Ayu Lestari namanya, dia cantik, menarik dan pandai tapi sayang semua asa dan impiannya harus kandas di tengah jalan. Dia dipilih dan dijadikan istri kedua untuk melahirkan penerus untuk sang pria. Ayu kalah karena memang tak memiliki pilihan, keadaan keluarga Ayu yang serba kekurangan dipakai senjata untuk menekannya. Sang penerus pun lahir dan keberadaan Ayu pun tak diperlukan lagi. Ayu memilih menyingkir dan pergi sejauh mungkin tapi jejaknya yang coba Ayu hapus ternyata masih meninggalkan bekas di sana yang menuntutnya untuk pulang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rens16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 : Dimanjakan
Ayu semakin cemberut saat mereka memasuki sebuah store baju masih di kota London.
"Massss, ini mau ngapain lagi?!" tanya Ayu menarik lengan Nando pelan.
"Belanja baju!" jawab Fernando santai sambil melangkah memasuki butik tersebut.
Seorang staff toko menghampiri mereka dan mempersilakan mereka melihat koleksi yang mereka miliki.
"Pilih!" perintah Fernando sambil menatap Ayu galak.
"Nggak mau!" tolak Ayu sambil menggeleng pelan.
"Tolong ambilkan yang ini, ini, ini dan itu!" Fernando menunjuk beberapa baju yang terlihat dalam pandangannya.
"Mas Nando!" teriak Ayu panik lalu meminta staff toko tersebut untuk tak menuruti perintah Fernando.
"Oke, oke, aku pilih sendiri!" Ayu mengkeret juga melihat Fernando menatapnya galak.
Ayu melihat-lihat baju yang tergantung cantik itu lalu mengambil beberapa dan mencobanya.
"Cantik, Bu!" Selly yang membantu Ayu untuk mencoba baju-baju tersebut memuji penampilan Ayu yang selalu on point.
"Udah ambil tiga aja, Sel! Tolong bawa ke depan!" perintah Ayu sambil menyerahkan baju tersebut kepada Selly.
Selly pun membawa baju tersebut ke kasir dan mempersilakan tuannya untuk menggesek lagi kartunya.
Ayu keluar dari fitting room dengan wajahnya yang semakin cemberut dan menahan kesalnya.
Selly membawa belanjaan tuannya dan kembali berjalan mengikuti langkah kedua tuannya tersebut.
Albert menatap Fernando dan Ayu yang berjalan di depannya dengan tangan Ayu yang memeluk lengan itu mesra.
"Kenapa cemberut aja sih?" tanya Fernando sambil melirik Ayu yang tingginya tak sama dengan dirinya tersebut.
"Dari pada Mas Nando belanja nggak kepuguhan gitu buat aku, mending duitnya dikasih ke aku aja, kan rekeningku jadi tambah gendut!" ucap Ayu dengan nada bercanda.
"Al... " panggil Fernando sambil menghentikan langkahnya.
"Saya, Tuan!" Albert mendekat.
"Tolong tranfer ke rekening Ayu satu milyar!" perintah Fernando membuat Ayu melotot tak percaya.
"Eh, enggak Pak Albert, jangan!" Ayu menggoyangkan kedua tangannya sambil mengatakan hal itu.
"Sudah saya transfer, Tuan!" ucap Albert sambil menunjukkan buktinya kepada Fernando.
"Dasar triplek, nggak bisa diajakin bercanda!" Ayu pun memilih meninggalkan orang-orang itu di belakangnya.
Sementara di belakang sana, Fernando tertawa geli melihat Ayu merajuk.
Albert dan Selly saling tatap, keduanya memiliki pemikiran yang sama, Ayu dan Fernando mulai merasakan jatuh cinta.
Sesampainya di mansion, Selly menata lagi tas, sepatu dan baju Ayu yang baru saja dibelikan oleh Fernando.
"Sel... " panggil Ayu yang duduk di sofa sambil memperhatikan Selly.
"Saya, Bu!" Selly menoleh dan menatap Ayu.
"Punya temen yang bisa jual barang preloved nggak?" tanya Ayu.
"Nggak sih, Bu! Bu Ayu mau jualan apa emangnya?"
"Tuh barang-barang itu!" tunjuk Ayu ke lemarinya yang telah dipenuhi barang-barang branded berharga fantastis.
"Hah?! Bu Ayu kurang uang emang? Tadi kan baru ditransfer sama Tuan Fernando sebanyak itu!" tegur Selly sopan.
"Nggak kurang uang, tapi kebanyakan barang, aku nggak suka!" Ayu menggeleng kesal.
Selly tertawa pelan melihat sifat nyonyanya yang amazing tersebut. Bagaimana tidak Amazing kalau di luaran sana banyak perempuan yang doyan barang branded tapi Ayu justru terang-terangan menolaknya.
