Ditahun ketiga pernikahan, Laras baru tahu ternyata pria yang hidup bersamanya selama ini tidak pernah mencintainya. Semua kelembutan Hasbi untuk menutupi semua kebohongan pria itu. Laras yang teramat mencintai Hasbi sangat terpukul dengan apa yang diketahuinya..
Lantas apa yang memicu Laras balas dendam? Luka seperti apa yang Hasbi torehkan hingga membuat wanita sebaik Laras membalik perasaan cintanya menjadi benci?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Yunus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Waspada
"Dari mana kamu?" kedatangan Ranveer di sambut pertanyaan oleh Romania. Wanita itu berdiri dengan kedua tangan bersilang.
Ranveer acuh, melengos membawa langkahnya ke samping, tetapi tangannya segera di tarik oleh Romania.
"Ranveer, hentikan tingkah aneh mu ini! Dia bukan wanita yang bisa kau usik semaumu!" Romania geram melihat keacuhan Ranveer, dia khawatir ponakannya berbuat hal yang tidak-tidak pada Laras.
Ranveer berbalik hanya untuk mengangkat sebelah alisnya.
"Sungguh, Ranveer. Jangan ganggu Laras, dia baru saja bercerai dengan suaminya."
Wajah datar laki-laki itu berkedut, matanya sedikit lebih terbuka dari sebelumnya.
Tak lama tangannya merogoh kantong, dengan sekali tekan laki-laki itu leluasa memberi perintah.
"Aku ingin informasi Laras, kirim dalam waktu satu jam." panggilan selesai, ponsel laki-laki itu kembali ke dalam kantong celananya.
"Jangan macam-macam, Ranveer!!" tegas Romania yang kini menatap ponakannya tajam.
Ranveer acuh, dia melenggang masuk ke dalam mobil, keinginan untuk bermalam di kediaman Mario sirna, dia ingin segera pergi, bukan melakukan perjalanan bisnis seperti rencana awalnya, tapi ada hal menarik yang ingin segera laki-laki itu ketahui.
Mobil mewah itu membelah jalanan malam, Ranveer berkendara dengan kecepatan sedang meningalkan kediaman mewah yang kerap dikunjunginya.
Sementara Laras yang baru saja tiba di rumah barunya langsung tertidur di atas sofa, Putri yang melihat temannya, menggeleng pelan. Perempuan itu tahu Laras sangat kelelahan, karenanya, Putri tidak mengusik tidur Laras, dia justru mencarikan selimut untuknya dan mengatur suhu ruangan.
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Pagi harinya Laras terbangun tepat ketika ketukan pintu terdengar, sudah tidak ada Putri. Tetapi barang miliknya sudah berada di dalam kamar.
Laras mengikat asal rambutnya sebelum bergegas membuka pintu.
"Permisi.. maaf mengganggu, aku tetangga sebrang, ini hadiah untuk perkenalan kita."
Seorang gadis muda berambut pirang menyodorkan sebuah kotak berpita merah pada Laras. Sebagai tanda perkenalan.
Laras menerimanya dengan senyum canggung, dan berbasa-basi menawari tetangga barunya itu untuk sekedar mampir.
"Lain kali saja, aku ada mata kuliah pagi, salam kenal aja ya Kak, aku Danies." gadis muda itu tersenyum ceria kemudian meninggalkan Laras yang masih berdiri di depan pintu.
Laras kembali masuk kedalam rumah saat suara ponselnya berdering, Putri menghubunginya.
"Ya, Put..?" Laras mengangkat panggilan sambil membuka kotak berpita merah yang diberikan oleh gadis bernama Danies tadi.
Laras tersenyum kecil saat melihat isi didalamnya, sepasang mangkuk dan dua pasang supit.
"Ras, saat aku pulang tadi, aku melihat mobil yang sama seperti milik laki-laki semalam masuk ke perumahan kamu." suara Putri terdengar nyaring dari loudspeaker ponsel.
"Laki-laki semalam? Ranveer?!" Tanya Laras sedikit ragu.
"Ya, mobilnya sama persis yang terparkir di garasi rumah Om Mario, mobil milik keponakan wanita itu." Putri kembali menimpali.
"Kamu yakin?" suara Laras memelan.
"Yakin banget, untuk sementara kamu jangan keluar rumah dulu, aku curiga laki-laki itu sengaja mencarimu." Laras bisa menangkap kekhawatiran Putri.
"Aku nggak ada masalah sama laki-laki itu." timpal Laras.
"Kali aja dia ingin gangguin kamu karena wanita itu."
"Kurasa tidak!" bantah Laras
"Ras, mending hati-hati deh, serius aku khawatir banget sama kamu, nanti selesai kerja aku langsung kesana."
"Put, jangan sampai masalahku membuatmu repot, kamu tetaplah fokus pada klean-klean mu, aku pasti bisa jaga diri sendiri."
"Nggak repot, Ras. Hari ini aku cuma satu kasus, pokoknya selesai aku meluncur kesana, kamu harus waspada."
"Oke-oke, aku akan waspada."
Panggilan berakhir. Laras duduk menegakkan badan. Mendengar cerita Putri Laras sebenarnya mulai khawatir, mobil milik Ranveer bukan mobil yang bisa dimiliki ramai orang, jenis mobilnya hanya diproduksi dalam jumlah kecil, tentu tak sembarang orang punya, jika Putri yakin itu mobil yang sama yang terparkir di garasi rumah Ayahnya, kemungkinan besar Ranveer benar-benar mengikutinya.
Ketukan pintu membuat Laras bangun dari lamunannya.
Laras berpaling, dia baru pindah semalam, kenapa sudah dua kali menerima tamu?
"Ya, sebentar!"