NovelToon NovelToon
ELEA (Tak Pantaskah Aku Dicintai?)

ELEA (Tak Pantaskah Aku Dicintai?)

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Tunangan Sejak Bayi / Percintaan Konglomerat / Teen Angst / Idola sekolah / Gadis nakal
Popularitas:21.5k
Nilai: 5
Nama Author: Dhanvi Hrieya

Dunia Elea jungkir-balik di saat dirinya tahu, ia adalah anak yang diculik. Menemukan keluarga aslinya yang bukan orang sembarangan, tidak mudah untuk Elea beradaptasi. Meskipun ia adalah darah keturunan dari Baskara, Elea harus membuktikan diri jika ia pantas menjadi bagian dari Baskara. Lantas bagaimana jika Elea merasa tempat itu terlalu tinggi untuk ia raih, terlalu terjal untuk ia daki.

"Lo cuma punya darah Baskara doang tapi, gue yang layak jadi bagian dari Baskara," ujar Rania lantang.

Senyum sinis terbit di bibir Elea. "Ya, udah ambil aja. Tapi, jangan nangis jika gue bakalan rebut cowo yang lo suka."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhanvi Hrieya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 34| Elea Murka

Langkah kaki Elea perlahan melambat di saat ia mendengar samar-samar suara kegaduhan, dahinya berlipat saat indera pendengarannya mendengar suara yang familiar. Elea berjalan mengendap-endap, kepalanya ia mengintip di celah pintu gudang. Kedua matanya memicing guna memperjelas penglihatannya, pupil mata Elea melebar melihat pertengkaran anak-anak kelas tiga di dalam ruangan gudang gedung sekolah.

...BUG!...

"Cuih!sialan!" Pria dengan potongan rambut cepak itu meliur ke samping setelah melayangkan pukulan pada Zion.

"Lo itu bukan siapa-siapa Zion, lo udah turun golongan. Dulu lo boleh aja berkuasa bertindak pongah dengan apa yang lo punya. Tapi, sekarang lo jangan main-main sama kita orang! Karena lo bukan bagian dari keluarga Baskara. Anak har*m kek lo ini nggak patut buat sombong," ujar pria dengan dua kancing seragam sekolah terbuka.

Zion terbatuk-batuk keras, sudut bibirnya pecah, sementara pipinya tampak lebam. Tiga pria remaja berdiri itu berdecak bergerak meninggalkan gudang kumuh, Elea masih memperhatikan Zion yang perlahan bangkit dari posisi tersungkurnya. Ia meliur ke samping, darah segar bercampur dengan air liur.

"Gimana rasanya, Zion? Welcome brother. Lo udah masuk ke lingkungan sosial yang sebenarnya, bukankah menyenangkan bergabung bersama gue. Tapi, lucunya Nyokap lo yang murahan itu malah ditinggalin sama Bokap kita yang baj*ngan itu. Dia pasti udah paham gimana rasanya dimanfaatin, lo bakalan ngerasain gimana Bokap kandung lo idup selama ini. Kalo bukan karena duit keluarga Baskara, lo nggak bakalan pernah ngerasa di atas awan. Bahkan si Rania sialan itu pun terlena," ujar Yuda, yang datang dari samping, "sekarang pun dia udah sadar. Kalo dia nggak bisa apa-apa tanpa duit. Karena itu dia minta gue buat—upz. Ampir aja gue kelepasan, pokonya gue lagi punya projek gede. Kalo gue bisa jalani ini projek dengan baik dan sukses. Rania bakalan kasih gue duit lima puluh juta, gimana? Lo minat nggak gabung?"

Zion mengerutkan dahinya, uang sebanyak itu Rania dapatkan dari mana. Mereka tidak punya banyak uang, Diana hanya memberikan uang harian rutin. Zion yang dulunya merasa berkuasa dengan banyaknya uang, sekarang menjadi dengan nominal seratus ribu sudah sangat besar untuknya.

