NovelToon NovelToon
Hanya Sebatas Ranjang

Hanya Sebatas Ranjang

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / CEO / Selingkuh
Popularitas:70.7k
Nilai: 5
Nama Author: Fhatt Trah

Berawal dari ketidaksengajaan lalu berujung pada pernikahan yang tidak direncanakan. Nadia yang mencoba bertahan hidup dengan menggantungkan harapannya pada pernikahan yang hanya dijadikan sebagai hubungan sebatas ranjang saja, tak mengira hidupnya akan berubah setelah ia memberi Yudha seorang anak yang diidam-idamkan.

“Jangan pernah berharap lebih dari pernikahan ini. Aku menikahimu bukan karena cinta, tapi karena kita sama-sama saling membutuhkan, Nadia,” kata Yudha.

“Tapi bagaimana jika suatu hari nanti kamu yang lebih dulu jatuh cinta padaku?”

“Tidak akan mungkin itu terjadi.”

Lantas bagaimanakah kelanjutan hubungan pernikahan Nadia dan Yudha yang hanya berdasarkan pada kebutuhan ranjang semata? Akankah cinta bersemi diantara mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fhatt Trah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31. SIM (Surat Ijin Menikah)

SIM (Surat Ijin Menikah)

Duduk bergeming di atas lantai, Yudha sebetulnya sedang gelisah. Khawatir jikalau Jerry gagal melakukan apa yang diperintahkan. Sejam lebih menunggu, Jerry pun akhirnya datang dengan sebuah map di tangannya.

Jerry kemudian langsung menyerahkan map itu kepada Yudha untuk diperiksa.

Beberapa jam lalu, Yudha menghubungi Jerry, meminta Jerry menyiapkan sebuah berkas yang harus ditandatangi oleh Maura.

Awalnya Jerry bertanya-tanya sendiri mengapa Yudha akan menarik kembali 10 persen saham King and Queen Hotel yang ia berikan untuk Maura. Bahkan bangunan hotel yang berdiri di atas tanah milik keluarga Maura akan berhenti beroperasi karena dinilai terus merugi setiap tahunnya. Bangunan itu juga akan segera dirobohkan.

Hal itu tentu merupakan kabar buruk bagi Maura dan keluarganya. Sebab dari hotel itu pula keluarga Maura mendapatkan pemasukan yang cukup besar setiap tahunnya. Hidup mereka bahkan terjamin sampai tujuh turunan selama hotel itu masih berdiri di atas tanah mereka. Tapi sekarang, tidak ada yang lagi yang bisa mereka harapkan.

Jerry juga sempat bingung mengapa Yudha meminta Maura menandatangi selembar kertas kosong, juga mengapa Yudha meminta ia memesan kebaya pengantin.

Namun, saat melihat Nadia, barulah Jerry paham apa yang akan dilakukan oleh atasannya itu.

Tidak mudah untuk Jerry meyakinkan Maura, bahkan sampai setengah memaksa Maura untuk segera menandatangi berkas penarikan saham serta selembar kertas kosong. Sempat terjadi perdebatan alot antara dirinya dan Maura yang bersikeras tidak mau membubuhkan tanda tangannya. Bahkan Maura memaksa meminta penjelasan. Maura tidak terima Yudha mengambil keputusan secara sepihak.

Namun bukan Jerry namanya jika tak pandai memberikan alasan. Hanya dengan sedikit ancaman dan membawa nama Yudha, Maura pun kemudian bersedia menandatanganinya.

“Pakai ini,” titah Yudha sembari menyodorkan paper bag berisi kebaya kepada Nadia.

“Sekarang, Pak?” Wajah Nadia benar-benar terlihat khawatir.

“Kapan lagi? Besok?”

“Ta-tapi, Pak. Saya_” Bunyi keroncongan menyela kalimat Nadia. Tangannya langsung memegangi perutnya.

Yudha yang paham pun kemudian meminta Jerry pergi membelikan makanan untuk mereka berdua. Tak berapa lama Jerry datang dengan membawa dua porsi makanan.

Sembari menunggu mereka makan, Yudha memerintahkan Jerry untuk mengisi lembaran kertas kosong yang sudah ditandatangi oleh Maura dengan pernyataan bahwa Maura tidak keberatan serta memberikan ijin kepada Yudha untuk menikah kembali. Surat pernyataan tersebut dibuat oleh Maura dengan kesadaran penuh dan tanpa intimidasi.

Maura memang pernah meminta Yudha agar suaminya itu mencari wanita lain. Tetapi tak lantas dituruti oleh Yudha. Sebab Yudha tahu bahwa perkataan Maura itu hanya merupakan wujud dari kekecewaannya.

Namun kini, Yudha akan melakukan permintaan Maura itu tanpa sepengetahuan Maura sendiri. Sebab ia ingin agar Maura tahu dan merasakan seperti apa sakitnya dikhianati.

