NovelToon NovelToon
GAYATRI Ketika Cinta Tak Lagi Berharga

GAYATRI Ketika Cinta Tak Lagi Berharga

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Pelakor / Angst / Penyesalan Suami
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: Hernn Khrnsa

Gayatri, seorang ibu rumah tangga yang selama 25 tahun terakhir mengabdikan hidupnya untuk melayani keluarga dengan sepenuh hati. Meskipun begitu, apapun yang ia lakukan selalu terasa salah di mata keluarga sang suami.

Di hari ulang tahun pernikahannya yang ke-25 tahun, bukannya mendapatkan hadiah mewah atas semua pengorbanannya, Gayatri justru mendapatkan kenyataan pahit. Suaminya berselingkuh dengan rekan kerjanya yang cantik nan seksi.

Hidup dan keyakinan Gayatri hancur seketika. Semua pengabdian dan pengorbanan selama 25 tahun terasa sia-sia. Namun, Gayatri tahu bahwa ia tidak bisa menyerah pada nasib begitu saja.

Ia mungkin hanya ibu rumah tangga biasa, tetapi bukan berarti ia lemah. Mampukan Gayatri membalas pengkhianatan suaminya dengan setimpal?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hernn Khrnsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

GAYATRI 24

“Ayah, Ibu. Tolong izinkan aku membawa Gayatri untuk tinggal selama beberapa hari di rumahku. Dia sangat shock, aku tidak tega melihatnya seperti ini, dan kalian juga pasti tidak tega, kan?” 

Sarita mengangguk, wajahnya terlihat cemas. “Apa yang sebenarnya terjadi pada menantuku? Kenapa dia jadi seperti ini?” 

Wira ikut bicara, “Apakah menantuku sakit?” 

Anin menggeleng pelan, kini mereka berada di kamar Kaluna lantaran Gayatri terus berteriak tidak mau berada di kamarnya. “Aku juga tidak tahu, aku akan mencoba membawanya ke psikolog dan mencari tahu.” 

“Psikolog?” Kaluna yang sedari tadi diam, ikut bersuara. “Tapi Ibuku tidak gila, Ibuku tidak … Bibi, kumohon, jangan bawa Ibu ke sana,” kata Kaluna, khawatir. 

Keandra yang berada di samping adiknya itu menenangkan, “Tenanglah, Kaluna. Bukan seperti itu pekerjaan psikolog. Bibi Anin benar, Ibu mungkin harus ke psikolog agar kita tahu apa yang sebenarnya Ibu rasakan.” 

Sarita dan Wira terlihat saling berpandangan, rasanya berat untuk membiarkan Gayatri pergi, tetapi mereka juga tidak memiliki pilihan lain. Mereka tidak tega melihat Gayatri seperti orang gila. 

“Aku akan membawanya besok,” kata Anin. Ia kembali mendekati Gayatri dan berbisik pelan di telinganya. “Gayatri, aku akan membawamu dari tempat yang menyakitkan ini. Dan aku akan segera menemukan jawabannya.” 

***

Di ruangan lain, Mahesa sibuk menghubungi Nadya. Selain merasa takut, ia juga mencemaskan keadaan perempuan itu. 

“Ayolah, Nadya. Angkat teleponmu, angkat.” Mahesa mulai gemas saat perempuan itu tak kunjung menjawab panggilannya. “Sial! Di mana dia sebenarnya?!” 

Ia terduduk di kursi kayu dengan perasaan yang berkecamuk. “Untuk saat ini, situasinya mungkin aman, Gayatri tidak akan menceritakan apa yang dilihatnya, bukan? Tapi … aku harus segera mencari cara,” gumamnya pelan. 

Tak lama dari itu, ponselnya berdering. Mahesa langsung meraih ponselnya dan menjawab panggilan video dari Nadya. “Halo! Nadya, kau baik-baik saja? Tidak ada yang melihatmu saat pergi dari sini, kan?” tanyanya cepat. 

Nadya menggeleng pelan, wajahnya yang lusuh terlihat sangat mengenaskan dari layar ponsel Mahesa. “Tapi aku tidak baik-baik saja, Mahesa. Lihat tanganku, lihat juga kakiku, semuanya terluka!” 

