NovelToon NovelToon
Lihat Aku!

Lihat Aku!

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Arbai

Berpisah selama tiga tahun, berjumpa kembali dengan kondisi yang tambah menyakiti hati Askana Arga. Bagaimana tidak, saat kembali berjumpa dengan pujaan hati Pricilla Anima dia tak sendiri lagi tapi bersama balita dan memanggil dengan sebutan *mama*.

Apakah itu anak Pricilla atau bukan, yuk ikuti kisah mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arbai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

Rumah utama.

Wajah Ibu Auris memerah berusaha menahan emosinya saat tahu masalah rumah tangga anaknya, ia baru saja mengetahuinya lewat suaminya yang mendapat laporan dari ajudan yang berkunjung ke Penthouse Arga siang tadi.

Arga baru saja keluar dari mobilnya dan bergegas masuk ke rumah, tanpa menunggu di bukakan pintu, ia menyelonong masuk.

Sedikit berlari mengitari semua sudut rumah, tapi orang ia cari belum kelihatan.

"Kau mencari Ricill?" tanya Ibunya yang tiba tiba ada di belakang nya.

"Eeeh, iya aku ingin menjemputnya pulang" Arga sedikit terjingkat melihat keberadaan ibunya yang tiba-tiba.

"Siapa wanita yang kau temani di supermarket?" Ibu Auris mode menyidang

"Bukan siapa siapa, Rischa hanya kebetulan menyapaku dan kebetulan tujuan kami sama ke supermarket" menjelaskan cepat, karena tatapan ibunya sedari tadi menyelidik.

"Sudah menjelaskan ke Ricill?" tanya Ibunya lagi.

"Gimana caranya menjelaskan, ia pergi begitu saja" Arga mulai melihat wajah ibunya seperti akan menelan nya hidup hidup.

"Apa salahnya hingga kau membentak nya sekeras itu, bahkan Ayahmu tidak pernah meninggikan suaranya ke ibu" ujar ibu Auris dengan tatapan kecewa.

"Apa Ricill mengaduh ke ibu?" kata Arga menunduk, malu menatap wajah ibunya.

"Tidak, ajudan yang melaporkan ke Ayahmu, saat mengantar berkas ke Penthouse dan mendengarkan suara lantang mu" masih menatap dengan penuh kekecewaan.

"Bahkan kau meninggalkannya seorang diri " Imbuhnya

Arga tetap bungkam tidak memberi pembelaan.

"Harusnya kau sebagai pemberi tawaran pernikahan, tidak kecewa berlebihan ketika Ricill memutuskan untuk menunda kehamilan nya, akupun jika jadi Ricill akan melakukan hal sama, siapa yang mau berkorban terlalu jauh tapi tidak di beri cinta"

Arga mendongak menatap ibunya, ia sangat tersinggung dengan kata terakhir ibunya lontarkan.

"Aku mencintainya ibu, ibu pasti lebih tahu itu" Arga mencoba buka suara.

"Cinta yang tak pernah kau sampaikan ke pemiliknya, siapa yang bisa meraba hatimu" skak ibunya.

"Dimana Ricill bu, aku ingin mengatakan ke dirinya langsung bahwa aku mencintainya" Arga memegang kedua tangan ibunya, dan memohon agar di pertemukan dengan Ricill.

"Ricill dan Amoy pergi meninggalkan rumah ini" ucapan ibu Auris membuat Arga lunglai.

"Berusahalah, ibu tidak bisa membantu" ucapnya meninggalkan anaknya yang terduduk di lantai dengan lunglai.

Auris selalu mengetahui pergerakan Arga dimana dan kapan pun, bahkan rencana Ricill kabur, ia juga tahu. Tapi membiarkan Ricill menuruti hatinya agar emosinya keluar, Auris sendiri yang akan menjemput Ricill esok, tanpa sepengetahuan Arga tentunya.

"Arga." Ayah Ferdinand datang mengusap bahu anaknya.

"Ayah, maafkan aku." Berdiri memeluk Ayahnya erat.

"Kita bicara di ruang kerja" ujar Ayah Ferdinand.

Arga mengangguk melepas pelukannya dan mengikuti langkah Ayahnya.

Di dalam ruang kerja.

"Arga, Ayah tahu kamu terbawa emosi, tapi jika ada sesuatu yang membuat mu kecewa ke istrimu atau siapapun itu, bicarakan baik baik jangan langsung meledak. Itu bukan solusi yang baik, justru bisa memperkeruh suasana" nasehat Ayah Ferdinand kepada anaknya.

