Bagi orang lain, aku adalah Prayasti Mandagiri Bhirawa.
Tapi bagimu, aku tetaplah Karmala Bening Kalbu.
Aku akan selalu menjadi karma dari perbuatanmu di masa lalu.
Darah yang mengalir di nadi ini, tidak akan mencemari bening kalbuku untuk selalu berpihak pada kebenaran.
Kesalahan tetaplah kesalahan ... bagaimanapun kau memohon padaku, bersiaplah hadapi hukumanmu!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ➖ D H❗V ➖, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32. PRAYASTI MANDAGIRI BHIRAWA
Kejadian itu membuat Pray sangat kesal, ngambek dan tidak mau melanjutkan latihannya lagi. Pray bangkit, membersihkan rumput yang menempel di celana dan bajunya, lalu berlari ke arah mansion sambil menangis.
"Dasar laki-laki tidak peka, tega sekali padaku!" gerutunya sambil terisak. Bukan karena rasa sakit di tubuhnya, tapi sakit hati karena Hope tega membiarkannya jatuh.
Mereka semua sedang duduk santai di ruang keluarga saat itu. Dan Pray langsung memeluk grandpa nya, mengadukan semua perlakuan Hope padanya. Mr. Anthony menenangkan cucu kesayangannya itu dan mengelus rambut Pray dengan sayang.
Setelahnya Hope menyusul Pray memasuki mansion itu. Ketika Hope kembali dari dapur untuk mengambil air dingin, Mr. Anthony memanggilnya.
"Hope, kenapa kau lakukan itu pada Pray?"
"Hmmm ... aku hanya tidak suka dengan gadis manja dan cengeng sepertinya," jawab Hope membela diri, tetap dengan wajah datarnya.
"Gadis-gadis itu memang selalu merepotkan," gerutu Hope dalam hati. Itulah kenapa menginjak usia tiga puluh satu tahun, Hope belum berniat menjalin hubungan serius dengan gadis mana pun. Bukan karena tidak percaya diri dengan kondisinya, Hope remaja sudah sering direpotkan oleh gadis-gadis yang mengejarnya.
Segelas air dingin sudah tandas diteguk, Hope berharap bisa menghilangkan rasa kesalnya.
Bagaimana tidak kesal? Hope yang masih banyak urusan perusahaan, terpaksa harus melatih Pray. Tapi Pray hanya main-main saja dan menggodanya. Ketika mengajari Pray sapuan tendangan pada kaki, Hope memperagakan gerakan itu. Berjongkok dengan tumpuan kaki kiri, sementara kaki kanannya bergerak memutar ke arah kaki Pray. Bukannya menghindar, Pray malah pura-pura kaget dan terjatuh, hingga tubuhnya menimpa Hope. Setelah itu Pray berlagak kesakitan dan mengaduh. Harusnya Hope yang lebih pantas mengaduh karena tubuhnya yang tertimpa Pray. Beberapa kali kejadian seperti itu terus berulang. Hope yang tidak suka banyak bicara, hanya menghitung dalam hatinya. Tiga kali Pray mengulangi drama, Hope akan menegurnya. Dan Pray yang manja tidak terima diperlakukan seperti itu.
"Dia itu persis seperti mommy mu waktu kecil, manja dan kolokan." Setelahnya Mr. Anthony meringis karena cubitan Prada mendarat di lengan kanannya.
"Iya, dulu Joanna dan Prado sampai kesal karena mommy mu ini selalu mengganggu ketika mereka berdua sedang berlatih," Maureen menambahkan.
"Mama, jangan bongkar rahasiaku!" Prada berteriak karena malu.
"Tidak masalah, aku tetap menyayangi mommy. Love you Mom," sahut Hope sambil mendekat ke arah Prada, memeluk dan mengecup pipi kanan mommy nya.
Pray semakin kesal dibuatnya, kenapa Hope terlalu cuek padanya? Pray bertekad, suatu hari nanti dia pasti bisa merebut perhatian Hope. Semakin Hope cuek padanya, Pray akan semakin tertantang untuk menakhlukkan Hope.
Begitulah Hope, dia sangat lembut pada Maureen dan Prada. Menaruh hormat pada Mr. Anthony, Sabda dan Prado. Selalu care dan siap bila Love dan Faith membutuhkan dirinya. Tapi Hope sangat mengidolakan Joanna, dan berharap kelak mempunyai istri seperti aunty nya itu. Seorang wanita yang cantik, cerdas, tegas, tanggung jawab, pemberani dan mandiri, tapi juga penyayang.
Di antara ke tiga bersaudara itu, hanya Hope yang menjaga jarak dan bersikap acuh pada Pray. Mungkin karena tinggal di negara terpisah dan jarang bertemu sehingga tidak merasa dekat dan akrab.
