NovelToon NovelToon
Kembalinya Ratu Gangster

Kembalinya Ratu Gangster

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Pembaca Pikiran / Diam-Diam Cinta / Putri asli/palsu / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Mengubah Takdir
Popularitas:14.9k
Nilai: 5
Nama Author: Miss_Dew

Nalea, putri bungsu keluarga Hersa, ternyata tertukar. Ia dibesarkan di lingkungan yang keras dan kelam. Setelah 20 tahun, Nalea bersumpah untuk meninggalkan kehidupan lamanya dan berniat menjadi putri keluarga yang baik.

Namun, kepulangan Nalea nyatanya disambut dingin. Di bawah pengaruh sang putri palsu. Keluarga Hersa terus memandang Nalea sebagai anak liar yang tidak berpendidikan. Hingga akhirnya, ia tewas di tangan keluarganya sendiri.

Namun, Tuhan berbelas kasih. Nalea terlahir kembali tepat di hari saat dia menginjakkan kakinya di keluarga Hersa.Suara hatinya mengubah takdir dan membantunya merebut satu persatu yang seharusnya menjadi miliknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss_Dew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3

“Walaupun hanya nasi dingin, tahu dan kerupuk sudah sangat nikmat. Apalagi jika bisa makan bersama papa, mama dan kakak.”

Pagi itu, Nalea sedang berusaha menelan sesuap nasi di dapur yang dingin. Setiap gerakan terasa menyakitkan. Luka pukulan di betisnya berdenyut, dan hatinya terasa kosong setelah penolakan yang ia terima. Dia menyantap makanannya dengan cepat, tidak ingin berlama-lama di sana dan berpapasan dengan anggota keluarga Hersa yang lain.

Tiba-tiba, bayangan elegan Sisilia muncul di ambang pintu dapur. Sisilia mengenakan dress rumahan yang lembut, rambutnya terurai rapi, dan di tangannya, ia membawa secangkir teh yang mengepul.

"Nalea?" Sisilia memanggil dengan suara manis yang sarat kepura-puraan. "Aku mencarimu. Kenapa makan di sini? Di meja makan saja."

Nalea hanya mendongak sekilas, lalu kembali fokus pada makanannya.

"Aku tidak ingin mengganggu," jawabnya singkat, tanpa melihat Sisilia. "Pergilah. Aku akan selesai sebentar lagi."

Sisilia tidak bergerak. Ia justru melangkah mendekat, berdiri tepat di sebelah Nalea. Aroma teh melati yang kuat menusuk hidung Nalea.

"Aku, aku benar-benar minta maaf atas kejadian kemarin," ujar Sisilia, suaranya terdengar tulus, padahal matanya berkilat dingin. "Aku tidak tahu Kak Azlan dan Kak Zavian akan melakukan kekerasan. Aku hanya mengadu bahwa kamu mendorongku, aku tidak menyangka mereka akan menghukummu sekeras itu."

Nalea meletakkan sendoknya, mendongak, menatap Sisilia dengan tatapan tajam yang tersimpan. Tatapan itu berkata, Aku tahu kau berbohong.

"Aku bilang, pergilah. Jangan berpura-pura baik di depanku," kata Nalea, nadanya pelan namun mengandung perintah.

Sisilia tersenyum pahit, pura-pura terluka. "Aku benar-benar tulus, Nalea. Aku ingin kita akrab. Ini, aku buatkan teh hangat untukmu. Agar kakimu bisa sedikit pulih. Kata Lidya, teh melati baik untuk menghangatkan tubuh." Sisilia menyodorkan cangkir teh yang masih mengepul.

Nalea tahu ada bahaya. Ia tidak ingin menerima apapun dari tangan Sisilia.

"Letakkan saja di meja," perintah Nalea datar. "Nanti aku minum."

"Ayolah, Lea," Sisilia memaksa, menyodorkan cangkir itu lebih dekat. "Minum selagi hangat. Ini tandanya aku minta maaf."

