NovelToon NovelToon
Gadisku Sayang Dimana Kamu

Gadisku Sayang Dimana Kamu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Rosida0161

Bukan salah Tiara jika dia terlahir dari buah cinta Yunita dan Risman, karena Danudirja pe ngusaha kaya ayah Yunita yang tak lain kakek Tiara tak bisa menerima kelahiran Yunita, maka sejak dilahirkan sudah diserahkan ke panti asuhan, tanpa tahu Yunita.
Nasib membawa Tiara diadopsi Risman.
Lima belas tahun kemudian Tiara harus melarikan diri karena Risman terlibat hutang dan dirinya diacam akan dibuat pelunasan hutang oleh lintah darat pemilik uang. Dalam pelariannya Sandi pemuda baik hati menolong bekerja di restaurant sebagai tukang cuci piring.
Dalam waktu yang bersamaan Danudirja dikejar dosa mencari Tiara cucunya lewat jasa membayar detektif yang menangani orang hilang diam-diam dari Yunita yang belum menyadari jika putrinya sebenarnya masih hidup.
Risman pun mulai curiga dia berusaha untuk bertemu Yunita yang mempersiapkan pernikahannya dengan Erwin setelah tahu Risman sudah menikah (Yunita mengira Risman tak setia, padahal selain diancam ayahnya dulu, Risman pun dianiaya Erwin)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosida0161, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menebus Foto Tiara

Sesuai janjinya jika mendapat gaji minggu pertamanya Tiara akan mentraktir Sandi makan mie ayam yang mangkal di bawa pohon beringin yang konon katanya sudah berumur ratusan tahun.

Mie ayam itu langganan Sandi dan banyak juga driver ojol yang mangkal di sana sejedar melepas lelah atau ngopi, dan kalau lapar memesan mie ayam yang abangnya memberi ekstra air mineral ukuran gelas satu saja, jika nambah harus bayar.

Jadi untuk bisa menikmati mie ayam plus ekstra air mineral satu gelas harganya tiga belas ribu sudah ditulis di atas karton dengan huruf besar supaya orang tidak sangsi lagi.

"Pohon ini dulu katanya dapat menjadi tempat berteduh para pejalan kaki atau mereka yang harus mereka yang kelelahan selepas menjalani pekerjaan sebagai kuli bangunan, tapi tanpa bayaran," cerita Sandi sambil menunggu abang penjual mie membuat mie pesanannya berdua Tiara.

"Kok kerja jadi kuli nggak dibayar," sungut Tiara.

"Yang nyuruh kan tentara Belanda mau diberondong bayonet kalau minta bayar "

"Beruntung kita hidup jaman sekarang ya," ujar Tiara.

"Ya tapi kita jangan lupa pada mereka baik yang berjuang mengangkat senjata maupun pada mereka yang menjadi pekerja rodi dan tanpa bayaran ..." gayanya Sandi bak guru sejarah di sekolah.

"Mienya dua Bos ..." ujar abang penjual mie ayam yang sudah tahu selain mahasiswa Sandi putra pemilik restaurant besar dan mewah yang hanya berjarak lima ratus meter dari tempat mie ayam ini mangkal.

"Terima kasih, Bang,"

"Ya sudah kita mendoakan para pejuang dulu sebelum makan mie," ajak Tiara dan Sandi menurut saat gadis itu memimpin doa.

Tiara mengakui mie ayam bawah pohon beringin itu memang enak. Dan sebenarnya Sandi tak sampai hati saat Tiara yang membayar mie yang mereka makan, tapi demi menyenangkan hati Tiara dia pura-pura cuek saja.

"Terima kasih traktirnya, ya, semoga kamu banyak rejekinya dan segera bertemu orang tuamu,"

"Aamiin," tersenyum.Tiara.

"Yuk," ajak Sandi.

Saat akan meninggalkan tempat itu segera Tiara mengenakan maskernya kembali. Gadis itu belum berani tampil tanpa masker khawatir Sarkim dan anak buahnya masih keliaran mencarinya.

Sandi mengeluarkan sebungkus coklat dari saku bajunya. "Ini hadiah untukmu dapatnya ngojek tadi," diberikannya coklat produk dari luar yang dibelinya tadi memang khusus untuk diberikan pada Tiara.

"Wow makasih, Bang ..." Tiara berdecak senang menerima coklat pemberian Sandi.

Sandi tersenyum, "Yuk kuantar lagi kamu ke restaurant,"

Sandi mendekat pada motornya diikuti Tiara, saat itu mendekat Arya Perdana ditemani anak buahnya lalu menghentikan motornya di sebelah motor Sandi yang sudah siap meninggalkan parkir dimana Tiara sudah duduk di boncengannya.

Sandi yang membonceng Tiara sudah meninggalkan tempat itu, lalu Arya Perdana mendekat pada abang pedagang mie.

"Mie ayam berapa mangkok, Om?" Sambut si pedagang menoleh pada Arya Perdana dan temannya.

Arya Perdana mengeluarkan foto Tiara lalu ditunjukkan pada si abang pedagang mie ayam.

"Bang pernah lihat gadis in?"

Abang pedagang mie tampak memperhatikan foto Tiara, kayaknya pernah lihat dimana, ya ...

