Seri kedua Kau Curi Suamiku, Kucuri Suamimu. (Hans-Niken)
(Cerita Dewa & Fitri)
Masih ada secuil tentang Hans-Niken, ya? Juga Ratu anak kedua Hans.
Pernikahan yang tak diharapkan itu terjadi, karena sebuah kecelakaan kecil yang membuat warga di kampung Fitri salah mengartikan. Hingga membuat Fitri dan Dewa dipaksa menikah karena dituduh melakukan tindak asusila di sebuah pekarangan dekat rumah Fitri.
Fitri berusaha mati-matian supaya Dewa, suaminya bisa mencintainya. Namun sayangnya cinta Dewa sudah habis untuk Niken, yang tak lain istri dari Papanya. Dewa mengalah untuk kebahagiaan Papanya dan adik-adiknya, tapi bukan berarti dia berhenti mencintai Niken. Bagi Dewa, cinta tak harus memiliki, dan dia siap mencintai Niken sampai mati.
Sayangnya Fitri terus berusaha membuat Dewa jatuh cintai padanya, meski Dewa acuh, Fitri tidak peduli.
"Aku bisa membuatmu jatuh cinta padaku, Tuan!"
"Silakan saja! Cinta tidak bisa dipaksakan, Nona! Camkan itu!"
Apakah Fitri bisa menaklukkan hati Dewa?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hany Honey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 32 - Kejujuran Dewa
Fitri duduk di depan Dewa dengan tatapan kosong saat Dewa menjelaskan semua masa lalunya dengan Fitri. Fitri tidak menyangka model yang saat ini tengah gencar dibicarakan oleh orang-orang adalah mantan istri Dewa, meski pernikahan mereka belum diakui Negara.
Mereka tengah berada di dalam ruangan Tama. Tama sengaja mengajak bicara di dalam ruangan, supaya tidak ada yang mendengarnya, karena ini adalah masalah sangat pribadi dan sensitif sekali bila didengar olel pihal luar yang tidak bertanggung jawab.
“Kamu bohong kan, Mas?” tanya Fitri dengan tatapan yang masih sama. Kosong tak tahu apa yang Fitri tatap saat ini.
“Maafkan aku, Sayang. Ini memang sebuah kenyataan yang terjadi padaku dulu. Dulu sekali, enam atau tujuh tahun yang lalu,” jawab Dewa.
“Kenapa baru bilang, Mas? Kenapa?”
“Aku minta maaf, Fitri. Aku minta maaf. Aku memang belum ada kepikiran jujur soal ini sama kamu, karena aku sudah banyak menyakiti kamu, Fit. Aku mohon, maafkan aku. Dan, jangan pergi dariku.”
Dewa menjatuhkan tubuhnya di depan Fitri. Dia bersimpuh di depan Fitri, menangis di pangkuan Fitri hingga sesenggukan. Dewa benar-benar takut kehilangan wanita sebaik Fitri. Dia takut Fitri meninggalkannya. Apalagi dirinya sering melukai Fitri.
“Aku gak tahu harus bagaimana, Mas. Kenapa kamu tidak pernah cerita padaku sebelumnya? Aku hanya mengira Mas memiliki perasaan sama Mama Niken saja, aku harus bagaimana?”
“Aku mau kamu masih bersamaku, Fit. Aku hanya mau kamu, sekarang hanya mau kamu, Sayang?Aku mohon jangan tinggalkan aku. Kita hadapi ini bersama, ya? Aku mohon padamu, Sayang.”
Dewa makin terisak dengan bersimpuh di depan Fitri. Entah terbuat dari apa hati Fitri, dia malah tidak ingin meninggalkan Dewa sedikit pun. Dia mengusap kepala Dewa yang tertunduk di pangkuannya.
“Jangan begini, Mas. Aku tidak akan pergi darimu.”
“Aku malu, Fit. Sangat malu. Aku selalu menyakitimu, tapi kamu masih bisa menerimaku, kamu masih bertahan denganku. Dengan cara apa aku membalas kebaikan kamu, Fit?”
