NovelToon NovelToon
Transmigrasi Arisya : Menjadi Single Mom

Transmigrasi Arisya : Menjadi Single Mom

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Single Mom / Anak Kembar / Kelahiran kembali menjadi kuat / Crazy Rich/Konglomerat / Balas dendam pengganti
Popularitas:15k
Nilai: 5
Nama Author: eli_wi

"Kalian siapa? Kenapa perut kalian kecil sekali? Apa kalian tidak makan?" tanya seorang perempuan dengan tatapan bingungnya, dia adalah Margaretha Arisya.

"Matanan tami dimatan cama cacing," ucap seorang bocah laki-laki dengan tatapan polosnya.

"Memang tami ndak dikacih matan cama ibu," ceplos seorang bocah laki-laki satunya yang berwajah sama, namun tatapannya sangat tajam dan ucapannya sangat pedas.

"Astaga..."

Seorang perempuan yang baru bangun dari tidurnya itu kebingungan. Ia yang semalam menyelamatkan seorang wanita paruh baya dari pencopet dan berakhir pingsan atau mungkin meninggal dunia.

Ternyata ia baru sadar jika masuk ke dalam tubuh seorang perempuan dengan status janda bernama Naura Arisya Maure. Setelah menerima keadaan, ia berupaya mengubah semuanya. Namun kedatangan orang-orang di masa lalu pemilik tubuh ini membuat semuanya semakin rumit.

Bagaimakah Arisya bertahan pada tubuh seorang janda dengan dua orang anak? Apakah Arisya bisa kembali ke tubuh aslinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eli_wi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Insiden

Dinginna...

Wush...

Hawa dingin dari kulkas langsung terasa di kulit Gheo. Dulunya ia, Arisya, dan Theo terbiasa dengan hawa dingin kulkas juga AC. Namun beberapa bulan terakhir, mereka tak pernah merasakannya lagi. Hanya angin dari jendela dan udara kurang bersih yang mereka hirup.

"Bitin es dogel bica nih, Theo. Atau es buah caja yang gampang,"

"Bikin caja cendili. Cudah mindil cana, Theo mau ambil buah." Theo sedikit menggeser badan Gheo untuk mengambil apel dari dalam kulkas.

"Ish... Mentang-mentang badanna lebih becal telus main gecel-gecel aja dengan mudahna," gerutu Gheo yang kini memilih pergi ke ruang tamu. Ia menyalakan TV untuk mencari hiburan.

"Nenakna hidup jadi olang kaya. Mau matan? Cemuana ada di tulkas. Ndak tayak kemalin, halus puaca dua hali kalena jadi olang mistin. Ndak bica matan enak cetiap hali, halus ilit." gumamnya sambil merebahkan tubuhnya bersandar pada sofa. Gheo begitu menikmati hidupnya sebagai anak-anak yang tak perlu memikirkan besok makan apa.

Kulkas sudah penuh. Diisi sayuran, buah, daging, dan susu oleh Pak Michael. Sungguh Arisya dan kedua anaknya hanya tinggal menikmatinya saja. Arisya merasa mendapatkan rejeki nomplok hari ini.

"Opa baik cekali ya, Bu." ucap Theo saat melihat Arisya masuk ke dapur. Sepertinya Arisya akan memasak sesuatu untuk makan malam.

"Iya. Malah dia mau bantuin Ibu merebut kembali rumah kita dulu dari Bapak kalian," Arisya tersenyum mengingat kebaikan dari Pak Michael itu. Entah kebaikan apa yang diperbuat oleh orangtuanya dulu pada Pak Michael, hingga beliau baik sekali pada Arisya.

"Ndak pelu kelja, cemua cudah lengkap. Tindal duduk manis," ucap Theo sambil makan apel yang diambilnya dari kulkas.

"Tetap harus kerja dong. Masa kita bergantung terus sama Opa Michael," ucap Arisya yang tak ingin kedua anaknya bergantung pada oranglain.

"Apa Ibu ndak belniat menitah cama Opa caja? Hidupna teljamin, ndak ucah kelja kelas." tanyanya. Pertanyaan dari Theo itu membuat Arisya langsung memelototkan matanya.

