Menikah dengan pria yang dicintai merupakan impian setiap wanita. Begitu pun dengan ku,bisa menikahi pria yang tak hanya kucinta,tetapi juga rupawan dan tentu baik hatinya menjadi kebahagiaan tersendiri bagi ku. Ditambah mertua dan ipar dan keluarga suami begitu menyayangi ku.Tapi kebahagiaan itu tak bertahan lama. Hal itu berawal di saat aku memutuskan untuk mengadopsi seorang bayi yang gak sengaja aku temukan di pabrik tempat aku bekerja. Suami,mertua,ipar dan semua keluarga nya menentang,yang katanya asal usul bayi itu tidak jelas.
"Kamu itu gimana sih,kok bisa-bisanya adopsi bayi itu tanpa persetujuan kami ? Gimana kalau bayi itu hasil dari hubungan gelap ? Asal usul nya gak jelas,bisa saja kan bayi itu hasil hubungan gelap,karena tak diinginkan makanya dibuang ,lah kamu malah pungut tuh bayi haram !" Ujar ibu mertuaku dengan kesal.
Sebagian cerita ini aku ambil dari kisah nyata dari beberapa narasumber di sekitar ku juga sebagian ada kisah ku juga.Jangan lupa like dan komen ya !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon qsk sri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Sepanjang perjalanan tak ada kata terucap,baik aku maupun Mas Bayu sama-sama diam. Entah kemana Mas Bayu akan membawaku. Tadi, beberapa kali aku sudah bertanya tetapi Mas Bayu tak pernah mau memberi tahu kemana dia akan membawa ku. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk diam tak bertanya apapun.
Aku mengernyitkan dahi saat motor berbelok ke sebuah showroom mobil.
"Yuk ! " Ajak nya ketika kita sudah turun dari motor nya.
"Kita ngapain ke sini,Mas ?" Tanya ku bingung
"Katanya mbak Mila mau beli mobil. Ya udah aku anter sekalian, kebetulan aku kenal dengan pemilik showroom mobil nya"
"Ya,tapi gak sekarang. Aku juga belum nyiapin uang nya" Ucap ku beralasan
"Gak apa-apa,mbak bisa pakai uang saya dulu atau enggak nanti saya bilang uang nya ditransfer saja" Ucap Mas Bayu begitu enteng nya
"Tapi Mas ...."
"Udah gak apa-apa,yuk !" Aku akhirnya pasrah saja saat Mas Bayu membawaku ke dalam.
Saat baru pertama menginjakkan kaki di showroom,aku merasa tak percaya bisa melihat beberapa mobil mewah berderet rapih. semuanya nampak mengkilap dan licin. Aku sampai bingung mau pilih yang mana.
"Gimana mbak ? Udah ada yang cocok belum ?" Saat itu seorang staf datang dan segera melayani kami.
Karena aku tak mengerti jadinya Mas Bayu yang tanya-tanya sementara aku hanya manggut-manggut saja. Namun aku jadi merasa sedikit heran,mengapa staf itu terlihat seperti canggung ,apa mungkin staf itu baru bekerja di sana. Pikir ku.
"Ya ampun bagus-bagus banget ,tapi apa budget nya cukup ?" Aku pun menarik Mas Bayu pelan sambil berbisik
"Mas apa gak cari yang bekas saja ? Aku takut uang nya gak cukup, kelihatannya mahal-mahal mobilnya" Bisik ku lirih
"Mbak jangan khawatir,harga mobil-mobil di sini sangat bersahabat kok " Ucap Mas Bayu
"Nah seperti yang ini. Mobil ini tipe keluarga sangat cocok buat satu keluarga. Tapi menurut saya yang ini kurang cocok buat mbak Mila,terlalu sederhana dan kecil " Ucap nya menunjuk mobil tipe mini bus.
"Nah seperti nya yang ini cocok mbak,masuk banget dengan karakter mbak Mila" Ucap nya
"Memang nya karakter saya seperti apa ?" Aku menaikan satu alis dengan bersedekap.
"Mbak Mila tuh cantik,anggun,elegan gitu deh pokok nya. Dan mobil ini cocok dengan mbak. Mobil berkabin tujuh orang yang luas dan bagasi besar,dan suspensinya nyaman untuk berbagai kondisi jalan" Ucap Mas Bayu sambil membuka satu pintu mobil nya dan menunjukan nya padaku.
