Istrimu Ingin Bercerai

Siang harinya, Dilan pergi keluar untuk sebuah acara.

Clara makan sendirian di kantin perusahaan.

Ketika rekan kerja di departemen yang sama melihatnya, mereka bersikap tidak terlalu sopan.

Clara tidak perduli.

Setelah makan siang, dia melanjutkan mengerjakan tugasnya.

Sekitar pukul 05.00 sore, dia pergi menemui suji dan berkata, "Aku hampir selesai, Apakah kamu mau melihatnya?"

"Apa?"

Suji tidak bereaksi, dia melihat laporan yang dikirim Clara dan awalnya bingung, tetapi saat dia terus membaca, matanya terbelalak tak percaya.

"Kamu... Kamu sudah selesai?"

Ini adalah beban pekerjaan Jeju selama lebih dari 10 hari!

Dan Clara... tidak hanya menemukan jawabannya dalam waktu kurang dari sehari, dia juga menyelesaikannya tepat waktu.

"Ya "

Suji tertegun dan tiba-tiba menjadi tidak bisa berkata apa-apa.

Secara khusus, dia menemukan bahwa Clara tidak hanya menyelesaikan tugasnya dengan sangat baik, tapi apa yang dia tulis juga memberinya banyak ide baru untuk pekerjaan masa depannya yang belum terpikirkan sebelumnya!

mendengar hal itu, yang lain pun berdatangan silih berganti.

Setelah mengetahui keseluruhan cerita, mereka pun ikut terkejut.

Suji yang tersadar kembali, menatap Clara dengan ekspresi tak percaya, "Kamu... Apakah benar-benar hanya mahasiswa pascasarjana?"

Clara terdiam sejenak dan mengatakan yang sebenarnya, "Saya tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang pascasarjana."

Bagaimana itu mungkin?

Mereka memiliki begitu banyak mahasiswa doktoral dan mahasiswa pascasarjana dari universitas terkemuka, dan mereka dikalahkan dalam hitungan detik hanya oleh seorang mahasiswa sarjana.

"Mengapa kamu tidak melanjutkan ke jenjang pascasarjana? Apakah keluargamu sedang mengalami kesulitan keuangan?"

Namun dari apa yang dipakai oleh Clara, dia tidak tampak seperti orang yang tidak mampu untuk bersekolah.

Selain itu, dengan kemampuan profesionalnya yang luar biasa, apakah dia masih perlu mempertimbangkan biaya kuliah saat bersekolah?

Clara menunduk, "Tidak, ini hanya alasan pribadi."

Pada titik ini, Clara tersenyum dan berkata, "Jika ada kesempatan di masa depan, saya akan mempertimbangkan studi lebih lanjut."

Setelah mengobrol dengan semua orang sebentar dan membantu beberapa orang memanjakan beberapa masalah pekerjaan, ketika hampir pukul 07.00 Clara baru meninggalkan perusahaan.

Ketika Clara keluar dari kantor, dia mendapati Dilan berdiri di pintu dan berkata, "Pada hari pertama bekerja, kamu secara resmi bisa menghilangkan prasangka buruk semua orang terhadapmu dan memenangkan pengakuan semua orang, kamu layak mendapatkannya."

Clara tersenyum, "Apakah kamu di sini untuk mengajakku makan malam?"

Dilan mengangkat alisnya, "lalu mengapa menurutmu aku berada di sini?"

Clara tersenyum dan meninggalkan perusahaan bersamanya.

Lebih dari 20 menit kemudian, mereka tiba di restoran.

Ketika Clara sedang menaiki tangga, seorang anak berlari ke arahnya.

Untuk menghindar, dia tersandung saat melangkah mundur.

Tepat saat dia hendak jatuh, Dilan mengulurkan tangan dan melingkarkan lengannya di pinggang untuk membantunya berdiri tegak.

Clara menghela nafas lega dan hendak mengucapkan terima kasih ketika dia melihat Erwin dan Dani tidak jauh darinya.

Clara mengerucutkan bibirnya, menarik kembali pandangannya, dan dengan lembut mendorong Dilan menjauh.

Dilan tidak melihat Erwin dan yang lainnya, lalu bertanya dengan khawatir, "Apakah kamu tidak apa-apa?"

"Tidak." Clara menggelengkan kepalanya.

"Syukurlah, ayo pergi."

Clara tidak melihat ke arah Erwin dan yang lainnya lagi, lalu naik ke atas bersama Dilan.

melihat reaksi Clara, Dani tampak tidak percaya, "Tadi itu istrimu kan?"

Erwin tidak mengatakan apa-apa.

