Pelet Sukmo Kenongo adalah jalan ninja Lisa untuk memperbaiki hubungannya dengan sang kekasih yang sedang tak baik-baik saja.
Sayangnya, air yang menjadi media pelet, yang seharusnya diminum Reza sang kekasih, justru masuk ke perut bos besar yang terkenal dingin, garang dan garing.
Sejak hari itu, hidup Lisa berubah drastis dan semakin tragis. Lisa harus rela dikejar-kejar David, sang direktur utama perusahaan, yang adalah duda beranak satu, dengan usia lebih tua lima belas tahun.
Sial beribu sial bagi Lisa, Ajian Sukmo Kenongo yang salah sasaran, efeknya baru akan hilang dan kadaluarsa setelah seratus hari dari sejak dikidungkan.
Hal itu membuat Lisa harus bekerja ekstra keras agar tidak kehilangan Reza, sekaligus mampu bertahan dari gempuran cinta atasannya.
Di akhir masa kadaluarsa Ajian Sukmo Kenongo, Lisa malah menyadari, siapa sebenarnya yang layak ia perjuangkan!
Karya hanya terbit di Noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Al Orchida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Super Duper Menjijikkan
Rasanya sudah lama sekali Lisa tak menghabiskan waktu istirahat dan makan siang di kantor bersama Nina, tentu saja sambil membahas gosip yang beredar di sekitar mereka.
Lisa menyendok sup ayam ke mulutnya, dan menggigit ikan kakap krispi sajian hari ini dengan tidak begitu berselera. Di hadapannya, Nina meletakkan gelas es teh sambil menatapnya penuh tanya.
“Kamu kenapa, Lis? Biasanya kalau hari Senin kamu selalu penuh semangat.”
“Entah, rasanya kok lelah banget!”
“Gara-gara rapat dadakan tadi pagi? Ada apa sih? Tadi waktu ngantri makan, kok banyak yang ngomongin soal rapat yang menegangkan.”
“Masa?” tanya Lisa menunjukkan ketertarikan.
“Katanya Viona keluar ruang meeting sambil nangis, bener nggak sih? Aku jadi penasaran kenapa dia nangis? Emang dia dipecat? Kemarin Ferry bilang, Andi–si manager baru itu minta ganti asisten yang lebih kompeten!”
Lisa menatap sahabatnya cukup lama. Ia ingin berbagi cerita, tapi malah ragu. Sebagai sekretaris direktur utama, Lisa jelas tahu banyak apa yang sedang terjadi, tapi beberapa informasi tak seharusnya bocor ke sembarang orang.
Setelah menghembuskan nafas berat, Lisa akhirnya memutuskan untuk sedikit bercerita. Nina bukan sekadar teman kerja, tapi juga sahabat suka dan duka. Mereka juga sudah berbagi rahasia sejak lama.
“Meeting tadi intinya bahas tim audit internal yang nemuin kejanggalan dana operasional untuk proyek Bandung. Jumlahnya lebih dari satu miliar.”
Nina mengerutkan kening tak percaya. “Hah? Sampai satu miliar selisihnya? Siapa yang terlibat, Lis?”
Lisa tak langsung menjawab. Melainkan melirik ke kiri dan kanan dulu, memastikan kalau obrolan mereka aman. “Direktur operasional.”
“Pak Surya?” Nina terhenyak tak percaya. “Astaga … nggak nyangka banget! Padahal orangnya kalem.”
“Ya gimana, tim audit nemuin aliran dana yang ditandatangani langsung sama beliau. Mulus hampir nggak kedetek karena dokumen pendukungnya lengkap.”
“Trus Viona nangis pas keluar meeting room itu bener?”
“Aku nggak lihat kalau bagian dia nangis.” Lisa terdiam sesaat, baru mengutarakan isi kepalanya. “Hubungan Viona dan Pak Surya itu ternyata lebih dari sekadar profesional, Nin. Aku kemarin ketemu mereka di mall. Di toko tas tepatnya. Kamu percaya nggak, Pak Surya beliin tas Viona seharga delapan puluh juta?”
“Busyet? Jadi beliau korupsi buat biayain sugar baby-nya?” Nina mengedarkan mata sesaat sebelum menambahkan. “Aku juga sempet dengar gosip kalau mereka sering pergi bareng. Malah ada yang lihat mereka ke hotel setelah acara conference bulan lalu.”
Lisa meneguk minumnya lebih dulu, baru melanjutkan, “Kalau Andi sebenarnya sudah lama curiga kalau Viona ada main sama Pak Surya. Cuma dia nggak peduli selama kerja Viona bener.”
“Trus kenapa dia laporin Viona ke HRD?”
