NovelToon NovelToon
Jodoh Tak Terduga : Ketika Gadis SMA Dan CEO Dingin Bersatu

Jodoh Tak Terduga : Ketika Gadis SMA Dan CEO Dingin Bersatu

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / CEO / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Yp_22

•Sinopsis

Bagaimana jika dua insan yang tak saling kenal di satukan dalam sebuah ikatan pernikahan?

Keduanya hanya beberapa kali bertemu di acara-acara tertentu. Dan pada akhirnya mereka harus terbiasa bersama tanpa adanya sebuah rasa.

Tak terbersit di benak mereka, bahwa keduanya akan terikat oleh sebuah janji suci yang di ucapkan sang pria di depan para saksi.

Akankah keduanya bertahan hingga akhir? Atau malah berhenti di tengah jalan karena rasa cinta yang tak kunjung hadir?

Penasaran sama endingnya? Yuk ikutin ceritanya!..
Happy reading :)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yp_22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33

Viona yang masih mengedarkan pandangannya tampak terpaku saat matanya melihat satu pintu terbuka dengan pelan dan menampilkan sesosok pria tampan nan gagah yang berdiri di ambang pintu.

Tatapannya terus terfokus pada pria yang kini tengah memandangi dirinya.

Penampilannya nampak memukau pada malam ini. Bukan hanya tampan, ia juga tampak berwibawa dengan tubuh tegap yang di milik nya.

Dengan jas mahal dengan warna yang senada dengan dress yang di kenakan Viona, Michael berjalan perlahan menghampiri Viona.

Sesampainya di depan Viona, ia hanya diam memperhatikan tatapan Viona yang tampak terpesona melihatnya.

Viona masih diam, ia penasaran sekaligus kagum saat melihat Michael keluar dari pintu dan menghampirinya.

Sebelah tangan Michael yang sedari tadi tersembunyi di balik tubuhnya, kini terulur dan menunjukkan setangkai mawar merah ke arah Viona.

"For you" ucapnya dengan suara dalam.

Viona menatap mawar yang berada di tangan Michael. Walau dengan keadaan kepala yang bising oleh pertanyaan yang hinggap di otaknya, namun Viona tetap meraih mawar dari tangan Michael.

Setelah tangkai mawar berpindah alih, Michael menarik tangan Viona dengan lembut dan mengajaknya ke arah satu-satunya meja yang terdapat di ruangan itu.

Dengan langkah ragu, Viona mengikuti Michael dan duduk berhadapan di meja bundar.

Karena terlanjur penasaran, Viona akhirnya melemparkan pertanyaan yang sedari tadi hinggap di kepalanya, "dimana?".

Michael mengernyit mendengar pertanyaan Viona yang tidak jelas mengarah kemana. "Apanya yang dimana?"

"Cewek yang mau Om lamar lah".

Michael semakin menautkan kedua alisnya bingung.

"Cewek mana yang kamu maksud? Dan darimana kamu tau kalo malam ini saya akan melamar seseorang?"

"Itu loh Om, cewek yang tadi siang sama Om di toko perhiasan, yang milih-milih cincin buat lamaran".

Michael menahan senyuman yang hendak terbit dari bibirnya dengan cara menggigit bibir bagian dalamnya. Sepertinya gadisnya sedang salah paham dengan maksudnya.

"Jadi tadi siang kamu liat saya? Kenapa gak nyapa dan kenalan sama cewek yang lagi sama saya?"

"Gak mau lah, gak mungkin juga aku gangguin orang yang lagi pacaran" jawab Viona dengan memasang wajah cemberut.

Tanpa berniat membalas, Michael berdiri dari duduknya dan meraih kedua tangan Viona untuk ikut berdiri di hadapannya.

Viona mendongak menatap Michael yang berdiri tepat di hadapannya dengan tatapan bingung.

"Malam ini saya memang akan melamar seorang gadis, namun bukan gadis yang kamu liat bersama saya tadi siang yang akan saya lamar. Tapi gadis yang akan saya lamar adalah gadis yang kini tengah berdiri menatap saya, yang tangannya saya genggam dengan erat berharap dia tak lepas dan meninggalkan saya seorang diri".

Viona tertegun, matanya melebar saat otaknya berhasil mencerna setiap kata yang di lontarkan Michael tepat di hadapannya.

Perlahan Michael menurunkan tubuhnya dan berlutut di hadapan Viona. Tangannya masih setia menggenggam tangan kecil milik Viona yang muali terasa dingin akibat gugup.