"Nikmati aja kali, Bu! Banyak perempuan yang ingin berada di posisi Ibu!"
"Aku suka berada di posisi ini, banyak uang, banyak kesempatan yang dulu aku impikan, banyak orang yang sayang sama aku dan banyak lagi kebaikan-kebaikan lain yang datang kepadaku. Aku cuman nggak suka buang-buang uang buat beli barang kayak gituan!" ucap Ayu lagi.
Selly sekali lagi tertawa, banyaknya hal baik yang datang dalam kehidupan Ayu, justru Ayu sangat terganggu dengan barang mahal yang memenuhi lemarinya.
Fernando mendengar pembicaraan kedua orang di dalam kamarnya itu sambil menggeleng tak percaya.
Dari kebanyakan perempuan matrealistis di luar sana, Ayu justru memiliki sifat kebalikannya. Istri cantik Fernando itu memang sederhana dan tak suka dengan kemewahan.
Andai pun ancaman Ayu tadi benar-benar dilakukan, Fernando tak akan marah dan tersinggung, dia justru akan semakin melimpahkan kemewahan itu kepada Ayu.
"Al..., " panggil Fernando.
"Saya, tuan!" Albert mendekat dan membungkuk sopan.
"Kalau aku stay di sini lebih lama kira-kira bermasalah nggak?" tanya Fernando sambil memainkan penanya.
"Berapa lama Tuan akan tinggal di sini?" tanya Albert.
"Seminggu atau dua minggu mungkin. Aku ingin menemani Ayu lebih lama sekalian menjaring customer di wilayah itu," jawab Fernando.
"Baik, saya akan atur ulang jadwal anda, Tuan!" Albert mengangguk mengiyakan permintaan itu.
Tidak masalah bagi mereka andai mereka bekerja dari tempat lain seperti saat itu, karena semua roda perusahaan digerakkan dengan sistem yang canggih yang bisa dipantau dari jauh.
Fernando mengangguk lalu memilih masuk ke dalam kamarnya untuk beristirahat.
Keesokan harinya, Fernando bersiap. Hari itu Fernando akan mengantarkan Ayu pergi ke kampusnya.
"Sarapan dulu!" Fernando menunjuk kursi di depannya dan meminta Ayu duduk di sana.
"Hari ini ada berapa matkul?" tanya Fernando sambil menikmati sarapannya.
"Satu matkul tapi nanti mau lanjut diskusi sama yang lainnya, ada materi dari Prof. Smith," jawab Ayu.
"Ya udah nanti kabarin aja kalau mau pulang, aku jemput!"
"Massss, ada Selly! Mas kalau mau kerja nggak papa lho!" Ayu berusaha menahan Fernando untuk mengantar dan menjemputnya, karena Ayu malas kalau Fernando tantrum melihatnya berbicara dengan lawan jenis.
"Nggak papa, masih bisa atur waktu!" sahut Fernando sambil mendorong kursinya ke belakang, dia berdiri dan bersiap mengantar Ayu ke kampusnya.
Seperti biasanya dimana Fernando berada di situ juga pasti ada Albert, kali ini pun Albert tetap berada di balik kemudi dan melajukan mobilnya.
Begitu tiba di kampusnya, Ayu turun dari dalam mobilnya setelah mencium punggung tangan Fernando.
Selly membuntuti di belakang Ayu dan siaga, takut ada yang membuat tuannya marah lagi kayak yang waktu itu gara-gara Raka mendekati Ayu dan mengajaknya mengobrol.
Selly tetap berada di depan kelas Ayu selama dua jam sampai mata kuliah yang diikuti Ayu selesai.
Ayu melanjutkan langkahnya ke perpustakaan bersama teman-temannya. Ada Raka juga yang membersamai langkahnya.
Sekali lagi Ayu menggeleng, menahan Selly untuk tidak melakukan sesuatu yang berlebihan karena banyak teman Ayu di sana.
"Yu, yang kemarin siapa?" tanya Raka memakai bahasa Indonesia sehingga teman-temannya tak mengerti pembicaraan keduanya. Raka dan Ayu kebetulan duduk berdekatan di dalam perpustakaan sana.
"Yang mana?" tanya Ayu bingung.
"Yang ngejemput lo kemarin!" jawab Raka.
"Oh itu. Dia laki gue!" ucap Ayu santai.
"Lo beneran udah nikah Yu?! Lalu perempuan itu?" Raka mengungkit dagunya untuk menunjuk Selly.
"Iya, gue udah nikah dari setengah tahun yang lalu. Dan dia adalah asisten gue!" Ayu menjelaskan posisi Fernando dan Selly.
"Asisten?" tanya Raka speechless.
"Iya asisten, karena laki gue pencemburu!" jawab Ayu dan langsung kembali menekuri buku yang ada di depannya, meninggalkan Raka yang jadi sibuk dengan pikirannya sendiri.