NovelToon NovelToon
Kirana Gadis Indigo

Kirana Gadis Indigo

Status: tamat
Genre:Anak Genius / Cinta pada Pandangan Pertama / Tamat
Popularitas:14.5k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Kirana, seorang siswi SMA dengan kemampuan indigo, hidup seperti remaja pada umumnya—suka cokelat panas, benci PR Matematika, dan punya dua sahabat konyol yang selalu ikut terlibat dalam urusannya: Nila si skeptis dan Diriya si penakut akut. Namun hidup Kirana tidak pernah benar-benar normal sejak kecil, karena ia bisa melihat dan berkomunikasi dengan arwah yang tak terlihat oleh orang lain.

Saat sebuah arwah guru musik muncul di ruang seni, meminta bantuan agar suaranya didengar, Kirana terlibat dalam misi pertamanya: membantu roh yang terjebak. Namun kejadian itu hanyalah awal dari segalanya.

Setiap malam, Kirana menerima isyarat gaib. Tangga utara, lorong belakang, hingga ruang bawah tanah menyimpan misteri dan kisah tragis para arwah yang belum tenang. Dengan bantuan sahabat-sahabatnya yang kadang justru menambah kekacauan, Kirana harus menyelesaikan satu demi satu teka-teki, bertemu roh baik dan jahat, bahkan melawan makhluk penjaga batas dunia yang menyeramkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32

Hari-hari setelah kejadian lantai keempat membuat suasana hati Kirana dan kelima sahabatnya terasa berat. Tak ada lagi kejadian aneh, tapi firasat buruk menggantung di udara.

Kirana sering bermimpi tentang jam-jam raksasa yang berdetak mundur dan bisikan dalam tidur yang berkata: "Buka ulang, atau mereka tetap terkunci selamanya."

Di ruang klub investigasi, Diriya membuka dokumen tua hasil pencarian online dan arsip sekolah lama yang ia temukan di perpustakaan kota.

"Kalian tahu tentang percobaan waktu tahun 2004 yang menjebak kelas 4-A?" tanya Diriya.

"Iya, kita baru saja menyelamatkan mereka..." jawab Nila ragu.

"Belum sepenuhnya. Ternyata, waktu itu mereka sedang menggunakan alat bernama Chrono Box. Tapi alat itu tidak rusak—hanya dihentikan paksa. Dan sekarang... kita menemukan Chrono Box itu di gudang belakang sekolah."

Radit berdiri. "Kau bercanda? Itu bahaya besar, Dir."

"Tapi kalau kita bisa mengaktifkannya kembali dan tahu cara kerjanya, mungkin kita bisa menutup portal waktu yang tersisa di sekolah ini," timpal Kezia.

Jalu mengangkat alisnya. "Atau justru membuka portal baru dan membuat bencana lebih besar."

Kirana terdiam. Dalam hatinya, ia tahu bahwa mereka tak bisa terus lari dari misteri waktu itu. Semakin lama mereka diam, semakin banyak anomali yang akan muncul.

---

Malam itu, mereka berenam pergi ke gudang belakang sekolah. Gudang tua itu jarang dipakai dan penuh debu, jaring laba-laba, serta bau besi tua.

Di pojok ruang gelap, tertutup kain abu-abu, mereka menemukan sebuah kotak besar berwarna hitam pekat, setinggi pinggang orang dewasa. Di atasnya tertulis:

> CHRONO BOX Eksperimen Waktu — Dilarang Diaktifkan Kembali Tanpa Izin Resmi

"Ini dia..." bisik Diriya penuh kekaguman.

Kirana menyalakan senter dan melihat ada panel dengan beberapa tombol angka dan tuas logam. Semua tampak tua, tapi tidak rusak.

"Seperti... jam analog raksasa," gumam Radit.

Jalu menemukan satu buku manual kecil yang sudah rapuh. Di halaman depan tertulis:

> Aktivasi ulang membutuhkan Enam Energi Jiwa yang Tersambung Melalui Pengalaman Waktu.

Mereka semua saling pandang.

"Enam energi... itu kita," ujar Kezia pelan.

---

Setelah persiapan mental dan perlindungan spiritual seadanya, mereka berdiri membentuk lingkaran. Kirana, sebagai pemimpin alami mereka, menarik napas dalam-dalam dan menarik tuas utama.

KLIK.

Lampu di Chrono Box menyala. Bunyi detik jam terdengar perlahan, kemudian makin cepat.

Tiba-tiba, ruangan bergetar. Waktu terasa melambat. Detakan jantung mereka jadi gema yang saling berpantulan.

"Kita harus tetap memegang tangan! Jangan lepas!" teriak Diriya.

Cahaya biru menyilaukan memancar dari tengah lingkaran. Sekeliling mereka mulai berubah. Tembok gudang perlahan menghilang, digantikan oleh sebuah lorong panjang berdinding jam dan cermin. Waktu tampaknya tidak hanya berjalan... tapi juga berputar.

Di ujung lorong, sosok bayangan berdiri.

Kirana menegapkan tubuhnya. "Itu bukan sekadar portal... itu gerbang waktu ke titik asal dari semua yang terjadi."

Bayangan itu perlahan melangkah mendekat. Tubuhnya manusia, tapi wajahnya tak terlihat—selalu dalam bayangan.

"Kalian tak seharusnya kembali," bisiknya. "Setiap waktu yang kalian buka... menghapus waktu lain. Dan setiap jiwa yang kalian selamatkan... adalah satu bayangan yang bebas berkeliaran."