"Viona.. saya tau kita sudah menikah, tapi saya ingin melamar kamu dengan layak seperti pasangan di luar sana. Apakah kamu bersedia menjadi pendamping di sisa umurku ini?".

Viona menggigit bibir bawahnya dengan gelisah, "terus.. cewek tadi?"

Michael tersenyum tanpa mengubah posisinya. "Dia adik sepupu saya yang baru pulang dari luar negeri dan membantu saya memilihkan cincin yang cocok untuk kamu".

"Jadi bagaimana? Apakah kamu menerima lamaran dari suamimu ini, dan memulai semuanya dari awal?" Lanjutnya dengan tatapan penuh harap.

Perlahan Viona menganggukkan kepalanya dengan senyuman yang mulai terbit di bibirnya.

Michael tersenyum bahagia dan mengeluarkan kotak cincin berbentuk hati dari saku jasnya.

Tanpa mengubah posisinya, Michael mengeluarkan cincin indah yang nampak mahal lalu memakaikannya kepada jari manis milik Viona.

Michael mengecup cincin yang sudah terpasang pada jari manis Viona dengan haru.

Ia bangkit dan memandangi wajah Viona yang nampak sangat cantik malam ini.

Tanyanya dengan cekatan meraih pinggang Viona yang terbalut dress yang di pilihkan nya dan menempelkan pinggang ramping Viona pada tubuhnya.

Perlahan wajahnya bergerak mengikis jarak dengan wajah Viona.

Michael menempelkan hidung mancungnya dengan hidung Viona. Mata keduanya saling beradu dengan tatapan penuh kebahagiaan.

Michael memiringkan wajahnya dengan gerakan pelan.

Viona yang tau apa yang akan terjadi selanjutnya hanya pasrah dan menutup matanya seolah menyambut Michael.

Michael ikut terpejam saat bibirnya berhasil meraih bibir merah muda milik Viona yang terasa lembab.

Nafas keduanya saling beradu, bibir Michael dengan lihai memainkan bibir Viona yang terasa manis.

Keduanya hanyut dalam kehangatan yang di alirkan dari peny4tuan dua bibir yang saling mengh!sap satu sama lain.

Hingga beberapa menit kemudian, Viona yang kehabisan nafas menggerakkan tangannya memukul pelan dada bidang Michael sebagai bentuk protes.

Michael menghentikan aksinya tanpa menjauhkan wajahnya.

Hidung mereka masih beradu dengan kening yang saling menyatu. Nafas Viona yang memburu terasa sangat jelas menerpa wajah tampan Michael.

Tangan Michael terangkat dan menyeka sisa sisa sal!va di sudut bibir Viona.

Di pandanginya wajah cantik yang memerah karena ulahnya barusan.

Viona memalingkan wajahnya saat merasakan wajahnya yang sangat terasa panas. Apalagi kini jantungnya berdebar tak karuan saat mengingat peristiwa yang terjadi beberapa saat lalu.

Michael terkekeh melihat Viona yang tampak salah tingkah. Ia menjauhkan tubuhnya dan menuntun Viona untuk kembali duduk di kursinya.

Tangannya terangkat memberi isyarat kepada pelayan yang akan menghidangkan makanan untuk makan malam mereka.

"Kok aneh ya Om, aku udah nikah tapi malah di lamar sama suami aku sendiri" giman Viona.

"Ya gak papa, dulu kan saya tidak sempat melamar kamu dengan baik. Dulu juga kan kita nikah karena perjodohan dan tidak memiliki perasaan satu sama lain. Kalo sekarang saya udah jatuh cinta sejatuh-jatuhnya sama kamu" jawab Michael dengan menatap Viona yang duduk di hadapannya.

Pelayan mulai datang dan menyajikan menu yang kebanyakan adalah menu yang di sukai oleh Viona.

Setelah meja terisi penuh oleh makanan, pelayan pamit undur diri

"Om beneran jatuh cinta sama aku?" Tanya Viona penasaran.

Michael mengangguk dengan mantap.

"Kenapa? Apa hal dari diri aku yang bikin Om bisa jatuh cinta sama aku? Dan dari kapan Om punya perasaan sama aku?"

