NovelToon NovelToon
LIFE PROBLEM

LIFE PROBLEM

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Bullying di Tempat Kerja / Cinta pada Pandangan Pertama / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Enemy to Lovers
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: alwayscoklat_

Gadis yang tidak pernah bahagia di hidup nya satu kali saja pun tidak pernah

Di rumah?di sekolah? sama saja! tidak ada yang mau membahagiakan dirinya

bahkan seolah olah dunia ikut mendukung ketidakberdayaan diri nya,semua...SEMUA SAMA SAJA!! tidak ada yang peduli ! Tidak ada yang mengasihani diri nya, punya keluarga namun seperti hidup sebatangkara

MAURA ZAFINA AMORA, gadis yang mencoba untuk mencari secercah kebahagiaan walupun mustahil bagi diri nya


"Gue ada di sini karna gue masih hidup" Fina mengulas senyum kecil pada sudut bibir nya.

"Tapi gue bisa bikin lo sembuh"

Fina menggeleng pelan dengan senyuman manis nya. "Gua sendiri aja gak pernah bisa, apa yang bikin lo yakin banget bisa nyembuhin gua??"

"Hidup gua udah terlalu rumit dan sial, jangan terlalu deket sama gua atau lo juga bakalan rusak, ini juga demi diri lo sendiri"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alwayscoklat_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rs

Derit kursi yang diseret dan suara kapur yang beradu di papan tulis menjadi latar belakang yang samar. Bagi Rey, semua itu bagaikan siaran radio yang rusak. Pikiran dan hatinya hanya terfokus pada satu hal: Fina.

Setelah Ponsel dalam genggamannya bergetar, menampilkan pesan singkat dari Arkan: "Fina pingsan, dilarikan ke rumah sakit."

Kata-kata itu terasa seperti pukulan keras yang menembus dadanya. Dunia di sekelilingnya mendadak sunyi, dan jantungnya berdetak kencang, seolah-olah ingin melompat keluar dari tempatnya.

Rasa dejavu menyelimuti hati nya yang risau

Tanpa berpikir dua kali, Rey bangkit. Ia tak peduli pada guru yang tengah menjelaskan atau mata-mata teman sekelas yang menoleh bingung. Tasnya ia raih dengan gerakan cepat dan kasar, buku-buku di dalamnya berjatuhan. Ia tak mengacuhkan semuanya, tak peduli pada tatapan marah sang guru yang berteriak,

"Rey, mau ke mana?!"

Satu-satunya tujuannya adalah pintu keluar. Ia berlari, menembus kerumunan siswa yang berdesakan di koridor. Kakinya melangkah cepat, melompati dua anak tangga sekaligus. Napasnya tersengal, namun ia tak merasakan lelah.

Di kepalanya, terbayang keadaan Fina yang kenapa-napa, bayangan yang membuatnya merasa di hantui beberapa pertanyaan.

"Apakah karna pertanyaan dia tadi di taman?"

"Apakah karna dia tadi yang tiba tiba pergi?"

dan semua pertanyaan itu terus berputar di dalam otak Rey yang kini mengemudikan mobil nya dengan cepat. Ia bahkan tak sempat berpamitan, atau berpikir tentang konsekuensi dari perbuatannya. Yang ia tahu, ia harus segera sampai.

●●●●●

Di bangsal serba putih yang dingin, di mana aroma antiseptik menusuk tajam seolah ingin menghapus semua bau kehidupan, Fina mengerjap perlahan. Kelopak matanya terasa berat, dan di kepalanya, ada denyutan samar seperti genderang yang ditabuh pelan. Pandangan pertamanya jatuh pada Arkan.

Cowok itu duduk di kursi di samping ranjangnya, terlihat begitu kacau. Rambutnya acak-acakan seakan ia terus mengusapnya frustrasi, dan di bawah matanya ada kantung gelap yang kontras dengan rona wajahnya yang pucat. Matanya yang biasanya tajam kini sembab, menyiratkan bahwa ia mungkin baru saja menangis atau tidak tidur semalaman.

"Fina? Ya ampun, Lo udah sadar?" Suara Arkan serak dan bergetar. Ia langsung bergerak cepat, menggenggam tangan Fina erat, seolah takut Fina akan menghilang lagi.

"Lo bikin gue panik setengah mati, anjir. Lo nggak kenapa-napa kan?"

Tak lama kemudian, pintu terayun terbuka, dan seorang dokter paruh baya yang tenang masuk bersama seorang perawat. Dokter itu tersenyum singkat dan mulai memeriksa Fina—memeriksa denyut nadi, pupil mata, dan menanyakan beberapa hal ringan. Arkan berdiri di samping dokter, tidak melepaskan genggaman tangannya dari Fina, matanya mengikuti setiap gerakan dokter dengan penuh kecemasan.

"Gimana, Dok?" tanya Arkan buru-buru setelah pemeriksaan selesai. Napasnya tertahan.

