NovelToon NovelToon
Nikah Muda Karena Terpaksa

Nikah Muda Karena Terpaksa

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Orie Tasya

Damian pemuda urakan, badboy, hobi nonton film blue, dan tidak pernah naik kelas. Bahkan saat usianya 19 tahun ia masih duduk di bangku kelas 1 SMA.

Gwen, siswi beasiswa. la murid pindahan yang secara kebetulan mendapatkan beasiswa untuk masuk ke sekolah milik keluarga Damian. Otaknya yang encer membuat di berkesempatan bersekolah di SMA Praja Nusantara. Namun di hari pertamanya dia harus berurusan dengan Damian, sampai ia harus terjebak menjadi tutor untuk si trouble maker Damian.

Tidak sampai di situ, ketika suatu kejadian membuatnya harus berurusan dengan yang namanya pernikahan muda karena Married by accident bersama Damian. Akan tetapi, pernikahan mereka harus ditutupi dari teman-temannya termasuk pihak sekolah atas permintaan Gwen.

Lalu, bagaimana kisah kedua orang yang selalu ribut dan bermusuhan ini tinggal di satu atap yang sama, dan dalam status pernikahan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Orie Tasya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33

Gwen turun dari mobil milik Axel di tempat parkir. Sialnya, Axel lah yang membukakan pintu, membuat Damian semakin meradang. Sejak tadi stir mobilnya menjadi pelampiasan yang ia pukul-pukul dengan kedua tangan.

"Eh lo udah sarapan belum, Gwen?" tanya Axel.

"Belum sih, tadi pagi gue buru-buru, jadi belum sempet sarapan."

Axel mengangguk. "Masih ada waktu nih sebelum bel. Eh hari ini lo nggak jaga pintu gerbang, kan?" tanyanya.

"Enggak, hari ini tugasnya si Damar sama Astri."

"Oh, kantin yuk. Gue juga belum sempet sarapan tadi," ujarnya dengan senyum penuh tebar pesona. Padahal aslinya ini skenario yang sudah Axel rancang. Ia sengaja tak sarapan di rumah. Padahal ibunya memasak makanan favoritnya. Ini demi calon ayang tercinta, Mariana Gwen Axelir.

"Boleh deh, eh ajak yang lain juga yuk. Jane, Mika, sama Jun biar ramai nggak kita berdua aja." Gwen masih sangsi ini, takut jika Axel ingin mengutarakan perasaannya. Dia tak mau persahabatannya dengan Axel rusak hanya karena cinta.

Axel mendengus dalam hati. Niatnya ingin berdua saja, kenapa Gwen malah mengajak gerombolan mereka.

"Paling mereka udah makan di rumah. Yuk ah buruan udah laper gue, ntar keburu bel masuk lagi."

Gwen akhirnya mengangguk saja, ia berjalan beriringan dengan Axel. Nanti ia akan cari topik lain agar Axel lupa.

Sementara di mobil, Damian segera turun. Dia tahu mereka akan pergi ke mana dari arah yang mereka tuju.

"Tuh si kampret pasti mau ngajakin Gwen ke kantin. Mau ngajak sarapan bareng gitu. Gue yakin dia tuh sengaja, lihat aja gue kerjain lo," gumamnya. "Gue mesti ikutin mereka."

Damian segera menyambar tas miliknya yang masih ada di jok mobil. Lalu ia segera menyusul keduanya ke kantin. Namun, halangannya tak sampai di situ saja, saat ia hampir melangkah tiba-tiba....

"Bos!" seruan itu amat Damian kenal, ya tentu saja ketiga teman satu genknya.

"Tuh mereka bertiga ngapain sih manggil gue di saat gue mau melakukan pengejaran." Damian menggerutu kesal. Padahal dia mau menggerebek si Axel.

Damian berdecak, lalu menoleh ke belakang mesti dengan malas.

"Apaan?"

"Ke mana aja sih lo, susah banget sekarang nyariin lo, Dam. Kek pejabat negara yang banyak tugas dinas lo."

"Gue sibuk," jawabnya ketus.

"Gue pikir lo pindah ke Neptunus," sambar Axton asal.