"Ayah, apakah Ricill mau kembali padaku" Arga mulai takut dan menangis.

"Jangan menangis, Ricill akan kembali" mengusap air mata anaknya.

"Ta-pi, aku mem-bentak-nya dengan ke-ras" ucapnya dengan suara bergetar.

Ayah Ferdinand berusaha tidak ikut meneteskan air matanya, ini ketiga kalinya Arga menangis di depannya. Ayah Ferdinand teringat dulu masa Arga ingin masuk universitas yang bukan rekomendasi darinya, pertama kali Arga menentang Ayahnya dengan berurai airmata, Arga tetap ingin masuk universitas sesuai keinginannya bukan rekomendasi Ayahnya, setelah di selidiki ternyata Arga tidak ingin berbeda kampus dengan Ricill dan waktu itu Ricill masih posisi berduka.

"Tolong Ayah kasihan temanku itu, dia baru ditinggalkan kedua orang tuanya, aku ingin menemani masa masa sulitnya" .

"Biarkan aku tinggal di kos itu Ayah, aku bisa beradaptasi di lingkungan itu"

Kata permohonan Arga kembali terngiang-ngiang di pikiran Ayah Ferdinand, dan yang paling menyesakkan dada saat tiga tahun lalu Arga kembali ke rumah utama tanpa memberi kabar.

"Ayah aku mencintai Ricill, tapi dia tidak mencintai ku".

"Ayah dia sudah mempunyai kekasih, lalu aku harus bagaimana sekarang".

"Ayah aku mencintainya".

"Ayah apakah Ricill tak bisa melihat sebesar apa aku mencintainya, aku ingin sekali berteriak kepadanya, untuk melihatku hanya LIHAT AKU!"

"Ayah, ibu tolong Arga, Ini terlalu menyesakkan"

Ucapan ucapan Arga kembali bermunculan di kepala Ayah Ferdinand.

"Ay-ah, aku mencintai istriku, tolong bicara ke ibu agar mengembalikan Ricill padaku." Arga berlutut memohon di depan Ayahnya dengan berurai air mata.

"Jangan seperti ini, bangunlah" mengangkat tubuh anaknya agar berdiri.

"Bantu Arga Ayah" memohon lagi

"Iya nak, Ayah akan membantumu"

"Terimakasih Ayah" Arga memeluk erat Ayahnya.

Ayah Ferdinand tidak menjawab lagi karena ketegasan ibu Auris susah terbantahkan tapi ia akan berusaha berbicara nanti.

******

Sementara Ricill kebingungan melihat taksi yang ia tumpangi berhenti di sebuah perumahan.

"Pak, saya pesan taksi tadi menuju stasiun, kenapa kesini?" tanya Ricill heran.

"Maaf nona ini sudah sesuai lokasi yang anda pesan" kata supir taksi itu.

"Kok bisa?" Ricill segera memeriksa ponselnya tapi ternyata ponselnya mati total.

"Bapak tidak salah bacakan?" Ricill kembali bertanya memastikan bahwa ia tak salah pesan tempat tujuan.

"Tidak nona, coba nona lihat lewat ponsel saya " supir itu menyerahkan ponselnya dan Ricill kaget ternyata supir itu tak salah, ia yang salah.

"Maaf pak, yasudah saya minta tolong antar ke stasiun sekarang, nanti saya bayar lebih" tawar Ricill.

"Maaf juga nona saya ada orderan setelah ini" tolak supir itu.

"Hmmm, jadi bagaimana dengan saya pak, mau pesan taksi, ponsel saya mati" Ricill mulai risau.

"Nanti saya kabari teman saya yang tidak ada orderan, saya arahkan kesini secara offline" saran dari supir.

"Baiklah pak terimakasih" Ricill turun dari taksi itu sambil menggendong Amoy yang tertidur.

Mata Ricill berkeliling melihat sekitar, ia masih bingung kenapa ia memesan taksi online menuju perumahan seperti ini, padahal ia tak tahu tempat ini berlokasi mana, sibuk dengan pikirannya tanpa sadar ada wanita paruh baya di belakangnya.

"Atas nama nona Ricill?" tanya wanita itu

"Eeeh" Ricill terjingkat kaget hampir terjatuh jika wanita paruh baya itu tak memegangnya cepat.