Kedua mata Zion memerah, ia sangat menyesal saat ini. Harusnya saat itu Zion tidak memperlakukan Elea seperti sampah, hanya karena rasa bersalah dan rendah dirinya. Zion malah menyia-nyiakan adiknya, membuat Elea membencinya. Ia pikir dirinya adalah putra tertua dari Guntur Baskara, lantas saat ia tahu jika di dalam tubuhnya tidak mengalir darah Baskara.

Zion merasa frustrasi, terhina, dan semakin rendah diri saja. Ibunya tidak diakui oleh keluarga besar, dibuang begitu saja karena bercerai dengan Guntur. Apalagi di saat Guntur mencabut secara resmi nama belakangnya, yang selama ini menjadi kebanggaan untuk Zion.

"Apa yang Rania minta lo lakuin?" tanga Zion serak.

Yuda tersenyum menyeringai, dan menjawab, "Tugas paling gampang tapi, gue sih pesimis kalo lo bakalan lakuin apa yang dia minta, Zion."

Zion mengerutkan dahinya, "Gue rasa gue pasti bisa, lakuin itu."

"Ah, yang benar?" goda Yuda.

Kepala Zion mengangguk tegas, dan menjawab, "Iya, gue yakin. Apa yang dia mau, buat lo lakuin. Gue bakalan bantuin lo buat, gimana pun dia adiknya gue juga."

"Oke, kalo lo bersikeras. Dia mau gue nyingkirin Elea selama-lamanya, yeah..., dia mau gue bantuin dia buat bikin Elea koit. Agar dia bisa bersama dengan Saka, jika dia bisa bersama Saka sudah pasti akan bisa hidup dengan enak. Gimana? Apakah lo mau bergabung buat ngabisin Elea, Zion?" tanya Yuda memastikan.

Zion membeku sementara Elea yang samar-samar mendengar pembicaraan keduanya membesarkan pupil matanya, ia tidak salah dengar bukan. Rania ingin menyingkirkan dirinya selamanya, mata Elea sama sekali tidak beranjak dari Zion. Elea penasaran dengan apa yang akan dipilih oleh Zion, akankah kakak seibunya itu akan menyentujui untuk menghabiskan nyawanya.

"Gu—gue...." Zion tergagap mendadak lidahnya kelu.

Elea melangkah mundur dari tempat ia mengintip, mendengus kecil. "Lo benar-benar goyah, Zion. Terlalu bodoh, lo tergiur dengan uang segitu. Dan mau ngelakuin hal yang sama seperti Nyokap yang nggak pernah mikir panjang buat nginjak gas buat ngabisin gue," gumam Elea tersenyum getir, "ah, iya. Gue lupa kalo darah Nyokap jauh lebih kental di elo, makanya lo pun bisa banget buat ngelakuin hal yang sama."

Elea melanjutkan langkah kakinya menuju taman belakang, bohong jika ia tak kecewa. Mau bagaimana pun mereka tetaplah kakak-adik, meskipun beda ayah. Elea pikir awalnya Zion benar-benar berubah menjadi lebih baik, nyatanya malah begitu.

...***...

Elea memperhatikan sosok lelaki paruh baya di depannya dengan tatapan mata dingin, di atas meja ruangan restoran VIP telah dihidangkan banyaknya makanan. Pria paruh baya yang menjadi ayah dari tiga anak, ia terlihat tidak setampan ayahnya Elea. Dia pun tidak sehebat ayahnya, dengan pemikiran piciknya ia menjerat wanita muda yang haus akan cinta. Dengan kata-kata manis dan rayuan maut, meskipun sudah beristri ia bisa membuat Diana tergila-gila.

Ditatap dengan tatapan menyelidiki yang kelewatan tajam, pria paruh baya itu mengangkat pandangan matanya. Mawar yang berdiri di belakang tubuh Elea, mendengus sinis.

"Ap—apa yang membuat Lady Elea ingin bertemu dengan saya?" tanyanya tergagap, "kalo soal Diana, kami berdua telah putus."

