semoga kalian suka yaww makasihh♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jestimjaber, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 33
Sudah satu Minggu Alice dan Vincent berada di Indonesia, mereka melakukan kegiatan seperti biasa. Vincent mengajar dan mengurus bisnis nya sedang Alice berkuliah sembari main seperti biasa tapi tentu saja ia tidak lupa kewajiban nga sebagai seorang istri
"Jadi tahun besok lu mau kuliah? ambil jurusan apa?" tanya Alice kepada Gani
"Belum tau si, pengen nya si hukum tapi ya entahlah nanti bisa dipikir lagi" Alice mengangguk
"kenapa engak manajemen atau akutansi aja nanti kita bisa satu kampus lo" saran Leo
Hubungan Leo dan Alice sudah membaik meski kedua nya tetap ada jarak tidak seperti dulu lagi.
"Ya nanti coba gue pikirin lagi, Asli nya si pengen banget" Alice menyeruput es jeruk nya
"Ayolah biar kita bisa kumpul lagi" Gani tersenyum
"Iya iya nanti gue pikirin, oh iya le lu kan anak beasiswa ya ajarin gue dong cara cari beasiswa" Gani langsung duduk di depan Leo
"Ya nanti gue bantu, lu sambil lihat lihat lah info di handphone banyak kok. dulu aja gue gitu" Gani mengangguk
"Kira kira kalo gue ambil Beasiswa KIPK masih masuk engak ya?" Tanya Gani
"Masih lah selama lu jadi mahasiswa dan IPk lu engak turun aja. Lu kan pintar" Alice ikut mengangguk
"Iya itu, kau kan pintar gan bisa lah" Sahut Alice
"Doain gue aja ya, kalo gue dapat kan lumayan tuh jadi engak membiayai sendiri kasihan ibu. Mana gue engak bisa kerja jauh" Leo mengelus lengan Gani sembari tersenyum
"engak perlu jauh lah kasihan nyokap lu, Insyallah apapun perjuangan lu akan membuah kan hasil" Gani dan Alice mengangguk saja
"Lu engak ada kelas emang nya lice?" tanya Leo, Alice Masih sibuk dengan es jeruk nya
"Engak, tadi udah satu mata kuliah doang. Tinggal pulang aja" jawab Alice
"Lu sekarang tinggal sama pak Vincent ya, dimana?" Tanya Gani, memang mereka tidak tau tempat tinggal Alice sekarang
"Di jalan merpati no 45, main lah kesana aku kesepian dirumah" Leo dan Gani hanya tersenyum
"Iya kapan kapan lah" jawab Gani
"Gue pergi dulu ya, gue masih banyak kerjaan. Lu pulang dijemput supir atau gimana?" tatapan nya beralih ke Alice
"Ah nanti gampang, lu duluan aja" Leo mengangguk
"Hati hati lu" ujar Gani, Leo kembali mengangguk dan segera melajukan sepeda motor nya pergi dari situ
Alice kembali duduk dikursi dan ngobrol bersama Gani sembari menunggu vincent. Hari ini ia akan dijemput
Tak lama ada sebuah mobil mewah berhenti tepat di depan warung kecil Gani. dan seorang pria turun dari mobil tersebut
"Suami lu lice" Ucap Gani, Alice hanya tersenyum saja
Vincent berjalan ke arah mereka berdua sembari tersenyum, lalu ia menjabat tangan Gani
"Maaf pak Alice malah main disini engak langsung pulang" ucap Gani dengan sopan
"Engak apa apa mas, terimakasih malahan mas dan maaf kalo alice sering ngerepotin" gani menggeleng sembari tersenyum
"Ya udah gan gue balik dulu ya" Gani mengangguk saja, tentu tidak banyak bicara karena ada Vincent
"Ya udah mas kita pamit dulu" Ia kembali menjabat tangan gani dan segera masuk bersama sang istri
Kali ini vincent tidak membawa mobil sendiri ia bersama dengan sang supir
"Kamu udah makan?" tanya Vincent, Alice mengangguk
"Udah, tadi aku makan nasi goreng di warung nya Gani enak tau mas kapan kapan coba ya" Vincent tersenyum sembari mengangguk
