kisah sekretaris yang nikah sama bos nya
⚠️ mengandung scene dewasa ⚠️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kholifah NH2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nah loh, Dave kenapa tuh
"Sekarang apa yang harus aku kasih ke dia? Tubuh aku? Aku harus tidur sama dia?."
Semua pemberian Dave membuat Hazel bimbang, dia memikirkannya sejak tadi. Tidak mungkin Hazel merasa tenang setelah diberi hadiah yang begitu banyak dari suaminya itu. Hazel merasa tidak tenang dan tidak nyaman, dia bingung harus melakukan apa untuk membalas pemberian Dave.
Jika tidur dengan Dave adalah balasan yang setimpal, sejujurnya Hazel merasa belum siap. Dia belum sampai hati untuk melakukan hubungan in tim dengan suaminya itu. Tetapi jika di butuhkan, Hazel terpaksa melakukannya. Ya, hanya sebagai ungkapan terima kasih, tidak lebih dari itu.
Setelah memikirkan matang-matang keputusannya, Hazel bersiap menemui Dave diruang kerjanya. Hazel langsung memakai kimono dari gaun tidurnya dan melenggang pergi sambil menggulung rambutnya keatas. Dave menyambutnya dengan senyuman, tanpa ragu Hazel duduk dipangkuan Dave saat pria itu memintanya.
Dave menunduk, menciumi aroma tubuh Hazel yang selalu dia rindukan. Sambil memeluk pinggang Hazel, tangan Dave kembali melanjutkan pekerjaannya, hanya beberapa menit lagi. Hazel pun menunggu dengan tetap duduk manis di kedua paha kokoh suaminya itu.
Selesai sudah pekerjaan Dave, Hazel pun sedikit memutar tubuhnya untuk mengecup kening Dave. Pria ini selalu bekerja keras bahkan saat dirumah sekali pun, salah satu alasan mengapa Hazel mengagumi sosok bos nya ini sebab Dave pria yang sangat bersemangat dalam urusan pekerjaan. Hazel menyukai pria pekerja keras.
"Ayo, ke kamar" Ajak Hazel pada Dave sambil tersenyum, suaminya itu mengangguk dan langsung membopongnya tanpa aba-aba.
Di dalam kamar, Hazel membuka kimono nya dan menghampiri Dave yang sedang meneguk minumannya. Dia memeluk erat tubuh Dave dari belakang, sampai pria itu berbalik kearahnya.
Seketika Dave meneguk ludahnya, di balik kimono yang Hazel gunakan, ada gaun tidur sexy yang Hazel sembunyikan. Gaun tidur yang tidak pernah Dave bayangkan jika Hazel mau memakainya. Bagaimana tidak, gaun itu sangat tipis dan menerawang, bahkan Dave bisa merobeknya dengan sangat mudah.
Dave masih sibuk menatap pemandangan indah di depan matanya. Dia mengagumi setiap lekuk tubuh Hazel dalam balutan gaun tidur berwarna merah muda yang sangat menyatu dengan kulitnya yang seputih susu. Dave mencoba mengikis jaraknya dengan Hazel, tangan Dave bergerak, menurunkan satu tali yang menjuntai di bahu Hazel. Dia kecupi berulang kali bahu mulus Hazel sampai ke lehernya.
Rasanya Dave tidak bisa menahannya lagi, Dave menarik pinggang Hazel dan kembali mendudukkan Hazel dipangkuannya. Kini, dia bebas memandangi Hazel yang duduk tepat di hadapannya. Perempuan cantik itu melempar senyumnya, seakan memberi kode semuanya baik-baik saja, Dave bebas melakukan apa pun yang dia mau.
Sambil memeluk erat pinggangnya Hazel, Dave menciumi leher Hazel sekali lagi, tidak lupa dia tinggalkan jejaknya disana. Tangannya tidak tinggal diam, menurunkan satu lagi seutas tali yang membuat tubuh Hazel benar-benar terbuka pada bagian atasnya.
Hazel sudah setengah telan jang, air liur Dave dibuat semakin tumpah. Payu dara Hazel yang membusung seakan membius Dave perlahan-lahan, payu dara bulat itu seakan menggodanya, mengajaknya untuk bermain-main sambil memberikan sentuhan lembut dari telapak tangannya,
Hazel melenguh seketika, sapuan bibir dan lidah suaminya itu mulai bermain dengan satu persatu gunung kembar miliknya. Jemari Dave juga tidak berhenti memutar pu ting nya sampai Hazel tidak berhenti meloloskan suara indahnya. Ini benar-benar nikmat, Hazel menekan kepala Dave, menuntunnya untuk lebih dalam mengu lum pu ting payu dara nya.
