NovelToon NovelToon
Terjerat Cinta Sang Duda

Terjerat Cinta Sang Duda

Status: tamat
Genre:Romantis / Patahhati / Duda / Tamat
Popularitas:2.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Rasti yulia

Cerita cinta seorang duda dewasa dengan seorang gadis polos hingga ke akar-akarnya. Yang dibumbui dengan cerita komedi romantis yang siap memanjakan para pembaca semua 😘😘😘


Nismara Dewani Hayati, gadis berusia 20 tahun itu selalu mengalami hal-hal pelik dalam hidupnya. Setelah kepergian sang bunda, membuat kehidupannya semakin terasa seperti berada di dalam kerak neraka akibat sang ayah yang memutuskan untuk menikah lagi dengan seorang janda beranak satu. Tidak hanya di situ, lilitan hutang sang ayah yang sejak dulu memiliki hobi berjudi membuatnya semakin terpuruk dalam penderitaan itu.

Hingga pada akhirnya takdir mempertemukan Mara dengan seorang duda tampan berusia 37 tahun yang membuat hari-harinya terasa jauh berwarna. Mungkinkah duda itu merupakan kebahagiaan yang selama ini Mara cari? Ataukah hanya sepenggal kisah yang bisa membuat Mara merasakan kebahagiaan meski hanya sesaat?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rasti yulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TCSD 33 : Jejak Mara

"Ada apa lagi Tuan? Mengapa Tuan tidak bersegera memasuki kamar Tuan, tapi malah mengikuti saya?"

Layaknya seekor anak ayam yang tidak mau jauh dari induknya, sedari tadi Dewa terus saja membuntuti Mara. Bahkan saat memasuki resort ini, lelaki itu tidak segera masuk ke dalam kamar miliknya, namun justru berhenti di depan kamar Mara.

"Apakah kamu tidak mau mempertimbangkan apa yang menjadi keinginan yang tadi aku utarakan kepadamu?"

Mara memutar kedua bola matanya. Ia begitu jengah karena sejak berada dalam perjalanan kembali ke resort, lelaki di hadapannya ini selalu melancarkan aksinya untuk membujuk mengulangi ciuman yang sempat mereka lakukan di pasar malam tadi. Berbagai macam jurus telah dikeluarkan oleh lelaki itu, namun percuma saja, sang gadis menolaknya mentah-mentah.

"Tidak Tuan. Lagipula selama Tuan bertemu dengan saya sudah berapa banyak Tuan tiba-tiba mencium saya? Tidak ada lagi acara ulang mengulang apa yang Tuan lakukan di pasar malam tadi."

Dewa menghela nafas dalam. "Baiklah jika memang kamu tidak mau. Aku akan segera kembali ke kamarku."

Dewa membalikkan badannya, bermaksud untuk kembali ke kamar. Namun baru beberapa langkah ia beranjak dari kamar Mara, tiba-tiba tubuh lelaki itu terhuyung. "Aaaaaahhh...."

Dewa memekik dengan tubuh yang sedikit bersandar di depan dinding kamar sembari memegang pelipisnya. Mara yang melihat apa yang terjadi terhadap lelaki itu sedikit terkejut. Gegas, ia pun mendekat ke arah Dewa.

"Tuan, Anda kenapa? Mengapa Tuan seperti ini?" ucap Mara sedikit panik.

"Kepalaku rasanya berat sekali. Pandangan mataku berkunang-kunang dan tubuhku rasanya lemas. Aku sepertinya akan jatuh sakit," Dewa menjawab dengan wajah yang menggambarkan saat ini ia tengah menahan rasa sakit yang teramat mendera.

Mara sedikit terperangah. "S-Saya harus bagaimana Tuan? Apa yang bisa saya lakukan?"

"Aadduuhhhduuh awwwwwhhhh sakit sekali kepalaku," pekik Dewa. Ia sedikit melirik wajah gadis cantik yang sudah terlihat begitu khawatir itu. "Tolong papah aku sampai ke dalam kamar. Aku merasa tidak berdaya untuk melangkahkan kakiku ini."

Karena memang memiliki rasa kemanusiaan yang begitu tinggi, akhirnya Mara memenuhi apa yang menjadi permintaan Dewa. Ia menarik lengan tangan Dewa, ia lingkarkan di pundaknya dan mulai memapah tubuh lelaki itu untuk ia bawa ke dalam kamar.

Sungguh manis sekali perlakuan mu ini Ra. Aku yakin, setelah ini aku akan kembali mendapatkan ciuman darimu.

Tak selang lama, Mara telah sampai di sisi ranjang Dewa. Ia dudukkan tubuh Dewa di tepian ranjang dan bermaksud untuk membantu membaringkan tubuh lelaki ini. Namun Dewa justru menolak.