"Ya kali Ibu mau nikah sama kakek-kakek," Arisya menatap sinis pada anaknya itu. Ia tak menyangka kalau anaknya punya pikiran seperti itu.

"Ciapa tahu kan? Ndak mungkin ceolang laki-laki baik banet beditu, talo ndak ada maksud teltentu. Maksudna talo ndak ada hubunan selius. Hali gini, ndak ada yang glatis." ucap Theo dengan polosnya.

Arisya hanya melongo tak percaya mendengar ucapan anaknya itu. Masalah orang dewasa, darimana anaknya bisa mendapatkan kesimpulan seperti itu. Sepertinya lingkungan tetangganya dulu yang mempengaruhi sikap dan ucapan anaknya.

"Maksudnya kamu mencurigai Ibu pacaran sama Opa gitu?" seru Arisya sambil berkacak pinggang.

"Ya, tayak lemaja SMA ditu atau ladi butelpli ela." ucap Theo membuat Arisya menepuk dahinya pelan.

Makan saja kadang masih minta disuapin, pakai tahu butterfly era segala.

Hahahaha...

Geli, Ibu.

Ahahaha...

Siapa yang ngajarin, ha?

Itu yang ngajalin si Gheo,

Gheo ndak napa-napain lho, kok dicebut-cebut?

Kamu suka nintipin nenek-nenek ladi mandi,

Cembalangan Theo nih talo ngomong,

***

"Makanan apa ini, Bu? Mana nacina?"

Gheo menatap aneh pada makanan yang dibuat oleh Arisya. Steak daging, kentang, dan sayuran sebagai pelengkapnya. Mumpung ada daging yang bisa dibuat steak, Arisya memilih memasakkannya untuk kedua anaknya. Ia juga dulu sangat senang membuat steak sendiri.

"Ha? Kok nasi sih? Ini makannya pakai kentang goreng atau yang sudah direbus kemudian dihaluskan. Itu enak lho, ada rasa asin manis begitu." Arisya menjelaskan makanan yang dimasaknya malam ini.

"Mana kenyang cih, Bu? Gheo nih olang Indonesia lho. Ndak matan naci, ndak kenyang." Gheo meletakkan kepalanya pada meja makan. Raut wajahnya lesu karena tidak ada nasi di depannya.

"Matan caja cih, Gheo. Ndak ucah banyak plotes. Macih untung kita bica matan malam ini," Theo tampaknya kesal dengan rengekan Gheo.

"Tapi naci..."

Happ...

"Nenak kan?" Theo langsung menyuapkan daging yang sudah dipotong oleh Arisya beserta kentangnya ke dalam mulut Gheo.

"Nanti lapal ladi gimana talo ndak matan naci?

Gheo mengunyah steak daging yang ternyata sangat lembut dan enak itu. Ia tak terbiasa makan dengan hanya daging saja. Ia selalu makan harus ada nasi di sana. Theo dan Arisya terkekeh pelan mendengar pertanyaan dari Gheo.

"Kalau lapar, ya tinggal makan lagi. Theo bebas makan apapun di sini," ucap Arisya meyakinkan Gheo agar tak canggung menghabiskan makanan yang disediakan.

"Nanti talo abis?"

"Beli lagi. Ibu akan mengusahakan kulkas itu selalu terisi penuh. Jangan lagi pikirkan bagaimana Ibu cara mendapatkannya. Yang jelas Ibu akan melakukan segala cara agar kalian tidak kekurangan makanan," Arisya menatap Gheo dan Theo dengan tatapan sendu.

Ada binar redup yang jelas saat mengingat bagaimana kehidupan mereka beberapa bulan lalu. Makan dengan lauk seadanya, bahkan sering hanya nasi saja. Bekerja panas-panasan demi sesuap nasi. Ia tak bisa membayangkan bagaimana kehidupan Arisya dulu saat menikah. Harus menghadapi kekerasan fisik dan batin.

"Dengan cala yang baik kan, Bu?"

"Jelas dong. Janan bilang Ibu nyolong ladi, Theo. Nuduh cembalangan, doca." Gheo mengingatkan kembarannya agar tak asal menuduh Ibunya. Ia yakin jika Arisya tahu mana yang baik dan buruk.

