NovelToon NovelToon
Alea Dan Mafia Dingin

Alea Dan Mafia Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Diam-Diam Cinta / Persaingan Mafia / Trauma masa lalu
Popularitas:21.4k
Nilai: 5
Nama Author: riniasyifa

Alea Permata Samudra, atau yang akrab di sapa Lea. Gadis cantik dengan kenangan masa lalu yang pahit, terhempas ke dunia yang kejam setelah diusir dari keluarga angkatnya. Bayang-bayang masa lalu kehilangan orang tua dan mendapatkan perlakuan buruk dari keluarga angkatnya.

Dalam keterpurukannya, ia bertemu Keenan Aditya Alendra, seorang mafia kejam, dingin dan anti wanita. Keenan, dengan pesonanya yang memikat namun berbahaya, menawarkan perlindungan.

Namun, Lea terpecah antara bertahan hidup dan rasa takut akan kegelapan yang membayangi Keenan. Bisakah ia mempercayai intuisinya, atau akankah ia terjerat dalam permainan berbahaya yang dirancang oleh sang mafia?

Bagaimana kehidupan Lea selanjutnya setelah bertemu dengan Kenan?

Langsung baca aja kak!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riniasyifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32 Tertangkap

Malam harinya, di ruang VVIP Rumah Sakit Alendra, suasana terasa hening dan penuh ketegangan. Lampu redup menyinari ruangan yang mewah namun terasa sangat dingin.

Lea masih terbaring lemah di atas ranjang, selang infus dan alat pemantau detak jantung menempel di tubuhnya. Setelah melewati masa kritis berkat transfusi darah dari Bima dan juga keluarga Samudra, Lea dipindahkan ke ruangan VVIP ini, atas permintaan pemilik rumah sakit langsung, yaitu Papi Arga. Namun, keadaan Lea masih jauh dari kata pulih.

Sedangkan Bima dan Sesil pamit pulang setelah Lea di pindahkan kedalam ruangan. Tak lama dari itu Satria juga pamit ke markas ada hal yang harus ia urus mengantikan Ken untuk sementara.

Ken berdiri di samping ranjang dengan ekspresi penuh kecemasan. Pandangannya tak lepas dari sosok Lea yang terlelap, napasnya teratur tapi tak bergerak sedikit pun. Saat dokter masuk, Ken segera melangkah mendekat.

“Dr., bagaimana kondisinya?” tanya Ken dengan suara bergetar.

Dokter menatap Lea sejenak, lalu menghela napas pelan. “Alhamdulillah, kondisi Nona Alea sudah stabil secara fisik, tapi... ia masih koma.”

Kata ‘koma’ itu seketika membekukan suasana. Semua yang orang yang ada di dalam ruangan saling bertatapan, campuran antara harapan dan ketakutan melintas di mata mereka. Ken menghembuskan napas panjang, dadanya terasa sesak.

Daddy Arya, yang berdiri di dekat jendela, memecah keheningan dengan suara berat, “Koma? Lalu kapan putri kami akan sadar?”

Dokter mengalihkan pandangannya ke arah Mami Monica, Mami Alesyha, Papi Arga, dan juga Alex yang duduk berderet di sofa ruangan. Wajah mereka memancarkan ketegangan dan harapan yang tak terucap.

“Saya tidak bisa memastikan kapan Nona Alea akan bangun,” ujar dokter dengan lembut.

“Semua tergantung pada kondisi tubuhnya. Yang bisa kita lakukan sekarang adalah terus berdoa dan memberikan dukungan penuh dari keluarga. Itu sangat penting untuk proses penyembuhannya.” lanjut dokter dengan sabar.

Mami Monica menggenggam tangan Mami Alesyha erat-erat, matanya berkaca-kaca namun berusaha tegar. “Syha, kamu harus kuat,” berisiknya lirih, suaranya penuh harap.

Mami Alesyha mengangguk pelan, menatap Lea dengan mata berkaca-kaca. Sesekali ia mengusap air matanya yang mulai mengalir, berusaha menahan rasa takut yang menggerogoti hatinya. Putri yang selama ini ia cari kini sudah di depan mata, namun dalam keadaan tak berdaya.

Daddy Arya menepuk bahu Mami Alesyha dengan lembut, mencoba memberikan kekuatan tanpa kata. Di sisi lain, Papi Arga berdiri tegak, wajahnya serius namun matanya tak lepas dari Lea. Ia tahu bahwa saat ini yang dibutuhkan Lea bukan hanya perawatan medis, tapi juga kekuatan dari keluarga yang mencintainya.