"Mas Bayu sudah seperti sales nya saja,luwes banget bicara nya" ucap ku sambil menggaruk kepala ku yang tertutup hijab warna pastel.
"Hehe....bisa saja mbak. Jadi mbak Mila mau pilih yang mana ? terserah saja mbak Mila mau pilih yang mana,saya cuman ngasih rekomendasi saja " Ucap Mas Bayu sambil meringis senyum
"Kalau yang ini kira-kira berapa harga nya ?" Tanya ku menoleh pada sales yang berdiri tak jauh di samping ku.
Sales itu melirik ragu pada Mas Bayu, sedang kan yang dilirik nampak mengedip kan mata. Aku pun mengernyit melihat nya , seperti ada kode-kode apa gitu tetapi aku tak tahu.
"Harganya sekitar 200 sampai 300 jutaan tergantung tipe, tetapi biar lebih jelas sebentar saya tanyakan pada bos saya,takut nya saya salah " Ucap sales itu segera pergi setengah berlari ke dalam.
"Sebentar ya mbak ,ada telpon dari mama saya,saya angkat dulu. Mbak bisa lihat-lihat dulu " Aku mengangguk saat Mas Bayu menjauh dan mengangkat telponnya.
Aku melihat-lihat mobil lain nya dan semua nampak bagus,namun entah mengapa aku tertarik dengan mobil yang Mas Bayu tunjukan ini. Tapi jika kira-kira harganya mahal mungkin aku beli nya nanti saja,gak mau juga kalau aku ambil kredit.
Tak kakaas Bayu kembali tak lama kemudian sales tadi juga datang.
"Gimana ?" Tanya Mas Bayu pada sales itu
"Jadi tadi kata Bos saya,untuk mobil jenis ini tengah promo besar-besaran,jika harga normal sekitar dua atau tiga ratus jutaan tapi karena tengah promo jadi 50 juta an saja ,itu pun jika langsung mengurus surat-surat kepemilikan beserta SIM harga nya bisa lebih rendah lagi" Ujar sales itu membuat kening ku berkerut berkali-kali lipat.
"Masa sih mas,bisa semurah itu jadinya ?" bingung ku
"Ya...memang seperti itu Bu," Ucap sales itu sambil tersenyum
"Gimana Mas ?" tanya ku lirih
Mas Bayu tersenyum ," Kalau menurut saya lebih baik mbak nya ambil saja mobil ini,lumayan kan harga nya murah tapi mobilnya baru" Ucap Mas Bayu
"Iya sih," Gumam ku mengangguk
"Ya sudah Mas,saya ambil mobil ini. Tapi beneran bisa sekaligus urus SIM nya ?" tanya ku memastikan
"Bisa Bu,tapi tetap ibu harus mengikuti tes " Ucap sales
"Ya iya lah,masa bikin SIM gak pake di tes dulu " Gumam ku dalam hati
Akhirnya saat itu juga aku segera membayar lunas mobil tersebut lalu setelah nya aku segera melakukan tes menyetir di Satpas sementara surat-surat lain nya sedang diurus. Beruntung aku cukup mahir menyetir karena dulu saat sekolah di SMA aku pernah belajar nyetir bersama teman ku. Hanya dalam satu kali putaran aku berhasil menjalani tes dan SIM pun selesai hanya dalam waktu beberapa jam saja.
Matahari semakin condong ke barat,semburat warna jingga mulai terlihat di langit. Aku meminta Mas Bayu menghentikan motor nya di masjid yang kita lewati untuk mengerjakan shalat ashar yang sudah terlewat beberapa menit lalu.
Beberapa saat kemudian aku selesai sholat,aku menunggu Mas Bayu yang belum selesai,entah doa apa yang dia panjatkan di sana. Aku duduk di pelataran masjid sambil memainkan ponsel. Ku pandangi foto Arvan yang ada di layar ponsel yang menjadi walpaper nya. Hingga suara seseorang membuat ku menoleh dan menyimpan ponselku.
