NovelToon NovelToon
Kesayangan

Kesayangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: MalyaIgus17

Jadilah milik ku maka akan ku singkirkan apapun yang membuatmu ragu. aku juga bisa membawa mu keluar dari semua masalah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MalyaIgus17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33 Bingung

"Cinta Paman harus kembali untuk mengurus pengunduran diri Paman sekaligus mengembalikan Truk yang paman bawa. Apa Pama bisa nitip bibi kamu sehari atau dua hari saja, semua administrasi sudah paman selesaikan kalau misalnya sudah boleh pulang sebelum paman datang minta tolong anak toko saja. Apa bisa..?" hati-hati sekali Paman Bayu bicara, takut ucapannya menyinggung keponakannya ini. apalagi setelah dia tau bagaimana perangai asli istrinya terhadap Cinta.

Tapi Cinta tersenyum, seolah tidak pernah terjadi apapun.

Dia menunjukkan sikap lapang dada yang seharusnya memang di miliki semua orang. Terlebih ini menyangkut keluarga, Cinta meski sempat kecewa dia tidak pernah benar-benar benci, dia hanya melakukan itu karena merasa perlu melakukannya.

Jika ditanya apakan dia membenci maka jawabannya tidak. Terlebih disaat orangtuanya meninggal paman dan Bibi lah yang dengan suka rela merawatnya.

Memastikan kalau apa yang anak lain dapatkan begitu juga dengan Cinta.

"paman, bibi akan baik-baik saja sama Cinta. jadi paman jangan khawatir fokus saja sama urusan yang disana..."

Tersenyum" terimakasih ya. Paman benar-benar tidak tau harus mengucapkan apa pada mu. Terimakasih juga karena sudah memaafkan bibi ..."

Sepeninggal Paman Bayu Cinta keluar masuk rumah sakit mengurus bibi Hanum, bahkan bibi Hanum yang juga masih terkejut hanya bisa diam disaat melihat Cinta yang menjaganya.

"Paman akan segera kembali bi, sedang ngurus surat pengunduran diri katanya..." mengelap tangan bibi Hanum. Entahlah apa yang bibi Hanum rasakan sekarang karena yang pasti dia sedang tidak bisa apa-apa.

Ke esokan harinya, Paman Bayu memang belum kembali dan Cinta tetap tidak beranjak dari tempatnya berjaga.

"Sebenarnya sudah boleh pulang, apalagi kalau dirumah saya rasa istirahat nya bisa lebih extra tapi ya gitu perawat an juga harus extra..." Mendengar itu Cinta memilih tetap tinggal paling tidak sampai bibi Hanum benar-benar merasa baik-baik saja.

"Bibi mau makan apa hari ini...?" bertanya dengan sangat lembut. Suara bising dari beberapa pasien lain tidak membuat Cinta terganggu. Tapi bibi Hanum jelas terganggu dia ingin istirahat tapi selalu banyak suara dan dia tidak bisa tidur.

"Kalau pulang saja bagaimana..?" Setelah sekian lama diam akhirnya bibi Hanum bicara dan Cinta bisa mengerti akan mau nya itu.

"Boleh aja sih, tapi.."

"Bibi bisa ngurus diri sendiri, tidak usah khawatir...?" memotong ucapan Cinta. Cinta menghela nafasnya mengerti maksud bibinya.

"bibi harus tetap disini paling tidak sampai bibi bisa menggerakkan sedikit tangan dan kaki bibi. Cinta juga udah ijin kerja selama beberapa hari jadi bibi enggak usah khawatir sendiri...!"

"Tapi bibi enggak bisa tidur disini ...!" Bibi berpaling disaat suara ponsel Cinta terdengar dan Cinta mengangkatnya setelah ijin terlebih dulu.

"Cinta angkat telponnya dulu bi..!" sedikit menggeser tempat duduknya namun tetap dalam tirai yang sama.

📱

"Kamu enggak kerja..?"

Cinta terdiam untuk beberapa saat setelah mendengar suara Kekasihnya.

"Lagi ada urusan aja. Cuma beberapa hari aja kok..."

"Dimana sekarang..?"

"Lagi di luar.."

"Diluar mana, kamu juga enggak pulang juga hari ini kan?"

Tertunduk memainkan jarinya gelisah" Cinta masih ada urusan bang.."

Tetap kekeh tidak mau mengatakan alasannya tidak pulang dan sampai ijin bekerja.

"Kayanya serius banget ya sampai Abang enggak boleh tau. Maaf deh ganggu kamu...!" mematikan sambungan telpon secara sepihak.

Cinta terdiam meremas kuat ponselnya, mencoba tidak memikirkan itu tapi bibi Hanum ternyata menyimak percakapan mereka.

"Kasih tau saja, bukan karena kita perlu di bantu tapi untuk menenangkan pikirannya juga. Siapa tau dia tengah khawatir sekarang..." Bibi Hanum bicara pelan seraya menahan tangannya karena dia baru saja bergerak tanpa dia sadari.

Mengangguk kecil Cinta kembali membuka ponselnya dan mengetik pesan untuk Galih.

✉️

"Abang, Maaf ya enggak bilang dan ijin sama Abang soal enggak masuk kerja. Bibi masuk rumah sakit. Sedang paman sedang pergi mengembalikan truk perusahaan sekaligus mengurus surat pengunduran dirinya jadi Cinta mungkin enggak bisa pulang dan kerja beberapa hari ini.

maaf ya, buat Abang khawatir. Cinta cuma enggak mau Abang keganggu aja...

