NovelToon NovelToon
Mari Jatuh Cinta

Mari Jatuh Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dosen / Cinta setelah menikah / Playboy / Konflik etika / Nikah Kontrak
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Sayidah Syifaul

Adhya Kadhita Megantari,
sedang menikmati masa jomblonya,tenang tanpa ada gangguan dari para pria.
Nyatanya ketenangan hidupnya harus diganggu oleh playboy macam Hasabi Laka Abdullah.

Tiba-tiba tanpa ada aba-aba.
Gimana gk tiba-tiba, kalau pada pertemuan pertama Papa Desta memaksa menikahkan Adhya dengan Laka.

mau gk yaa?
Yuk, baca cerita pertama saya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayidah Syifaul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ikhlas, atau tak ikhlas?

Adhya sudah rapi dengan setelan formalnya, siap kembali ke kampus untuk mengajar para mahasiswanya. Masih bercermin, memastikan sekali lagi bahwa ia sudah rapi.

"Nggak usah cantik cantik, nanti Fares naksir," tiba tiba Laka yang masih bertelanjang dada itu sewot saat Adhya bercermin.

"Idih, emang napa? Cemburu?" Adhya menghampiri Laka sambil bersedekap dada.

"Dah tau, nanya?" Laka menyerahkan kemejanya pada Adhya.

 Adhya tertawa ringan. " Bilang cinta dulu sayang," ucapnya.

Laka membelalak. "Kamu panggil aku apa tadi?"

"Maaf, bukan audio yang bisa di replay" Adhya.... Kan, udah dibilangin, kalau godain Laka itu, jangan setengah setengah. Laka, kan jadi gemas.

Adhya mengambil kemeja itu dan membantu Laka memakainya. Laka mencubit gemas pipi Adhya, salah siapa, kelakuan bocahnya ini bikin Laka gemes. Adhya bukan tipe cewek yang amat berisik, tapi bukan pendiam. Bukan cewek badas, tapi jangan pernah remehin. Mulutnya itu, paling banyak bersuara, ya pas lagi ngomel ngomel, kalau ada yang nggak bener di matanya. Laka suka saat itu.

Laka ganti menyerahkan dasinya setelah Adhya selesai mengancingkan kemejanya.

"Jangan dibuat simpul dulu, sini, pasangin dulu," Laka menuntun Adhya untuk mengalungkan dasi itu di kerah bajunya. Mengingat tempo tempo hari, Adhya kalau pakek in dasi pasti di buat simpul dulu, terus baru Laka makek sendiri.

"Ketinggian kamu, Lak" Adhya protes. Dia yang pendek, bukan Laka yang terlalu tinggi.

Laka mengangkat Adhya dengan sebelah tangannya. Enteng banget, ya kayaknya? Lalu menurunkan Adhya di sofa dengan posisi Adhya berdiri. " Udah nggak ketinggian, kan? Dasar bocah! Umurnya berapa, sih?"

Enak aja, ya? Adhya disebut bocah, dia ini wanita dewasa berumur dua puluh enam tahun. Udah jadi dosen dia, tuh. Dosen!

Iya, iya yang dosen. Tapi Adhya tak mengeluarkan semua unek uneknya itu, ia memilih diam saja.

"Moga aja, nanti anak kita nurun gen ayahnya, biar nggak diledekin sama temen temennya," celetuk Laka. Tapi benar, anaknya nanti haris lebih tinggi daripada Adhya yang hanya 150 cm ini. Dia jadi sering kena buli dulu di sekolah karena tingginya yang dibawah rata rata. Ada, sih yang lebih tinggi dikit selisih 4 cm jadi nggak sendirian dia.

...****************...

Zahid tengah sibuk ngerusuhin Kania saat ini. Kenapa pula ia jadi dosen pembimbingnya si Zahid, sih. Pengaturannya gimana, ya? Kayaknya perlu ditanyakan.

"Sudah, kamu bisa pergi," Kania mencoba mengusir secara halus. Mencoba, karena sebenarnya ia sudah sangat kehabisan stok kesabaran untuk mahasiswanya yang satu ini.

"Makan siang bareng, yuk?" ajak Zahid sambil mepet mepet ke Kania. Menatapnya lekat, seolah ia bukan dosen Zahid kalau begini. Mana ada, sih mahasiswa yang ngajak dosennya makan siang gini? Ini kurang ajar nggak namanya.

Fares menahan tawa disamping Kania. Ia sedang berdiskusi dengan Adhya. Momen langka ada yang mendekati Kania begini. Modelan dia, kan kayak kucing garong, ya mana ada yang berani. Kania paling tak suka dirayu rayu begini. "Norak!"- katanya.

Kalau Kania bilang ke Fares sama Adhya, sih biar deket alami, gitu. Nggak usah pakek nempel nempel segala. Risih!

"Adhya!" Kania memanggil Adhya akhirnya. Loh,. Kok jadi marah marah ke Adhya? Sedangkan Zahid mengode kakak iparnya itu untuk membela dirinya.

"Aku, tulus loh, sama temen kakak ipar!" kata Zahid pada Adhya tempo hari. Ya..... Percaya nggak percaya, sih. Jarang ada sekarang cowok naksir yang lebih tua kayak gini. Cewek naksir yang lebih muda, apalagi? Juarang banget. Tau, kan alasannya? Yaaa.... Karena kita nggak mau kelihatan lebih tua daripada suami nantinya. Cewek, tuh sensitif benget kalau urusan begini.

