NovelToon NovelToon
Light That Resides In Endless Darkness

Light That Resides In Endless Darkness

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Cintapertama / Poligami / Reinkarnasi / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:326
Nilai: 5
Nama Author: kuncoro agus

Semuanya dimulai dari 2 makhluk pertama di ketiadaan yang tiba-tiba muncul, mereka tidak bisa berbicara langsung, merasakan, atau makan-minum seperti makhluk hidup pada umumnya. Namun seiring berjalannya waktu dan tahu apa yang harus dilakukan, keduanya mulai menciptakan sesuatu di diri mereka, tubuh fisik, organ dalam, makhluk-makhluk lain yang nantinya berada dibawah perintah mereka, hingga nama-namanya.

Kedua makhluk pertama bernama Klaus dan Marcus, tetapi di situ mulai ada pertanyaan muncul dibenak mereka 'Apa arti hidup? Kenapa aku bisa berada disini?' Kenapa hanya ada kami berdua pada awalnya?'. Mereka beserta seluruh makhluk lainnya pun mulai mencari apa itu arti hidup, hingga Marcus sudah memiliki jawabannya sendiri yang membuat kehidupan Klaus berubah drastis...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kuncoro agus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

(Catatan: Ingat! Sekali lagi, untuk kata, tindakan atau apapun yang berkaitan dengan bab dibawah ini, harap untuk tidak ditiru! Terima kasih atas pengertiannya)

Kemudian di saat yang sama di suatu tempat,

"Oooii!!! Bede***!!! Dimana kau?! .....Ooh itu dia, hihihi. Kenapa kau menatap ku begitu? Kau masih kesal dengan yang sebelumnya? Hmph! Ambil ini!"

*Dughhh*

“Uughh”

(Sial...aku yang hanya boneka batu ini tidak sekuat itu tau! Cepat lah datang kemari!)

Kemudian di waktu yang sama,

"Hmm? Sinyal bantuan? Tidak?! Bagaimana mungkin bisa sampai selemah itu?! Apakah mungkin para penjaga sia*** itu sudah bisa tidak menahan diri lagi?! Ck, Jika kesana….sama saja mencari mati."

Klaus diam ditempat sambil memikirkan langkah apa yang harus dia buat sekarang.

"Sepertinya pilihan ku satu-satunya hanya lari, tapi kemana? Skill yang ku pakai ke bajin**** itu saja baru bisa dipakai 200.000 tahun kemudian. CK, kutukan sia***…."

Sesudah berbicara sendiri, ada salah satu monster yang memiliki wajah ular dengan tubuh naga yang menghampiri Klaus.

"Hmm? Tuan Ors? Apa yang anda lakukan disini? Ooh! Kau disini ingin ikut kami berpesta ya?!"

"Hah? Tidak, aku hanya sedang memikirkan cara lain untuk menyiksa bajin*** itu."

"Oooww ayolah, kenapa tidak ikut aku saja?" Dengan nada sedikit memaksa

"Hihihi, tidak terimakasih. Mungkin lain kali saja, ooh iya jika ada jalan keluar itu lewat mana~?"

"Hah? Apa maksud anda? Jalan keluar itu sangat sulit sekali untuk ditemukan. Apa anda sudah lupa?"

"Hihihihi, ya begitu lah. Terlalu lama dengan urusanku sampai aku lupa pintu keluar tempat ini."

Ular itu pun memandang Klaus sebentar lalu berpikir,

"Hmmm….oh ya ada 1 jalan keluar disini. Tapi….itu sudah jadi area terlarang tuan."

Klaus tidak bisa menahan rasa penasarannya,

"Terlarang? Memangnya dimana dan apa alasannya?"

Ular itu menjawab dengan sedikit ragu.

"Mmmm entahlah, seingat ku itu karena….. adalah tempat yang mungkin akan menjadi sebuah alam baru tersendiri…."

"Lalu di sebelah mana itu?"

Si ular itu sedikit terkejut dengan pertanyaan Klaus.

"Oi oi tuan, kau tahu arti terlarang kan? Jika anda masuk, nanti saya akan terbawa juga tau."

"Tidak, aku tidak akan membawa nama mu."

Lalu Klaus bicara didalam kepalanya.

"(Lagian gw juga ga kenal siapa lu)"

Ular itu sedikit ragu dengan jawaban Klaus.

".....hah...baiklah, kalau begitu lewat sini tuan."

*Tap*

Setelah berjalan lurus cukup lama, mereka pun sampai di dekat sebuah lubang berdiameter 200M².

"Kita sudah sampai tuan, mungkin terlihat aneh kalau tempat terlarang tapi tidak ada penjagaan sama sekali. Namun itu ada alasannya."

"Alasannya?"

Ular itu pun melihat-lihat sekitar, lalu menjawab sambil berbisik.

"Saya tidak yakin tuan tapi, ada rumor mengatakan kalau ini mengarah ke sebuah tempat yang sangat berbahaya, namun saya juga tidak yakin."

"Hihihihi menarik juga, kalau aku bisa tau sesuatu dari lubang ini mungkin saja penelitian ku akan berkembang lagi."

"Ya itu benar tuan, tetapi saya sarankan jangan di tempat ini."

Klaus menjawab sambil melambaikan tangannya dan menaikkan lagi suaranya supaya terdengar jelas.

"Ya aku tau itu, baiklah kau pergi saja. Terimakasih karena sudah mengantarku ke tempat ini."