Plak!

Satu pukulan melayang ke arah kepala Axton, dan pelakunya adalah Damian. Dia sedang emosi perkara Axel, eh si Axton tambah memancingnya.

"Woy, sakit nih. Pagi-pagi udah melakukan kekerasan sama gue lo."

"Lo aja yang gue lempar ke lubang hitam, sembarangan aja lo. Udah jangan gangguin gue, dan jangan ikutin gue."

Ketiganya saling lirik, merasa aneh dengan tingkah Damian yang semakin tak jelas.

"Lo mau ke mana?" tanya Christ.

"Nggak usah tanya. Jomblo seumur hidup yang masa depannya suram kek lo lo pada ini nggak bakalan paham. Udah pada balik ke kelas, jam pertama Bu Rina, kan? Gue belum ngerjain tugasnya, kalian bertiga kerjain punya gue," titahnya.

"Huh, lo yakin nyuruh kita bertiga? Itu pelajaran Fisika, Dam. Otak gue nggak nyampai buat mikir. Apalagi ini tentang hukum Newton, yang gue tahu hukuman dari Pak Yus," sela Jason.

Damian menggerutu, mereka bertiga memang tidak bisa diandalkan. Begini nih kalau memiliki teman sama otaknya tidak berfungsi.

"Pokoknya kalian bertiga kerjain lah, bodo amat mau lo pada jawab dengan hukuman Ken Arok, atau Gajah Mada, penting tuh tugas lo pada kerjain."

"Lah emang boleh?" tanya Christ yang hidupnya terlalu polos.

"Boleh kali, udah anggap aja Newton saudara jauhnya Ken Arok. Udah sono lo pada balik ke kelas, gue ada urusan." Damian mengusir ketiganya.

Sebenarnya mereka bertiga penasaran dengan urusan yang akan Damian lakukan, tapi hukuman dari bu Rina lebih mengerikan. Bisa habis mereka jika tak mengerjakan tugas. Bahkan bu Rina lebih ganas daripada Pak Yus.

Selepas kepergian tiga temannya, Damian segera meluncur ke kantin.

***

Damian melihat Gwen, dan Axel baru saja duduk membawa makanan mereka ke atas meja. Ia menyeringai, lalu berjalan ke arah sana.

"Wuih pada sarapan nih, nggak ngajak-ngajak lo pada."

Axel mengerutkan dahi. Dia antara emosi, dan kesal menjadi satu. 'Ini manusia beban orangtua ngapain sih di sini, gangguin orang aja, 'batin Axel kesal.

"Ngapain lo lihatin gue kek gitu, Bambang."

"Jangan seenaknya lo ngubah-ngubah nama orang."

Axel mendengus.

Gwen yang sedang tadi memperhatikan sang suami tiba-tiba berada di sini hanya bisa menghela napas pelan.

"Lo ngapain di sini?" tanyanya.

"Mau sarapan lah, emang mau bengkelin motor. Jangan ngadi-ngadi."

"Bukannya kelas lo ada tugas, udah ngerjain belum lo.

Jangan samapi lo dihukum, dan urusan sama BK lagi," ujar

Gwen membuat kernyitan heran di dahi Axel.

Pemuda itu menatap Gwen, lalu ekor matanya melirik ke arah Damian. Seperti ada sesuatu di antara mereka.

Tetapi, Axel tak mau berpikiran terlalu jauh untuk saat ini. Semoga firasatnya saja yang salah.

"Kok lo tahu ada jadwal di kelas nih orang sih, Gwen?" tanya Axel, dia benar-benar penasaran kali ini.

"Ya tahu lah orang dia itu-"

"Sesekali gue masih tutorin dia kok, Xel," bohong Gwen.

"Hah, bukannya lo udah nggak jadi tutor dia dan temen-temennya." Axel kembali diserang perasaan bingung.

"Dia tutor pribadi gue, mau apa lo!" Damian tertawa dalam hati, batinnya berkata. 'Rasain Lo Bambang, cemburu 'kan lo. Kasihan banget. Lo tuh nggak bakal bisa jadi pacarnya si Gwen, orang jadi bakal calon pacar aja kagak mungkin bisa.'

