Bumi serasa akan runtuh menerpa Kirana ketika dia mengetahui fakta bahwa Bryan, suaminya, ternyata berselingkuh dengan sahabatnya sendiri, Maudy.
Tak tebersit sedikitpun dalam benak Kirana kalau sahabatnya itu akan menjadi duri dalam rumah tangganya.
Sepuluh tahun menikah dengan Bryan kini diambang kehancuran. Tidak sudi rasanya Kirana berbagi suami dengan wanita lain apalagi wanita itu adalah sahabatnya sendiri hingga dia memutuskan untuk bercerai.
Lantas, bagaimana Kirana menghadapi hidupnya setelah berpisah dengan Bryan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon REZ Zha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 - Bertemu Relasi
Andra segera bersembunyi dan memilih kembali ke kamarnya, saat ia melihat Nabila melangkah ke arah tangga. Andra tidak ingin anaknya itu mengetahui kalau ia tadi mencuri dengar percakapan antara Nabila dengan Kirana.
Dia yakin kalau Nabila termaksud menemuinya setelah berbincang dengan Kirana. Dan benar saja, tak lama ia sampai di kamarnya, suara ketukan pintu terdengar dari luar kamar.
"Pa, Papa!" Suara ketukan pintu berbarengan dengan suara Nabila yang berteriak memanggil namanya.
Andra berjalan ke arah pintu dan membukakan pintu untuk anaknya.
"Pa ..." Saat pintu terbuka, Nabila langsung memeluk tubuh Andra.
"Eh, ada apa ini?" Andra kaget tiba-tiba Nabila mendekapnya.
"Bila senang karena akan sering bertemu Tante Kirana." Nabila menyebut alasan kenapa memeluk sang papa. "Papa kenapa nggak bilang kalau sekarang Tante Kirana jadi Aspri Papa ke Bila?" Nabila merenggangkan pelukannya di pinggang Andra.
"Karena Papa ingin kasih kejutan buat Bila." Andra beralasan sambil mencubit lemah cuping hidung Nabila.
"Makasih ya, Pa." Kembali Nabila memeluk tubuh papanya. "Sayang banget Tante Kirana sudah menikah, coba kalau belum ..." Nabila membayangkan seandainya Kirana menjadi mama sambungnya, dia pasti merasa bahagia. Walaupun tadi Kirana menasehatinya, tapi dia tak membantah sepatah kata pun.
Kening Andra berkerut mendengar ucapan Nabila. Kata-kata anaknya menyiratkan jika Nabila ingin dirinya berjodoh dengan Kirana. Apa usul Nabila agar Kirana menjadi asisten pribadinya adalah jalan agar Kirana dapat masuk dalam kehidupannya? Andra segera menghilangkan pikiran aneh itu. Dia rasa tak mungkin Nabila berpikiran seperti itu. Jika didengar dari kalimatnya tadi, sepertinya Nabila tak tahu kalau Kirana sedang mengajukan proses perceraian dengan suaminya.
***
Ekor mata Andra memperhatikan Kirana yang duduk di kursi depan, bersebelahan dengan Pak Budi, supir pribadi Andra. Kekagumannya pada sosok wanita itu semakin bertambah, karena ia melihat sendiri, bagaimana perlakuan Kirana yang bisa meluluhkan sikap Nabila yang kadang bertindak semaunya sendiri.
"Oh ya, bagaimana dengan anak kamu? Apa dia sudah tidak rewel lagi ingin ikut kamu bekerja?" Andra berbasa-basi dalam perjalanan menuju kantor.
"Ada neneknya dari Bandung, Pak. Sementara ini neneknya yang akan menjaga anak saya selama saya bekerja," jawab Kirana.
"Syukurlah kalau memang anak kamu ada yang menjaga," sahut Andra.
"Iya, Pak," balas Kirana.
"Oh ya, Grace cerita kalau sekarang ini kamu tinggal di rumahnya, apa itu benar?" Tanpa harus menyuruh orang untuk menyelidiki Kirana, Andra sudah banyak mendapatkan informasi tentang Kirana dari Grace. Keponakannya itu terlihat sangat bersemangat ingin menjodohkan dirinya dengan Kirana, jika Kirana telah resmi bercerai dari suaminya.
"Oh, iya benar, Pak. Sementara waktu saya tinggal di sana sambil mencari rumah yang bisa saya tempati bersama anak-anak." Ada rasa tak enak di hati Kirana, karena dirinya menggunakan fasilitas di rumah keponakan Andra.
"Suamimu?" Andra berpura-pura tidak tahu soal rencana perceraian Kirana dan suaminya. Dia ingin dengar sendiri dari mulut Kirana soal rencana perceraian wanita itu. Entah mengapa? Rencana perceraian Kirana membuatnya ingin tahu dan penasaran.
"Saya sudah tidak tinggal dengan suami saya, Pak." Kirana malu menceritakan tentang suaminya yang selingkuh kepada Andra.
"Tidak tinggal bersama? Kenapa?" tanya Andra masih berpura-pura.
"Biasa, Pak. Masalah rumah tangga." Kirana mencoba tersenyum, walau hatinya terasa ter!ris saat mengingat perselingkuhan Bryan. Dia tidak ingin memperlihatkan kesedihan dan kekecewaannya pada orang lain, sehingga dia selalu berusaha untuk tampil tegar, walau hatinya sakit.
