NovelToon NovelToon
Suamiku Seorang Berondong

Suamiku Seorang Berondong

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / CEO / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Elis Hasibuan

'Apa - apaan ini?'

Aira Tanisa terkejut saat melihat lelaki yang baru saja menikahinya.

Lelaki itu adalah salah satu juniornya di kampus! Disaat Aira sudah menginjak semester 7, lelaki itu baru menjadi maba di kampus mereka!

Brian Santoso.

Lelaki yang dulu adalah mahasiswa dengan sikap dinginnya.

Dan sekarang Lelaki dingin itu telah resmi menikahinya!

Aira sangat lemas memikirkan semua ini. Bagaimana ia menghabiskan setiap harinya dengan lelaki berondong yang dingin itu?

Terlebih saat mereka menikah karena dijodohkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elis Hasibuan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25

"Aira."

Panggilan itu tidak membuat Aira menoleh. Ia yang sejak tadi duduk di kursi belakang mobil bersama dengan Brian memilih memalingkan wajahnya ke arah jalanan, dan tidak mau menatap lelaki itu sama sekali.

Aira juga memilih diam sepanjang perjalanan dan tidak mau bersuara sedikitpun. Itu ia lakukan karena merasa sangat kesal dengan keputusan Brian yang tidak berubah sedikitpun hingga pagi ini.

Meski tadi mereka sempat cekcok di depan kediaman Santoso. Dengan niat Aira yang ingin memasuki mobilnya sendiri, membuat ia seketika tidak berkutik kala kalimat penuh ancaman dilontarkan oleh Brian.

"Jika kamu tidak ikut dengan mobilku saat ini, maka aku akan membeberkan di perusahaan bahwa kamu adalah istriku."

Dan tentu saja kalimat penuh ancaman itu menghentikan setiap umpatan yang ingin keluar dari mulutnya. Aira semakin kesal ketika melihat seringai miring di sudut mulut Brian yang mengejeknya.

"Apakah jalanan itu jauh lebih indah dipandang dibanding wajah suamimu sendiri." Kembali terdengar suara Brian yang sedikit mengejek sikap Aira tersebut.

"Paling tidak dengan memandangi jalanan yang dilalui, tidak membuatku semakin kesal seperti sekarang."

Sontak jawaban itu membuat Brian geleng kepala. Sedangkan sopir pribadinya yang berada di depan hanya bisa diam dan tersenyum kecil. Interaksi tuan dan nyonya ini sepertinya masih belum cukup baik. Karena terlihat jelas jika istri tuannya masih begitu ketus dan belum bersikap baik terhadap atasan.

"Apa aku perlu membuat kaca itu gelap dan tidak bisa melihat tembus keluar?'

Gumaman Brian membuat Aira memutar kepalanya dengan cepat dan melotot tajam melihat lelaki itu. Aira bahkan semakin melotot saat melihat Brian yang tersenyum manis.

Ia melihat lelaki itu seperti sebuah monster yang memiliki tanduk di kepalanya.

"Bagaimana bisa kamu melontarkan kalimat penuh ancaman dengan senyumanmu yang mengerikan itu?" Aira menunjuk mulut Brian yang masih tersenyum di hadapannya.

"Jika dengan menjadi monster, aku bisa mendapatkan perhatian istriku sepenuhnya. Aku tidak keberatan melakukan itu." Brian sedikit menunduk dan mendekatkan tubuhnya kepada Aira.

Dan ucapan itu meski diucapkan dengan nada santai tapi Aira bisa melihat sorot penuh ancaman dalam tatapan Brian yang tidak main-main.

"Apa kamu ingin aku melakukan itu?" kembali Brian bersuara saat jarak di antara wajah mereka semakin dekat.

"Tidak." Aira dengan cepat menjauh.

Bisa gila ia jika tidak bisa melihat pemandangan di sekitar dan hanya menatap wajah Brian seperti ini.

"Jika kamu tidak ingin aku melakukan itu. Maka bersikaplah yang manis dan jangan mengabaikan aku." Kembali Brian menegakkan duduknya.

Sejak tadi Brian memandangi tablet yang berada di hadapannya saat ini. Sedikit mengerutkan kening saat melihat pesan yang disampaikan oleh sekretarisnya.

"Sepertinya Arsen ini meragukan kemampuan suamimu, sebagai seorang CEO di perusahaan Santoso."