“Maaf, aku tidak bisa menemui mu sekarang, situasi di rumah sedang tidak baik. Mereka akan curiga jika aku tiba-tiba pergi di saat seperti ini,” kata Mahesa. 

“A-apa yang terjadi pada Gayatri? Dia baik-baik saja, kan? Kau harus memastikan apakah dia melihat kita melakukannya atau tidak, Mahesa. Jika iya, kau tidak boleh membiarkannya memberitahu keluargamu.” Nadya berkata dengan takut dari seberang telepon. 

Mahesa pun mengangguk, “Aku juga pasti akan melakukannya, kau jangan khawatir. Jaga dirimu baik-baik,” kata Mahesa. 

“Ya, jaga dirimu baik-baik. Sebelum aku datang ke rumahmu dan menampar wajahmu.” 

Baik Mahesa ataupun Nadya, sama-sama terkejut, tidak menyangka akan ada yang mendengarkan obrolan mereka. Mahesa langsung menyembunyikan ponselnya dan menatap perempuan di depannya dengan canggung. 

“Se-sejak kapan kau di sana? Ada perlu apa kau mendatangiku?” tanyanya gugup. 

Anin masuk ke dalam tanpa permisi, menatap Mahesa dengan tatapan yang sulit diartikan. Ada kemarahan, kekecewaan dan dendam dalam pandangan Anin. 

“Hebat, Mahesa. Hebat. Kau benar-benar luar biasa,” sindir Anin, bertepuk tangan di depan Mahesa. 

“Apa yang sebenarnya ingin kau katakan? Pergilah dan jangan ganggu aku, apa kau tidak tahu aku sedang kalut?” Katanya berbalik badan dan mematikan sambungan panggilan videonya. 

“Benarkah? Kau begitu kalut sampai bisa berbicara dengan perempuan lain? Aku baru tahu ada laki-laki yang begitu tidak tahu malu sepertimu, Mahesa.” Anin sengaja memancing kemarahan Mahesa. 

Mahesa langsung berbalik dan menatap Anin dengan tajam. “Jaga bicaramu, kau tidak tahu dengan siapa kau bicara sekarang,” kata Mahesa seraya menunjuk wajah Anin dengan telunjuknya. 

Anin langsung menepis kasar telunjuk Mahesa dan semakin menantangnya. “Aku tahu dengan siapa aku bicara,” balasnya. “Laki-laki yang tak tahu malu, yang di hari perayaan ulang tahunnya malah bermain api dengan perempuan lain.” 

Mata Mahesa membola, “Jaga bicaramu!” bentaknya kasar. “Jangan asal menuduh orang lain, Anin. Dan juga, sebaiknya kau tidak mencampuri urusan rumah tangga orang lain.” 

“Kenapa tidak?” tantang Anin berani. 

Mahesa tersenyum miring, ia memasukkan satu tangannya ke dalam saku celana, mencoba bersikap keren. “Karena perempuan yang tidak becus menjaga keutuhan rumah tangganya, tidak pantas mengurusi kehidupan rumah tangga orang lain.” 

Tangan Anin mengepal kuat, tapi ia tak mau kalah. “Kau membuatku sadar satu hal, Mahesa. Ternyata di dunia ini, masih banyak laki-laki rendahan sepertimu,” kata Anin telak. 

Rahang Mahesa menegang, tapi ia menahan diri mengingat perempuan yang di depannya itu bukan perempuan biasa. 

Anin tersenyum puas, lalu membalikkan badan, ia melangkah keluar, tapi langkahnya terhenti. Ia kembali menatap Mahesa. 

“Satu hal lagi, Mahesa. Jangan kau kira, perempuan yang tak berdaya seperti istrimu, tidak akan bisa melawan jika dikhianati. Aku pastikan kau tidak akan melihat sosok Gayatri yang sama di kemudian hari,” katanya lalu benar-benar melangkah pergi. 

Begitu Anin keluar dari sana, Keandra sudah menunggunya di ruang tamu. “Bagaimana, Bibi? Apakah kau menemukan sesuatu?” Tanyanya penuh harap. 

Anin tersenyum dan menepuk pundak Keandra pelan. “Aku harus pergi ke suatu tempat, tolong jaga Ibumu, ya?” 