"Cinta itu gak perlu memiliki alasan untuk sekedar hadir, asalkan ia menemukan orang yang tepat untuk dirinya menetap. Semua yang ada pada diri kamu adalah hal spesial bagi saya. Saya gak punya alasan apapun untuk mencintai kamu, saya hanya punya keyakinan bahwa saya tidak akan melunturkan rasa yang kini telah hadir dan hinggap di dalam hati saya. Kapan tepatnya rasa itu hadir, saya pun tidak tahu, tapi yang pasti.. saat ini dan nanti, saya mencintai kamu".

Viona menggigit bibirnya kuat tak mampu menahan debaran jantung yang semakin menggila saat mendengar pernyataan yang keluar dari mulut Michael.

Tangan Michael terulur menyentuh bibir yang Viona gigit. "Jangan di gigit".

"Sekarang makan ya"

Viona tak lagi bertanya tentang perasaan Michael terhadapnya. Jawaban Michael barusan saja sudah cukup untuk membuatnya tersenyum dengan lebar dengan hati berdebar.

Acara lamaran yang di rencanakan oleh Michael berjalan dengan lancar. Setelah mengisi perut dengan makanan yang pelayan sajikan, keduanya terlibat obrolan ringan.

Sekitar pukul sebelas malam, keduanya memutuskan untuk pulang mengingat hari semakin larut.

Dua indan yang sedang mabuk asmara itu kini berjalan berdampingan dengan tangan yang saling bertautan.

Bahkan hingga mereka masuk ke dalam mobil pun, Michael tak melepaskan genggaman tangannya pada tangan Viona yang terasa mungil.

Bahkan sesekali Michael akan menarik tangan Viona dan membawanya ke arah wajahnya untuk ia kecup.

Tindakan romantis Michael yang baru di alami oleh Viona membuat gadis itu merasa aneh dengan perubahan Mich yang begitu kentara.

Sesampainya mereka di rumah, Michael langsung memasukan mobilnya ke dalam garasi samping rumah.

Sebelum Michael membukakan pintunya, Viona segera turun dan berjalan meninggalkan Michael di belakangnya.

Michael hanya tersenyum dan mengikuti langkah Viona yang terasa lambat bagi dirinya.

Setelah sampai di kamar utama, mereka segera membersihkan dirinya masing-masing dan bersiap untuk tidur.

Kini mereka tampak saling memeluk di atas ranjang dengan tubuh yang tertutup selimut tebal.

Keduanya tampak hanyut dalam kehangatan yang mereka ciptakan.

"Sayang.." panggil Michael saat keduanya sampai di dalam kamar mereka.

Wajah Viona memerah saat mendapatkan panggilan berbeda dari suaminya, ia masih belum terbiasa dengan Michael yang berprilaku romantis seperti ini.

"Kenapa Om?" Tanyanya sambil berbalik menatap Michael.

"Bisa gak, kalo mulai sekarang kamu ubay panggilan kamu? Aneh rasanya kalo manggil suami sendiri dengan panggilan Om, berasa nikah sama ponakan".

"Udah terlanjur nyaman, gimana dong?"

"Ya biasain. Masa kalo nanti kamu saya ajak ke pertemuan dengan rekan kerja kamu manggilnya Om? Kan gak lucu".

"Ya enggak lah, aku kan bisa mengondisikan panggilan buat Om. Kalo di depan rekan kerja Om nanti aku ubah panggilnya jadi Mas".

"Itu kamu bisa manggil mas kalo di depan rekan kerja saya. Kenapa kalo berdua gak bisa?"

"Hhee, ya udah deh iya. Aku usahain yah, kalo manggilnya om lagi, berarti aku lupa".

"Iya gak papa, yang penting kamu mulai ada kemauan buat ngubah panggilan sama suami sendiri".

Tak ada suara yang menyahuti.

Saat Michael menunduk dan menatap wajah Viona yang menempel pada dada bidangnya, ternyata gadisnya sudah tertidur dengan nyaman tanpa memperdulikan dirinya.

"Dasar" gumamnya lirih.

Ia kembali mencari posisi yang terasa nyaman dengan tangan yang semakin erat memeluk tubuh Viona yang lebih kecil dari dirinya.

Perlahan matanya terpejam untuk menyusul Viona yang sudah lebih dulu pergi menyelami alam mimpi.

\=°°°•°°°\=

1
Chipmunks
Jalan ceritanya bikin penasaran
Aono Morimiya
Aku bisa baca terus sampe malem nih, gak bosan sama sekali!
Linda Ruiz Owo
Suka sejak awal
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!