Alex yang duduk di kursi dekat jendela, menatap lekat sosok Lea yang terbaring tak berdaya sambil meremas tangannya erat. Ia berusaha menahan rasa sesak yang menghimpit rongga dadanya, namun semua itu tersamarkan di balik wajah datarnya.

Ken tak beranjak sedikitpun dari sisi ranjang, menatap wajah pucat Lea yang tenang namun rapuh. Ia menekan pelan tangan kekasihnya itu, “Sayang bangun, aku merindukan ocehanmu yang berisik itu, cepat bagun ya, semua orang menantimu di sini.” bisik Ken tepat di telinga Lea.

Suasana hening kembali menyelimuti ruangan, hanya terdengar suara alat medis yang berdetak dan napas pelan Lea. Harapan dan doa mengalir dalam hati setiap orang yang hadir, menunggu keajaiban yang akan membawa Lea kembali ke pelukan mereka.

Tiba-tiba, suara dering ponsel Ken memecah keheningan ruangan. Ken mengeluarkan ponselnya dari saku jasnya dengan cepat. Layar menampilkan nama “Bara.” Ia segera menjauh dari sisi Lea sebelum mengangkat telepon.

“King?” suara Bara terdengar serius di ujung sana.

"Katakan," jawab Ken tegas.

“Pelaku yang menabrak Nona Lea sudah berhasil kami tangkap. Dia sekarang ada di markas The Silent.”

Ken menarik napas dalam, matanya berkilat penuh amarah rahangnya mengeras tangannya mengepal erat. “Bagus, aku akan segeralah ke markas,” jawab Ken tegas.

“Baik King, saya tunggu di markas," ujar Bara.

Ken menutup telepon dan menatap sejenak ke arah Lea yang masih terbaring lemah. Ada sedikit kelegaan di matanya, tapi bayang-bayang kekhawatiran masih menghantui pikirannya.

Alex, yang memiliki kepekaan tajam, bangkit dari tempat duduknya dan melangkah pelan ke arah Ken.

“Apa pelakunya sudah tertangkap?” tanyanya tanpa basa-basi, suara penuh ketegasan.

Ken menatap sekilas ke arah Alex, lalu mengangguk singkat.

“Sudah.”

“Di mana dia sekarang?” Alex melanjutkan, nada suaranya makin serius.

“Di markas,” jawab Ken datar, lalu melangkah pelan menuju ranjang Lea, tak peduli tatapan penuh tanya dari Alex.

Ken menggenggam tangan Lea dengan lembut, mendekatkan wajahnya ke telinga sang gadis.

“Sayang, cepatlah bangun. Aku sudah menangkap pelakunya. Kita akan hukum dia bersama,” bisiknya pelan, diiringi senyum smirk yang tersungging di bibirnya.

Alex, Papi Arga, dan Daddy Arya yang melihat senyum itu serentak bergidik ngeri. Mereka tahu betul arti dari senyum iblis itu, sebuah janji akan balas dendam yang tak terelakkan.

Ken bangkit dan menatap satu per satu orang-orang di ruangan itu dengan mata penuh tekad.

“Mam, Pi, titip Lea ya. Aku ada urusan sebentar,” ucapnya tegas.

Alex yang mengerti langsung menyambar, “Gue ikut.” ucapnya cepat.

1
luar biasa
Elsa
emang ya mereka ini
Rita
semoga kmu cepet bisa nyusul kumpul bersama
Rita
🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️🤣🤣🤣🤣hadeuh
Rita
😂😂😂😂👍pulang ma satria aja lea
azela
apa Bima tahu siapa sebenarnya keluarga kandungnya
anggrek hitam
Alex dan Ken seperti Tom n Jery
anggrek hitam
wah ternyata Lea punya kakak yang tampan juga ya
anggrek hitam
Alhamdulillah akhirnya
luar biasa
kalian pikir bisa apa nejatuhin Ken coba aja
Rita
cieeee syukur deh bs mope on dan kyknya Lea mgkn saudaramu????
Rita
ekhemm
Rita
ayo Bim cari twu
Rita
🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️🤣🤣🤣🤣🤣
Bu Kus
wah bima apa udah ada getaran asmara sama Cesil nih jadi penasaran atuh
cerita yang sangat menarik saya langsung strek dengan cerita ini. semangat Thor.
Rita
pasti ada
Rita
kesan pertama teringat lagi😁😁😁
Rita
😅😅😅🤣🤣🤣🤣tertekan dokterny
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!