Hal itu juga dilakukan Yudha semata-mata untuk berjaga-jaga jika kelak Maura berubah pikiran. Dengan selembar kertas yang sudah ditandatangani Maura itu akan dijadikan Yudha sebagai tameng suatu hari nanti.

****

Tidak ada kemewahan, tidak ada kemeriahan seperti pernikahan pada umumnya. Hanya bertempat di sebuah Kantor Urusan Agama terdekat, Yudha dan Nadia melaksanakan ijab qabul dengan Pak Noto dan Jerry yang bertindak sebagai saksi.

“Sah.”

Begitu kata seorang penghulu yang menikahkan mereka. Maura yang berbalutkan kebaya berwarna putih dengan riasan seadanya itu terlihat cemberut. Hal itu tidak luput dari perhatian Yudha.

Meski penampilan Nadia teramat sederhana, namun aura kecantikannya terpancar begitu sempurna. Ekspresi cemberutnya itu tidak sedikitpun mengurangi kecantikannya. Dan anehnya, setiap tingkah Nadia itu membuat mata Yudha betah memandanginya.

Yudha menghela napas panjang. Sebetulnya dalam lubuk hatinya ia merasa bersalah pada Nadia. Sebab dengan sengaja ia sudah menyeret gadis tidak bersalah itu ke dalam masalah pribadinya.

Akan tetapi, ada sebagian dari dirinya yang enggan menjauh dari gadis itu. Apapun yang dilakukannya hari ini hanya mengikuti bisikan hati semata. Ada sebagian rasa dalam dirinya menginginkan gadis itu menjadi miliknya. Sebab ada kenyamanan yang ia temukan ketika berada di dekat gadis itu.

Akad nikah sudah dilaksanakan. Kini mereka sudah sah menjadi sepasang suami istri. Tidak ada yang istimewa dari pernikahan ini bagi Nadia selain kehidupannya yang dirampas. Ia merasa terjebak diantara dua pilihan yang merugikan.

“Sepertinya Pak Yudha berhutang penjelasan pada Bu Maura,” kata Jerry setengah berbisik sembari melirik ke dalam kamar kost, berjaga-jaga agar tidak sampai terdengar oleh Nadia. Usai akad nikah, mereka kembali ke tempat kost Nadia.

“Bu Maura sangat marah. Beliau tidak terima Pak Yudha menarik kembali saham yang sudah diatasnamakan Bu Maura,” sambung Jerry.

“Biar itu jadi urusanku. Tugasmu hanya memastikan agar tidak ada seorangpun yang tahu tentang pernikahanku ini,” kata Yudha sembari menggulir layar ponselnya. Begitu ponsel itu dihidupkan, ada banyak sekali panggilan tak terjawab serta pesan teks dari Maira yang masuk. Tetapi tidak ia gubris. Jangankan membalas pesan-pesan itu, bahkan Yudha ia tidak membukanya samasekali.

“Bukankah gadis itu gadis yang pernah Pak Yudha tolong? Si pengamen itu kan? Karyawan baru kita?”

Yudha hanya memandangi Jerry, tidak perlu memperjelas siapa gadis yang sudah dinikahinya itu. Jerry pun membungkam mulutnya segera, sebab tugasnya adalah menjaga rahasia tanpa perlu mencaritahu terlalu jauh.

“Aku masih punya tugas lagi untukmu,” kata Yudha usai memastikan Nadia masih berada di dalam kamar mandi.

“Tolong kamu carikan tempat tinggal yang lebih baik dari ini,” sambungnya memberi perintah.

Yudha baru saja memikirkan hal ini. Nadia sekarang sudah sah menjadi istrinya. Tidak mungkin ia membiarkan istrinya tinggal di tempat yang sempit seperti ini.

Perintah dari atasannya itu merupakan sebuah tugas yang harus segera dilaksanakan. Usai menerima perintah itu, Jerry pun bergegas pergi.

Sebelumnya, melalui sebuah situs resmi, Yudha sudah menemukan tempat yang nyaman yang akan menjadi tempat tinggal Nadia. Ia memerintahkan Jerry untuk mengecek tempat itu serta melakukan pembayaran segera.

****

Nadia sudah selesai membersihkan tubuhnya dan sudah berganti pakaian di dalam kamar mandi. Begitu keluar, ia dibuat terkejut oleh keberadaan Yudha di dalam kamar kecilnya.

Pria itu sudah berdiri di depan kamar mandi, muncul tiba-tiba tak ubahnya makhluk halus. Nadia bahkan sampai memegangi dadanya saking terkejut.

“Kenapa kaget begitu?” tanya Yudha menaikkan kedua alisnya.

“Lagian, Bapak sudah seperti hantu saja, muncul tiba-tiba seperti itu. Siapa yang tidak kaget coba.” Nadia merengut sebal, kemudian hendak pergi ke luar untuk menjemur handuk. Namun langkahnya dicegah oleh Yudha dengan menarik pergelangannya.

