NovelToon NovelToon
KETIKA CINTA KEMBALI PULANG

KETIKA CINTA KEMBALI PULANG

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Lari Saat Hamil / Berbaikan / Single Mom / Hamil di luar nikah
Popularitas:361
Nilai: 5
Nama Author: deameriawan

PLEASE FOLLOW DEAMERIAWAN UNTUK MENDAPATKAN NOTIFIKASI UPDATE NOVEL TERBARU


Suara itu sangat tidak asing di telingaku ... Apakah dia Ghavi yang kukenal ? Ghavi yang pernah mengisi hatiku selama 5 tahun dengan penuh cinta dan mamanya yang telah menghancurkan nya dengan cara yang tidak bermoral. Sudah susah aku bersembunyi darinya sejak 3 tahun lalu tapi kenapa harus bertemu dengannya disini ? batinku ingin berteriak antara yakin dan tidak bahwa laki-laki yang disebutkan oleh Amara sebagai tunangannya adalah Ghavi yang pernah mengisi hatiku beberapa tahun yang lalu saat kami berdua bersekolah di Paris.

Apakah Catelyn akan goyah dengan kehadiran Ghavi ?

Apakah Catelyn bersedia membuatkan gaun pernikahan untuk Amara dan Ghavi ?

Dan bagaimana perasaan Catelyn dan Ghavi atas pertemuan yang tidak terduga ini ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon deameriawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

HADIAH KEBANGKRUTAN

"Kau pikir aku akan menyakitimu secara fisik, Ma ? Tentu saja tidak. Aku tidak akan pernah melakukan itu" kata Ghavi, dengan senyum sinis yang menyakitkan.

"Lalu, apa yang akan kau lakukan ?" tanya Renatta, dengan nada ketakutan.

"Aku akan memberikanmu 'hadiah' yang lebih baik dari sekadar rasa sakit. Sesuatu yang akan membuatmu merenungkan semua pilihan hidupmu" jawab Ghavi, sambil mengeluarkan sebuah amplop dari sakunya.

Ia menyerahkan amplop itu kepada Renatta. Renatta dengan ragu menerima amplop itu dan membukanya.

Isi amplop itu adalah bukti bahwa Ghavi telah memblokir semua akses Renatta ke rekeningnya dan aset-asetnya. Di dalamnya juga terdapat dokumen yang menunjukkan bahwa semua aset yang berasal dari Atmadja Corporation, yang selama ini Renatta nikmati hasil penjualannya, telah ditarik kembali dan dikelola sepenuhnya oleh yayasan atas nama Gavin, cucunya.

Renatta ternganga. Matanya membulat sempurna, tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Ia benar-benar miskin sekarang. Semua kemewahan yang selama ini ia nikmati, hasil dari warisannya lenyap dalam sekejap.

"Apa ... apa ini ? Kau ... kau tidak mungkin melakukan ini padaku, Ghavi ! Aku ini mama mu !" teriak Renatta, histeris, sambil melempar dokumen-dokumen itu ke lantai.

Ghavi menatap ibunya dengan dingin. "Mama ? Seorang mama tidak akan pernah tega menyakiti menantunya yang sedang hamil dan cucunya sendiri hanya karena uang dan dendam" jawab Ghavi, dengan nada dingin dan menusuk. "Semua yang mama miliki selama ini berasal dari keluarga Atmadja. Sekarang, saatnya dikembalikan kepada yang berhak. Kau hanya menikmati sisa-sisa kejayaan kakek, dan kau menghamburkannya untuk kesenangan sesaat"

"Tapi ... tapi aku mama mu! Aku yang melahirkan mu ! Kau tidak bisa melakukan ini padaku !" Renatta meraung, air matanya semakin deras mengalir. Ia mencoba meraih tangan Ghavi, namun Ghavi menghindar.

"Kau tidak pernah menjadi mama yang baik untukku. Kau selalu lebih mementingkan dirimu sendiri, uang, dan laki-laki. Aku sudah muak dengan semua drama dan kebohonganmu" balas Ghavi, tanpa sedikit pun menunjukkan rasa iba. "Kau tahu, aku selalu bertanya-tanya, apa kau benar-benar menyayangiku ? Atau aku hanya alat untuk mendapatkan warisan Atmadja ?"

"Itu tidak benar ! Aku menyayangimu, Ghavi ! Sungguh !" Renatta bersikeras, mencoba meyakinkan putranya.

"Sayang ? Kalau kau sayang padaku, kau tidak akan pernah menyakiti Catelyn, istriku, dan cucumu sendiri. Kau tidak akan pernah merencanakan pembunuhan hanya karena kau merasa terancam kehilangan uang. Kau tahu, Ma, aku selalu berusaha untuk memahami mu, memaafkan mu, tapi kali ini ... kau sudah sangat keterlaluan".

Ghavi menghela napas berat, mencoba menenangkan dirinya. "Aku tidak akan membiarkanmu menyentuh sepeser pun dari uang Atmadja lagi. Uang itu akan digunakan untuk Gavin, untuk masa depannya, dan untuk membantu orang-orang yang membutuhkan".

"Kau ... kau menghancurkan hidupku !" Renatta meraung, putus asa. Ia terduduk di lantai, menangis tersedu-sedu. "Apa yang akan kulakukan sekarang ? Aku tidak punya apa-apa lagi !"