Berbeda dengan Faith yang hobby mengusili Love dan Pray, Hope cenderung cool dan cuek. Sementara Love bersikap selayaknya kakak perempuan bagi Pray. Mereka sering hang out berdua bila ada waktu senggang, melakukan kegiatan gadis muda pada umumnya. Dan tentu saja Faith sering menjadi korban, menjadi bodyguard gadungan. Bila mereka berdua terlambat pulang, sudah pasti Mr. Anthony meminta Faith untuk mencari Love dan Pray. Karena kedua gadis itu menolak bila selalu diawasi oleh bodyguard sungguhan.
Bila Prada mempunyai sifat manja dan kolokan karena terlalu dimanja dan dijaga ketat setelah kasus penculikan itu. Maka Pray mempunyai sifat manja dan cengeng karena Sayekti dalam situasi sangat tertekan ketika mengandung Pray. Tentu saja ini sangat berpengaruh pada kondisi psikologis bayi yang dikandungnya. Hampir setiap hari Sayekti menangis dan merasa ketakutan karena ancaman Beno. Ketika hamil, Sayekti juga merasakan penyesalan yang sangat mendalam karena mencintai lelaki yang salah, sehingga bayi tak berdosa itu menjadi korban. Ditambah Beno yang tidak perhatian sama sekali akan kehamilan Sayekti, apalagi pada bayinya. Beruntung bayi yang dilahirkannya selamat dan sehat tanpa ada masalah yang berarti.
*
Setelah Sayekti menyetujui kesepakatan untuk menyerahkan bayinya, Mr. Anthony membawa Sayekti dan Pray ke negaranya. Bayi cantik itu diberi nama Prayasti Mandagiri Bhirawa. Secara harafiah pray (inggris) : doa, asti (sansekerta) : permata, manda (latin) : pantas dicintai, giri (jepang) : kehormatan.
Bila digabungkan, arti nama Pray adalah doa dan permata yang pantas dicintai dan layak mendapatkan kehormatan.
Nama yang sangat indah bukan?
Mr. Anthony meminta Sabda untuk memberi nama bayi itu, bahkan Sabda memberikan nama belakangnya untuk Pray. Berharap Pray tetap merasa memiliki keluarga, meskipun ayah kandungnya menolaknya. Prada yang berhati lembut, juga jatuh hati dan menyayangi bayi Pray. Prada memperlakukan bayi Pray sama seperti bayi Faith, anak kandungnya sendiri. Mr. Anthony sudah mengatur segala sesuatunya, supaya persediaan asi dari Sayekti untuk bayi Pray lancar dan tercukupi.
Sylvana yang waktu itu menginginkan anak perempuan, sangat antusias melihat bayi Pray dan berniat mengadopsinya. Bayi yang lucu, berambut hitam legam dengan kulit kuning langsat dan bermata bulat lebar.
Benjamin, dokter Brian dan Debora juga mendukung keinginan Sylvana. Akhirnya Mr. Anthony mengijinkan Benjamin dan Sylvana mengadopsi bayi itu. Karena Mr. Anthony percaya Pray berada di tangan yang tepat.
Sebenarnya Sayekti sudah memberi nama pada anak kandungnya itu, Karmala Bening Kalbu. Berharap anaknya tumbuh menjadi wanita yang baik dan bersih kalbunya, tidak mengikuti jejak ayahnya yang licik. Tapi demi keamanan mereka berdua, mau tidak mau, bayinya harus ikut berganti nama dan mempunyai status baru sebagai anak angkat Benjamin Garcia.
Pray tumbuh dalam asuhan keluarga Garcia yang melimpahinya dengan kasih sayang. Sementara Sayekti hanya bisa melihatnya dari jauh. Menerima laporan perkembangan anaknya dan juga kiriman foto atau video kegiatan sehari-hari Pray dari kecil hingga dewasa. Tentang prestasi Pray ketika bersekolah dan kuliah. Tentang Pray yang lebih berani daripada dirinya, karena dibekali kemampuan bela diri. Meskipun hanya pas-pas an saja, karena Pray yang manja malas berlatih. Semua itu membuat Sayekti bersyukur, bahwa dia sudah mengambil keputusan yang tepat dengan menerima tawaran dari Blue waktu itu.
Meskipun Mr. Anthony merencanakan misi khusus untuk Pray, tapi dia berjanji pada dirinya sendiri, tidak akan memaksakan rencananya itu pada Pray. Melihat proses tumbuh kembang Pray dari bayi, menumbuhkan rasa sayang tersendiri dalam hati Mr. Anthony.
Baik Hope, Love, Faith maupun Pray sendiri ... tidak ada seorang pun dari mereka yang tahu tentang misi rahasia yang nantinya akan dilakukan oleh Pray.
Mr. Anthony sudah merencanakan agar misi balas dendam itu berjalan senatural mungkin. Biarlah semua berjalan apa adanya dan nantinya Pray yang memutuskan tentang hal itu. Apakah Pray akan membalas dendam pada Beno atas semua kejahatan yang dilakukannya? Atau Pray akan memaafkan Beno dan menerimanya sebagai ayah kandungnya?
*