NovelToon NovelToon
Istri Rahasia Guru Baru

Istri Rahasia Guru Baru

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Perjodohan / Cinta Seiring Waktu / Idola sekolah / Pernikahan rahasia
Popularitas:12.2k
Nilai: 5
Nama Author: ijah hodijah

Gara-gara fitnah hamil, Emily Zara Azalea—siswi SMA paling bar-bar—harus nikah diam-diam dengan guru baru di sekolah, Haidar Zidan Alfarizqi. Ganteng, kalem, tapi nyebelin kalau lagi sok cool.

Di sekolah manggil “Pak”, di rumah manggil “Mas”.
Pernikahan mereka penuh drama, rahasia, dan... perasaan yang tumbuh diam-diam.

Tapi apa cinta bisa bertahan kalau masa lalu dari keduanya datang lagi dan semua rahasia terancam terbongkar?


Baca selengkapnya hanya di NovelToon

IG: Ijahkhadijah92

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ijah hodijah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Semakin Dekat

Setelah seharian di sekolah, Haidar dan Emily pulang bersama. Begitu sampai di rumah, Haidar langsung menggandeng tangan Emily masuk ke kamar mereka. Emily masih terlihat lelah, tapi senyumnya tidak pernah hilang setiap kali menatap suaminya itu.

"Capek, ya, Sayang?" Haidar membuka jasnya dan meletakkannya di gantungan, lalu mendekat dan mencium kening Emily.

Emily mengangguk lemah sambil meletakkan tasnya di kursi. "Lumayan capek. Kayaknya aku mau rebahan sebentar, deh."

Haidar tersenyum geli melihat istrinya yang manja. Ia langsung menarik Emily ke pelukannya. "Rebahan di sini aja, di pelukan aku. Dijamin lebih nyaman."

Emily mendengus sambil memukul pelan dada suaminya. "Pak Guru Haidar ini memang nggak ada kapok-kapoknya, ya?"

"Suami mana ada yang kapok sama istrinya sendiri, Sayang…" gumam Haidar, kemudian mengecup pipinya. Emily tersipu, apalagi Haidar tiba-tiba mengangkat tubuhnya dan membaringkannya di tempat tidur.

"Aku udah siapin minum buat kamu. Sekalian nanti aku pijitin juga, biar capeknya hilang," ujar Haidar dengan suara lembut.

Emily menatapnya dengan alis berkerut. "Bapak Haidar yang terhormat, manis banget sih hari ini, ada maunya ya?"

"Kalau manja sama istri sendiri aja dibilang ada maunya, berarti aku memang maunya kamu, dong." Haidar terkekeh sambil mengusap rambut Emily.

Emily semakin tersipu, apalagi ketika Haidar benar-benar menuruti ucapannya tadi. Ia mengambil minyak pijat, duduk di sisi ranjang, lalu mulai memijat kaki Emily yang terasa pegal setelah seharian beraktivitas.

Emily memejamkan matanya, menikmati pijatan lembut itu. "Hmm… enak banget…"

"Kan aku bilang juga apa, pelayanannya bintang lima," celetuk Haidar sambil tersenyum nakal.

Emily membuka satu matanya, pura-pura cemberut. "Hati-hati, Mas Guru, jangan sampai nanti saya jatuh cinta lebih dalam lagi sama kamu." ia mengganti panggilannya kepada Haidar sesuka hati.

"Kalau jatuh cinta sama aku, jatuhnya seumur hidup, Sayang. Aku nggak akan izinin kamu berdiri lagi." Haidar merunduk dan mencium telapak tangan Emily dengan penuh kelembutan.

Suasana kamar mereka terasa begitu romantis, meski sederhana. Hanya lampu temaram dan aroma minyak pijat yang membuat suasana semakin hangat. Emily merasa nyaman dan aman di samping suaminya itu.

"Makanya aku selalu nggak sabar pulang sekolah, karena sekarang ada kamu yang menemani," gumam Haidar sambil meraih wajah Emily, menatapnya dalam-dalam.

Emily menahan senyum malu. "Aku juga nggak nyangka guru killer di sekolahku yang menjadi idola para siswi, tapi saat jadi suami lembutnya kayak gini."

"Killer cuma buat murid lain. Kalau buat kamu, aku suami penyayang,' balas Haidar dengan nada mengg0da.

Emily tertawa kecil dan meraih tangan Haidar, menempelkannya di pipinya. "Aku bersyukur banget sama kamu."

"Aku juga," jawab Haidar tulus sambil mengecup bibir istrinya, membuat suasana sore itu berubah menjadi penuh kehangatan.

Begitu masuk kamar, Emily langsung menjatuhkan diri ke ranjang sambil menghela napas panjang. "Aduh… rasanya pengen jadi selimut aja deh hari ini, nggak mau ngapa-ngapain."

Haidar yang sedang melepas sepatu hanya tertawa kecil. "Kalau kamu jadi selimut, aku jadi gulingnya aja, ya."

Emily mendelik sambil menutupi wajahnya dengan bantal. "Ih, Pak Guru Haidar… ngomongnya aneh-aneh aja."

Haidar mendekat sambil menjatuhkan diri ke ranjang di sebelah istrinya. "Ya biar kamu nggak bete, kan aku suamimu. Harus jadi obat capekmu, dong."

