Sumpah Pemuda, adalah nama sekolah buangan dan terkenal buruk norma dan etikanya. Sekolah yang tidak perlu mengeluarkan sepeserpun biaya untuk masuk ke dalam sekolah tersebut.
Sementara itu, seorang anak yang bernama Arka Bimantara yang terlahir dari keluarga yang terbuang harus bisa beradaptasi di lingkungan keras di sekolah itu di karenakan buruknya latar belakang keuangan keluarganya.
Namun di balik sekolah dan kisah kota tersebut, ada sebuah fakta busuk dari pemerintah dan para konglomerat negara.
Kisah ini bukan hanya sekedar cerita anak berandal saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yo Grae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berburu Fraksi (2)
Hari ini adalah hari di mana penentuan akhir dari pertarungan antara dua penantang . Yang satu memilki Fraksi terbesar di sekolah, dan yang satu lagi adalah aliansi dari tiga Fraksi kecil . Alasan sebenarnya dari mengapa bisa Fraksi besar ini terbentuk adalah karna pemimpinnya yang selalu arogan dan tidak terlalu memperhatikan anak buahnya, sehingga mereka bebas berbuat onar maupun menghajar satu sama lain . Mereka belum berani membuat keributan di lantai dua di karenakan mereka merasa kekuatan mereka belum cukup untuk mengalahkan orang orang fraksi lantai dua .
Perlu di ketahui, level di antara Orang bawah dan lantai dua itu benar benar berbeda . Kecepatan paling umum di lantai dua iyalah dia tingkat di bawah firman . Dan sampai sekarang belum ada anak lantai bawah yang sanggup menyaingi kecepatan Firman kecuali satu orang . Arka .
Arka lah yang satu satunya orang lantai bawah yang mampu melihat kecepatan Firman. Firman benar benar pantas berada di lantai dua , namun karna beberapa faktor yang tidak bisa ia raih akhirnya ia hanyalah seorang siswa lantai bawah .
Sedangkan untuk Dominic, ada banyak orang yang di lantai dua yang memiliki power seperti Dominic dan bahkan lebih di dari pada Dominic . Hanya saja, Dominic bertarung tidak hanya memakai kekuatan, ia pandai memainkan momentum dan kekuatan musuhnya . Sehingga tak jarang orang lantai dua malas berurusan dengan Dominic .
Mario, ia memiliki fraksi nya sendiri yang solid, walaupun hanya sekitar di bawah sepuluh orang namun kekuatan Mario dan fraksi nya memang tidak bisa anggap remeh . Hanya saja di dalam fraksi Mario tidak ada yang memiliki otak cemerlang.
Dan di sinilah kesempurnaan kombinasi di antara tiga fraksi ini , kecepatan mutlak. Daya tahan yang tidak masuk akal, dan kekuatan yang bahkan bisa menembus penetrasi . Semua di jadikan satu, dan berada di bawah dua otak . Arka dan Ruhus . Dua otak dengan taktik licik dan insting pebisnis . Mundur jika di perlukan, dan maju tanpa kerugian .
Fraksi Merah Jambu memiliki bisnis yaitu menjual lem kepada kalangan anak nakal. Lem pipa yang biasanya di pakai untuk merekatkan dua benda dengan kuat sering sekali di pakai anak anak nakal untuk berhalusinasi. Dan itu adalah sarana pengganti obat obatan karna untuk saat ini obat obatan memiliki jumlah yang terbatas dan harga yang mahal .
Keuntungan dari bisnis itu sangat melejit, sehari saja mereka dapat meraih keuntungan hingga dua juta. Di tahun ini, dua juta rupiah itu sangat banyak . Bahkan bisa membeli sebuah motor bekas.
Dan hari ini, semua prestasi yang di hasilkan oleh Fraksi Merah Jambu akan di ambil oleh Arka .
Ambisi Arka ingin menaiki kelas lebih tinggi semakin kuat. Belum lagi ia ingin segera mempunyai penghasilan yang tinggi seperti Fraksi Merah Jambu. Dan itu hanya bayangan kecil tentang peluang bisnis yang bisa di kembangkan lewat sekolah ini.
Dan Yap, semua peluang itu tidak akan bisa di raih jika tidak dengan kekuatan .
Arka memarkirkan sepeda bekas nya yang sudah mulai karatan itu ke dalam stan parkiran sepeda . Arka berjalan dengan cepat ke dalam kelas dan segera mengisi absen di kelas nya . Mengisi absen di sekolah ini hanya perlu tanda tangan di buku yang ada di dalam lemari guru di setiap per kelas . Tentu ini tak berarti bagi orang lain, namun jika ingin meraih rooftop, absen sekolah itu sangat lah penting . Entah apa yang di pikirkan pihak management sekolah ini, belajar tak perlu, absen nomer satu .
Arka melihat di sekitar kelas tak ada Ruhus, ia mencoba mencari ke perpustakaan dan benar saja sudah ada Ruhus di dalam perpustakaan . Ia sedang menjalani kegiatan rutinitas paginya yaitu membaca buku di sana .
