Nirmala tak pernah menyangka jika kesuciannya akan di rampas paksa begitu saja. Sejak kejadian itu dia membenci sosok lelaki tak di kenalnya yang sudah menodainya. Namun siapa sangka, lelaki itu ternyata atasan yang baru di kantornya. Dia Alvin Sanjaya Kusuma, yang merupakan satu-satunya penerus perusahaan Sanjaya Group.
Akankah Alvin bertanggung jawab dengan perbuatannya? Atau dia akan pergi begitu saja? Sedangkan dia sangat mencintai mantan kekasihnya yang bernama Cantika.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amallia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode.33
Alvin yang sedang bekerja, tiba-tiba dia mendapatkan telepon dari resepsionis. Resepsionis mengatakan jika ada orang yang mencari Alvin yang tak lain adalah ayahnya sendiri. Sebenarnya Alvin malas untuk menemui ayahnya jika datang untuk memaksanya agar melakukan sesuatu yang tidak dia suka. Namun bagaimana pun juga itu ayahnya, jadi dia harus tetap menemuinya. Alvin meminta resepsionis itu untuk menyuruh ayahnya datang ke ruangannya.
Beberapa menit kemudian, Alvin mendengar ada yang mengetuk pintu dari luar ruangannya.
Tok tok
''Masuk!'' ucap Alvin.
Pak Sanjaya membuka pintu ruangan itu, lalu mendekati anaknya yang sedang duduk. Pak Sanjaya menarik kursi yang ada di depan meja kerja Alvin, lalu langsung duduk disana.
''Vin, tolong kembali ke perusahaan ya! Selama tidak ada kamu, omset perusahaan semakin menurun. Papah tidak mau jika perusahaan yang sudah papah bangun dari nol itu bangkrut,'' bujuknya.
''Sekarang papah mau Alvin melakukan apa lagi? Apa Alvin di suruh untuk menikahi anak pejabat? Atau harus ngapain lagi biar omset perusahaan semakin meningkat? Jika harus melakukan hal-hal yang tidak Alvin suka, tentu Alvin tidak mau, Pah." Alvin tidak menerima begitu saja permintaan ayahnya.
''Tidak, Nak. Sekarang papah tidak memaksamu lagi.''
''Baiklah, Alvin mau kembali ke perusahaan asalkan papah merestui Alvin untuk menikahi Nirmala,'' ucapnya.
''Siapa Nirmala, Nak?'' tanya Pak Sanjaya.
''Mantan pelayanku dulu, tapi sekarang dia bekerja di perusahaan ini. Sebentar, biar Alvin panggilkan orangnya,'' Alvin memegang gagang telepon yang ada di atas meja. Lalu dia menghubungi bagian office girl dan meminta Nirmala untuk datang ke ruangannya.
Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya Nirmala datang juga ke ruangannya.
Saat ini NIrmala berdiri tepat di samping Pak Sanjaya.
''Maaf, apa Pak Alvin memanggil saya?'' tanya Nirmala.
''Iya, duduklah!'' pintanya.
Nirmala menarik kursi yang ada di samping Pak Sanjaya. Dia tersenyum menatap Pak Sanjaya, lalu mulai duduk.
Alvin menatap ayahnya yang duduk di depannya.
''Pah, dia yang bernama Nirmala. Jika papah tidak merestuiku untuk menikah dengannya, maka aku tidak akan pernah kembali ke perusahaan,'' ucap Alvin.
Sebenarnya Pak Sanjaya menginginkan menantu dari kalangan terpandang, namun menuruti keinginan anaknya mungkin yang terbaik. Lagian Pak Sanjaya tidak akan memaksa anaknya lagi.
''Baiklah, papah restui hubungan kalian berdua,'' ucapnya.
Nirmala dan Alvin merasa senang karena mendapat restu dari Pak Sanjaya. Sebenarnya Nirmala melihat ada sedikit keraguan dari pancaran mata Pak Sanjaya, namun dia harus yakin jika nantinya dia bisa menjadi menantu yang baik.
''Terima kasih, Pah. Kalau begitu Alvin akan urus surat resign dari perusahaan ini. Begitu juga kamu, Mala. Kamu juga harus resign. Karena satu bulan lagi kita akan menikah,'' ucap Alvin.
''Tapi bagaimana aku memenuhi kebutuhanku jika tidak bekerja?'' tanya Nirmala.
''Kamu tenang saja, jika aku kembali menjadi pemimpin perusahaan, maka aku sanggup membiayai semua kebutuhanmu,'' ucapnya.
''Nanti saja kalau mendekati pernikahan baru aku resign. Lagian aku tidak punya uang banyak untuk modal nikah nanti.''
''Kamu tenang saja, biar semuanya aku yang mengatur. Kamu tinggal terima beres saja, sayang.''
''Terima kasih, Mas. Aku jadi merasa tidak enak.''
''Tidak usah sungkan sama calon suami sendiri.''
Pak Sanjaya memperhatikan Nirmala. Sepertinya Nirmala itu bukan wanita matre, walaupun dia dari kalangan bawah.
......
Akhirnya Alvin sudah resign dari kantor tempatnya kerja. Sebenarnya atasannya merasa enggan untuk melepasnya, karena kinerjanya yang sangat bagus. Namun terpaksa membiarkan Alvin untuk resign dari perusahaannya, karena memang sejatinya Alvin itu seorang penerus perusahaan. Bekerja sebagai karyawan tidak cocok untuknya.
Alvin sudah kembali ke rutinitas sebelumnya yaitu bekerja. Sekarang dia juga tinggal di rumah ayahnya. Rumah yang sebelumnya dia tinggali dengan Cantika, sudah dia jual.
Pak Sanjaya melihat anaknya yang sedang menuruni tangga dengan sudah berpakaian rapi dan juga membawa tas kerja ditangannya.
''Kamu sudah siap, Nak? Ayo sarapan bersama!'' ajak Pak Sanjaya.
''Iya, Pah.'' Alvin menghampiri ayahnya yang sedang duduk di ruang keluarga. Alvin menaruh tas kerjanya di atas sofa, lalu dia dan ayahnya pergi ke ruang makan untuk sarapan bersama.
Setelah selesai sarapan, Alvin langsung berpamitan untuk pergi. Alvin akan menjemput Nirmala dulu ke kontrakannya, karena dia akan mengantar Nirmala pergi bekerja.
Setelah cukup lama di perjalanan, akhirnya Alvin sampai juga di depan gang masuk kontrakan yang di tinggali oleh Nirmala. Baru juga menghentikan mobilnya, dia melihat Nirmala yang sudah muncul keluar dari gang kecil itu. Jadi dia tidak usah repot-repot untuk menghubunginya.
Nirmala mendekati mobil Alvin. Dia sudah paham mobil yang biasa menjemputnya itu.
''Mas, kamu sudah lama?'' tanya Nirmala yang baru membuka pintu mobil.
''Baru sampai, sayang.'' Alvin mendekatkan wajahnya ke Nirmala, lalu mencium singkat pipinya.
Nirmala tersenyum sambil memegangi pipinya yang tadi dicium oleh Alvin.