---

Kirana menggenggam tangan sahabat-sahabatnya lebih erat.

"Kami tidak datang untuk merusak waktu. Kami datang untuk menyelesaikan apa yang belum tuntas."

Bayangan itu tertawa kecil. "Kalau begitu, mari kita uji tekad kalian. Waktu... tidak akan mudah ditundukkan."

Lorong waktu pecah menjadi banyak arah. Enam jalur berbeda terbuka. Setiap sahabat tersedot ke dalam satu arah sendiri.

Kirana sempat berteriak, namun suaranya lenyap dalam keheningan ruang waktu.

Mereka harus melewati waktu masing-masing... sendirian.

---

Saat Kirana membuka mata, ia mendapati dirinya berada di koridor sekolah yang sangat asing namun terasa dekat. Dinding-dindingnya bersih, suara tawa siswa terdengar jelas, dan sinar matahari hangat menyelinap melalui jendela besar.

Ia menatap ke bawah. Seragamnya berbeda. Roknya lebih panjang, motif dasinya seperti gaya sekolah tahun lama.

"Ini... bukan masa sekarang. Ini tahun 1999," bisiknya.

Langkah-langkahnya membawanya ke ruang kelas yang terbuka. Di dalamnya, duduk para siswa yang tidak dikenalnya, tetapi salah satunya membuat jantungnya berdetak lebih cepat.

Gadis dengan rambut panjang tergerai, duduk di bangku dekat jendela, tersenyum cerah pada teman-temannya.

"Itu... Mira... salah satu arwah yang dulu kami temui..."

Kirana mendekat dan melihat nametag-nya. Benar. Mira.

Namun tak hanya Mira. Di kelas itu ada Liana, dan Anindya—tiga nama yang pernah menjadi roh penasaran yang mereka bantu.

"Mereka masih hidup di sini..."

---

Kirana duduk di bangku kosong.

"Eh, kamu murid baru?" tanya Mira ramah.

"Eh... iya... baru pindah."

"Namamu siapa?"

"Kirana."

"Cantik namanya. Nanti ikut kami ke kantin, ya!"

Mereka tertawa, bercerita soal guru killer, PR matematika, dan rencana festival sekolah.

Kirana merasa hatinya menghangat. Ia melihat sisi kehidupan para gadis itu sebelum kematian mereka yang mengerikan. Mereka bukan arwah menyeramkan—mereka pernah menjadi remaja ceria yang punya mimpi.

---

Namun saat jam istirahat, langit mendadak gelap. Semua siswa tiba-tiba diam, wajah mereka menunduk.

Kirana menoleh. Ketiga gadis tadi—Mira, Liana, dan Anindya—berubah. Wajah mereka kosong, mata hitam pekat.

"Waktunya telah datang. Pulanglah, Kirana. Ini bukan waktumu."

Kirana mundur.

"Tapi aku ingin membantu kalian."

"Kami tidak bisa diselamatkan di sini. Kami telah memilih untuk tidak kembali. Tapi kau... masih bisa."

Dari langit-langit kelas, jam besar jatuh tepat di depan Kirana. Di tengah kaca pecahnya, ada pintu kecil bercahaya.

"Masuklah, dan bawa pesan kami. Waktu kami telah berakhir, tapi waktu kalian belum."

---

Kirana menatap mereka satu per satu. "Apa pesan kalian?"

Mira menjawab, "Beritahu teman-temanmu. Dalang dari semuanya bukan kami, bukan hutan, bukan sekolah. Tapi... seseorang yang masih hidup. Ia menyembunyikan dirinya di balik semua cerita ini."

Liana menyambung, "Dan kalian adalah enam cahaya terakhir. Jika satu saja padam... dunia ini akan tenggelam."

---

Kirana melangkah ke dalam pintu kecil. Cahaya putih membawanya kembali ke lorong waktu. Tubuhnya terasa ringan, tetapi hatinya penuh beban.

Ia telah menyaksikan masa lalu. Ia telah berteman dengan mereka yang seharusnya telah tiada.

Dan kini, ia membawa peringatan.

Bersambung

1
MARQUES
cerita nya seru thor lanjutkan terus karya barunya🙏
youuu
gada S2 nya thor?
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Osie
adeknya jd kirana..kagak ada rehat dikitpun..kapan waktunya buat belajar n main
Husein
kisahnya sangat menarik 👍👍👍
Osie
anakku bisa melihat tapi tdk bisa berkomunikasi dgn mereka..bahkan dr semenjak usianya msh balita sp skrg sdh 19thn
Osie
aku hadiiiirrrr...indigo satu kata yg selalu bikin aku terpesona..
Cindy
lanjut kak
Tiara Bella
baca siang aja merinding apalg baca malam²....maaf ya Thor aku bisa bacanya pas siang aja. ..klu malam baca yg aja....soalnya aku takut hehehe....
Husein
wow👍👍👍
Wulan Sari
lanjut bikin penasaran
SecretS
lanjut kak, lagi seru loh ini !!!!
Husein
kereeennnn 👍👍
Tiara Bella
wow author kesana kemari bawa cerita seru....semangat ya
MARQUES
cerita sangat bagus kalau bs lanjutkan terus pertualangan Kirana tanpa ada cinta cintaan thor biar cerita ny makin menarik trus untuk di baca sekian saran saya thor 🙏😄
Cindy
lanjut kak
mustika ikha
penasaran thor kelanjutannya, /Determined//Determined//Determined//Determined/
Tiara Bella
takut bacanya tp penasaran hehehhee.....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!