Ruang perpus memang agak berbeda dan lebih ketat. Tak ada yang berani ribut di sini karna penjaga perpustakaan sendiri adalah staff dari management sekolah . Yang artinya kekuatan mereka setara atau bahkan jauh di atas orang orang yang ada di rooftop . Namun sampai saat ini Arka masih belum pernah melihat si penjaga perpustakaan itu bentrok dengan siswa / siswi di sekolah ini .
Ruhus menengok ke luar dan mendapati Arka sudah ada di depan pintu perpustakaan. Ruhus menutup bukunya dan mengembalikan kembali buku itu sesuai pada tempat yang semula ia ambil . Ruhus pun menyusul Arka ke depan perpustakaan.
"Sudah siap?" tanya Arka ke Ruhus .
"Yah, aku tadi baca buku buat mempersiapkan mental, mental otak di perlukan di dalam perang kan?" ia memasang sepatu .
Arka tertawa pelan "Jangan samakan dengan perang dunia lho ya " .
Dari jauh, terlihat lah Firman dan Dominic sedang berdebat tentang mana yang lebih enak antara gorengan tahu isi atau bakwan . Sedangkan di belakangnya ada Mario yang bernyanyi sambil memutar mutar plastik pop ice nya . Di belakang nya lagi ada Melby yang kegirangan ketika melihat Ruhus sudah berada di samping Arka .
Mereka semua kini sudah berkumpul di depan perpustakaan dalam posisinya masing masing, dan tentu Melby selalu berada dis samping Ruhus .
"Aku bakalan jagain kamu " Kata Melby sambil merangkul pundak Ruhus .
Ruhus tersenyum kecil, "Aku masih gak lupa bulan lalu kamu tendang perutku"
Melby terkekeh "Hehehe, iseng dikit sama calon pacar" .
Mario menepuk tangannya dan keluarlah pasukan Fraksi Mario . terdiri dari delapan orang, dua wanita dan lima pria . Kekuatan mereka cukup kuat untuk mengobrak abrik sebuah Fraksi yang banyak . Arka sudah memastikan semuanya telah berada di posisi masing masing .
Dan kini mereka berjalan menuju lapangan bola yang ada di depan tiang bendera sekolah. Seisi sekolah kini sudah menanti nanti perang ini, ada banyak kalangan lantai dua yang tertarik dan pemenang atau pun yang kalah akan di rekrut oleh mereka, di karenakan ini adalah era baru yang mana Fraksi terbesar di sekolah ini akan hancur . Dan lagi yang merubah tatanan kelas bawah kali ini adalah anak baru .
Dari jumlah aliansi Arka jauh lebih sedikit. Hanya beranggotakan empat belas orang . Itu anggota inti. Dan di hadapan mereka kini sudah ada Fraksi merah jambu dan para anggota intinya di depan . Untuk dua divisi ini saja hampir memenuhi lapangan . Divisi satu dan divisi utama . Di depan ada Dimas yang sedang berjalan menuju tiang bendera . Arka juga berjalan menuju tiang bendera untuk berhadapan dengan Dimas .
Ketika mereka berhadapan Dimas menatap Arka yang bahkan lebih pendek ketimbang dirinya, namun untuk bentuk tubuh Arka jauh lebih padat dan atletis .
Dimas tersenyum kecil "Mental mu keren, gak takut liat sebanyak ini pasukan ku?" Tanya Dimas .
Arka menggeleng "Menang banyak, belum tentu menang kualitas. Toh aku berani membentuk aliansi ini karna percaya akan kekuatan kami" balasan Arka dengan sangat menantang.
Mendengar perkataan itu membuat rekan rekannya mempunyai semangat yang menggebu gebu.
Riski tersenyum dari balik hody nya , karna saat ini dia punya misi yang jauh lebih penting . Melemahkan kekuatan dari dalam.
Dimas berbalik badan dan berteriak "FRAKSI MERAH JAMBU! SERBUUUU!!! "
Bersamaan dengan teriakan mereka Dimas pun berputar dan menerjang Arka.
Mario berteriak "PASUKAN, HANCURKAN MEREKA !!"
Setelah teriakan Mario tiba tiba saja dari samping arah kanan lapangan datang lah dua divisi yang telah di taklukan oleh aliansi kini menyerang . Hal itu membuat Fraksi Merah Jambu panik dan kocar kacir. Dan si situlah momennya .
Arka menghindari serangan Dimas dengan mulus dan bersalto ke belakang. Arka yang arah saltonya beriringan dengan arah penyerbuan itu kini tenggelam dalam keramaian membuat Dimas kehilangan Arka.
"Di mana si brengsek. " sebelum Dimas bingung Mario sudah menyeruduk Dimas dengan kepalanya membuat Dimas terpental jauh ke tengah lapangan . Dimas yang belum sempat berdiri pun di injak injak oleh khalayak .
...****************...