Galih di kursi kebesarannya membaca pesan yang baru saja masuk. Sedikit bisa bernafas lega karena yang sakit bukan Cinta.

"Apa susahnya sih bilang..."

Mengetuk ponselnya tidak langsung membalas pesan itu. Biarkan saja toh Cinta juga tau kalau dia sudah membaca pesannya.

Malam harinya Galih berdiri melihat Cinta yang baru saja selesai mencuci wajahnya. Berjalan dengan gontai menunjukkan kalau dia lelah, apalagi tidurnya tidak nyaman dua malam ini.

Cinta berjalan tanpa melihat kiri kanan, hanya fokus pada rasa lelahnya dan juga bibinya yang mungkin saja menunggu.

Srekkk

Membuka tirai dengan pelan Cinta terkejut karena bibi Hanum tidak ada disana. Brangkar nya kosong.

"Bibi..!" Menyibak tirai dengan kuat seolah tidak berpikir lagi apakah orang terganggu atau tidak.

Galih sudah berdiri disana dengan tangan masuk kedalam sakunya. " Abangg..!" terdiam beberapa saat tapi sejurus kemudian Cinta teringat akan bibinya.

"Bibi hilang bang...!" berjalan akan melewati Galih sampai Galih menahan tangannya.

"Ayok ..!" menarik tanpa bicara apapun lagi.

"Bang, Cinta harus tanya soal bibi.." mencoba menarik tangannya yang di pegang dengan kuat.

"Bibi aman.." hanya itu saja dan Cinta seketika terdiam dan mengikuti langkah Galih dengan patuh.

"masuk ..!" Galih menghentikan langkahnya dan mempersilahkan Cinta masuk lebih dulu ke dalam ruangan VIP itu.

"Kenapa kesini..?"

"Bibi di dalam, kamu juga bisa tidur didalam. Pulangnya tunggu Paman mu pulang saja, tapi kalau memang tetap mau pulang hubungi Abang...!"

"Abang yang pindahin bibi...?"

"apa itu penting ..?" Cinta terdiam. Bukan karena keadaannya atau keadaan bibi tapi cara Galih menjawab nya sangat dingin dan itu melukai perasaan nya.

"Terimakasih..." Sedikit menundukkan kepalanya sejenak. Membuang nafasnya pelan seolah semua tertahan dalam waktu yang lama.

"Istirahat aja sana!, Abang pulang...!" Meninggalkan Cinta yang tetap diam di tempatnya. Tidak tau harus melakukan apa.

Kekasihnya marah dan dia tau persis apa penyebabnya tapi Cinta bahkan tidak berani meski hanya menahannya sejenak.

maafin Cinta bang, Cinta enggak tau harus gimana?.

berbalik arah, Cinta membuka kamar VIP yang terletak di lantai 2 rumah sakit ini. Cinta bahkan tidak pernah bermimpi akan bisa menempati kamar rumah sakit semewah ini.

"Hah, ini serius kamar rumah sakit...?" menyapu hampir seluruh apapun yang ada di dalam ruangan ini.

ruangan ini dua kali lebih luas dari kamar studionya, dengan dominan cat warna putih. Ada sofa panjang warna abu yang terlihat sangat nyaman bila di gunakan untuk tidur kursi empuk yang tepat berada di sisi brangkar. Bahkan brangkarnya bisa muat 3 orang seukuran Cinta.

TV, Kulkas semua tersedia. Cinta tidak perlu risau soal apa yang akan dia makan karena disaat membuka kulkas isinya full dengan buah-buahan segar dan minuman pendukung untuk orang yang menunggu. Sedang yang sakit makan dan minumannya tetap disediakan oleh ahli gizi rumah sakit.

"Cinta ...!" Bibi Hanum memanggil, dia sudah tidak sabar ingin bertanya sejak awal.

"Kamu kenal sama orang yang mindahin bibi ke sini...?"

Cinta mengangguk " Dia bos tempat Cinta kerja bi.." tidak sepenuhnya berdusta. karena Galih memang anak pemilik butik yang artinya dia juga bosnya.

"Sampaikan terimakasih bibi, akhirnya bibi bisa tidur dengan nyaman ...." mencoba memejamkan matanya untuk memulai istirahat nya.

Cinta terdiam, tidak menjawab apapun. Dia masih bingung dengan situasi ini. semuanya terlalu cepat dan membuatnya berpikir kalau dia keterlaluan pada Galih.

Dia seolah memanfaatkan tapi bingung juga harus meluruskan semuanya seperti apa.

Cinta menarik selimut dan menyelimuti bibinya, mematikan lampu utama dan mengganti dengan lampu tidur. Cinta berjalan ke arah kulkas mengambil es cream yang juga disediakan Galih.

Membuka ponselnya Cinta harus sedikit tau diri paling tidak untuk mengucapkan terimakasih.

✉️

"Terimakasih bang, kata bibi juga terimakasih untuk semuanya...."

Cinta mengetuk ponselnya bingung harus mengirim apa lagi.

Mengambil gambar es cream yang sedang dia makan Cinta mengirim foto tersebut.

Send picture

"Terimakasih es creamnya bang, manis banget...!"

Merasa malu dan menutup cepat ponselnya. Seraya menarik selimut yang memang di sediakan di atas sofa.

Nyaman bangetttt ...

☘️

☘️

☘️

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!