Nadia yang terkejut lagi, sontak menoleh dan menghadiahi Yudha dengan wajah masamnya.

“Mau ke mana kamu?” tanya Yudha.

“Mau menjemur handuk di luar. Memangnya ke mana lagi?”

“Sini, aku pinjam dulu handuknya. Aku juga mau mandi. Berada di dalam kamar ini bikin aku gerah saja.” Pandangan Yudha berpindah ke bagian leher jenjang Nadia ketika berkata demikian. Leher jenjang itu terekspose begitu nyata dalam balutan kaos oblong berbahan tipis dengan kerah berbentuk V.

Pandangan Yudha pun kemudian turun ke bagian dada Nadia. Cukup lama pandangannya berdiam di tempat itu sampai membuat Nadia keheranan. Begitu Nadia tahu apa yang tengah dipandangi pria itu, sontak Nadia menutupi dadanya itu dengan handuk yang dipegangnya.

“Bapak lihat-lihat apa? Awas, jangan macam-macam ya? Saya bisa berubah jadi singa betina kalau Bapak sampai macam-macam sama saya,” ancam Nadia.

“Memangnya apa yang kamu pikirkan. Sedikitpun aku tidak tertarik sama kamu. Lagian, dadamu itu kurang berisi. Apa yang menarik dari dada rata seperti itu. Kamu itu terlihat seperti kekurangan gizi.”

Nadia tercengang sampai mulutnya menganga. Ia kesal dikatai seperti itu. Lebih kesalnya lagi ketika melihat wajah Yudha yang malah tidak menunjukkan rasa bersalah sedikitpun.

“Berikan handuknya.” Tangan Yudha langsung menarik handuk itu dari Nadia. Namun sigap tangan Nadia menahannya.

Sempat terjadi tarik menarik, sampai kemudian Yudha melangkah lebih mendekat. Lalu mendekatkan wajahnya perlahan.

Nadia yang gugup dan tidak tahu harus berbuat apa itu, sontak menutup mata. Jantungnya berdegup kencang saat ia merasakan hembusan napas hangat Yudha menerpa kulit wajahnya.

“Aku bukan Bapakmu. Jangan kamu lupa, aku ini suamimu. Walaupun dadamu itu rata, bukankah aku punya hak untuk itu?” bisik Yudha tersenyum kecil. Sepertinya mengusili Nadia akan menjadi kegiatan barunya.

-To Be Continued-

1
🌞𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪🌞
galeri ponsel jeri apa rizal kak thor?
Santai Dyah
Kira-kira siapa ya yang terkena belati itu
mama
satu kata thor.. "deg"
〈⎳ FT. Zira
tapi dirimu nyoblos banyak wanita...cintamu gimana konsepnyaa🤧🤧
〈⎳ FT. Zira
secinta itu Rizal... tapi maura malah😭😭😭😭😭
〈⎳ FT. Zira
niatnya nakutin... tapi kejahatan bisa mucul kalo ada kesempatan🤧🤧
〈⎳ FT. Zira
kesalahan dua orang itu ya di sini🤧🤧🤧 kenapa mereka gak ngomong sejak awal
〈⎳ FT. Zira
aku gak yakin.. organ vitalnya dah kena sih.. tipiss harapan🥲
〈⎳ FT. Zira
walau Rizal tetep salah di sini.. tapi dia menyesalinya diakhir🥹🥹
Jeng Ining
noooo.. pemikiranmu salah besar Maura..bukan mreka yg meninggalkanmu..kamu yg membuang mreka smua #hahhh😮‍💨masih gemeshh ga ilang² sm Maura
🌞𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪🌞
niatnya begitu, ntar ada setan lewat ya jd beneran
Elisabeth Ratna Susanti
like plus iklan dulu 🥰
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah): gomao 🙏🏻🙏🏻
total 1 replies
🌞𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪🌞
apa mungkin yudha pernah bertemu anak itu?
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah): lihat saja nanti
total 1 replies
🌞𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪🌞
yudah???
🌞𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪🌞
unyuk kak🫣
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah): otewe revisi
total 1 replies
Elisabeth Ratna Susanti
top banget 🥰
aleena
apakah ada pesan terakhir, yg Akan disampaikan rizal, mengenaii anaknya yg di Bawa ke LN
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah): semoga ya
total 1 replies
〈⎳ FT. Zira
kalo organ vitalnya sampe kena.. medong dong/Scare//Scare//Scare//Scare/
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah): kemungkinan selamat itu sangat kecil. apalagi kalau sampai kena jantung
total 1 replies
〈⎳ FT. Zira
kasusmu jadi bertumpuk gini Maura.. 😮‍💨😮‍💨
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah): udah gk ada harapan lagi dia. udah jatuh tertimpa tangga pula
total 1 replies
〈⎳ FT. Zira
kan bener...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!