Tak lama mereka sampailah di sebuah rumah mewah berwarna putih, mereka berdua turu dari mobil dan segera masuk. Disana terdapat beberapa maid yang sedang berlalu lalang Vincent langsung mengandeng sang istri untuk ke kamar
Mereka berdua membersihkan diri lalu berganti pakaian, dan turun untuk makan siang. Alice saat ini tinggal di sebuah mansion milik Vincent yang sengaja di beli untuk tempat tinggal mereka berdua dan anak anak nya kelak
"Permisi tuan Nyonya maaf menganggu waktu makan nya" Alice dan Vincent sontak langsung menoleh ke arah Maid yang datang
"Kenapa?" jawab Vincent datar
"Itu Tuan, kemarin uang saya di laci kamar hilang saya tidak tau siapa yang mengambil. Saya tanya maid yang lain tidak ada yang tau" Hening tidak ada yang berkata apapun. hingga akhirnya Alice angkat bicara
"Kok bisa? Apa kamar nya tidak dikunci kalo bibi lagi keluar?" maid tersebut mengangguk
"Padahal bibi kunci nyonya, kalo boleh saya mau melihat rekaman CCTV tuan nyonya" Vincent melirik ke alice. Langsung saja Alice mengangguk
"Oke, saya akan cek sekarang" Vincent mengambil ponsel nya di atas meja lalu membuka salah satu aplikasi untuk membuka rekan CCTV di bagian kamar para maid
Alice langsung berdiri dan mereka bertiga memperhatikan rekaman CCTV tersebut
"Memang nya berapa bik uang nya?" Tanya Alice
"Lima juga Nyonya, rencana nya mau saya kirim ke kampung" Alice melihat ada kesedihan yang mendalam di wajah maid tersebut, apalagi Alice sangat sensitif bila ada yang bahas soal orang tua
"Tuh yang ngambil" Tunjuk Vincent, Alice semakin memajukan kepala nya untuk melihat jelas wajah pelaku
"Ya ampun dia ternyata. Udah bik nanti biar saya sama mas Vincent yang urus" ucap Alice
"Kalo masalah uang nanti saya tambahi saja uang gaji kamu" Sahut Vincent
"Terimakasih banyak nyonya tuan, sebenarnya tidak usah saya masih digaji aja sudah syukur" Alice mengelus lengan maid tersebut
"engak apa apa bik, itung itung buat ganti uang bibi yang hilang" maid tersebut langsung mencium tangan Alice, bahkan hampir bersimpuh untung nya Alice segera mengangkat badan maid tersebut
Setelah selesai makan malam Vincent dan Alice kembali ke kamar nya untuk istirahat, seperti biasa Alice selalu menghapus make up terlebih dahulu, Vincent hanya duduk termenung di kasur
"Sayang, besok kamu yang tegur maid itu ya. Mas cowo engak enak nanti mas temani kok" Alice mengangguk
"Iya, menurut mas mau dikasih sanksi apa? Kalo dibiarin kasihan nanti lain nya kalo dia bertingkah lagi" Vincent terdiam
'Apa yang dikatakan Alice benar juga, kenapa jadi curi curian begini si bikin pusing saja'
Batin Vincent
"Apa yang sayang, pecat aja mungkin lagian pegawai disini banyak engak hanya satu" Alice mengangguk
"Aku setuju aja si, cuma besok Kita negur nya baik baik biar engak ada istilah mengejek atau mempermalukan" Vincent mengangguk
Setelah itu mereka pun istirahat karena memang waktu sudah malam.
Pagi hari nya, hari ini merupakan hari weekend Vincent dan Alice dapat bersantai di rumah.
"Mas bik narsih ada dibawah, apa kita panggil sekarang aja? Kayak nya para maid lagi sibuk" Vincent yang tengah sibuk bermain ponsel langsung menoleh
"Ya udah kamu panggil aja, dibawa ke ruang kerja aku" Alice mengangguk, lalu keluar kamar dan turun
"Bibi" sontak saja para maid langsung menoleh semua kebetulan mereka sedang berada di dapur
"Iya nyonya?"
"Ada yang bisa saya bantu nyonya?"
"Ada perlu apa nyonya?"
