Dinda Ayudia meida(Dinda),dua bersaudara berasal dari keluarga sederhana,ayahnya seorang PNS dan ibunya seorang ibu rumah tangga tapi cukup untuk mendidik kedua anaknya.
lalu apa yang membuat Dinda tersisihkan?
hai ini cerita pertamaku semoga kalian suka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mie Atah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33. AYT
Aku cinta dia Mak
Aku sayang dia Mak
Yang sedang sedang saja
Asalkan dia setia
sang penghibur yang asyik sendiri padahal kalau lagi begini enaknya tidur tapi karena banyaknya penumpang dengan segala ke randoman nya mata ngantuk pun tidak bisa merapat.
bisa kita membaringkan badan tapi kalau kita menghadap Utara kepala orang di belakang kita menghadap barat kaki orang,akhirnya lebih baik duduk berselonjor kaki itupun sudah sangat bersyukur bisa meluruskan kaki.
Adzan Dzuhur sudah berkumandang sejak tadi tapi aku niatkan untuk jamak takhir saja sepertinya di tempat sholatnya pun pasti penuh penumpang.
Sekitar 2 jam lebih perjalanan laut akhirnya kapal yang kami tumpangi menepi,satu persatu kami menuruni tangga,sampai di oaskiran atas dimana mobil paman Ari berada deru suara mobil dan motor bersautan belum lagi bunyi peluit yang setiap saat kang parkir tiup.
Aku buru buru masuk kedalam mobil dengan sahla yang aku gandeng.
Untung ini bocah di kapal molor terus coba kalau dia bangun beeh bakalan heboh gimana kali.
" teh Dinda mau hp lagi boleh " tanya sahla padaku.
" boleh tapi nanti ya kalau sudah turun kapal " kataku.
Sahla mengangguk kan kepalanya yang bulat dengan rambutnya yang keriting.
Paman sedikit demi sedikit memajukan mobilnya untuk keluar kapal,harus dengan kesabaran ekstra dan hati hati sebab lengah sedikit saja pasti sudah bersenggolan dengan mobil lain.
Setelah berhasil keluar dari kapal
Alhamdulillah
Ku ucap syukur atas perjalanan yang luar biasa ini.
Aku berikan hp kepada sahla sesuai janji ku tadi.
" uhh luar biasa ya Din Lampung kalau lagi hari libur begini " kata kak putri.
" ia kak Dinda juga baru ngerasain ,biasanyacuma liat di tv" kata ku membenarkan
" kamu katanya udah daftar kuliah din " tanya pamanku sambil tetap fokus menyetir.
" ia man " jawabku
" kok malah ikut paman " tanya nya lagi
" ya gak apa apa lah yah emang kenapa " kata kak putri menegur suaminya takut aku tersinggung
" ya gak apa apa mah cuma sayang aja kalau misalkan nanti keterima kan " kata paman
" kata ayah kalau pengumuman udah keluar terus Dinda keterima boleh pulang man lanjutin kuliah nya " kata ku menjelaskan
" owh " katanya memutuskan obrolan
*********************************
Sampai di res area pertama aku tidak tau ini sudah dimana,aku melihat pergelangan tanganku waktu sudah menunjukan jam 15:45 berarti waktu ashar sudah masuk.
" paman Dinda izin dulu ya mau nyari mushola " kataku pada paman
" oh ia didalam biasanya tanyain aja sama yang jualan di sekitar situ " kata paman mengarahkan
" ia man " jawabku sambil berlalu mencari mushola
Aku berjalan menuju gedung yang banyak sekali menjual makanan,tempat nya sangat luas tapi semua parkiran penuh oleh kendaraan,aku berjalan cukup jauh sebab pamanku memarkirkan mobilnya cukup jauh dari gedung tersebut.
