NovelToon NovelToon
Two Promises

Two Promises

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa / Slice of Life
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Penulis Anonim

Minamoto Haruki adalah seorang pemuda yang hancur. Kebahagiaan dan kehidupannya porak-poranda ketika kekasihnya, Yoshimoto Sakura, tewas dalam sebuah kecelakaan tragis. Diliputi penyesalan dan keputusasaan, Haruki hanya bisa berharap bisa kembali ke masa lalu dan mengubah takdir kelam itu.

Ajaibnya, harapan Haruki terkabul. Ia terbangun dan menemukan dirinya kembali ke masa lalu, tepat satu tahun sebelum tragedi terjadi. Di sinilah, di hari pertamanya di tahun ketiga SMA, ia bertemu kembali dengan Sakura yang masih hidup dan ceria, serta temannya yang protektif, Yoshida Hana.

Dengan kesempatan kedua di tangannya, Haruki bersumpah akan melindungi Sakura dan mengubah masa depan mereka. Namun, ia segera menyadari bahwa mengubah takdir tidak semudah yang ia bayangkan. Ada detail-detail kecil yang berbeda, interaksi yang tak sama, dan rahasia yang belum terungkap.

Ikuti kisahnya di "Two Promise"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Penulis Anonim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

(Part 2) Ch.33 - Kegiatan pertama: Bermain di Pantai

[3 Agustus — 2015]

[•] Penginapan, Shizuoka

*POV Megumi

Setelah sampai di penginapan, kami bertemu dengan Pak Manabe, pemilik penginapan tersebut.

Dia merupakan orang yang baik. Bahkan, kami diantar ke kamar kami masing-masing.

Kamarku dan perempuan yang lainnya berada di lantai 2 yang langsung menghadap ke laut, saat melihat ke jendela.

Bukan hanya kamar kami saja yang seperti itu. Haruki juga. Meskipun dia berada di kamar sendirian.

Setelah merapikan barang-barang. Kami semua turun ke lantai bawah untuk pergi menemui pemilik penginapan.

|Lantai 1|

"Pak Manabe, terima kasih karena sudah mengantarkan kami ke kamar kami."

Sakura membungkukkan badannya, berterima kasih kepada pemilik penginapan.

"Tidak perlu berterima kasih, Sakura. Lagi pula ayahmu sudah membantuku dan istriku."

Aku sudah mempertanyakan ini sejak lama dalam pikiranku. Memangnya apa yang telah dilakukan oleh Ayah Sakura sehingga Pak Manabe berhutang budi padanya?

Di saat aku mencoba bertanya. Haruki terlebih dahulu maju ke depan dan bertanya.

"Pak Manabe... Bolehkah saya bertanya?"

"Boleh, Minamoto-kun."

"Memangnya apa yang telah membuat anda berhutang budi terhadap ayah Yoshimoto?"

Pak Manabe tersenyum tipis, lalu sedikit tertawa.

"Pak Yoshimoto telah membantu persalinan istriku 10 tahun yang lalu."

Haruki mengangguk kecil. "Oh, begitu ya."

Pak Manabe menoleh menatap Sakura dan Akari. "Maaf ya, Sakura, Akari... Pada saat itu aku tidak sempat datang ke—"

"Jangan bicarakan lagi hal itu, Paman Manabe. Aku dan Akari masih belum memberitahu mereka bertiga tentang hal itu."

Sakura memotong perkataan Pak Manabe. Pak Manabe hanya diam dan menurut.

Memangnya Pak Manabe tidak sempat datang ke apa?

Saat melihat Sakura, dia menundukkan kepalanya. Tangannya bergetar, tatapan matanya penuh ketakutan, napasnya pun tak teratur.

Apakah hal itu telah membuatnya trauma atau semacamnya?

Akari menggenggam tangan Sakura, sambil tersenyum pahit.

"Sudahlah Kakak... Jangan takut lagi. Pak Manabe juga sudah menurut."