"Tidak tidak, saya cuma mau panggil bik Narsih" seketika semua maid menatap bik narsih
"Udah engak usah pada natap gitu, saya cuma pengen ngomong aja. Yang lain silahkan kerja lagi" Para maid mengangguk patuh
Bik Narsih Langsung ikut Alice ke lantai atas menuju ke ruang kerja Vincent, tanpa mengetuk Alice dan bik narsih masuk. Vincent sudah duduk di kursi kerja nya
"Silahkan Duduk bik" Ucap Vincent, lalu menyusul Alice dan Bik narsih duduk di sofa ruang kerja nya
"Ma maaf tuan nyonya ada apa ya?" tanga bik narsih
"Begini bik, sebelum nya saya minta maaf. kemarin ada salah seorang maid yang lapor ke saya kata nya uang nya hilang padahal itu di laci kamar nya" Ujar vincent langsung
"Dan pas saya cek CCTV disana terlihat bibi yang masuk ke dalam. Itu kejadian nya malam jadi rumah sudah sepi, terlihat jelas disitu hanya bibi yang masuk. Sekarang saya pengen dengar kejujuran bibi apakah itu benar?" Tanya Vincent
Namun bibi tidak menjawab Apapun hanya diam saja, sembari menunduk Alice yang ada di samping nya merasa kasihan sekaligus kecewa namun ia harus tetap bersikap baik. Alice mengelus lengan bik narsih
"Jujur saja bik, saya dan mas Vincent tidak akan marah yang penting bibi jujur kenapa harus mencuri dan untuk apa uang nya" ia berusaha bertanya dengan nada lembut
"Sa saya. maafkan saya nyonya maafkan saya" tiba tiba saja bik narsih bersimpuh di lutut alice
Alice melirik sang suami yang sama saja sedang melirik diri nya, Vincent langsung berdiri dan melangkah maju
"Jangan seperti ini bik, udah jujur saja tidak perlu drama menangis!" ucap Vincent tegas
Karena nada suara nya lumayan lantang bibi merasa takut ia langsung menurut, berdiri dan kembali duduk di sofa
"Saya dan istri tidak akan marah kalo bibi jujur dan tidak perlu drama, saya tidak suka hal seperti itu!" Alice langsung menggeleng ke arah Vincent seperti memberi isyarat
"I iya Tuan saya yang mengambil, tapi uang itu sudah habis saya kirim ke kampung tuan. Kemarin anak saya sakit dan saya benar benar butuh tuan" Vincent langsung menghela nafas kasar
"Kenapa tidak bilang ke saya? Bukan kah sudah saya bilang dari awal kalo butuh apa apa bilang saja sama saya. Pasti saya bantu asal jujur, berapa uang yang kemarin kamu ambil?" Tanya Vincent untuk memastikan
"Lima juta tuan, Tuan maafkan saya" Maid tersebut langsung menatap Vincent. Karena Alice melihat wajah suaminya seperti sudah tidak bersahabat akhirnya ia angkat bicara
"Bik, maaf dari awal kata nya pak Vincent sudah menegaskan para pekerja untuk jujur bukan? Dan kali ini saya dan mas Vincent sudah cukup seperti nya mempekerjakan bibi. Kita memutuskan untuk memberikan bibi hukuman dengan cara maaf ya bik, bibi tidak bisa bekerja disini lagi" Seketika Air mata bibi kembali turun
"Saya tau kemarin itu bibi memang lagi urgent jadi terpaksa mengambil, tapi yang kita takut nya hal seperti itu akan mejadi candu. Dan nanti nya tidak hanya satu maid saja yang kena. Bukan nya saya tidak percaya kalo bibi bisa berubah tapi alangkah lebih baik nya bibi bisa membenahi diri ditempat lain" Ucap Alice dengan lembut
Bibi hanya bisa terdiam sembari menangis, ia tidak menyangka akan dipecat karena ulah diri nya sendiri
"oh iya bik, saya dan suami juga sudah menyimpan aman rahasia ini. Tapi saya minta tolong minta maaflah kepada teman bibi yang sudah bibi ambil uang nya ya" bibi mengangguk
"Sekali lagi saya minta maaf tuan nyonya. dan terimakasih sudah mengijinkan saya untuk bekerja disini, tuan dan nyonya Sangat baik. terimakasih tuan nyonya" ujar bibi, alice hanya tersenyum saja
"Saya sudah kirimkan beberapa uang untuk membantu biaya anak kamu, dan maaf untuk gaji kamu akan saya potong sedikit untuk menganti uang maid tersebut yang hilang" Ujar Vincent
Setelah dinasehati beberapa kata oleh Alice bibi tersebut dipersilahkan untuk berberes barang barang nya dan segera diantar sampai depan pintu untuk pergi.
pikirannya maen aja sm temen cwo nya