"Dia mengabaikan kita dan menjadi begitu dekat dengan Dilan. Apakah ini cara baru baginya untuk mengejar mu? Dan tujuannya adalah untuk menarik perhatianmu kembali kepadanya?"

Erwin tidak menanggapi, dan berkata dengan tenang, "Ayo pergi."

Ketika Erwin dan Dani tiba di sebuah ruangan, Vanessa, Elsa dan yang lainnya sudah tiba.

Setelah makan malam, Erwin dan Elsa kembali ke rumah.

Setelah turun dari mobil, Elsa dengan gembira berlari ke atas, "Mama Mama..."

Bibi Sari mendengar suara itu dan keluar dari dapur sambil berkata, "Nyonya belum kembali."

"Ah," Elsa kecewa.

"Mengapa Mama begitu sibuk akhir-akhir ini?"

Sambil mengeluh dia naik ke lantai atas.

Melihat Erwin yang berdiri diam, Bibi Sari pun bertanya, "Ada apa Tuan?"

Erwin menggelengkan kepalanya, "Tidak apa-apa."

Lalu, dia segera naik ke lantai atas.

Malam itu, Erwin menemukan bahwa Clara tidak kembali.

Keesokan paginya, Elsa bangun, berpikir bahwa dia bisa menikmati sarapan yang disiapkan oleh Clara lagi.

Melihat sarapan di atas meja tidak seperti yang dibuat Clara, dia mengerutkan kening, "Bukankah Mama harusnya bangun pagi ini untuk membuatkan dia sarapan?"

"Mama tidak ada di rumah."

Elsa merasa aneh, "Ke mana Mama pergi jika dia tidak ada di rumah? Apakah dia kembali ke rumah nenek?"

"Seharusnya begitu."

Elsa tidak mengatakan apa-apa, dan Bibi Sari juga tidak berbicara lagi.

Elsa memandang Erwin, "Ayah..."

Erwin berkata perlahan, "Jika kamu ingin tahu Mamamu di mana, telepon saja dan tanyakan."

"Kalau begitu aku akan menelponnya nanti."

Di sisi lain.

Setelah Clara selesai sarapan, dia pergi ke perusahaan.

Ketika tiba di perusahaan, Dilan hendak berbicara dengan Clara tentang pengembangan produk baru ketika ponselnya berdering.

Orang di ujung sana bertanya, "Apakah perusahaan anda baru-baru ini menyinggung keluarga Angga?"

"Apa?"

Dilan tertegun saat mendengar ini, lalu menatap Clara dan menyalakan speaker phone.

"Seseorang dari keluarga Angga ingin menimbulkan masalah bagi perusahaanmu, tapi kami menghentikan mereka."

Clara tertegun saat mendengar ini, lalu mengepalkan tangannya.

Setelah perjamuan malam itu, Erwin tidak pernah menemuinya untuk membuat menanyainya dan Dilan atas tuduhan menindas Vanessa, dan dia berpikir Erwin tidak ingin meneruskan masalah itu.

Tapi ternyata bukan dia yang tidak mau meneruskan masalah itu, tapi dia hanya terlalu malas membuang waktu berbicara dengannya dan menggunakan tindakannya untuk memberitahu dirinya bahwa Karena dia sudah menyentuh Vanessa, dia harus membayar harganya!

Dilan sekarang mengerti apa yang sedang terjadi.

Dia menepuk tangan Clara dan berkata, "Tidak perlu khawatir, perusahaan kita memiliki kerjasama yang kuat dengan pemerintah, mereka tidak akan menyentuh kita."

Untungnya, memang seperti itu.

Jika tidak....

Untuk melampiaskan kemarahan Vanessa, dengan kekuatan dan sumber daya keuangan Erwin, bahkan jika Camo tidak dihancurkan, Dia mungkin akan terluka parah, bukan?

Dia benar-benar melindungi Vanessa dengan baik.

Dilan sedikit khawatir dan bertanya, "Sekarang mereka tidak bisa menyentuh Camo, Apakah mereka akan menyentuh keluarga Hermosa?"

"Tidak." Clara menggelengkan kepalanya.

Dengan adanya nyonya tua Angga, Erwin tidak akan mudah menindas keluarga hermosa.

Erwin masih harus memberikan wajah pada wanita tua itu.

"Itu bagus..."

Saat anda pulang kerja di malam hari, Clara menerima telepon dari Elsa, "Ma, kapan Mama pulang? Aku sudah sangat lapar."

"Bukankah kamu bisa meminta Bibi Sari untuk memasak?"

"Tetapi aku ingin makan iga babi asam manis buatan Mama."