Damian tertawa sendiri, membayangkan jika seandainya si Axel ini tahu status sebenarnya antara dia dengan Gwen, pasti langsung pingsan mendadak.

"Ngapain lo ketawa sendiri, gila lo, ya?"

"Sini gue gampar juga lo." Damian mendelik ke arah Axel.

"Berani lo, gue laporin Pak Yus, tahu rasa lo," ancam Axel.

"Ngapain sih kalian berdua, jangan ribut deh. Udah gue makan keburu bel masuk, dan lo juga Dam. Mending lo balik deh ke kelas lo, kerjain tuh tugas lo," ujarnya.

Gwen memang sudah hapal semua tugas Damian.

Hari ini suaminya ini ada tugas fisika, tentang hukum Newton. Setiap malam ia selalu mengecek tugas-tugas sekolah milik Damian sebelum tidur. Kadang ia membantunya, namun semalam ia jengkel, dan membiarkan tugas itu terbengkalai. Masa bodoh jika Damian dihukum sama bu Rina.

"Tenang aja, tugas gue udah dihandle sama temen-temen gue."

Tiba-tiba Axel tertawa kencang, dan tatapan Damian langsung menghunus ke arah si juara umum sekolah itu.

"Ngapain lo ketawa?" tanyanya.

"Lucu aja, temen lo sama lo aja sama-sama nggak naik kelas, lo suruh bikin tugas."

"Emang kenapa? Jangan ngehina dong lo, mentang-mentang juara umum dan mau ikut olimpiade. Temen gue nggak bego-bego banget."

Saat itu bebarengan dengan ponselnya yang berbunyi, panggilan dari Axton.

Damian menyeringai, ini pasti soal tugas. Mereka pasti sudah selesai mengerjakannya. Ia sengaja menaikan spekar panggilan tersebut.

"Tuh dengerin sendiri, temen gue pasti mau laporan kalau mereka udah nyelesein tugas."

"[Dam, tugas selesai buruan balik woy, bentar lagi bel masuk nih.]"

Damian tersenyum bangga.

"Yoi, bentar. Gue mau pamer nih sama si Axel, kalau lo pada nggak cuma pinter bully anak cupu sama tawuran doang. Gimana gampang 'kan tugasnya?"

Di seberang sana Axton tertawa renyah.

"[Alah gampang banget tuh soal. Cuma hukum Newton doang. Gue tinggal jawab aja tuh, Dam. Sorry saya nggak kenal Isac Newton. Beliau nggak lahir di Indo, saya kenalnya Ken Arok sama Mpu Gandring. Jadi nggak tahu hukuman si Tuan Newton itu kayak gimana.]"

Saat itu tawa lepas keluar dari bibir Axel, sementara Gwen hanya mampu menepuk dahinya sembari bergumam sangat lirih. "Astaga, gue nggak kenal nih orang, dia bukan suami gue."

"Apaan lo ketawa?" Damian langsung mematikan sambungan teleponnya dari Axton. "Sialan si Axton, bikin malu gue aja. Harga diri gue yang mahalnya kaya berlian Dubai jadi hancur lebur depan Gwen, dan si kampret Axel," gumamnya.

"Nah kan udah ketahuan," ujar Axel masih menahan tawanya yang susah dihentikan.

"Jangan ketawa lo, baku hantam aja sini."

"Ogah, gue bukan preman kek lo. Udah sono lo, mending lo balik ke kelas jangan gangguin kita lagi makan."

Damian diam, ingin rasanya dia menghajar Axel, tapi nanti imagenya semakin buruk di depan Gwen. Ia memilih diam, dan mengamati keduanya.

Sampai saat Gwen hampir menyelesaikan makannya, tiba-tiba Axel menyambar tisu, dan hampir mengelap bibir Gwen.

"Gwen sini gue bantuin, mulut lo kotor tuh."

"Nggak usah Xel, gue bisa sen-"

"Biar gue aja, lo nggak usah repot-repot," sabar Damian seraya merampas tisu di tangan Axel.

Damian hampir membersihkan mulut Gwen, namun si empunya sudah mengambil tisu di atas meja untuk membersihkan bibirnya sendiri. "Gue bisa sendiri."

