Yan Chen ,Penguasa dewa tertinggi merasa hidupnya sudah mencapai akhir, ia kemudian memberikan kekuasaannya kepada muridnya yang paling ia percaya ,Ling Yan ,setelah itu ia berwasiat kepada muridnya untuk tidak membuka segel iblis di gunung Immortal.
Sang murid yang sudah mendapatkan amanat itu mematuhinya dan mengantarkan sang master untuk terakhir kalinya ,sebelum kematiannya ,Yan Chen memberi nasihat untuk muridnya agar ia tidak si makamkan melainkan di baringkan di atas ujung dunia dewa.
Sang murid juga mematuhinya dan setelah kematiannya, secara tidak terduga segel iblis di gunung Immortal terbuka ,hal itu karena desakan dari beberapa murid Junior lain di bawahnya dan akhirnya karena segel telah terbuka ,alam Dewa menjadi kacau dan Ling Yan orang pertama yang menjadi korban dari kekacauan itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon erik riswana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 34 He Yuner secara tidak langsung menjadi istrinya
He Jingdiu menoleh ke arah pemuda yang tampan itu dengan tatapan penasaran ,ia berfikir tentang latar belakang Yan Chen yang sangat kuat dan misterius, lalu mengingat tentang putrinya yang tampak langsung akrab dengan pemuda di dekatnya itu.
" apakah sudah selesai tuan He ?"
" sudah tuan muda, masalah tentang permintaan pembelian kawasan Yancheng bisa saya lakukan , tapi .." Mata He Jingdiu menatap putrinya dengan ragu.
" tapi apa tuan He ,apakah ada masalah..?"
" umhh ... bagaimana dengan putriku, tampaknya tuan muda menyukainya ,walaupun ada kecacatan fisik yang tidak bisa tumbuh tinggi ,tapi putriku pandai memasak "
" oh aku mengerti tuan He ,memang aku tertarik dengan nona Yuner, dia memang pandai memasak dan itu sangat terbantu, kalau bisa saya mau mengajaknya pergi ke berbagai wilayah..." kata Yan Chen, ia berfikir dengan mengajak muridnya yang pemalu dan jujur itu bisa meringankan berbagai macam masalah ,seperti makanan dan juga teman bicara.
" tuan muda memang sangat baik , oke akan saya atur sesuatu untuk tuan muda dan putriku " He Jingdiu tanpa berkata banyak ,langsung pergi meninggalkan mereka berdua, sedangkan Bai Nu sudah kembali ke kediaman Guild pedang teratai di tengah kota.
Yan Chen merasa bingung, namun ia hanya bisa mengangguk dan kembali fokus membahas rencana perjalanan untuk mengunjungi situs istana Yan hantu di dekat gunung tertinggi negara Shuijin.
" master ,aku merasa ...aku hidup sekarang sepertinya akan berubah "
" maksudnya..?"
" ya ,berubah lebih baik, ayah secara tidak langsung memberikan Yuner pada master, dan ayah pasti akan mengambil surat merah untuk kita berdua " ucapnya dengan wajah merah padam.
" surat merah...?"
" itu, kartu pernikahan, dan secara cepat aku dan master menjadi satu keluarga, tapi kalau master tidak mau ,Yuner akan menjadi pelayan master saja " katanya cepat.
" ohh aku mengerti , baiklah itu tidak apa apa , jangan khawatir, aku tidak akan menjadikan kamu budak atau pelayan ,kita berdua menjadi satu keluarga , bersama Qingyi, kita semua akan membentuk kekuatan yang sempurna di alam tianyu ini.." kata Yan Chen tersenyum lembut.ia berfikir tidak ada masalahnya untuk menjadikan He Yuner sebagai salah satu ikatan batin dirinya dan di masa depan ia pasti akan mewarisi takhta Yan kuno imperial dan membutuhkan beberapa wanita untuk melanjutkan keturunannya .
Walaupun He Yuner terlihat seperti gadis kecil yang tidak memiliki banyak penampilan untuk bersaing dengan para dewi, tapi ia sudah menyukai sejak awal pertama bertemu, dan membayangkan He Yuner menjadi salah satu pendamping dao hidupnya.
Wajahnya yang tersenyum tampak sedikit memerah , terutama matanya sekilas bisa melihat dua buah surgawi yang besar tersembunyi di balik hanfunya itu.
" uhh jangan berfikir kotor dahulu, aku harus menanamkan rasa nyaman dan tanggung jawabku bertambah satu " pikirnya dalam hati.
" Yuner ,kamu tahu tidak dengan kakak senior yang lain ?" Yan Chen menatap ke arah gadis kecil yang tampak sudah mulai terbiasa itu .
He Yuner menggelengkan kepala " tidak master, hanya saja ada tanda tanda dari kakak perempuan ketiga , Mu Renzu, aku merasa dia adalah ketua Guild teratai pedang, "
" ohh coba ceritakan..!"