"Aku bilang letakkan di meja!" Nalea mulai kehilangan kesabarannya. Tubuhnya terasa tegang.

Saat Nalea mencoba menghindar, Sisilia mendesak. Sisilia pura-pura terhuyung dan…

BYURR!

Teh panas itu tumpah. Bukan hanya mengenai pakaian Nalea, tapi juga mengenai punggung tangan kirinya. Rasa panas yang menyengat dan membakar langsung menusuk kulitnya. Nalea menjerit tertahan, tubuhnya melonjak kaget karena rasa sakit yang tiba-tiba dan luar biasa.

"Panas!" Nalea berseru refleks. Tangannya yang refleks mendorong tubuh Sisilia, sangat pelan, hanya untuk menjauhkan Sisilia agar tidak terkena pecahan cangkir yang jatuh ke lantai.

PRANG!

Cangkir itu pecah di lantai.

Tangan Sisilia yang didorong Nalea segera melakukan aksi berikutnya. Ia sengaja melepaskan kontrol tubuhnya, mendorong dirinya sendiri hingga punggungnya membentur keras sisi lemari dapur.

DUG!

Suara benturan keras itu terdengar hingga ke ruang tengah.

Sisilia langsung menjatuhkan diri ke lantai, wajahnya panik luar biasa. "Aduh! Kepala Sisil sakit!"

Saat yang bersamaan, Lidya, yang entah dari mana, langsung berlari ke dapur.

"Astaga, Nona Sisilia!" Lidya panik, langsung berlutut di samping Sisilia.

Sisilia merengek, menunjuk Nalea dengan tangan gemetar. "Aku, aku hanya ingin memberinya teh, Bu. Tapi dia marah dan mendorongku, hingga kepalaku terbentur!"

Lidya melihat Sisilia. Di pelipis Sisilia, sudah ada memar merah keunguan yang muncul entah dari mana. Mungkin Sisilia sudah menyiapkan trik ini dari semalam. Lidya mendongak, wajahnya dipenuhi amarah yang membara, ditujukan sepenuhnya pada Nalea.

"Dasar kau anak kurang ajar! Kau mencelakai Nona Muda! Kau pikir kami tidak tahu kau tidak menyukai Sisilia!" teriak Lidya, suaranya melengking. "Kau ini kasar! Liar! Ingin membunuh Sisilia, hah!"

Nalea berdiri terpaku, terkejut dan bingung. Tangan kirinya terasa sangat perih, kulitnya mulai memerah dan melepuh.

"Tidak! Aku tidak melakukan apa-apa!" Nalea membantah, tubuhnya masih menggigil akibat rasa sakit. "Dia menjatuhkan teh itu sendiri! Aku hanya mendorongnya pelan agar dia tidak terkena pecahan beling. Dia sendiri yang membenturkan kepalanya ke lemari!"

Lidya tidak mendengarkan. Ia menangkup wajah Sisilia. "Kepalamu memar, Nak. Dia pasti benci sekali padamu." Lidya kembali menatap Nalea dengan tatapan penuh kebencian. "Jahat! Kau anak iblis! Kami sudah tahu kau datang ke sini untuk mencelakai anakku! Kau tidak sudi dia menjadi putri di rumah ini!"

Keributan itu menarik perhatian Zavian. Pria sulung itu bergegas masuk ke dapur, raut wajahnya panik saat melihat Sisilia tergeletak di lantai dan Lidya yang berteriak histeris.

"Ada apa ini?!" Zavian berseru.

"Tuan Zavian! Nona Nalea! Dia mencelakai Nona Sisilia!" Lidya menunjuk Nalea yang berdiri gemetar, tangannya memegang luka bakar. "Dia mendorong Nona Sisilia hingga kepalanya terbentur lemari! Lihat, kepalanya memar!"