"Duduklah di sampingku!" ucap Dewa sembari menepuk-nepuk sisi tempatnya terduduk.

Dahi Mara sedikit mengerut. "Ada apa Tuan? Saya akan segera kembali ke kamar."

"Duduklah, aku ingin meminta bantuanmu."

"Bantuan apa Tuan?"

"Duduklah di sini terlebih dahulu!"

Pada akhirnya Mara menurut, ia duduk di samping Dewa. "Sekarang saya sudah duduk di sini. Bantuan seperti apa yang Tuan maksud?"

Dewa sedikit mengulas senyum. "Sepertinya jemari tanganmu itu akan menjadi obat mujarab untuk menghilangkan rasa sakit kepalaku."

"Maksud Tuan?"

"Tolong pijit pelipisku!"

Mara sedikit tersentak. "T-tapi Tuan..?

Dengan wajah memelas Dewa memohon di depan Mara. "Aku mohon. Di kota ini aku tidak memiliki siapapun selain kamu. Jadi aku minta tolong kepadamu."

Mara membuang nafas sedikit kasar. Ia memang tidak bisa melihat orang lain kesusahan kecuali ibu dan saudara tirinya. Pada akhirnya, ia menuruti apa yang menjadi kemauan Dewa.

Mara mendekatkan tubuhnya ke tubuh Dewa. Kini jarak wajah keduanya semakin terkikis tatkala jemari tangannya sudah mulai memijit-mijit pelipis Dewa. Dari posisi seperti ini, Mara bisa merasakan hembusan nafas Dewa yang terasa hangat.

Senyum seringai terbit di bibir Dewa, tanpa basa-basi ia menarik tengkuk Mara dan mulai mendaratkan kecupannya di bibir Mara.

Kedua bola mata Mara terbelalak dan membulat sempurna. "T-Tuan..."

"Diamlah, nikmati saja apa yang aku lakukan ini!" titah Dewa tanpa menerima sebuah penolakan.

Dan pada akhirnya Dewa berhasil menjalankan misinya untuk mengulang adegan yang sempat ia lakukan di pasar malam tadi. Kali ini di tempat yang lebih privat. Sedangkan Mara... Ya, sepertinya gadis belia itu memang sudah terjerat oleh jeratan cinta seorang duda yang baru beberapa hari ia temui.

***

"Aku benar-benar tidak menyangka setelah Mara lolos dari kejaran anak buah juragan Karta, kini ia bisa bersama dengan seorang laki-laki kaya raya seperti itu!"

Tanti, wanita paruh baya yang merupakan ibu tiri Mara menempati salah satu kamar di sebuah penginapan kecil yang berada di samping resort yang ditempati oleh Mara dan juga Dewa. Tanti dan Puspa yang tadi berniat jalan-jalan sore ternyata justru mempertemukan mereka dengan gadis yang sudah beberapa hari ini mereka cari. Bak memperoleh rezeki nomplok, kedua wanita itu tidak ingin lagi kehilangan jejak Mara. Oleh karena itu, sebisa mungkin mereka mengikuti kemana Mara pergi.

"Aku juga penasaran Bu, mengapa gadis itu selalu beruntung. Setelah lepas dari jeratan juragan Karta justru malah mempertemukan Mara dengan lelaki kaya dan sangat tampan seperti itu. Dan Ibu lihat? Mereka bermalam di sebuah resort mewah."

Puspa yang dalam keadaan berbaring di atas ranjang mencoba menanggapi perkataan sang ibu. Ia begitu iri melihat saudara tirinya yang selalu dikelilingi oleh keberuntungan itu.

Tanti menyeringai. "Namun aku pastikan setelah ini keberuntungan tidak akan pernah menyapa kehidupan gadis itu lagi, Pus. Karena sebentar lagi, kita akan membawa Mara ke hadapan juragan Karta."

"Lalu apa yang akan Ibu lakukan? Apa rencana ibu?"

Tanti menyapu pandangannya ke sekeliling dengan tara sedikit menerawang. Ia mencoba memutar otak untuk mencari cara bagaimana membujuk anak tirinya itu. Tak selang lama, senyum seringai pun terbit di bibirnya.

"Kita harus bersikap baik di hadapan Mara. Mungkin kita perlu bersujud di bawah kaki gadis itu untuk meminta maaf seolah-olah kita teramat menyesal dengan apa yang telah terjadi. Dan ketika ia mulai percaya dengan sandiwara yang kita lakukan, tentunya dia akan kembali kepada kita bukan? Setelah itu diam-diam kita memberi tahu juragan Karta, agar dia menjemput Mara."