Aku masuk bertanya pada salah satu pedang makanan matang
" oh itu lurus terus nanti belok kanan disitu ada bacaan toiletnya nah sebelahnya itu mushola" katanya sambil menunjuk ke arah yang sesuai dengan apa yang ia katakan.
aku mengikuti arah yang beliau tunjukan
" owh iya makasih " jawabku tersenyum
Setelah sampai di toilet yang di maksud aku melakukan ritual kamar mandi buang air kecil mencuci wajah seadanya setelah itu ber wudhu.
aku keluarkan mukena traveling yang aku bawa di dalam tas
Lekas aku melakukan sholat jama' takhir
usholli fardol 'asyri rok'ataini qosron majmu'an iladzuhri adaan lillahi ta' ala
Assalamualaikum warahmatullah
Assalamualaikum warohmatullah
Selesai menunaikan sholat jamak takhir ashar kembali aku bangkit untuk melaksanakan sholat jamak takhir Dzuhur
Usholli fardo dzuhri rok' ataini qosron majmu' an ilaihil ' Ashri adaan lillaahi ta' ala
Assalamualaikum warahmatullah
Assalamualaikum warahmatullah
Alhamdulilah
dilanjutkan berdoa memohon pertolongan keselamatan atas perjalanan ku dan keberkahan setiap langkahku
Aamiin
Selesai melaksanakan kewajibanku dengan cepat aku melipat kembali mukena sebab aku tidak ingin terlalu lama takut kak putri dan paman Ari menunggu.
Berjalan kembali menyusuri parkiran mobil,untung saja aku hafal seperti apa mobil paman dan dimana letak parkirnya,kalau tidak bisa nyasar.
" teh dindaaaaa " teriak sahla sambil merentangkan tangan ingin di peluk olehku
Dengan semangat aku angkat sahla ke gendonganku.
" uh embulnya " kataku sambil menghujani pipinya
Hahahaha
" tteh geli ala nya " kata sahla dengan bahasa cadel yang menggemaskan
" sholad dimana tadi Din " tanya kak putri
" itu disana di gedung yang itu " kataku sambil menunjuk gedung yang paling besar di res area
" yah jauh amat itu loh di angkringan jual ayam ada " kata kak putri menunjuk salah satu angkringan yang tak jauh dari parkiran mobil kami.
" gak tau kak " jawabku tersenyum
" ayah sih gak ngasih tau " kata kak putri sambil menggeplak bahu suaminya
" ya mana ayah tau " jawabnya acuh TAK acuh
" ya gak bakalan tau lah sholat aja gak pernah " kata kak putri lagi
Astaghfirullah
" benarkah " batinku
" yaudah kita makan dulu ya,ni Din kakak gak tau kamu suka apa jadi tadi di pesenin ayam chiken aja " kata kak putri sambil menyodorkan kotak yang berlogo ayam terkenal
" makasih kak, loh paman gak makan " tanyaku saat melihat paman Ari rebahan di dalam mobil yang pintunya sengaja di buka
" udah tadi duluan itu lagi istirahat dulu tadi ngeluh kakinya keram,mungkin sebab perjalanan jauh kali ya Din,kan bolak balik nyetir sendiri" kata kak putri menjelaskan
" bisa jadi kak " kataku sambil melirik paman kawatir.
Kami melanjutkan makan siang yang kesiangan di emperan dekat mobil dengan sahla yang selalu berceloteh sambil memainkan hp mamahnya
" mamam ini ciapa" katanya sambil menunjukan satu foto kepada kak putri
" ini loh kamu waktu bayi " kata kak putri
" coba liat " kata ku pada sahla
" ini Lo teh ,kata mamam ini ala tapi bukan badanya kecil banyet,ala kan syudah becal" katanya tidak terima
" hehehe" aku terkekeh dan mencubit pipinya yang embul.
" ini sahla waktu bayi sebelum jadi wmbul begini,dikasih makan apa sih kamu " kataku gemas
" gak ada yang spesial Din dia emang apa aja di makan sampe pernah sama ayah nya dikasih sambel terasi sangking penasaran dan gak mau diem pengen nyomot sambel" kata kak putri
" hah beneran kak,terus " tanyaku penasaran
" ya ujung ujung nya mewek kepedesan " kata teh putri sambil tertawa mengingat kembali moment itu
" hahahaha " akupun ikut tertawa mendengar cerita kak putri
setengah jam kami beristirahat,kami melanjutkan kembali perjalanan agar cepat sampai
Diperjalanan paman Ari kembali merasakan kakinya keram dengan terpaksa kami berhenti di pinggir tol jalan menuju Bogor.
istirahat beberapa menit kembali paman melanjutkan kendaraannya.