"Kenapa saya harus bertemu dengan Anda hanya karena masalah itu," balas Elea datar, "yang ingin saya bicarakan dengan Anda adalah tentang putra dan putri Anda. Oh, saya dengar Anda mulai menjadi Kepala Akademi piano. Entah karena kepiawaian Anda dalam bermain atau dalam menggoda wanita bersuami, terlepas dari itu. Anda pasti sangat takut merusak citra Anda di masyarakat. Hingga jabatan Anda akan dicopot."

Kedua matanya terbelalak mendengar penuturan gadis ingusan di depannya, cukup mengejutkan untuk Zeno di saat Elea ditemukan. Mengingat ia pun melihat bagaimana Diana memilih menghilangkan saksi mata dengan kedua tangannya sendiri, Zeno merasa lega. Karena Elea menghilang, sebelum anak perempuan itu kembali hadir lagi setelah beberapa tahun berlalu.

"Sa—saya tidak mengerti apa yang Lady Elea ingin katakan. Apa yang Lady Elea inginkan?" tanyanya tergagap, ujung jari jemari tangannya terasa dingin sekali.

Elea menatap tajam ke arah Zeno, lelaki yang siap meninggalkan semuanya hanya untuk mengejar uang dan kesuksesan. Elea mencibir, dagunya terangkat tinggi.

"Pindahkan putra Anda, Yuda ke asrama dua puluh empat jam. Ah, dan jangan lupakan putri Anda Rania juga. Untuk asramanya, Anda bisa memasukannya ke sini. Saya akan membayarnya, yang terpenting adalah tanda tangan persetujuan Anda." Elea menoleh ke belakang, memberikan kode.

Mawar melangkah mendekati Zeno, mengeluarkan dokumen serta brosur asrama. Zeno membukanya, dahi Zeno berkerut. Asrama yang lebih seperti pengasingan, untuk anak-anak bermasalah. Dengan penjagaan ketat, serta penyiksaan fisik bak latihan militer. Zeno mengangkat pandangan matanya ke depan, Elea tersenyum miring.

'Dia benar-benar gila! Dia seakan ingin membuat kehidupan Yuda dan Rania bagaikan di neraka dunia. Tapi, kalo aku nggak setuju, takutnya aku yang berada di sana.' Zeno berkeringat dingin, kepalanya mengangguk patah-patah. Daripada dirinya biarkan kedua anaknya saja yang dikirimkan ke sana meredakan amarah keturunan Baskara satu ini.

Bersambung...

1
Mymy Zizan
bagus ...
Anonymous
mulai ya saka.../Smile/
mbok Darmi
wah yuda loe bunuh diri hbs ini bukan asraylagi tempat loectaoi hotel prodeo
Moreno
Semangat ngupdatenya, Thor. Aku setia menunggumu
Suryani Tohir
lanjut
Anonymous
taruhannya jd yg boy bilang tadi?
Suryani Tohir
next
Ikrar Dahlan
bagusssss
Irma Minul
luar biasa 👍👍👍
Moreno
Where are you, Thor?
Umiie'ne Naza
,maaf tor ga suka karakter elea udah tau saka ga cinta tetep bertahan, kalau udah nikah nanti bisa selingkuh dg Rania, Udah tau endingnya gimana
kalea rizuky
elea jangan bodoh deh putuskan hubungan sama saka biar aja dia nyesel milih jalang yg harus harta qm berhak bahagia dengan yg lain jangan jd kayak pengemis deh
Anonymous
lo ngiri y saka...ga diajak maen air.../Grin/
Anonymous
biarin apa kata saka...ntar kan dia kangen sendiri/Smile/
Rustina Megawati
banyakin dong update nya. di tungguin..pake sangat/Smile/
kalea rizuky
ngapain ngarep si bloon mending ma david
kalea rizuky
rania jalang di suka tolol dia cm anak angkat
kalea rizuky
lanjut donk
Anonymous
seru thor...smangat up y...elea ga boleh bucin ma saka...boleh sayang ma david aja.../Grin/
Yuliana langoy Yuliana
di tunggu kelanjutannya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!