NovelToon NovelToon
ARLOJI BERDARAH - Detik Waktu Saksi Bisu

ARLOJI BERDARAH - Detik Waktu Saksi Bisu

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Cinta Terlarang
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ardin Ardianto

📌 Pembuka (Disclaimer)

Cerita ini adalah karya fiksi murni. Semua tokoh, organisasi, maupun kejadian tidak berhubungan dengan dunia nyata. Perselingkuhan, konflik pribadi, dan aksi kriminal yang muncul hanya bagian dari alur cerita, bukan cerminan institusi mana pun. Gaya penulisan mengikuti tradisi novel Amerika Utara yang penuh drama dan konflik berlapis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ardin Ardianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Masalah pribadi Rom dan Elesa

Sore telah menyelimuti halaman militarium, matahari lenyap di balik bukit-bukit gelap. Udara dingin mulai menyusup, membawa hembusan angin yang membaur dengan aroma tanah basah. Di dekat pintu gerbang, keributan meletus, tepat di sisi mobil hitam Elesa. Elesa dan Marckno memaksa Rom masuk ke dalam kendaraan, sementara Rom memberontak liar, berusaha lepas dari cengkraman Marckno dan tim keamanan. Elesa berjalan di belakang, langkahnya tegas.

Kekesalan Rom terhadap Rexa membuatnya hilang kendali. Dia berteriak meminta dilepaskan, tapi tak satu pun yang peduli. Marckno memegang kedua tangan Rom dari belakang. Salah satu anggota tim membuka pintu mobil Elesa, dan Marckno mendorong tubuh Rom ke kursi penumpang depan.

"Woi Marckno [bajingan], masalah gue ama Rexa belum selesai [bangsat]!" seru Rom saat di dalam mobil, sambil mendorong pintu yang Marckno coba tutup.

Marckno mendekat, siap menjawab, tapi Elesa menyerobot lebih dulu. Wajahnya mendekati Rom, "Kamu yang [bajingan]...... Lakonmu kayak binatang Rom, Rexa biarkan dia pergi, kau pulang bersamaku." Ucapnya sambil memegang kerah Rom.

Brakk—Elesa menutup pintu mobil dengan hentakan keras. Dia memutar badan menghadap Marckno.

Elesa berbicara pada Marckno sambil menyilangkan lengan di dada. "Biar ku bawa pulang aja dia pak, kamu ga perlu khawatir." Tubuhnya maju selangkah, memaksa Marckno mundur.

Marckno menggelengkan kepala tajam, lengannya meraih bahu Elesa. "Aku khawatir, kau wanita El, kau...." Pandangannya melesat ke Rom di dalam mobil.

Elesa menyikut lengan Marckno dengan gerak kilat. "Tidak apa-apa, aku juga masih punya dendam pada Rom." Bibirnya mengeras.

Marckno mengerutkan alis dalam, tubuhnya bergeser menghadang jalur Elesa. "Dendam, masalah militarium makin panas karena dendam." Lengannya terentang sedikit.

Elesa menampar bahu Marckno dengan telapak terbuka. "Dendam yang manis pak, tidak perlu anda pikirkan." Kakinya berpijak tegas.

Marckno mengembus napas kasar, lengannya jatuh ke samping. "Aku tidak paham." Matanya menyipit.

Elesa tertawa singkat, sambil berputar cepat ke pintu sopir. "Kamu ga perlu paham, aku pamit." Tangannya menyambar gagang pintu.

Elesa melompat masuk mobil, mengacuhkan Rom di kursi depan. Mesin meraung saat kunci diputar kasar, roda berputar liar meninggalkan jejak debu di aspal militarium.

Selama perjalanan, Rom terus menggerutu sambil meninju dashboard berulang. Elesa tak bergeming, tangannya mencengkeram kemudi, akselerator ditekan dalam-dalam untuk melesat melewati tikungan gelap.

Rom menurunkan nada saat mobil melambat. "Bukankah ini jalan ke rumahmu?" Lengannya meraih dasbor.

Elesa diam seribu bahasa, tapi tangannya memutar kemudi dengan presisi.

Rom condong lebih dekat. "Ell, apa benar ini jalan ke rumahmu?" Tinjunya mengepal di udara.

Elesa menggenggam kemudi dengan otot menegang. Di dekat rumah beton minimalis berwarna putih pudar, Elesa bermanuver tajam, membanting stir ke kiri, ban mengerem kasar di kerikil halaman hingga mobil berhenti tepat di depan pintu garasi. "Tak sebagus rumahmu, namun bisa untuk kita berdua malam ini." Tangannya langsung menarik kunci, mematikan mesin.

Rom berpaling cepat. "Kita berdua? Malam ini? Bersama di rumahmu?" Lengannya meraih pegangan.

Elesa menggeleng tajam sambil menyentak pintu mobil terbuka. "Diamlah, ayo ikut aku masuk." Kakinya melangkah keluar dulu, menarik lengan Rom dengan cengkeraman besi.