Zavian terkejut melihat memar di pelipis Sisilia. Ia memandang Nalea, kekecewaan mendalam kembali menyelimuti matanya.

"Nalea! Apa yang kau lakukan lagi! Sudah berapa kali kubilang, jangan bawa kebiasaan di jalanan ke rumah ini! Kenapa kau sekasar ini!" Zavian membentak, suaranya keras.

Nalea merasakan dadanya sesak. Nyeri di kakinya, nyeri di tangannya, dan kini nyeri emosional yang jauh lebih parah.

"Aku tidak salah, Kak Vian!" Nalea bersikeras, suaranya sedikit meninggi. "Dia yang menumpahkan teh panas itu ke tanganku. Aku hanya mendorongnya perlahan. Sisilia berbohong! Lihat tanganku, Kak! Aku yang terluka!" Nalea menunjukkan punggung tangannya yang sudah mulai melepuh.

Zavian hanya melirik sekilas tangan Nalea, lalu kembali menatap Sisilia. "Luka bakar ringan bisa diobati. Tapi memar di kepala bisa bahaya! Kau sudah keterlaluan!"

Nalea terdiam. Luka bakar ringan? Dia bahkan tidak peduli seberapa parah lukaku.

Sisilia, dengan air mata yang masih mengalir, memeluk kaki Zavian. "Kak Vian, jangan salahkan Nalea. Mungkin dia hanya tidak sengaja. Dia pasti lelah karena tinggal di sana…" Sisilia menggantung kalimatnya, merujuk pada latar belakang gangster Nalea.

Sisilia melakukan trik psikologis yang sempurna, pura-pura membela, tetapi pada saat yang sama, mengaitkan perilaku Nalea dengan latar belakang 'liar'nya.

"Aku tidak sengaja, tapi aku tidak salah," tegas Nalea. Ia bahkan tidak memedulikan rasa perih yang menjalar di tangannya.

Zavian sudah tidak tertarik mendengarkan. "Diam, Nalea!" Ia membungkuk, mengangkat Sisilia yang mungil dan'lemah ke dalam pelukannya.

"Bibi, suruh sopir siap-siap. Kita ke rumah sakit."

Saat Zavian berbalik, membawa Sisilia yang pura-pura lemah, Nalea melihatnya. Di atas bahu Zavian, Sisilia memutar kepalanya ke belakang, menatap Nalea dengan senyum licik. Senyum tipis, dingin, dan penuh kemenangan.

Sisilia berbisik, cukup keras hanya untuk didengar Nalea. "Aku akan menjaga apa yang sudah menjadi milikku. Termasuk seluruh harta keluarga Hersa, dan semua yang ada di rumah ini. Kau tidak akan pernah mendapatkannya. Apalagi kasih sayang dan cinta keluarga yang kamu dambakan, tak akan aku berikan setetes pun."

Nalea hanya bisa mengepalkan tangan kanannya, merasakan sakit yang luar biasa di tangan kirinya yang melepuh. Di mata keluarga Hersa, kini Nalea bukan lagi hanya anak liar, tapi juga calon pembunuh