Emily menoleh dengan tatapan geli. "Obat capek kok malah bikin aku deg-degan begini…"

"Deg-degan itu bonus," balas Haidar sambil mengedipkan mata jahil. Ia lalu meraih kepala Emily, menidurkannya di lengannya. "Coba sini, rebahan di sini aja. Lebih empuk daripada bantal."

Emily mendengus tapi menuruti. "Iya deh, empuk… tapi agak cerewet."

"Cerewet karena sayang," jawab Haidar cepat, membuat Emily tertawa.

Mereka berdua lalu terdiam beberapa saat, hanya menikmati suasana siang menuju sore itu. Dari jendela, cahaya matahari menembus tirai tipis, membuat kamar terasa hangat dan nyaman.

"Eh, tadi waktu kamu jalan di lorong sekolah kayak bebek itu, anak-anak kelas dua belas pada bisik-bisik, tau nggak?" goda Haidar tiba-tiba.

Emily langsung memukul lengannya pelan. "Bapak! Jangan bahas itu lagi, aku malu tau!"

Haidar ngakak pelan. "Tapi lucu banget, sumpah… aku sampai tahan ketawa waktu ngajarin matematika tadi."

Emily menutup wajahnya dengan bantal sambil merengek manja. "Udah ah! Aku jadi pengen pindah sekolah aja!"

"Pindah aja ke sekolah hatiku," balas Haidar sambil menarik bantalnya dan mencium kening Emily cepat-cepat.

Emily mendecak tapi tidak bisa menahan senyum. "Ih, Bapak bisa aja gombalnya. Lama-lama aku tambah lengket nih sama kamu."

"Bagus dong, biar nggak bisa lepas dari aku," jawab Haidar santai sambil merangkul Emily lebih erat.

Mereka mengobrol santai soal hari ini, bercanda soal gosip-gosip di sekolah, hingga Emily tak sadar hampir tertidur di pelukan Haidar. Haidar tersenyum menatap wajah istrinya yang damai.

"Udah, tidur aja, Sayang," bisiknya sambil merapikan selimut. "Aku jagain kamu di sini."

Emily menggumam setengah sadar. "Jangan pergi… temenin aku…"

Haidar mengusap rambutnya lembut. "Nggak akan pergi, aku di sini. Selamanya."

Emily akhirnya benar-benar tertidur di pelukan Haidar. Nafasnya teratur, wajahnya terlihat damai sekali. Rambutnya sedikit berantakan menutupi pipi, membuat Haidar tersenyum kecil. Ia pelan-pelan menggeser diri agar Emily bisa berbaring lebih nyaman di bantal.

"Capek banget, ya, Sayang…" bisik Haidar sambil merapikan poni istrinya. "Sampai ketiduran gini…"

Haidar bangkit perlahan, mengambil selimut tipis, lalu menutup tubuh Emily dengan hati-hati. Setelah itu ia duduk di pinggir ranjang, memperhatikan Emily dengan tatapan penuh cinta. Tangannya terulur, mengelus pipi istrinya yang halus.

"Aku janji bakal bikin kamu selalu nyaman sama aku," gumamnya pelan, nyaris seperti berbicara pada diri sendiri.

Melihat Emily tidur nyenyak, Haidar bergerak pelan-pelan membereskan tas Emily yang tergeletak di lantai. Ia menata buku-buku di meja belajar, menaruh seragam Emily yang tadi dilepas sembarangan ke gantungan, dan bahkan mengambilkan botol air putih untuk diletakkan di dekat tempat tidur.

Setelah semua rapi, Haidar kembali duduk di sisi Emily. "Cantiknya istri aku…" ucapnya lirih sambil tersenyum. Ia memotret wajah Emily sebentar dengan ponselnya, lalu mencium kening istrinya dengan lembut.

Karena tidak tega membangunkan Emily, Haidar memutuskan untuk tetap menemaninya di kamar. Ia menyandarkan diri di headboard ranjang, mengambil laptop untuk memeriksa beberapa pekerjaan sekolah. Sesekali matanya melirik Emily, memastikan istrinya tidur dengan nyaman.

Tak lama, Emily menggeliat kecil dan tanpa sadar meraih tangan Haidar. "Jangan… pergi…" gumamnya setengah sadar.

Haidar menaruh laptopnya di meja nakas dan langsung menggenggam tangan Emily erat-erat. "Aku nggak kemana-mana, Sayang. Aku di sini."

Haidar lalu berbaring di samping Emily, memeluknya dengan lembut. Malam itu, kamar mereka terasa begitu hangat. Haidar hanya menatap wajah istrinya dengan tatapan penuh kasih, membiarkannya tidur pulas dalam pelukan aman.

"Selamat tidur, cintaku…" bisik Haidar sambil mengecup pelipis Emily.

Bersambung

1
Reni Anjarwani
kira2 siapa ya laki2 misterius ituu
Ijah Khadijah: Tunggu selanjutnya, Kak
total 1 replies
Hardware Solution
senjata makan tanaman nih
Reni Anjarwani
siapa laki2 itu yaa
Reni Anjarwani
lanjut doubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut doubel up
Nur Adam
lnju
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!