“Aku tidak butuh balasan apa pun, Mas. Bahkan cintaku padamu yang tak pernah terbalas pun aku masih sanggup mempertahankan pernikahan ini. Pernikahan bukan sebuah ajang permainan. Aku tahu tidak akan pernah mendapatkan cintamu, tapi aku hanya mengharap Ridho Allah dalam pernikahan ini. Aku sebisa mungkin ingin jadi istri yang baik, Mas.”
“Semua orang pasti menganggap aku ini bodoh, aku mau bertahan dengan orang yang tidak pernah menganggapku sebagai istri, bahkan tidak mencintaiku. Tapi aku tidak peduli itu, iya aku memang bodoh, bodoh sekali karena mencintai orang yang tidak pernah mencintaiku.”
Dewa tertegun dengan ucapan Fitri. Setulus itu cinta Fitri padanya? Bahkan Tama pun tak kalah tertegun mendengar ucapan Fitri. Sekarang dia tahu, sebesar apa pun usahanya untuk meraih hati Fitri, dia tidak akan bisa, karena cinta Fitri pada Dewa begitu dalam, dan tulus, meski tidak pernah terbalaskan.
“Bahkan jika sampai Tuhan mengambil nyawaku, dan kamu masih belum bisa mencintaiku, aku sangat rela, Mas. Karena bisa menghabiskan sisa hidup denganmu adalah bahagiaku.”
“Aku—.”
“Jangan bicara lagi, Fit. Kamu sudah terlalu banyak bicara. Maafkan aku yang sudah menyakitimu selama ini. Aku tidak mau menyesali semuanya kelak. Aku paham kenapa aku takut kehilangan kamu, aku paham itu. Itu semua karena aku sudah jatuh cinta padamu. Iya, ini cinta, Fit,” ucap Dewa.
Fitri hanya menangis mendengar ucapan Dewa. Entah harus bahagia atau bagaimana dia tidak tahu.
“Sudah, kalian selesaikan semua ini di rumah. Aku harap Om Hans juga harus tahu masalah kamu dengan Viona dulu, Dewa. Aku takutnya Om Hans tahu dari orang, dan kamu tahu sendiri Papamu bagaimana, kan? Aku yakin Viona akan nekat mencarimu setiap hari,” tutur Tama.
“Bantu aku, Tam. Tolong bantu aku soal Viona, karena hanya kamu yang tahu tentang semua ini.”
“Aku bantu sebisaku. Sudah lebih baik kalian pulang, selesaikan urusan kalian. Aku titip Fitri. Jangan pernah sakiti dia lagi. Kamu beruntung memiliki istri yang begitu mencintaimu, Dewa. Kalau bukan Fitri, mungkin dia sudah meninggalkanmu karena sudah dicampakkan selama tiga tahun?” ucap Tama.
Dewa hanya mengangguk. Dia mengajak Fitri pulang ke rumah. Dewa benar-benar kalut sejak Viona datang ke kantornya tadi. Dia sangat takut Fitri tahu, dan meninggalkannya, karena dia sudah tidak bisa sehari pun tanpa Fitri saat ini.
Mereka sudah berada di dalam mobil. Namun, Dewa tak kunjung melajukan mobilnya untuk segera pulang, karena dari tadi dia terus menggenggam tangan Fitri, tidak ingin melepaskannya.
“Mas, mau sampai kapan tetap di sini? Ayo katanya mau pulang?” ucap Fitri lembut.
“Boleh aku memelukmu, Fit?”
“Ya, boleh.” Fitri merentangkan kedua tangannya, dan membiarkan suaminya memeluk dirinya.
“Jangan tinggalkan aku, Fit.”
“Aku masih di sini. Percaya padaku, aku tidak akan pernah pergi darimu, Mas. Kalau aku mau, dari dulu aku sudah pergi saat tiga tahun lamanya aku kau campakkan, Mas. Tapi aku bertahan, karena aku percaya, aku bisa membuat hatimu luluh, dan mencintaiku,” ucap Fitri.