Axel menjulurkan lidah ke arah Damian, menghina pemuda itu. Damian sendiri mendelik padanya, seraya mengarahkan tinjunya ke wajah Axel.

"Udah deh kalian kenapa sih? Ribut aja dari tadi, Xel balik ke kelas. Ngapain sih pagi-pagi udah ribut nggak jelas, dan lo Dam. Bikin tuh tugas lo, kalau sampai nilai lo jeblok, awas aja lo." Gwen sudah mengeluarkan ancamannya.

"Iya sono balik, ngapain lo masih di sini, Paijo?" ujar Axel.

"Lo juga disuruh balik ke kelas, Bambang. Bukan gue doang. Tuh telinga dipasang baik-baik."

Gwen lelah menghadapi dua pemuda ini. Ia lantas berdiri dari duduknya, bermaksud ingin kembali ke kelas.

"Loh mau balik ke kelas, Gwen?" tanya Axel.

"Iya."

"Tungguin gue, gue habisin nih minuman."

"Nggak usah ditungguin, nggak penting banget nih orang. Biarin dijadikan cucunya Nenek gayung."

Axel melotot pada si berandalan. "Sembarangan lo."

"Udah kalian berdua. Ya udah, buruan habisin tuh minuman, dan lo Dam, balik ke kelas."

Damian mendengus, ia baru saja ingin berdiri, namun ada suara langkah cepat menghampiri ketiganya sekarang.

Ketiganya reflek menoleh, dan Gwen kembali badmood karena yang datang adalah ... Niken.

"Hai, Dam!" seru Niken. Gadis itu tersenyum cerah, lalu menghampiri Damian.

Axel ikut berdiri sembari memegang gelas minumannya. Penasaran juga dengan gadis ini.

"Ngapain lo di sini, Ken?" tanya Damian.

"Gue nyariin lo lah. Lo gue teleponin nggak diangkat, padahal gue ada hal penting yang mau gue tanyain ke lo. Ya gue samperin lah lo di sini."

Gwen agak sangsi, apakah mungkin gadis ini akan menanyakan masalah ucapannya di telepon kemarin. Ah, masa bodoh. Niken juga tidak tahu siapa istri Damian, kecuali suaminya itu buka mulut. Jadi, Gwen santai saja sekarang.

"Masalah apaan?"

Axel masih memperhatikan keduanya, ia meminum jus mangganya pelan sembari menonton drama Damian, dan si cewek berambut blonde.

"Itu kemarin, yang ditelepon. Ada cewek yang ngaku istri lo. Beneran lo udah nikah?"

Byurr.

Axel sukses menyemburkan minumannya ke wajah Damian.

...***Bersambung***...

1
Lasmin Alif nur sejati
kenapa aku ikut deg degan ya 🤣🤣🤣🤣
Lasmin Alif nur sejati
ceritanya seru thorr, semangat terus nulisnya ya thorr🤭
Ciaaaa: Terima kasih banyak kak, author makin semangat nulis kisahnya🤩
total 1 replies
kalea rizuky
lanjut donk yg banyak q ksih bunga lagi deh
kalea rizuky
q ksih bunga biar banyak up ya thor
Ciaaaa: hihii boleh dong, tapi sabar yaa author lagi ada kerjaan nanti di up lagi😊
total 1 replies
kalea rizuky
nah gt jangan mau di injak injak Gwen gue suka cwek. tegas g menye2
Lasmin Alif nur sejati
lanjut thor
Ciaaaa: sabar ya kak, masih mikir kata" yang akan di rilis😄
total 1 replies
Lasmin Alif nur sejati
semangat thorr
Lasmin Alif nur sejati
mau jadi suami bucin nantinya 🤣
Lasmin Alif nur sejati
kasihan sekali si gwen
Lasmin Alif nur sejati
semangat thorr💪
Ciaaaa: Terima kasih kak, silahkan baca bab selanjutnya🙏
total 1 replies
kalea rizuky
lanjut donk
kalea rizuky
jangan mau Gwen cowok bekas
kalea rizuky
dih Damian tukang celup ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!