"Itu bukan urusanku" jawab Ghavi, dingin. "Kau seharusnya memikirkan itu sebelum kau melakukan semua ini. Sekarang, nikmati saja konsekuensi dari perbuatanmu, Ma"

Ghavi berbalik dan berjalan menuju pintu. Sebelum keluar, ia berhenti sejenak dan menatap ibunya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Aku harap, suatu hari nanti, kau bisa mengerti kenapa aku melakukan ini. Mungkin, dengan kehilangan semua ini, kau bisa belajar untuk menghargai hal-hal yang lebih penting dalam hidup" kata Ghavi, lirih.

Kemudian, Ghavi keluar dari villa itu, meninggalkan Renatta seorang diri dalam kesedihan dan penyesalan.

Sementara itu, di kantor polisi, James sedang berbicara dengan pelaku penabrakan Catelyn.

"Siapa yang menyuruhmu melakukan ini ?" tanya salah satu petugas kepolisian, dengan nada tegas.

"Saya ... saya tidak bisa memberitahu Anda" jawab pelaku, dengan gugup.

"Kau pikir kau bisa melindungi mereka ? Kami sudah tahu semuanya. Kami tahu siapa yang membayar mu, dan kami akan menangkap mereka semua" ancam polisi tersebut.

Pelaku itu terdiam sejenak, kemudian menghela napas panjang. "Baiklah, saya akan memberitahu Anda. Tapi tolong, lindungi saya dan keluarga saya".

Pelaku itu kemudian mulai menceritakan semuanya. Dengan suara gemetar, ia menyebutkan nama Ibu Renatta sebagai otak dari rencana penabrakan Catelyn. Ia menjelaskan bagaimana Renatta menghubunginya melalui seorang perantara, menjanjikan uang sebesar 100 juta jika ia berhasil mencelakai Catelyn atau putranya. Dan uang itu sudah diterima di rekening setelah ia berhasil menabrak Catelyn.

"Dia bilang, Catelyn adalah penghalang baginya untuk mendapatkan warisan dari keluarga Atmadja. Dia ingin Catelyn mati agar Gavin, cucunya, tidak mendapatkan apa-apa" ujar pelaku itu, dengan nada menyesal.

James yang ada disana ikut mendengarkan dengan seksama setiap detail yang diceritakan oleh pelaku. Setelah selesai, ia mengangguk dan memerintahkan anak buahnya untuk mencatat semua informasi tersebut.

"Terima kasih atas kerjasamanya. Kami akan memastikan keselamatanmu dan keluargamu" kata James, sambil menepuk bahu pelaku itu.

Di rumah sakit, Catelyn sedang bercanda dengan Gavin. Ghavi duduk di sampingnya, menatap mereka dengan senyum bahagia.

"Mommy, kapan Mommy bisa pulang ?" tanya Gavin, dengan nada manja.

"Sebentar lagi, sayang. Mommy harus sembuh total dulu, baru bisa pulang dan bermain denganmu" jawab Catelyn, sambil mengusap rambut Gavin.

Tiba-tiba, pintu kamar rawat inap terbuka dan Mommy Jodie, Mommy Marcus, dan Mommy Selly masuk dengan membawa bunga dan hadiah. Mereka datang dengan anak-anak mereka.

"Catelyn ! Kami senang sekali melihatmu sudah membaik !" seru Mommy Jodie, sambil memeluk Catelyn dengan hati-hati.

"Iya, kami semua sangat khawatir denganmu. Gavin juga sering cerita tentang Mommy nya yang hebat" timpal Mommy Marcus, sambil memberikan bunga kepada Catelyn.

"Kami bawakan makanan kesukaanmu, semoga kamu suka" kata Mommy Selly, sambil meletakkan keranjang makanan di meja.

Catelyn tersenyum bahagia melihat perhatian dari teman-teman Gavin. "Terima kasih banyak, teman-teman. Aku sangat menghargai ini" ucap Catelyn, tulus.

"Sama-sama, Catelyn. Kami semua sayang padamu dan Gavin" jawab Mommy Jodie, sambil mengedipkan mata.

Ghavi tersenyum melihat keakraban Catelyn dengan mommy teman-teman Gavin. Ia merasa bersyukur karena Catelyn diterima dengan baik di lingkungan sekolah Gavin.

"Terima kasih sudah menjenguk Catelyn. Kalian sangat baik" kata Ghavi, tulus.

"Ah, tidak masalah, Ghavi. Kami semua sudah seperti keluarga. Kami selalu mendukung satu sama lain" jawab Mommy Marcus, sambil tersenyum.

"Benar, Ghavi. Kami juga senang karena Gavin punya Mommy seperti Catelyn. Dia sangat perhatian dan sayang pada Gavin" timpal Mommy Selly.

"Kami juga sering berbagi cerita tentang Gavin. Catelyn selalu memberikan saran yang bagus" tambah Mommy Jodie.

Catelyn tersipu malu mendengar pujian dari teman-teman Gavin. "Ah, kalian terlalu berlebihan. Aku hanya berusaha menjadi Mommy yang baik untuk Gavin" kata Catelyn, merendah.

"Tidak, Catelyn. Kamu memang Mommy yang terbaik untuk Gavin. Kami semua bisa melihat itu" ujar Mommy Jodie, dengan nada meyakinkan.

Gavin memeluk Catelyn dengan erat. "Mommy memang yang terbaik !" seru Gavin, dengan semangat.

Catelyn membalas pelukan Gavin dengan sayang. "Mommy juga sayang Gavin" bisik Catelyn, di telinga Gavin.

***

1
Ma Em
Teruslah berujung Ghavin agar bisa meluluhkan Catelyn dan bisa mendapatkan maaf dari Catelyn , semoga Catelyn mau menerima Ghavi kembali .
deameriawan: Author juga terharu. Tapi sumpah ini ceritanya akan seru deh kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!