Elesa dan Rom memasuki rumah Elesa, pintu ditendang tutup dari belakang oleh kaki Elesa. Rom menghantamkan diri ke kursi meja ruang tamu. "Air-rium menjengkelkan, aku merasa mereka justru menunggu video vulgar dari musuh rilis, Air-rium menganggap itu tontonan bagus."

Elesa menyodorkan kopi ke Rom, tangannya melempar cangkir ke meja.

Rom menyambar cangkir kopi. "Menurutmu bagaimana El, mereka juga musuh kita jika mereka seperti membiarkan musuh terus merilis season berikutnya, mulai dari video, lanjut KTP, besok apa, data bank?" Jarinya menekan meja.

Rom mengunci mata Elesa yang bungkam. "Ell bagaimana jika kita ke Air-rium lagi. Kita tidak bisa menunggu lebih lama." Tinjunya mengepal di sisi.

Elesa melangkah maju kilat sambil menekan bahu Rom ke bawah. "Kau terlalu banyak bicara kak."

Rom menyikut tangan Elesa balik. "Kamu yang terlalu diam Ell, aku hanya mengatakan yang sebenarnya." Bibirnya mengeras.

Elesa mencengkeram pipi Rom dengan jari-jari kencang, wajahnya maju cepat. "Air-rium sudah bukan lagi solusi kak, dulu kita butuh Air-rium karena musuh punya heli, sekarang masalah beda lagi, masalah sekarang ada di dalam internet, jadi Air-rium mau kamu tuntut apa lagi?" Cengkeramannya mengencang.

Rom menyapu pipinya kasar. "Tapi coba aja Air-rium ikut misi penangkapan, pasti tidak ada musuh yang lolos, dan dipastikan tidak ada musuh yang menyebar data pribadi lagi." Lengannya mendorong bahu Elesa.

Elesa mencengkeram Rom lagi lebih kuat, wajahnya hampir menempel, menatap geram. "Itukan dulu, tidak ada gunanya lagi kita membahas hal yang sudah berlalu, lebih baik fokus saat ini, bagaimana menangani kebocoran data di internet sekaligus menangkap mereka." Tangannya menyentak kerah Rom.

Rom mengangguk pelan, tubuhnya rileks setelah sentakan Elesa. Matanya menatap Elesa yang melepaskan cengkeraman, ruangan tetap tegang dari perdebatan sebelumnya.

Elesa mundur selangkah. "Rom maksudku kak, kamu di militarium terlalu brutal tadi. Aku jadi bingung mau kamu apa." Suaranya lembut tapi tegas, seperti peringatan rekan tempur.

Elesa menyalakan televisi di dinding ruang tamu, remote diklik cepat. Layar menyala dengan cahaya biru, mengisi keheningan rumah minimalis.

Rom membuka mulut. "Aku...." Kata-katanya terpotong, tangannya menyentuh kerah yang baru disentak.

Elesa menggelengkan kepala. "Aku benci orang keras kepala seperti mu." Ia berjalan ke dapur kecil, suara langkahnya ringan di lantai kayu.

Rom menghela napas. "Aku cuma kesal aja, mereka kayaknya budeg." Tubuhnya condong ke depan, siku bertumpu di lutut.

Elesa kembali, duduk di sebelah Rom sambil menaruh cemilan di meja. "Bukan berarti kamu boleh emosi dan pakai kekerasan, kamu tentara, harusnya saat pelatihan mentor sudah mengajari mu." Tangannya mendorong mangkuk ke arah Rom.

Rom mengambil cemilan. "Kurasa kamu benar." Suaranya menurun, seperti menerima kekalahan kecil.

Elesa condong lebih dekat. "Berjanjilah kamu tak akan seperti itu lagi mulai hari ini." Matanya mengunci Rom, menunggu jawaban.

Televisi menampilkan film Amerika, adegan aksi meledak di layar. Sponsor jam tangan muncul di sudut, Rom melirik arlojinya sendiri, jarum bergerak pelan di pergelangan tangan.

1
Suzy❤️Koko
Makin penasaran nih!
Ardin Ardianto: "Semoga segera terobati penasaranmu! Bab berikutnya akan segera hadir. Kami akan sangat menghargai bantuan Anda dengan saran dan masukan Anda untuk membuat cerita ini semakin menarik."
total 1 replies
Daisy
Aku jadi nggak sabar pengen baca kelanjutannya! 🤩
Ardin Ardianto: Terima kasih atas kesabaran Anda. Bab berikutnya akan segera tayang dengan konten yang lebih menarik
total 1 replies
foxy_gamer156
Tidak sabar untuk sekuelnya!
Ardin Ardianto: "Terima kasih atas antusiasme dan kesabaran Anda! Kami sangat menghargai dukungan Anda dan senang mendengar pendapat Anda. Kami menerima masukan dan saran Anda untuk membantu kami meningkatkan kualitas konten kami. Silakan berbagi pendapat Anda tentang apa yang ingin Anda lihat di bab berikutnya!"
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!