Brian kembali meletakkan tabletnya dan menoleh memandangi Aira. Ia bisa melihat jika wanita itu sepertinya bingung karena ucapannya.

"Aku tidak mengerti apa yang kamu katakan." Aira sangat bingung mendengar ucapan Brian.

Dan saat lelaki ini menyinggung nama Arsen. Kenapa ia melihat aura permusuhan yang begitu jelas dari wajah Brian.

"General manager kita benar-benar tidak berniat melibatkan aku untuk rapat, soal produk yang akan diluncurkan." Brian dengan senang hati menjelaskan dan memandangi wajah Aira yang malah semakin bingung.

"Kenapa kamu bisa berpikiran seperti itu?"

Melihat raut kebingungan Aira membuat Brian tidak sabar. Ia menarik pinggang wanita tersebut hingga duduk merapat di sisi tubuhnya.

"Brian! Jangan berbuat seperti ini!" Aira tanpa sadar memukul tangan Brian yang berada di pinggangnya.

"Aku lebih suka berbicara dengan jarak yang cukup dekat seperti ini."

Jawaban Brian membuat Aira memutar bola matanya dengan malas. Ia semakin bingung dan tidak tahu harus bersikap seperti apa, saat bersama dengan Brian.

Lelaki itu bisa bersikap kekanakan di suatu saat, dan disaat yang selanjutnya ia bisa mengintimidasi dengan sikap dingin dan tatapan tajamnya.

Bagaikan dua buah kutub yang berlawanan. Dan Aira tidak menyangka jika kedua sikap berlawanan itu bisa dimiliki oleh Brian sekaligus.

"Beri tahu aku, Apa maksudmu soal pak Arsen yang tidak melibatkanmu dalam rapat ini?' Aira kembali bertanya mendengar ucapan Brian. Ia masih tidak mengerti kenapa Bryan berbicara seperti itu.

"Aku sudah mengkonfirmasi dengan Ari sekretarisku, apakah ia mendapatkan jadwal soal rapat yang akan dilaksanakan pagi ini. Dan coba tebak apa jawabannya." Brian menoleh pada Aira dan tersenyum kecil melihat wanita itu yang mulai kesal.

"Bagaimana mungkin aku tahu apa yang disampaikan oleh sekretarismu." Aira mendengus kesal.

Jawaban Aira membuat Brian terkekeh kecil. Ia menunduk dan mengecup pipi Aira sekilas. Dan dihadiahi tatapan tajam oleh sang istri.

"Ari sama sekali tidak mendapatkan konfirmasi soal rapat ini." Ucapan Brian tentu saja membuat Aira terkejut.

Bagaimana bisa Arsen melupakan keberadaan Brian yang notabenenya adalah CEO di perusahaan mereka.

"Dan jika seseorang mulai menyepelekan keberadaan suamimu ini. Tentu saja aku harus menunjukkan, agar ia tahu di mana posisinya bukan?" Brian kembali tersenyum sangat manis di hadapan Aira.

Ucapan Brian membuat Aira terdiam. Brian terlihat menyeramkan dengan senyuman itu. Tapi untuk kali ini, ia sepertinya setuju dengan pemikiran Brian.

Jika Arsen tidak melibatkan ia untuk peluncuran produk ini. Jadi keputusan Brian yang ingin menunjukkan soal posisinya di perusahaan, tentu adalah salah satu hal yang akan Aira dukung.

Biar bagaimanapun seharusnya Arsen menghormati Brian sebagai atasannya dan melibatkan Brian dalam rapat ini. Brian adalah CEO dan pewaris tunggal perusahaan Santoso.

...............................

1
partini
aneh bawahan belagu masa ga respect ma atasan gila gila
pecat aja lah
partini
ada batas waktu nya loh suami istri kalau nafkah lahir dan batin salah satu tidak di penuhi
partini
banyak brondong yg dewasa ko,kamu aja yg terlalu lah mentang ga ada cinta di jodohkan tapi sok gayan behhhh
partini
aihhh aneh ga optimis smaa pernikahan di grepek grepek mau
partini
ko bisa ilang ,itu tanda berhari hari loh baru ilang pakai apa ngilangin nya
nabila Nisa
Plot yang rumit, tapi tetap mudah diikuti.
Getoutofmyway
Seru banget thor, penasaran sama kelanjutannya!
SimplyTheBest
Wah thor, chapter sebelumnya seru banget, terus jangan berhenti disini dong
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!