"Tentu. Ibu akan bekerja dengan cara yang baik," ucap Arisya dengan tegas.

"Jadi jika nanti Ibu bekerja, kalian harus saling jaga. Jangan berantem di apartemen ini atau keluar tanpa pengawasan Ibu," peringatnya.

"Ciap..."

Theo dan Gheo tertawa begitu renyah. Seakan beban yang mereka dapatkan beberapa bulan ini hilang begitu saja. Arisya tersenyum melihat kedua anaknya lebih ceria dan tertawa tanpa beban.

"Naura Arisya Maure, aku akan menjaga anakmu dengan baik. Aku juga akan membalaskan rasa sakit hatimu itu pada si mokondo dan nenek lampir itu," gumam Arisya sambil menatap Theo dan Gheo yang sedang menikmati makanannya.

***

"Ibu pergi bekerja dulu. Ingat kan pesan Ibu yang..."

"Tidak boleh kelual apaltemen tanpa Ibu. Di dalam apaltemen caja dan janan belantem," sela Gheo dan Theo bersamaan membuat Arisya terkekeh pelan.

"Bagus. Terimakasih atas pengertiannya, anak-anak. Ibu pergi dulu, sampai jumpa nanti sore."

Arisya melambaikan tangannya sebelum pergi bekerja. Lebih tepatnya ia akan ke rumah lamanya karena kemarin tak jadi ke sana. Ia juga akan mampir ke toko sembakonya untuk menemui Mega dan Yufi. Sudah ada sebuah sepeda motor yang disiapkan Pak Michael sebagai kendaraan Arisya.

"Untung aku bisa naik motor. Coba kalau enggak, harus naik bus atau angkot." gumam Arisya yang kini sudah berada di atas motor maticnya dengan helm terpasang rapi pada kepalanya.

Eh eh eh...

Citttt...

Bisa nyetir mobil nggak sih?

Halangin jalan aja,

Memangnya ini jalan nenek moyang lo,

Tolong...

1
Ayudya
Hay sang pencuri hati janda.ternyata kamu benar benar membuktikan akan melindungi Arsya ya
Dewiendahsetiowati
Ricko bisa-bisanya jadi tukang ojek🤣🤣
Mom Yuzfan
sepertinya mereka emg jodoh 😂😂😂😂
PengGeng EN SifHa
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

KOK ISO²NE DADI MANG OJEK TO KOOOOOOOOO RICKOOOO
Ita Xiaomi
Makin hari Ricko makin absurd😁
Ita Xiaomi
Diamankan dulu tuh seluruh harta sebelum ada yg lihat atau datang.
༄𝑓𝑠𝑝⍟Lisa𝓜§
org pertama koment jadi thor tolong lah update 2 episode lagi hari ini please
Penulis Eli: diusahakan ya kak 🙏😊
total 1 replies
Dewi kunti
ayo siapa yg mau ikut🤣🤣🤣🤣🤣🤣
༄𝑓𝑠𝑝⍟Lisa𝓜§
lnjut thor
Ayudya
ayo ricko cepet lamar tu arisya
Ayudya
oh ayolah ricko jangan gede di gengsi ntar ibu nya Theo ma gheo di ambil orang
Miu Miu 🍄🐰
malu tapi mau apa bagemane ni rik
༄𝑓𝑠𝑝⍟Lisa𝓜§
hahahahhaha
lucu banget theo dan gheo
lanjut thor please
PengGeng EN SifHa
BUAHAHHAHAHAHAHAHAHAHHAHA🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

ke SKAK sama anak kecil iniJUDULNYA👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏
Ita Xiaomi
Apalah kamu tuh Ricko jaim benar😁
Dewiendahsetiowati
Ricko gengsinya Segede gaban
Ayudya
lah ricko tinggal bilang aku jatuh cinta dan sayang kamu aja susah banget 🤭🤭🤭🤭
Ita Xiaomi
Mulutnya Ricko lancar banget berucap tanpa filter.
Ita Xiaomi
Tante Nayra udah mengklaim klo si kembar itu cucunya😁
Ayudya
lah yg lagi cemburu🤭🤭🤭🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!