Andra mengangkat kedua alisnya ke atas hingga dahinya mengeryit. Mungkin kalau pegawainya yang lain mengalami nasib yang sama seperti Kirana, pasti akan bercerita menjual kesedihannya. Tapi, Kirana justru berusaha menutupi, sama sekali tidak menampakkan kalau dirinya sedang ada masalah. Hal itu tentu saja membuat kekaguman Andra semakin berlipat terhadap Kirana. Tanpa dia sadari lambat laun sosok Kirana sudah mulai mencuri perhatiannya.
***
Brraaakkk
Kirana terkesiap ketika Rachel menaruh secara kasar beberapa map tebal di meja Kirana. Ini adalah hari kedua Kirana bertugas sebagai asisten pribadi Andra. Sejak kemarin, atau sejak pertama kali dirinya menghadap bosnya, Rachel memang tak pernah menunjukkan sikap bersahabat dengannya.
Kirana tahu sepertinya Rachel memang tidak suka dengan keberadaannya di dekat Andra, sehingga sekretaris bosnya itu melampiaskan dengan bersikap ketus padanya.
"Siang ini Pak Andra ada jadwal ketemu sama relasi bisnis. Kamu siapkan apa yang harus dibawa nanti saat pergi ketemu dengan mitra perusahaan ini!" ketus Rachel kemudian berjalan kembali ke arah meja kerjanya.
Kirana membuka dua buah map yang diserahkan Rachel tadi. Satu map dokumen kerjasama PT. Mitra Usaha Bersama, satu map lainnya adalah dokumen kerjasama dengan PT. Elang Cakrawala.
"Ini saya bawa semua nanti, Mbak?" tanya Kirana pada Rachel.
"Lihat dijadwalnya, dong! Dibaca! Kan sudah saya kasih jadwal kerja Pak Andra satu Minggu ini! Jangan kebanyakan tanya!" Kalimat yang terlontar dari ucapan Rachel bernafas sinis.
"Astaghfirullahal adzim," Kirana menghempas nafas panjang. Jujur, ia kesal dengan sikap Rachel terhadapnya. Tapi, belakangan ini dia sudah terlatih mengontrol emosi, sehingga ia bersikap tenang dan tak membalas sikap Rachel yang ia anggap hanya ingin memancingnya.
Kirana akhirnya membuka tablet PC untuk mengecek kembali jadwal kerja sang bos. Ternyata siang ini Andra mempunyai jadwal bertemu dengan Pak Elang Wiranata dari perusahaan Elang Cakrawala, sementara sore harinya Andra akan bertemu dengan Pak Benny dari PT. Mitra Usaha Bersama.
Kirana pun menaruh dokumen yang berhubungan dengan kerjasama per PT Mitra Usaha Bersama. Sementara dokumen kerjasama den PT Elang Cakrawala, ia letakkan tak jauh dari tas kerjanya. Dia memisahkan dua dokumen agar tidak sampai tertukar.
Jam 11. 00 siang, Kirana bersiap untuk pergi bersama Andra bertemu dengan klien bisnis perusahaan bosnya itu.
Kirana mendekatkan dan meletakkan dokumen kerjasama dengan PT Elang Cakrawala di bawah tasnya. Kemudian ia bangkit menuju ke arah toilet. Kirana ingin merapikan penampilannya. Karena Ini pertama kalinya ia menemani bosnya pergi bertemu dengan relasi bisnis, dia tidak ingin mengecewakan Andra dengan penampilannya. Selama ini, mungkin Rachel yang mendampingi Andra. Kalau melihat penampilan Rachel yang terkesan glamor ala sosialita, sepertinya dia tidak bisa menandinginya.
Kirana melakukan touch up pada wajahnya. Merapikan tatanan rambutnya juga pakaiannya agar terlihat rapih.
Tanpa Kirana sadari, di luar Rachel mengendap berjalan ke arah meja Kirana lalu menukar dokumen yang akan dibawa Kirana dengan dokumen yang disimpan Kirana di laci. Karena warna map yang sama, Rachel yakin Kirana tidak akan curiga kalau dirinya telah menukar dokumen kerjasama antara PT Elang Cakrawala dengan PT Mitra Usaha Bersama.
Setelah kembali ke mejanya, Kirana menaruh pouch kosmetiknya di bawah laci. Dia tidak akan membawa barang itu saat mendampingi Andra pergi nanti.
Kirana menoleh arlojinya, sudah saatnya mereka berangkat. Dia lalu masuk ke ruangan Andra dan meminta bosnya untuk bersiap menuju restoran tempat pertemuan antara Andra dengan bos PT Elang Cakrawala.
"Semua dokumen sudah kamu siapkan? Jangan ada yang tertinggal!" tanya Andra sambil menutup laptopnya. Karena ini pertama kali Kirana mendampinginya bertemu dengan relasi bisnis, dia mengingatkan Kirana agar mengecek kembali apa yang harus mereka bawa.
"Sudah, Pak. Semua sudah saya siapkan," jawab Kirana.
"Baiklah, kita berangkat sekarang." Andra bangkit dan berjalan keluar dari ruangannya, sementara Kirana mengekor di belakang Andra. Namun ia mengambil map dan tas terlebih dahulu di meja kerjanya, kemudian ia pun berlari kecil menyusul Andra yang sudah menunggu di depan lift yang akan membawa mereka turun ke lantai basement.
Sementara itu seringai tipis terlihat di sudut bibir Rachel, karena berhasil mengerjai dan akan membuat malu Kirana
"Rasakan!" ucapnya dengan Iicik.
*
*
*
Wwkkk segitu paniknya Andra denger Kirana mo pingsan, padahal yg diomongin lgi makan tuh 🤭
.
ayo Grace bantu om mu biar bisa berjodoh sama mbak janda
ngapain itu Maudy telpon Kirana