Setelah mendengar perkataan Akari. Sakura kembali mengangkat kepalanya dan mengatur napasnya.

"Terima kasih, Akari."

Haruki dan aku saling pandang sebentar sebelum kembali melihat Sakura dan Akari. Sepertinya dia memikirkan hal yang sama denganku.

Prok!

Yoshida-san tiba-tiba menepuk tangannya. Suara tepukannya memecah suasana tegang ini. Sambil tersenyum lebar, Yoshida-san berseru.

"Duh... Kok tegang begini sih situasinya. Lebih baik sekarang kita ke pantai!"

Tak lama kemudian, Akari tertawa lepas setelah Yoshida-san berseru seperti itu.

"Kak Hana... Terima kasih ya."

Yoshida-san membalas senyumnya. "Sama-sama, Akari."

Setelah itu, kami mulai berganti pakaian kami dengan baju renang. Setelah berganti, kami pergi ke pantai dengan berjalan kaki.

* * *

Laut membentang luas di hadapanku. Terik matahari menyengat kulitku. Deru lautan bagaikan musik di telingaku.

Sambil menggunakan kacamata hitam, aku membawa tikar dan payung pantai dengan tangan kiriku. Sementara tangan kananku membawa sebotol jus jeruk.

Aku mengenakan pakaian renang berwarna biru di balik jaketku. Sementara Sakura, Yoshida-san, dan Akari mengenakan pakaian renang berwarna pink, hijau, dan kuning.

Di sisi lain, Haruki yang bertelanjang dada, hanya mengenakan celana renang berwarna hitam.

Saat ini kami sedang berada di Pantai Miho. Salah satu pantai yang cukup ramai dikunjungi di Shizuoka. Terutama pada saat liburan musim panas ini.

Banyak sekali orang yang berkunjung di pantai ini. Mulai dari orang lokal, hingga turis dari luar negara.

Akari berlari ke depan, lalu berhenti dan membentangkan kedua tangannya sambil berteriak.

"Laut!"

Sakura tertawa kecil, sementara Haruki dan Yoshida-san hanya tersenyum melihat tingkah laku Akari.

Selagi mereka melihat tingkah lucu Akari, aku mencari tempat yang pas untuk menggelar tikar lalu menancapkan payung ke dalam pasir.

Setelah semuanya siap, aku langsung duduk berteduh dan bersantai di bawah payung.

"Ah... Nikmatnya."

Mendengar suaraku, Haruki berbalik dan bertanya.

"Kenapa kau tidak ke air, Megumi?"

"Kau duluan, Haruki. Aku nanti saja."

Haruki mengangguk, lalu berbalik kembali dan berjalan ke arah Sakura. Tak lama kemudian, Akari berlari menghampiriku.

Akari menempatkan kedua tangannya di pinggang. Kemudian dia sedikit membungkuk, lalu bertanya padaku.

"Kau tidak berenang, Kak Megumi?"

"Aku nanti, Akari."

Dengan cepat Akari memegang lengan kananku dan menariknya. Aku berusaha menarik lenganku darinya.

"Aku nanti saja Akari."

Akari semakin kuat menarik lenganku. "Pokoknya harus sekarang! Kan kita yang merencanakan liburan ini, Kak Megumi."

"Sebelum itu lepaskan dulu lenganku, Akari!"

Akari menurut dan melepaskan genggamannya dari lenganku.

"Dengar ya, Akari... Aku lebih suka bersantai di tepi pantai sambil berteduh di bawah payung. Jadi, berenang aku letakkan di nomor 2 kesukaanku saat berada di pantai."

"Hmph!"

Akari memalingkan wajahnya sambil tidak senang. Namun matanya tetap melirik ke arahku.

Aku tahu maksudmu Akari. Tetapi aku tidak akan terjebak kali ini.

"Akari, ayo cepat ke sini!"

Sakura memanggil dari kejauhan. Akari menoleh ke arahku.

"Pergi saja ke sana, Akari."

Dia menatapku dengan tajam sebelum berlari ke tempat Sakura.