Keandra hanya mengangguk tanpa bertanya lebih jauh. Sebab ia tahu, Anin pasti tengah melakukan sesuatu untuk membantu Ibunya. 

Anin mengendarai mobilnya melewati jalan raya dan berhenti tepat di sebuah bangunan. Setelah memarkir mobilnya ia langsung mencari rumah tempat Nadya tinggal. 

Begitu tiba, ia mengetuk pintu itu, pelan. Menunggu selama beberapa menit. 

Nadya yang tak tahu apa-apa, mengira yang mengetuk pintu adalah Mahesa. Ia langsung membuka pintu rumahnya dengan tersenyum. 

Senyumnya langsung hilang kala tahu yang datang adalah Anin. Perempuan di hadapannya itu tampak marah dan bersiap untuk menghabisinya. 

“Kau … untuk apa kau ke sini?” tanyanya, gemetar. Ia mundur beberapa langkah saat Anin menerobos masuk ke dalam rumahnya. 

Anin menatapnya tajam, “Aku datang untuk memberimu pelajaran. Kau tahu pelajaran apa yang sepantasnya kau dapatkan, Nadya?” 

Nadya semakin ketakutan. “A-apa? Apa salahku? Aku tidak melakukan apa pun. Aku ….” 

Plak! 

Satu tamparan keras melayang tepat ke pipinya, hingga wajahnya tertoleh ke samping. 

Nadya meringis, merasakan hawa panas yang langsung menjalari pipinya. Ia mendongak, namun sebelum sempat ia mengatakan sesuatu. Anin kembali menamparnya. 

Plak! 

“Apa-apaan kau!” jerit Nadya tak terima. 

“Kau pantas menerimanya. Rasa sakit yang kau alami saat ini tak sebanding dengan penderitaan Gayatri,” kata Anin tegas. Merasa sudah melampiaskan kemarahannya, ia berbalik pergi.

“Aku akan melaporkan ini kepada pihak yang berwenang!” Teriak Nadya yang membuat Anin kembali berbalik. 

“Laporkan saja, dan aku akan langsung menuntutmu ke pengadilan!” tegas Anin. 

Nadya yang kesal, tak terima diperlakukan seperti itu balas menantangnya. “Kau tidak bisa melakukan ini kepadaku! Aku tidak bersalah! Atas dasar apa kau menamparku? Ha?!” 

“Atas dasar karena kau telah membuat Gayatri menderita. Kau boleh menganggap tamparan itu sebagai pelajaran atau pembalasan dariku,” kata Anin datar. Lalu tanpa menoleh lagi, ia langsung meninggalkan Nadya di sana. 

Nadya menggeram kesal, “Gayatri, Gayatri, dan selalu Gayatri. Lihat saja, aku tidak akan tinggal diam!” 

1
✮⃝🍌 ᷢ ͩᴰᵉᵈᵉรωεεƭყˡᵉⁿ💋•§¢•
ini baru baca 1 bab dah bikin esmosi ya bebb.. berasa pengen ngamoook trus bilang, helooo itu status nya istri apa pembantu ya? 😤😤
༄༅⃟𝐐.𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
kok saya pengen ikutan ngamookkk 😤
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
Rasain tuh 😏
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
Langsung shock berat 😔
Dwiann🌱
Greget banget sama Sarita dan Mahesa(⁠ノ⁠`⁠⌒⁠´⁠)⁠ノ
Dwiann🌱
Thor, sejak pertama kali saya membaca saya langsung terbawa cerita. Tetap semangat ya, Thor💪💐❤️
Ceu Markonah
bongkar kebusukan mahesa
༄༅⃟𝐐.𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
tanya gih ke anakmu
༄༅⃟𝐐.𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
ibukmu sudah lihat semua, dan kalau dia msh mau bersama bapakmu ya berarti gu oblok ehh
Uswatun Hasanah
tambah lagi thor 🙏🙏🙏
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
bersiaplah Mahesa 😤
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
berlari pergi
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
benci tapi cinta 😏
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
rasain 😏
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
Kalian yg akan terkejut 🤭
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
betul 👍🏻
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
kita lihat apa Nadya bisa mengurus rumah dan penghuninya yg lain 😏
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
betul 😌
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
Anak dan bapaknya sama saja 😤
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
Untunglah Shakira tidak seperti ibunya 😏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!