"Iya-in aja, tulus tuh," Adhya membela adik iparnya beneran. Jelas Kania muntap- lah. Kepalanya mendidih.

"Kita tinggalin aja, yuk, Dhy! Yang katanya tadi ngajak musyawarah malah sibuk pacaran," Fares malah ikutan berpihak pada Zahid. Jelas omongan Fares itu nyindir dirinya.

"Eh, yang lo bilang pacaran, tuh siapa?!" Kania berteriak kencang, seolah tak memperhatikan reputasinya sebagai dosen. Pasalnya, setelah ngomong gitu, Fares benar benar mengajak Adhya pergi, kania jadi teriak, kan.

"Emang kamu nggak mau kalau kita pacaran?" hish, obrolan macam apa, sih ini. Kenapa Zahid tanya kayak gitu.

Kania benar benar naik pitam sekarang. Ia pergi meninggalkan Zahid begitu saja dengan wajahnya yang merah padam, masuk ke dalam gedung, berlawanan arah denga Fares dan Adhya. Kania jadi ikut ngambek ke mereka berdua.

Sedangkan Fares dan Adhya sudah berada di parkiran. "Mau pulang bareng?" tanya Fares sebelum masuk ke mobilnya.

"Terima kasih, tawarannya,. Suamiku udah nunggu, tuh," Adhya menunjuk Laka yang berdiri di samping mobilnya, tak jauh dari dirinya dan Fares.

Tatapan tajam Laka tertuju pada Fares. Tatapan yang benar benar menjelaskan kalau ia cemburu.

Adhya menghampiri Laka dengan senyumnya yang paling manis.

Cup!

Sengaja Laka mencium pipi Adhya di depan mata Fares. Seolah mengatakan

Ini punya gue! Gak usah deket deket!

Adhya jelas menggeplak lengannya Laka. Keharmonisan rumah tangga terpancar di aura mereka . Seperti tak ada paksaan apapun dalam pernikahan yang mereka jalani.

Laka membawa Adhya masuk ke dalam mobilnya. Meninggalkan Fares yang menatap hambar pada mereka. Mau dicemburuin juga, ia siapanya memang? Toh memang pantas Laka begitu. Dia suami Adhya. Dan Adhya terlihat jauh lebih bahagia daripada saat awal pernikahannya dengan Laka.

Ini waktunya kamu belajar sabar. Cibta bukan berarti memiliki, kan? Tapi mengikhlaskan, membiarkan kebahagiaan dari orang yang dicintai.

Seperti Nabi Ibrahim yang sangat mencintai putranya, Nabi Ismail. Oleh karena itu, saat wahyu turun agar ia menyembelih putranya, tak ragu lagi Nabi Ibrohim melaksanakan hal itu, karena cintanya pada putranya, ia merelakan putranya untuk kembali ke sisi Allah, yang menjanjikan surga dengan segala nikmatnya.

Tapi ternyata, Allah menggantikan posisi putranya dengan seekor domba. Menunjukkan bahwa pengorbanannya tak pernah menghianatinya.

Beda dengan Fares yang berusaha untuk sabar dan merelakan. Di luar kampus ada sepasang mata cantik yang sedang menatap tak suka pada mobil yang baru saja keluar, membawa Laka dan Adhya dengan senyum merekah diantara keduanya.

Ia iri! Bahkan dulu Laka tak pernah seperti itu padanya. Bagaimana bisa Laka berubah seperti itu, kasih sayang yang ia lihat kali ini, berbeda jauh dengan yang Laka tunjukkan dulu padanya, seakan semua yang ia alami dengan Laka dulu adalah settingan, bukan kenyataan..

Tapi janin yang ada di kandungan nya nyata! Dan anak ini harus punya ayah. Dia akan melakukan apapun asalkan anak ini bersama dengan ayahnya.

Rashta mengklaim janin itu adalah milik Laka. Dan Laka harus bersamanya, bukan bersama Adhya.

"Jalan, Ze! Ikuti mereka!" Rashta memerintahkan Zea untuk mengikuti Laka dan Adhya.

Zea menggeleng, "Nggak! Lo janjinya cuma lihat Laka doang, kan? Nggak lebih, dan hie nggak bisa bawa lo kesana. Lo orangnya nekat, dan gue tau itu!" Zea tancap gas. Memutar balik setirnya, ia bawa Rashta pergi, meski sahabatnya ini terus meronta minta mengikuti Laka.

Belum! Belum saatnya kamu kesana. Biarkan Barkat jatuh ke tangan Laka dulu, baru aku bisa tenang kalau kamu bersama Laka. Tak mungkin aku membiarkan kamu dan anakmu hidup sengsara, karena bisa jadi Laka akan diusir jika kamu datang sebelum Barkat menjadi milik Laka sepenuhnya.

1
Lovely
up up up lagi/Determined/
Lovely
up lagi thor
Lovely
lanjut thor,,,,seru alurnya ringan gak bosen diselingi candaan...
Lovely
Gatot tuh Laka,,, lanjut thor/Facepalm/
SJR
Assalamu'alaikum, Mampir thor saling suportnya 🙏
Syifa Afida: ok, kak! makasih
total 1 replies
franza
keren bangett, semangatt author-nim
ian gomes
Aku suka banget tokoh-tokohnya. Jangan berhenti nulis thor.
Syifa Afida: makasih, kak udah kasih aku semangat/Smile/
total 1 replies
Linda Ruiz Owo
Ceritanya sangat menghibur, thor. Ayo terus berkarya!
Syifa Afida: makasih semangatnya, kak!
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!