"Haaahh….saya sudah beritahu anda oke? Kalau begitu saya pergi dulu sebelum saya yang kena imbasnya."

Setelah bayangan dari ular itu pergi Klaus pun menyentuh permukaan di sekitar lubang besar itu,

"Hhhmmm, aku tidak yakin ini cukup aman tapi…. tidak ada pilihan lain. Boneka batu ku sudah mati sejak tadi dan mereka pasti sudah mulai menyadari sesuatu."

Lalu Klaus pun melompat ke lubang besar itu dan disaat yang bersamaan....

"Darurat! Tahanan penting telah lari! Perintahkan seluruh penjaga untuk memperketat pengawasan dan cek satu persatu setiap mahkluk di seluruh tempat ini!"

"Apa?! Si bajin*** itu melarikan diri?! Bagaimana mungkin?!"

"Sudah lah, ayo kita bantu yang lain!"

Setelah itu salah satu penjaga bertanya kepada si ular yang sebelumnya.

"Hei kau?! Apa judul lagu suci kita?!"

"Eh? Mmm k-kenaikan tuan Marcus?"

"Mmm? Kau sedikit aneh, apakah kau pernah melihat tahanan ini?" Lalu menunjukkan wajah Klaus di sebuah hologram yang berasal dari batu biru.

"Ehh? Tidak tuan, saya tidak pernah melihatnya."

"Hmm kalau begitu bagaimana dengan dia?"

Ular itu pun terkejut setelah melihat gambar si peneliti Ors itu.

"Hah? Bukankah dia tadi ke lubang terlarang itu? Apakah mungkin itu bukan perintah para atasan, tuan?"

"Perintah atasan? Dia ke lubang terlarang?! Ha! Aku mengerti! Hei kalian semua si bajingan itu ke lubang terlarang itu! Ayo kita kejar dia!"

*Tap*

*Tap*

*Tap*

"Hah? Apa yang sedang terjadi? Apakah mungkin yang tadi kutemui itu si tahanan itu? Hahaha...kenapa aku bisa sebodoh itu..." Si ular berbicara sendiri

Setelahnya, Klaus yang melompat pun belum menemukan ujung dari lubang itu walaupun dia sudah di udara selama 1 menit.

"Apa-apaan ini? Apakah memang tidak ada ujungnya?"

Setelah itu Klaus sadar satu hal.

"Tunggu dulu, aku baru ingat kalau sihir atau kekuatan pun aku tidak ada kan? Lalu jika terjun ke bawah tinggi begini berart-."

*KKRAAKKK, SPLAASHH*

Klaus seketika mati saat sudah di dasar lubang itu, mungkin itulah yang orang lain pikirkan. Tapi Klaus memiliki sebuah skill kutukan yang langsung menjadi sebuah keberuntungan baginya.

*Swing*

"Haaahh haahh, dimana aku?"

Klaus pun mendengar banyak sekali langkah kaki yang menuju arahnya.

"Sialan, bagaimana cara turun ke bawah jika begini?"

"Turun langsung tidak mungkin, tapi jika bisa ku perlambat….perlambat? Apa itu mungkin…..apakah bisa jika ku gunakan baju ini?"

"(Tidak, jika ku pikirkan lagi sepertinya bisa. Karena saat aku turun langsung tekanan yang diberikan sangat besar untuk fisikku, tapi bagaimana jika aku bisa menyebarkan tekanannya….ke berbagai arah?! Itu dia!)"

"Tapi bagaimana caranya?......mmmm…..aaahhhh! Sudahlah ku lebarkan saja bajunya, tidak ada waktu lagi."

*Tap*

Klaus sekali lagi lompat ke jurang tanpa dasar tersebut dan beberapa menit kemudian.

*Tap*

"Dimana aku? Apakah ini sudah di dasar lubangnya? Tapi ga kusangka teori ngasal nya berhasil, berarti prinsip dasar udara seperti itu ya….aku bahkan tidak pernah pikirin sampe konsep terjunnya sih, tapi syukur-syukur ini jadi pengetahuan baruku."

"Tapi apaan tempat ini? Tidak ada cahaya sedikitpun? Yang benar saja, hmm? Apa itu cahaya? Hmmm..."

Tanpa pikir panjang lagi, Klaus pun mulai menyiapkan perlengkapan yang dia curi dari Ors itu, kemudian menggunakan salah satu pisau kecil sepanjang telapak tangannya untuk memotong rambut Klaus yang panjangnya hampir mencapai dadanya.

Ya, rambutnya sangat panjang sampai-sampai mengikatnya menggunakan gaya rambut apapun sama saja, jadi Klaus memotongnya hingga tidak terlalu mengganggu aktivitas nya.

"Hmm bukan makhluk asing ternyata, benar-benar cahaya asli. Tapi apaan ini? Bola kecil mengeluarkan cahaya? Dan warna hijau? Entahlah ku ambil saja."

Setelah meraihnya dari atas Klaus bicara sendiri.

"Lumayan terang, baiklah...saatnya aku mencari sesuatu yang bisa ku makan."

Klaus melirik ke kiri-kanannya untuk mencari barang-barang yang dia butuhkan, tapi semua itu terasa asing baginya, jadi dia mengambil semua yang di lihatnya.

Setelah beberapa puluh menit berkeliling dia...

1
ahok wijaya
Seru banget nih cerita, aku gk bisa berhenti baca! 💥
Thảo nguyên đỏ
Wajib banget dibaca!
Yaky De la rosa
Wah, beneran seru nih cerita, pengen beli bukunya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!