Puspa mencoba memahami setiap kata yang diucapkan oleh sang ibu. Ia pun mengangguk-anggukkan kepalanya. Setuju dengan apa yang menjadi rencana sang ibu. "Tapi ayah ada di mana Bu? Mengapa dia tidak terlihat bersama dengan Mara?"

Tanti hanya mengendikkan bahu. Seolah tidak perduli dengan apa yang terjadi terhadap suaminya itu. "Aku bahkan sudah tidak perduli dengan keadaan Baskara. Sejak dia lumpuh, aku sudah menganggap dia mati, karena dia memang bukan lelaki yang berguna."

Tanti mulai bangkit dari posisi duduknya di sebuah kursi kecil yang berada di kamar ini. Ia mulai menyusul Puspa yang sudah berada di atas ranjang. Kemudian ia merebahkan tubuhnya di atas ranjang itu.

"Lalu kapan Ibu akan mulai melakukan rencana itu?"

"Kita harus bergerak perlahan. Tunggu sampai kita memperoleh waktu yang tepat."

"Baiklah, aku akan mengikuti semua kemauan Ibu. Kalau saja aku bisa mendapatkan lelaki tampan dan juga kaya seperti yang bersama dengan Mara saat ini, aku pasti akan sangat bahagia sekali."

Tanti menoleh ke arah sang anak. Ia paham betul jika anak semata wayangnya ini begitu menginginkan apa yang menjadi milik Mara saat ini. "Itu hal yang mudah. Lelaki itu pasti akan sering berjalan-jalan di pantai ini. Kamu tinggal mendekatinya saja. Rayu dan goda dia dengan kecantikan wajah dan kemolekan tubuh yang kamu miliki. Aku yakin jika dia akan tertarik kepadamu."

Senyum sumringah tetiba terbit di bibir Puspa. "Hahaha betul juga apa kata Ibu. Sebentar lagi kita akan menjadi orang kaya dari lahan jati yang diberikan oleh juragan Karta. Ditambah lagi jika aku bisa mendapatkan lelaki tampan dan juga kaya raya itu, pastinya kekayaan kita akan semakin bertambah."

"Ya seperti itulah rencanaku. Kita sudah berada di depan gerbang kekayaan yang melimpah ruah. Kita harus berhati-hati dalam melangkah dan penuh perhitungan sehingga kita tidak lagi gagal."

Puspa yang sebelumnya sedikit bersandar di head board ranjang mulai mengambil ponsel berbaring sempurna. "Aku tidur terlebih dahulu, Bu. Aku benar-benar lelah hari ini."

"Baiklah, tidur yang nyenyak. Dan setelah kamu terbangun, bersiap-siaplah untuk mewujudkan mimpi-mimpi kita untuk menjadi orang kaya. Hahaha haahaahaa."

1
Deistya Nur
semangat terus ka, ditunggu karya terbarunya
marti 123
Biasa
marti 123
Kecewa
Masamba Kota
rasain...🤣🤣🤣
Masamba Kota
alah.....Dewa itu bego' ternyata
mengecewakan😡
💗vanilla💗🎶
semangat oma
💗vanilla💗🎶
sedihhh.. 😥
💗vanilla💗🎶
mampir ni thor /Smile/
Esih Mulyasih
Luar biasa
ganteng gaming
bagus
Hasbi Hasidiqi
ternyata cinta damar tulus ke dita bukan hanya sekedar nafsu aza....semoga setelah bebas dita bisa berubah dan hidup bahagia.....karna dita berhak mendapat kesempatan kedua.....
bintang
👍👍👍👍👍
Elisanoor
ah loncat cerita Wisnu, penasaran aku 😂
Elisanoor
sumpah sumpah makin rame, sepanjang ku baca novel biasa nya diakhr cerita makin biasa aja, ini makin rame aja konflik nya juga nyambung bgt,keren Authorrrr 😘😘😘😘
Elisanoor
sy mau baca kisah Wisnu juga abis tamat ini
Elisanoor
jiah keburu peot luh Damar nungguin si Ditta 🤣
Elisanoor
Hahahhhh ,pinter si Mara 🤣🤣🤣
Elisanoor
Betul sekali Authot, Tulisanmu apik,bagus sekali sy suka 💗💗💗
Elisanoor
cie, seneng duh cerita si krisna, ini ada lanjutan nya cerita si Krisna Thorrr 😅😅😅😅
Elisanoor
Pernah di bully pas kls 1 SMA sama yg namanya Puspa, killer bgt ,ngebully gegara ngerasa senior lah gitu, eh ga selang lama dia Hamidun ampe di arak ke tiap kelas ngeri bgt .
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!