnya Shaka juga sangat terpukul ketika dirinya mengetahui dia dipisahkan dengan Firo. Shaka kecil memberontak tidak mau, tapi apa daya sekuat apapun dia menolak tetap saja Nyonya Stella mengirimnya ke luar negri.
"Terserah kamu! Aku camkan sekali lagi denganmu, jauhi istriku" Firo mendorong tubuh Shaka. meninggalkannya. Sementara Shaka hanya terdiam mengingat-ingat kembali masa kecilnya bersama Firo.
"Aku tidak pernah melupakannya Firo" Batin Shaka.
Sementara itu,
Bug,
Bahu Medina bersenggolan dengan seorang lelaki ketika akan menemui Tuan Bram.
"Ah..maaf.. tu... " Belum sempat Medina melanjutkan perkataannya dia malah terkaget dengan pria di depannya.
"Bukannya kamu Sony? Kenapa kamu ada di sini?" tanya Medina terlihat tidak suka.
"Selamat malam Nona muda, senang bertemu denganmu di sini," ucap lelaki bernama Sony yang pernah memacari adiknya.
Sony tersenyum penuh arti ke arah Medina.
udh doong..kesian medinaa