Mereka berempat bermain dengan air di pinggir laut sambil tertawa. Lihatlah betapa senangnya mereka berempat.

Beruntunglah aku tidak pergi berdua dengan Akari. Kalau sampai itu terjadi... Aku tak bisa membayangkan seperti apa dampaknya pada diriku.

Tetapi... Kalau dilihat-lihat, senyum Sakura telah kembali. Setelah yang terjadi di penginapan itu...

"Kira-kira apa yang ditakutkan oleh Sakura pada saat itu ya?"

* * *

•Beberapa menit kemudian...

Ketika aku sedang berbaring di tikar. Haruki menghampiriku dengan badan dan celananya yang basah.

"Megumi. Kau serius tidak ingin berenang?"

"Tidak, Haruki. Mungkin nanti saja kalau aku ingin."

Haruki menghela napasnya dengan sengaja. Kemudian dia berbaring di sampingku di atas tikar yang aku gelar. Dia kembali menghela napas saat berbaring di sampingku.

"Kenapa, Haruki?"

"Tidak, aku hanya ingin berbaring saja."

Aku melirik ke arahnya. Melihat tatapannya, sepertinya dia sedang memikirkan sesuatu.

"Kau sedang memikirkan apa, Haruki?"

"Aku tidak berpikir apa-apa... Megumi."

Dia berbohong. Sudah pasti dia sedang memikirkan sesuatu, tapi aku tak tahu pasti apa yang sedang dia pikirkan.

"Nee, Haruki."

"Ada apa, Megumi?"

"Kapan kau akan menyatakan perasaanmu kepada Yoshimoto-san?"

"Kenapa kau bertanya seperti itu, Megumi?"

"Aku hanya ingin tahu saja... Haruki."

Haruki terdiam. Beberapa saat kemudian, dia menjawab pertanyaanku.

"Aku masih memikirkannya, Megumi."

Kenapa kau tidak langsung menjawabnya dengan jujur, Haruki? Apakah itu karena kau sedang berbicara padaku?

"Nee, Haruki."

"Hm?"

"Bolehkah aku membantumu?"

"Membantu apa?"

"Menentukan waktumu untuk menembak Yoshimoto-san."

"Tidak perlu, Megumi."

"Oh, begitu ya."

Nee, Haruki... Apa kau yakin kalau kau bisa menyelamatkan Sakura?

Pertanyaan itu selalu terlintas di pikiranku saat aku sedang melihatmu dan Sakura.

Aku ingin kau tahu, kalau aku juga berasal dari masa depan yang sama denganmu. Namun sekarang bukanlah saat yang tepat untuk mengatakannya padamu.

Aku harap... Saat di mana aku mengatakannya padamu, akan datang.

* * *

Setelah puas bermain-main di pantai, Akari mengajak kami semua untuk kembali ke penginapan.

[•] Penginapan

"Pak Manabe! Kami kembali!"

Akari berteriak di depan pintu penginapan. Pak Manabe keluar setelah mendengar teriakan Akari.

"Selamat datang kembali, anak-anak."

Tanpa sepatah kata pun, Akari langsung masuk ke dalam penginapan. Setelah itu, Sakura dan yang lainnya pergi menyusul.

Sementara aku tetap berada di sini. Itu karena ada hal yang ingin aku bicarakan kepada pemilik penginapan ini.

"Kamihara-kun, kamu tidak ikut ke dalam?"

"Manabe-san, bolehkah aku bertanya kepadamu."

Pak Manabe yang tadinya ingin kembali ke dalam, berbalik kembali setelah mendengar permintaanku.

"Kau ingin bertanya apa, Kamihara-kun?"

"Apa yang sebenarnya ingin anda katakan waktu itu... Manabe-san?"

Bersambung....

1
Azαzel
mampir juga thor😁
Roxanne MA
okay next thor bab berikutnya aku penasran sma next chapter
Reaz
ayo mampir juga/Coffee/
Lounyx
semangat Thor/Hammer/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!