1
иąв𝖎ƖƖą ≛⃝⃕|ℙ$
penyesalan yang sangat sangat terlambat, setelah Sisil & Lydia terang-terangan dengan menunjukkan sifat aslinya, baru deh seluruh keluarga hersa menyesal telah memperlakukan Lea dengan buruk🙄
иąв𝖎ƖƖą ≛⃝⃕|ℙ$
dititik inilah keluarga hersa mulai menyesal telah menyayangi rubah dan induknya🙄 pada akhirnya seluruh keluarga hersa menjadi korban keserakahan &kekejaman sisil & Lydia 🙄
❤️⃟Wᵃf dsinta🦚➢‮
nah benerkan apa yang di katakan nalea semua sekarang kamu harus waspada
иąв𝖎ƖƖą ≛⃝⃕|ℙ$
ivander kau terlalu sombong, dan merendahkan Lea, padahal situasi sedang mengancammu, akan kebangkrutan dan jatuh miskin, tapi kau menolak bantuan Lea 🙄
❤️⃟Wᵃf dsinta🦚➢‮
sokorrr sekarang kamu gak bisa meminta uang seenaknya pada keluarga bersama sisill
иąв𝖎ƖƖą ≛⃝⃕|ℙ$
akhirnya zavian peduli dengan Lea, walaupun masih dingin setidaknya ada harapan kalo kakaknya itu punya hati
❤️⃟Wᵃf Bayu
Iseng kok sampai berdiri setengah jam, masuk akal nggak?
иąв𝖎ƖƖą ≛⃝⃕|ℙ$
dasar gak sadar diri situ yg putri palsu malah ngatain Lea yg anak liar. sumpah Gedeg Banget dengar aktingnya sisil🙄
🍌 ᷢ ͩ❤️⃟Wᵃfនӈᷭɜͧiͤււͤaᷠᶫᵌᵌ
Semoga saja Mama Nalea bisa sembuh lagi dan bisa menyayangi Nalea sebagai mestinya seorang ibu terhadap anaknya
🍌 ᷢ ͩ❤️⃟Wᵃfនӈᷭɜͧiͤււͤaᷠᶫᵌᵌ
heh dasar anak gak tau diri gak bersyukur banget di besarin di keluarga kaya malah seenaknya sendiri, coba ikut ibu mu sendiri mungkin kehidupanmu gak bakal kek sekarang
❤️⃟Wᵃf dsinta🦚➢‮
kan emang kenyataan nya kamu anak pembantu sisilia
🍌 ᷢ ͩ❤️⃟Wᵃfនӈᷭɜͧiͤււͤaᷠᶫᵌᵌ
bagus Nalea harus tegas sama pembantu kek gitu biar dia gak semena2 udah di tolong kok seenaknya
иąв𝖎ƖƖą ≛⃝⃕|ℙ$
nandes Balong😭😭 kata-kata mu Sisil sungguh kejam dan sadis😭😭
mana ada darah manusia lebih rendah derajatnya daripada seekor anjingg🥹🥹🤬🤬🤬
❤️⃟Wᵃf dsinta🦚➢‮
ya karena nalea sara adalah wanita kesayangan dan yang di cintai kayzo
❤️⃟Wᵃf Bayu
Dari dulu aku heran, bagaimana Sisil bisa dianggap sebagai nona muda di keluarga Harsa, sementara ibunya bekerja sebagai pembantu di sana.
🍌 ᷢ ͩ❤️⃟Wᵃfនӈᷭɜͧiͤււͤaᷠᶫᵌᵌ
Sepertinya kayzo lebih mementingkan Nalea dari pada kedudukannya, bagus setidaknya masih ada orang yang tulus sama Nalea
иąв𝖎ƖƖą ≛⃝⃕|ℙ$
Untung ya di saat terlemahnya Lea masih ada Rey yg sangat peduli dengan Lea 🤩
🍌 ᷢ ͩ❤️⃟Wᵃfនӈᷭɜͧiͤււͤaᷠᶫᵌᵌ
nah bagus itu Nalea ajak aja Sisilia keliling komplek kali aja ketemu sama Om2 gendut kasih aja tuh Sisilia
иąв𝖎ƖƖą ≛⃝⃕|ℙ$
tega, dasar kejam kau Azlan. ngambil 3kantung darah Lea tanpa memikirkan kondisi tubuh Lea yg lemah😭
🍌 ᷢ ͩ❤️⃟Wᵃfនӈᷭɜͧiͤււͤaᷠᶫᵌᵌ
jangan cuma berencana segala sesuatu cepat di lakukan dan di selidiki sebelum semuanya terlambat, lagian kenapa kalian gak percaya sama kata hati Nalea
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!