“Masalahnya, Viona ini sering banget memotong jalur komunikasinya. Ada masalah kecil aja Viona langsung ngadu ke Pak Surya tanpa lewat Andi. Padahal Andi manajer. Atasan Viona. Selain itu, katanya Viona suka ambil keputusan sendiri tanpa diskusi dulu sama Andi.”
“Dia kira managernya masih Reza kali, yang dikasih belahan paha langsung anteng!” sahut Nina. “Trus tindakan pak bos apa, Lis?”
“Pak bos minta tim legal turun tangan. Mungkin segera ada investigasi eksternal. Yang pasti, karier Pak Surya tamat sudah,” jawab Lisa. “Dan Viona ... aku nggak yakin akan tetap ada di posisinya bulan depan.”
“Kasihan juga sih, tapi yang namanya salah mana bisa dibenarkan? By the way gimana hubunganmu sama pak bos, Lis? Udah sejauh apa sekarang? Udah bobok bareng belum?” cerca Nina mengalihkan topik obrolan.
Wajah Lisa langsung bersemu merah. Ia meringis sambil mengedikkan bahu. “Pokoknya semakin dekat dan semakin gawat. Silahkan terjemahkan sendiri!”
“Kamu serius mau melepas pak bos begitu efek peletnya ilang, Lis? Kenapa kamu nggak memilih mengusahakannya aja sih?”
“Aku bukan nggak mau mengusahakan, Nina! Tapi aku ini realistis, aku ini siapa? Buat bersanding dengan pak bos rasanya nggak layak aja.”
Nina mendengus sebal, “Heh, kamu itu cantik, Oneng! Kalau kamu nggak cantik mana mungkin cowok ganteng kek Reza mau sama kamu?”
“Jadi istri direktur utama nggak cukup kalau cantik doang, otak juga kudu brilliant!”
“Lah buktinya kamu jadi sekretaris dirut nggak keteteran, kamu malah dapet pujian dari orang-orang yang berhubungan kerja dengan kamu. Mereka bilang kamu sat set, teliti, disiplin, tenang dan bisa mengambil keputusan saat dibutuhkan! Berarti kamu juga brilliant!”
Lisa menggeleng tak percaya diri, “Kamu belum liat Grace, cewek yang dijodohkan sama pak bos sih! Selain cantik, kaya, dia juga kabarnya punya otak cukup encer.”
“Nggak peduli, Lis! Selama pak bos ada hati sama kamu, hama kek Grace bisa disingkirkan. Yang penting kamu ada niat, usaha, dan pastinya rasa suka ke pak bos.”
Lisa menyandarkan punggung, lalu mengambil ponselnya yang dari tadi berbunyi karena ada pesan masuk.
[Lis, lagi makan siang ya? Sama siapa? Oh ya gimana kabar kamu?]
[Aku banyak salah sama kamu. Maafin aku ya, Lis?!]
[Sabtu ini aku pulang ke Surabaya. Kita ketemuan yuk!]
[Aku nggak tahu apakah aku masih punya tempat di hati kamu. Tapi aku sadar, kehilangan kamu adalah kesalahan terbesar yang pernah aku buat. Aku minta maaf. Sungguh.]
[Aku kangen kamu, Lis.]
Lisa melebarkan mata saat mendapati beberapa pesan beruntun dari Reza. Ia kemudian menghadapkan layar gawainya pada Nina.
“Tebak siapa yang ngirim chat?”
“Reza?” Sekonyong-konyong Nina langsung mencibir sengit, “Super duper menjijikkan!”
“Kalau liat dari bahasanya, keknya dia udah putus sama si toge pasar!” ujar Lisa penuh kebimbangan.
“Ya pastinya Reza udah denger gosip Viona sama Pak Surya, bisa jadi malah punya buktinya. Makanya mereka bubar,” kecam Nina memasang ekspresi tak peduli. “Emang kamu mau kalau diajak balikan sama Reza, Lis?”
“Gimana ya, Nin? Jujur aku masih sayang sama dia,” jawab Lisa seperti orang bingung.
“Ya ampun, Lisa! Stop jadi cewek tolol, bisa?”
Bersambung,
tak ape tak ape, asal hepi ending buat lisa😅
jika itu harus tak perlu dikatakan pun biarkan Dapid tau sendiri.
tapi kan udah tamat yak wkwkwkwk
Witing tresno jalaran Soko kulino
Alaa bisa kna biasa wkwkwkwk.
seenggaknya wlpn awalnya Liss salah dia udah ksh milik nya yg berharga.
dan untunglah satset ada antisipasi pelet lain.
klo tak pke pelet MJ itu, Liss yg bakalan sakit hati dicampakkan Dapid. iya kan?
Bwt kalian reader Budiman yang suka bacaan horor Fantasi wanita...
Cerita Liss dan David dan lika-liku perjalanan cintanya.
Penasaran kan, kan, kan ... kuy lahh GPL baca aja yaak guys 👌