Cukup lama berlangsung, mendadak Dave kehilangan semangatnya. Pria itu berdecak sambil menggelengkan kepalanya. Entah apa yang dia pikirkan, Dave menunjukkan kesedihan di wajahnya.
"Sayang? Ada apa?" Pertanyaan Hazel hanya dibalas gelengan kepala Dave. Pria itu merapihkan kembali gaun tidur Hazel sebelum memindahkan Hazel dari pangkuannya,
Dave terlihat menunduk, membuat Hazel benar-benar merasa bingung,
"Kamu kenapa?."
"Saya nggak bisa lanjutin."
"Ya, tapi kenapa? Aku udah siap."
"Kamu belum siap. Lebih baik di akhiri dari pada terpaksa melakukannya."
"Lho, kamu ngomong apa, sih?."
"Sayang? Mau kemana?" Pertanyaan Hazel tidak berbalas, Dave pergi meninggalkan kamar begitu saja.
"Ya Tuhan, dia itu kenapa?" Ucap Hazel mengusap kasar wajahnya.
Sungguh, kali ini Hazel tidak memahami apa yang terjadi dengan suaminya itu. Perubahan sikap Dave membuat Hazel berfikir keras. Padahal baru saja Dave merasakan nafsunya menggebu-gebu, namun sedetik kemudian nafsu itu luntur seketika. Hazel tahu, terjadi sesuatu pada pria itu, ada yang mengganggu pikirannya tetapi Hazel tidak tahu apa pun.
Hazel bergegas menyusul Dave, ternyata dia berjalan kearah pavilion. Tangan Hazel menahan Dave saat hendak menutup pintu pavilion, namun Hazel mendapatkan penolakan. Dave mengatakan dia akan tidur di pavilion dan meminta Hazel kembali ke kamar. Hazel menghela nafas berat, tidak ada yang bisa dia lakukan selain membiarkan Dave. Hazel akan membicarakannya lagi esok hari saat suasana hati Dave sudah membaik.
Pagi itu Hazel merasa kecewa, dia tidak mendapati Dave dirumah. Pak Didit mengatakan Dave sudah berangkat sejak tadi menaiki taksi. Pantas saja Hazel tidak melihat Dave dimeja makan, padahal Hazel mengira Dave masih mengurung diri di pavilion. Akhirnya, Pak Didit mengantar Hazel ke kantor sesuai perintah Dave. Selama perjalanan pun Hazel terus memikirkan Dave, tidak ada satu pun pesan atau panggilannya yang di respon oleh Dave, pria itu mengacuhkannya.
"Tika, dimana Pak Dave?."
"Bu Hazel, Pak Dave udah berangkat meeting ditemani Pak Marco."
"Apa? Dia ngehindarin aku lagi?."
"Ok, terima kasih."
Hazel menutup telfon internal diruangannya. Lagi-lagi dia merasa kecewa, Dave bahkan tidak bersedia datang ke rapat pertemuan bersamanya. Ada apa dengan suaminya itu? Kesalahan apa yang Hazel buat hingga Dave terus menghindarinya seperti ini. Entah harus bagaimana lagi, Hazel sangat tidak bersemangat melewati hari. Dave membuat pikirannya kacau untuk pertama kali.
Beberapa jam sudah berlalu Hazel lewati tanpa Dave yang biasanya selalu ada disisinya. Meski Hazel mendengar Dave sudah kembali ke kantor, namun dia enggan menemui bahkan menghampiri pria itu diruangannya. Biarkan saja, Hazel rasa percuma dia bertemu Dave, pria itu akan menghindarinya lagi.
Tersisa beberapa menit lagi menuju jam makan siang, telfon internal Hazel berbunyi. Ya, akhirnya Dave menelfon, suara berat suaminya itu membuat Hazel tertegun. Namun Hazel harus sadar, dia tidak boleh terbawa perasaan. Dave menelfon hanya untuk meminta dokumen darinya.
Hazel pun menghela nafas panjang, dia memasuki ruangan Dave tanpa senyum dan sapa seperti biasanya. Dia taruh dokumen itu diatas meja Dave dan pergi tanpa sepatah kata. Sangat hening dan dingin di dalam sana, Dave bahkan tidak menatapnya. Hanya ucapan terima kasih yang terdengar sebelum Hazel benar-benar pergi meninggalkan ruangan itu.
Rasanya Hazel ingin berteriak, dia tidak tahan dengan sikap acuh Dave.
...•••••...
Lanjut guysss tapi Jangan lupa tinggalkan jejak yaaa biar aku semangat update