Dokter itu menaruh stetoskopnya. "Keadaannya sudah stabil. Ini hanya kelelahan parah dikombinasikan dengan sedikit syok. Tidak ada cedera serius. Kami akan observasi sebentar lagi, kasih dia waktu istirahat. Kalau sudah benar-benar pulih, bisa pulang hari ini."

Arkan menghela napas lega yang panjang, bahunya merosot turun, seolah beban berton-ton baru saja terangkat. Ia memencet punggung tangan Fina, senyum lega terukir di wajahnya.

Tepat saat ketenangan itu baru terasa, pintu bangsal didorong dengan agresif. Sosok Rey muncul di ambang pintu, tampak lebih panik dan emosional dari Arkan. Napasnya terengah-engah, jaketnya miring, dan wajahnya dipenuhi keringat seolah dia lari maraton dari ujung kota.

"Fina!" Rey langsung menerjang ke sisi ranjang yang kosong, mengabaikan kehadiran dokter dan perawat. Ia menggenggam tangan Fina yang lain. "Lo! Lo bikin gue gila! Gue khawatir banget, sumpah! Lo kenapa bisa begini, sih?" Suaranya meninggi, ada campuran marah dan lega yang tak tertahankan.

Rey hanya acuh pada dokter dan perawat yang perlahan keluar dari ruangan itu. Membiarkan 3 sejoli itu mengekspresikan diri mereka masing masing.

Melihat dua cowok di depannya yang sama-sama menunjukkan rasa khawatir yang begitu intens—Arkan dengan cemasnya yang diam dan Rey dengan kepanikannya yang meledak-ledak—Fina hanya bisa tersenyum tipis. Sebuah senyum yang lemah, namun penuh makna, meyakinkan mereka bahwa, ya, ia baik-baik saja sekarang.

"Gue minta maaf." cicit Fina. "Udah bikin kalian berdua khawatir." lanjutnya.

Arkan dan Rey tak berkutik, Arkan senantiasa menggenggam tangan Fina dan sesekali mengelus nya. Sedangkan Rey mencoba untuk mengatur nafas nya dengan tenang.

"Penyakit mental ini bikin gue lemah, maaf yah...udah bikin kalian panik." ujar Fina lagi, melirik sebelah kiri lengan nya lalu menghela nafas nya dengan berat.

Rey ikut menatap apa yang di lihat Fina, laki laki itu menundukan kepala nya dalam dalam. rasa bersalah menyelimuti diri nya.

"Gue bener bener minta maaf untuk semua ucapan gue tadi ke Lo Fina, gue gak pernah nyangka hasil nya bakalan kek gini." ucap Rey.

Fina dengan cepat menggelengkan kepala nya. "Enggak ini bukan karna lo Rey, ini karna gue aja yang lemah sumpah. Gue emang sering kek gini kok...gue selalu ngerasa sesak setiap kali gue ngerasa tertekan, ngingat semua trauma gue atau mungkin terlalu berlarut larut dalam tangis gue." ucap Fina menjelaskan keadaan nya sendiri.

Keadaan yang memang fakta dia rasa selama ini. "Gue mungkin ke-trigger aja lagi, trus tadi sempat nangis lama juga setelah lo pergi." jelas Fina lagi membuat Rey semakin merasa tidak enak hati.

"Gue...minta maaf yahh" ujar nya lagi.

Fina tak menjawab membiarkan Rey dengan pikiran nya sendiri, dia beralih menatap Arkan yang sejak tadi diam, padahal beberapa saat lalu laki laki itu bersuara dengan panik ketika dia sadar.

"arkan??" panggil nya.

"Hem?" arkan Berdehem berat, langsung mengalihkan pandangannya secara penuh kepada Fina, menatap gadis nya dengan tatapan yang begitu lembut. "Butuh sesuatu?" tanya Arkan memastikan.

Fina menggelengkan kepala nya. Namun mata nya tetap fokus pada Arkan. Entah kenapa Fina merasa Arkan adalah orang yang berbeda, entah ini hanya perasaan nya saja atau mungkin memang kenyataan nya seperti itu.

Terkadang Fina merasakan hati nya begitu tenang berada di dekat Arkan, terkadang Fina merasa bahwa Arkan begitu perhatian kepada nya.

Tapi Fina tak bisa menjelaskan nya, bagaimana perasaan nya dan ntah lah...biarkan saja.

"Fina..." ucap Arkan, gantian lelaki itu yang memanggil Fina.

Fina fokus, mendengarkan Arkan.

"Gue sama Rey gak pernah bermaksud bikin lo begini. Tapi, ini bentuk dari kekhawatiran kita berdua dengan kondisi lo. Cukup satu kali aja kita kehilangan karna hal kek gini...kita gak mau lagi ini keulang dan orang itu adalah Lo."

1
Nick and Judy
Baper banget sama ceritanya.
Linda Ruiz Owo
Terharu, ada momen-momen yang bikin aku ngerasa dekat banget dengan tokoh-tokohnya.
Dark Dynamix
Ceritanya asik banget thor, jangan lupa update terus ya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!