" Mu Renzu, kakak perempuan ketiga ,memiliki keterampilan teknik pedang teratai hijau , dia juga memiliki teknik telekinesis sama seperti master ,kakak pertama dan aku sendiri, saat itu secara kebetulan Yuner menggunakan teknik transmisi suara saat bosan dan Yuner mendapatkan balasan dari arah kediaman ketua guild pedang teratai " katanya menghela nafas pelan, matanya yang indah terlihat berkedip kedip lucu.
" apakah master akan datang menyapanya?"
" tidak , di masa depan, mereka semua pasti akan datang sendiri, atau takdir datang mempertemukan master dan lainnya ,seperti master bertemu dengan Yuner" ujar Yan Chen menggelengkan kepala, ia tidak ingin mengganggu yang lain ,walaupun ia ingin mengumpulkan kembali kelima muridnya tapi ia percaya pada takdir bahwa akan datang masanya.
" kalau begitu, master mungkin tidak akan bisa melihat kakak perempuan ketiga lagi "
" kenapa?"
" karena kakak perempuan ketiga kemungkinan akan masuk ke istana kerajaan Shuijin dan menjadi seorang selir dari pangeran kerajaan Shuijin.."
" ohh apakah dia menerima secara sukarela atau ada unsur paksaan "
" kakak perempuan ketiga ,sebenarnya tidak menginginkan hal itu, namun karena ada perjanjian sejak kecil dengan pihak istana kerajaan Shuijin, kakak perempuan ketiga hanya bisa pasrah menerima nasib "
" kapan itu akan terjadi..?" Suara Yan Chen terdengar mulai dingin, hingga aura di sekitarnya berubah total.
" tahun depan, saat perayaan tahun baru ..!"
" masih ada waktu , baiklah terimakasih Yuner atas informasinya, sekarang prioritas utama yang harus master lakukan adalah mengunjungi istana hantu Yan , jiwaku merasa ada yang menarik untuk datang ke sana , " katanya berdiri.
Tak lama kemudian He Jingdiu kembali dengan senyum lebar di wajahnya yang tua itu ,melihat kedua pasangan yang berbicara akrab ,ia yakin bahwa pemuda yang memiliki latar belakang misterius sangat menyukai putrinya.
" tuan muda ini kartu merah, paman telah membuat ini agar di masa depan tidak ada masalah.." ucap He Jingdiu dengan senyum lebar.
" baik paman He , " Yan Chen tanpa ragu menerima kartu merah itu dan menyimpannya di cincin penyimpanan, lalu ia mengeluarkan benang merah dari sakunya ,setelah itu mengikat pergelangan tangan halus He Yuner dengan benang merah yang ada di tangannya.
" sekarang He Yuner sudah resmi menjadi bagian dalam hidupku paman, bilamana ada kejadian di masa depan, aku yang akan bertanggung jawab atas kehidupan Yuner...!"
" baik ,kalimat yang bagus, nak ,ayah bukan mau mengusirmu dari rumah, tapi ayah tidak berdaya dengan semua ini, bila ayah tidak secepatnya menikahkanmu dengan orang lain ,ayah mungkin akan langsung dipindahkan ke perbatasan dan menjadi sengsara , maafkan ayah nak , ayah terlalu egois .." Pria tua itu menundukan kepalanya ke arah He Yuner .
He Yuner dengan tangan kecilnya memegang sang ayah ,agar tidak jatuh ke lantai, " ayah ,kamu adalah selamanya ayahku , tuan muda Chen memilih Yuner karena itu keberuntungan Yuner di kehidupan ini , kami berdua pasti akan mengunjungi ayah bila waktunya tiba, " He Yuner bersujud di hadapan orang tua yang terduduk di lantai itu, lalu memeluk sang ayah dengan erat .
" terimakasih putriku karena kamu tidak dendam dengan ayah , andaikan saja ibumu ada ,mungkin dia akan bahagia " suara tua terdengar bergetar, air mata tuanya jatuh perlahan ke lantai .
" ayah sudah enam belas tahun, sekarang di mana ibu ?"
" ibumu di bawa oleh klan Liu ,ke ibukota Shuidan ,ayah hanya seorang diri tidak bisa mempertahankan ibumu "
Yan Chen yang mendengar semua itu langsung berubah wajahnya, aura membunuh yang kuat muncul.
" paman He , katakan di mana klan Liu , aku akan beri mereka pelajaran yang tidak akan mereka bisa tanggung "
He Jingdiu merasa ketakutan dengan aura yang dikeluarkan oleh pemuda di depannya itu ,ia merasa di terjang oleh ratusan juta prajurit yang gagah berani , terasa menekan dan menakutkan.
" ada di distrik Xingcheng , ibukota Shuidan..!" Jawabnya pelan .
" baik paman tunggu kabar dari ibukota, pasti akan ada yang seru " ucapnya menyeringai kejam.