"Pernah lihat, Bang?" Arya Perdana menatap muka si abang mie yang memberikan reaksi. Sudah terbiasa menjadi pencari orang hilang, rupanya insting dan mata Arya Perdana begitu tajam.

"Ya tapi lupa, Pak ... Entah dia atau bukan namanya saya jualan ya banyaklah yang datang datang pergi," ujar si abang penjual mie ayam tertawa kecil.

Arya Perdana langsung melampirkan uang seratus ribu di balik foto Tiara. "Tolong kerjasamanya jika dia datang beli mie ke sini lagi hubungi aku," dimasukkannya foto Tiara bersama seratus ribu ke kantong si pedagang mie, "Ada nomer ponsel hubungi ke nomer itu dan satu juta kalau Abang berhasil menemukan gadis itu," janji Arya Perdana.

"Baik Om," mulai berpikir si abang pedagang mie.

"Oke ditunggu, Bang kerjasamanya," segera Arya Perdana bersama anak buahnya meninggalkan abang pedagang mie.

Cara gerilya menyebar foto Tiara pada pedagang kaki lima diharapkan bisa efisien. Sudah beberapa pedagang kaki lima yang masih satu wilayah dengan tempat tinggal rumah milik Sarkim yang pernah ditempati Tiara sasaran utamanya. Anak sebesar Tiara tak mungkin berani lari atau sembunyi terlalu jauh dari wilayah tempat tinggalnya.

Apalagi menurut cerita Risman Tiara itu bikan anak nakal yang nekat, selama ini gadis itu adalah anak rumahan.

Bisa jadi gadis itu untuk mencukupi dirinya makan sehari-hari bekerja di warung kaki lima.

Kalau saja bisa menyebar foto Tiara di sosial media mungkin akan lebih efektif, tapi Danudirja melarang cara demikian karena pencarian ini masih dirahasiakan pada putrinya.

Hanya memerlukan waktu sepuluh menit Sandi sudah kembali lagi ke bawah pohon beringin.

Saat melihat Sandi muncul tiba-tiba saja abang pedagang mie baru sadar jika gadis yang bersama Sandi mirip dengan foto yang ditinggalkan Arya Perdana.

"Mas Sandi bisa ngobrol sebentar nggak,"

"Soal apa Bang" Sandi merasa abang pedagang mie ini sangat serius.

Abang pedagang mie menunjukkan foto Tiara pada Sandi."Bukankah foto ini sama wajahnya dengan temannya Mas Sandi tadi,"

Ini foto Tiara, batin Sandi terbelalak.

"Darimana foto ini, Bang?!" Berdebar dada Sandi.

"Ada nama orangnya di belakang foto " ujar abang pedagang mie.

Sandi segera membalik foto. Ada tulisan

Gadis ini namanya Tiara.

Siapa saja yang menemukannya hubungi nomer ini, Arya Perdana dan satu juta untuk Anda.

Sandi tercekat.

Tiara dalam bahaya, dia mengira yang mencari tiara adalah orang yang mengejar gadis itu.

Sandi segera mengantongi foto itu lalu mengeluarkan dompetnya, mengambil uang ratusan ribu sepuluh lembar.

"Bang ini satu juta," Sandi langsung menyelipkan satu juta itu ke saku celana panjang abang penjual mue ayam.

"Jangan Mas Sandi kita sudah kenal lama, nggak usah aku nggak akan ngasih tahu mereka," segera abang pedagang mie berusaha mengembalikan uang sejuta pemberian Sandi.

"Bang ini rejeki Abang, jika rejeki dari orang tadi Abang dapat dosanya, tapi ini Abang

sana saja menyelamatkan gadis tadi,"

"Tapi nggak pakek uang juga, Mas," si abang pedagang mie berusaha menolak uang pemberian Sandi.

"Ini rejekinya Abang untuk dikirim ke kampung, ini bukan uang ngojek tapi jatah bulanan plus bonus dari kakakku," karena Sandi memaksa maka terpaksa abang pedagang mie menerima satu juta pemberian Sandi.

"Terima kasih, Mas Sandi besok saya mau kirim ke anak dan istri saya di kampung "

Sandi langsung naik motornya lagi kembali ke restaurant. Saat Sandra memanggilnya Sandi hanya melongok sebentar ke ruangan kakaknya.

",Ini urgent sebentar saja ..." kemudian bergegas mencari Tiara ke dapur.

"Tiara dimana, Bu Bira?"

"Lagi kerja, Den,"

Tapi Sandi tak mau dihalangi dia terus saja ke tempat Tiara yang sedang serius mencuci piring.

"Tiara ..." tangan Sandi menarik tangan Tiara membuat Tiara mau tak mau melepaskan piring yang dicucinya.

"Kamu jangan pernah kembali ke tempat mie yang tadi,:

"Kenapa?"

Sandi mengambil foto dari kantongnya, "Nih fotomu berharga satu juta, tapi abang pedagang mie itu sudah aman sudah kutangani," lalu Sandi memasukkan lagi foto Tiara ke kantongnya.

Tiara masih mendadak pucat. Dia mengira yang mencarinya adalah anak buah Sarkim.

1
Rosida0161
Terima kasih sudah mampir
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!