“Tapi, aku memang harus tahu konsekuensinya, mencintai orang yang tidak pernah membalas cintaku, aku harus siap segalanya. Siap jika harus ditinggalkan, dan diacuhkan. Bahkan dibenci. Itu sudah resiko yang harus aku emban, Mas. Selama hidupku, aku tak pernah mendapatkan cinta yang tulus dari orang yang aku cintai. Aku bahkan tidak pernah terlihat oleh orang yang aku cintai. Sejak dulu, sejak aku kecil. Aku sangat mencintai Ayahku, tapi ayah seperti itu padaku? Jangankan mencintai Putrinya? Menyayangi pun tidak?”
“Sekarang, setelah menikah pun aku tidak pernah mendapatkan cinta dari suamiku. Tapi biarlah, mungkin ini sudah jalan hidupku.”
“Sudah yuk pulang?” ajak Fitri.
Dewa mengurai pelukannya. Dia kemudian melajukan mobilnya untuk pulang. Benar kata Fitri, hidupnya dari dulu tidak pernah mendapatkan cinta sedikit pun dari orang yang dicintainya. Termasuk dirinya.
Namun, kini Dewa sadar, kalau perlahan perasaan untuk Fitri sudah ada di hatinya. Bahkan sekarang dia sangat takut Fitri pergi darinya.
Dewa mengecup kening Fitri dengan lembut dan cukup lama. Perempuan yang di depannya itu, adalah perempuan yang tidak pernah beruntung dalam hidupnya. Perempuan yang mungkin tidak pernah merasakan bahagia karena tidak dicintai oleh orang yang dicintainya.
“Aku janji, Fit. Aku janji akan mencintaimu seumur hidupku. Aku janji akan membahagiakan kamu.”
“Jangan janji saja, Mas. Tapi buktikan.”
“Iya, akan aku buktikan.”
Dewa melajukan mobilnya. Tapi dia tidak pulang ke rumahnya, melainkan dia ingin menemui Papanya untuk membahas soal pekerjaan, dan juga soal Viona. Papanya harus tahu soal itu, karena dia tidak ingin papanya tahu dari orang lain. Apalagi Dewa sudah mendengar berita kalau Viona akan mengungkap gosip dulu yang sempat viral, kalau dia sudah menikah.
^^^
Ratu masih berdiri mematung, saat dia memasuki sebuah café bersama dengan Andra. Dia melihat seorang pria bersama seorang wanita duduk saling berhadapan, dan bercengkrama dengan begitu akrab. Hingga tangan sang pria itu meraih tangan wanita di depannya dan menggenggamnya dengan penuh rasa cinta.
“Benar, sekali tukang selingkuh ya tidak akan setia. Katanya hanya aku yang dia cintai? Katanya tidak ada yang lain? Baru saja memutuskan semalam, dia sudah jalan sama perempuan dan begitu?” batin Ratu, dengan perasaan sesak di dadanya.
“Non? Kok diam? Ini jadi mau ngopi?” tanya Andra.
“Iya, jadi. Kita duduk di sana!” jawab Ratu.
Ratu sengaja mengambil posisi tempat duduk yang dekat dengan pria dan wanita itu. Hingga pria itu menoleh ke arah Ratu dengan tatapan yang sulit diartikan.
padahal susah dan sgt sulit tp ratu keren
lain crita ma dewa smpe 3 th lho biarin si fitri
dann ohh dewaaaa.. tukann fitri aja segitunya ma kamu masa iya kmu mau nyakitin lagi fitri kan kasihan 😭😭
ayo dewa seleksaikan maslah kmu dgn viona dlu
biar g ada slh paham jd terus terang aja lebih baik dgr dr mulut suami sndri dro pd org lain itu menyakitKan
tp jgn terkecoh ya dewa istrimu itu lho ya cantik kann masa iya baru baikan masa mau cekcok lagi g luci tau wa
katany masih muda penampilan kek nya g kalah deh dr yg lain sukur2sia cuma nyamar aja jd sopir biar g kthuna klo kaya raya
lanjit kk thor
mkin mesra nnti si dewa mlh jd bucin akut nnti sm fitri