"Assalamualaikum...." Ucap seorang perempuan cantik berhijab duduk di samping ku
"Waalaikumsalam...." Jawab ku tersenyum canggung
"Maaf ,saya tidak sengaja melihat hp nya. Maaf jika saya lancang,apa itu putra anda ?" tanya nya
"Iya benar. Kenapa memang nya mbak ?" Tanya ku
"Ah,tidak apa-apa. Saya hanya merasa anda sangat beruntung karena memiliki seorang anak,gak seperti saya. Lima tahun menikah belum juga dikaruniai anak" ucap nya dengan masa lirih
"Yang sabar mbak,mungkin belum saat nya. Insya Allah jika Allah sudah berkehendak Allah pasti akan menganugerahi seorang putra atau putri yang lucu " Ucap ku sambil tersenyum
"Iya mbak,kalau begitu saya duluan. Assalamualaikum " Wanita cantik itu pun pergi dengan langkah pelan dan tatapan nya pun terlihat kosong.
"Ya Allah,...kasihan sekali dia... kalau saja dia tahu yang sebenarnya..."Batin ku
"Maaf mbak , saya terlalu lama jadi Mbak nya harus nunggu lama " Ucap mas Bayu
"Gak apa-apa kok mas. Ya sudah yuk kita pulang,aku sudah gak sabar pengen ketemu Arvan "
"Ya udah yuk ! Jadi kita gak makan dulu nih mau langsung pulang saja ?" tanya Mas Bayu
"Iya Mas,aku mau langsung pulang saja kasihan Arvan sudah terlalu lama ditinggal "Jawab ku
"Baiklah "
*
Menjelang Maghrib kami pun sampai ,di depan rumah sudah nampak mobil yang tadi ku beli terparkir cantik. Di sana ada ayah yang memegang kunci beserta surat-surat mobil menatap ku dengan senyum lebar, begitu pun dengan ibu yang melihat ke arah ku dengan ekspresi wajah yang sama dengan ayah.
"Mama....papa....!" Arvan berlari sambil merentangkan tangan nya ke arah ku,yang kemudian ku peluk tubuh mungilnya.
"Bim Avan..." Tunjuk nya pada mobil yang terparkir
"Iya,...itu mobil nya Arvan. Papa kan udah janji mau beliin Arban mobil " Ucap Mas Bayu lirih sambil berjongkok menatap Arvan
Aku menatap bingung,"Apa maksud nya ?" tanya ku
"Bukan apa-apa mbak ,yah...namanya juga anak kecil,aku udah bilang mau beliin mobil beneran sama Arvan,hee...yaa anggap saja begitu " Ucap nya sambil nyengir
"Aku pikir apaan " Gumam ku pelan,hampir saja aku nethink tadi.
Keesokan harinya...
Kami sudah berada di jalan hendak menuju kantor pengadilan agama. Di kursi depan ada ibu sedangkan aku menyetir. Di belakang ku ada ayah dan Mas Bayu yang memangku Arvan. Anak itu terlihat anteng bersama Mas Bayu. Ya Tuhan....kenapa vibes nya sudah seperti ayah dan anak saja' aku menggelengkan kepala saat pikiran itu kembali terlintas.
"Danu dan keluarga nya pasti tercengang lihat kamu datang bawa mobil" Celetuk ibu
"Kamu yakin dia akan datang ke persidangan?" tanya ayah
"Harusnya sih datang, Pak Indra sudah mengusahakan agar dia datang. Supaya proses nya berjalan cepat" Jawab ku
"Ya,...semoga saja " Lirih ayah
Beberapa saat kemudian,kami pun sampai. Tepat saat itu ku lihat Mas Danu dan keluarga nya juga baru sampai. Mereka datang menggunakan angkot.
Aku melewati mereka ketika mereka tengah berjalan,setelah mendapat kan tempat parkir aku diikuti ayah dan yang lain nya segera turun. Aku sama sekali tidak mau melirik ke arah Mas Danu san keluarga nya,tetapi tidak dengan ibu. Ibu seperti nya terlalu gemas pada mereka, hingga dari awal kami melihat mereka,ibu terus saja melihat ke arah mereka.
"Lihat Mila ! Ibu nya Danu sudah melotot saja melihat kamu " ucap ibu
"Biarkan saja Bu,nanti juga dia kelilipan" celetuk ayah
"Ah ayahmu ini tidak seru !" Ibu mencebik
Aku pun hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala saja menanggapi ibu.
"Yuk ! Pak Indra sudah nunggu " Ajak ku menunjuk Pak Indra yang sudah berdiri di depan pintu masuk
"Ya udah yuk !" Sahut ayah
Saat kami hendak masuk, tiba-tiba ibu nya mas Danu menarik tangan ku.
"Kamu tuh jangan kebanyakan gaya ! Mobil dapet nyewa saja belagu !"
Bersambung.....