"Maaf nona saya mengagetkan anda" ucap wanita paru baya itu.

"Kenapa bibi tahu nama saya?" masih mengelus ngelus dadanya, kekagetan masih menyisa di dalam sana.

"Masuk kerumah nona gak baik bicara di luar" tawar wanita yang Ricill panggil bibi.

Karena Ricill hanya menatap menyelidik tetap bergeming, wanita itu kembali mengeluarkan suara.

"Saya bukan orang jahat, cuman kasihan sama kamu, pasti capek gendong anak kecil sambil berdiri terus"

"Ayo masuk" tawarnya lagi.

"Makasih bibi, tapi saya ingin menunggu taksi" tolak Ricill.

"Waah nona ini sudah larut malam bahaya, sebaiknya masuk kerumah istirahat, lebih baik besok pagi nona perginya" saran bibi itu.

"Ta-pi" Ricill melihat sekeliling, walaupun sekitar perumahan ini terang benderang tapi sangat asing baginya.

"Masuklah nona, jangan risau saya bukan orang jahat, kasihan anak itu" menunjuk anak yang di gendong Ricill.

Ricill melihat Amoy yang terlelap tidur, ia masih ragu orang di depannya tapi ia mana tega dengan anaknya dalam kondisi seperti ini.

Ricill akhirnya setuju ikut masuk ke perumahan bersama wanita paru baya itu.

"Nona bisa memakai kamar sebelah sana" menunjukkan salah satu kamar.

"Terimakasih bibi, maaf merepotkan"

"Sama sama, selamat istirahat nona"

Ketika Ricill sudah masuk di kamar itu, bibi itu meraih ponselnya dan menelpon seseorang.

"Saya sudah berhasil membujuk nona, beliau sudah masuk ke kamar untuk istirahat" ucap bibi itu di ponselnya.

TBC

1
riniasyifa
aku mampir kak
riniasyifa
jadi Pricilla sudah punya anak
riniasyifa
seharusnya diakhiri dengan tanda baca kak.

tetap semangat kakak kita sama-sama belajar
Verawati Pamantung
ceritanya sangat bagus.. saya maraton bacanya sampai part ini😅😅
Arbai: Terimakasih kakak. Pantengin terus yaa🥰🥰
total 1 replies
Arbai
Terimakasih kakak sarannya, Insya Allah saya saya akan terapkan masukan dari kakak 🥰🥰🥰🥰
riniasyifa
paragraf ini terlalu panjang kak bisa di ringkas atau di bagi lagi kak. terus setiap akhir kalimat harus di akhiri tanda titik ya kak. mari saling dukung dan belajar bersama kak, saya juga author pemula he he
Arbai: Terimakasih kakak masukannya, saya usahain untuk merevisi nanti
total 1 replies
riniasyifa
Alur cerita sudah bagus, cuman perlu di perhatikan pengunaan tanda baca dan peletakan huruf kapital yang tepat saja./Good/ tetap semangat kakak
Arbai: Siap kakak, saya berusaha menerapkan saran dari kakak.
Semangat juga untuk kakak🤗
total 1 replies
riniasyifa
kak seharusnya "apa itu di awali huruf kapital contoh"Apa? setelah tanda tanya jangan pakai tanda koma lagi langsung aja. Aku juga masih banyak belajar lagi kak.tetap semangat kak.
Arbai: Justru saran dari kakak sangat membantu ku lebih baik lagi kedepannya, terimakasih kak sudah berbagi ilmu
total 1 replies
riniasyifa
saya mampir ya kak. jika ada waktu senggang bisa mampir di karya saya juga" Alea Dan Mafia Dingin"/Kiss/
Arbai: Siap kakak
total 1 replies
Usmi Usmi
Arga tipikal orng yg suka menunda2 hal yg penting
Arbai: Hihihi 🤭, ikuti terus kisah Arga ya kak
Terimakasih sudah mampir ♥️
total 1 replies
Arbai
mau lihat lelaki yang protect and provide baca karya ini
Arbai
Mampir kakak, mohon dukungan nya
Arbai
Mampir ya kakak
Arbai
Mampir ya kakak², mohon dukungan dan saran membangun nya 🥰
Arbai
Mampir ya kakak, semoga bisa masuk kedalam cerita yang saya bawa ini🙏🙏🙏
Arbai
Mampir ya kakak, mohon dukungan dan saran nya, masih pemula 🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!