Aku ikut hawatir tapi tidak berani menyampaikan kehawatiranku,aku hanya berdoa semoga semuanya baik baik saja.
keluar dari tol Jagorawi di km 38 kembali paman mengalami keram hebat,kami meminggirkan kembali kendaraan ada paman bisa kembali istirahat.
Perjalanan masih satu setengah jam untuk sampai kerumah paman Ari.
melihat kondisi Pama Ari tidak memungkinkan untuk melanjutkan perjalanan akhirnya kak putri putuskan ia yang mengendarai mobil.
Walaupun di kata sudah bisa tapi tetap kalau di jalan yang belum ia fahami ia masih gerogi.
Dengan perlahan kak putri menjalankan mobilnya tentu dengan arahan paman Ari yang duduk di kursi depan sambil meluruskan kakinya ke atas dasboard.
Keluar dari tol kami terus lurus memasuki perumahan bersusun memasuki gang sempit lima belas menit gang sempit akhirnya kami sampai.
Aku turun lebih dulu dengan sahla yang aku tuntun untung ia tidak tidur.
Aku pandang sekeliling tempat yang lumayan luas tapi kurang terawat,yang aku yakini ini khusus parkiran mobil saja.
Kak putri turu membuka pintu penumpang lalu memapah pamanku.
Aku mengikuti dari belakang menggandeng tangan sahla sambil ku perhatikan sekeliling kontrakan biasa pada umunya berderet sempit jalan yang hanya untuk kendaraan roda dua.
Tepat di pintu ke 4 paling pojok itu lah kontrakan paman Ari.
kak putri membuka pintu lalu masuk perlahan masih sambil menggandeng tangan paman Ari.
" ayo Din masuk jangan sungkan " ajak nya padaku
Aku masuk sambil membaca doa,aku duduk di ruangan pertama tidak ada apa apa hanya ada tv mungkin karena ruangannya sempit.
kak putri kembali setelah membaringkan paman Ari di atas kasur .
" maaf ya tempatnya yang kurang bikin nyaman,beginilah kalau di kota Din dempet dempetan " kata kak putri menjelaskan padaku
" enggak apa apa kak di pondok juga begini $ jawabku sambil tersenyum
" tas tasnya belum di keluarin ya " tanya nya
" ia belum kak " jawabku
" yaudah yuk kita keluarin dulu barang bawaannya
Aku kembali keluar dengan kak putri guna menurunkan barang bawaan kami yang bisa disebut banyak sebab oleh oleh Dari Lampung,aku tenteng tas pakaianku tangan satunya menenteng kardus yang lumayan berat , aku tidak tau isinya apa
sampai tiga kali balikan, akhirnya selesai mengeluarkan barang bawaan dari lampung
Aku duduk meluruskan kaki yang pegal karena duduk yang tidak berubah selama perjalanan
Setelah di rasa sudah enakan aku bangkit membantu kak putri membereskan semua barang bawaan,sesuai instruksi nya.
Sampai adzan Maghrib berkumandang baru selesai,aku segera menuju kamar mandi membersihkan badan berwudhu lalu memakai bajuku yang aku bawa kekamar mandi sebab tidak memungkinkan aku mengganti bajuku di depan karena kontrakan paman Ari tidak ada pintu penyekat plong begitu saja hanya ada tiga ruangan tapi tidak ada penutupnya.
AKu tidak tau ukurannya berapa tapi lumayan untuk keluarga kecil mereka.
Hanya saja aku terkadang kikuk sendiri kalau mau ke kamar mandi atau ke dapur sebab harus melewati kamar paman Ari dan kak putri.
aku merasa kurang nyaman bukan karena tempat yang seadanya itu sudah biasa tapi kikuk aja gitu.
Aku berfikir mungkin ini baru awal saja semoga selanjutnya sudah biasa bahkan doaku segera dapat kerjaan terus mencari kontrakan sendiri.
Hai kembali lagi ni si mie atah jangan lupa like and komen ya