NovelToon NovelToon
Sistem Menjadi Miliarder

Sistem Menjadi Miliarder

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Action / Romantis / Sistem / Anak Lelaki/Pria Miskin / Balas Dendam
Popularitas:9.2k
Nilai: 5
Nama Author: Quesi_Nue

Suatu hari, Rian, seorang pengantar pizza, melakukan pengantaran di siang hari yang terik.

Namun entah kenapa, ada perasaan aneh yang membuat langkahnya terasa berat saat menuju tujuan terakhirnya.

Begitu sampai di depan pintu apartemen lokasi pengantaran itu, suara tangis pelan terdengar dari dalam di ikuti suara kursi terguling.

Tanpa berpikir panjang, Rian mendobrak pintu dan menyelamatkan seorang gadis berseragam SMA di detik terakhir.

Ia tidak tahu, tindakan nurani itu akan menjadi titik balik dalam hidupnya.

Sistem memberi imbalan besar atas pencapaiannya.

Namun seiring waktu, Rian mulai menyadari
semakin besar sesuatu yang ia terima, semakin besar pula harga yang harus dibayar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Quesi_Nue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31 - Misi sukses

“Yakin, Nak? Tadi sampai jatuh loh…”

Rian memaksa senyum kecil, menepuk pelan kepala Yuna supaya tenang.

“Iya, Bu. Beneran. Cuma butuh duduk sebentar… nanti juga hilang.”

Yuna masih melihatnya dengan mata melebar, wajah penuh kecemasan.

"Serius kak gapapa?" Tanya yuna

Rian bangkit pelan, masih nahan sisa-sisa mual di perutnya, tapi ekspresinya dipaksain setenang mungkin.

“Iya, Yun… beneran gapapa.”

Nada suaranya lembut, nyoba ngebujuk sekaligus meyakinkan.

Di kepalanya cuma satu tujuan yang terus berputar - putar,

“Sebisa mungkin jauhin Yuna dari misi… aku harus fokus.”

Makanya dia langsung nambah, pakai nada bercampur canda dan perhatian,

“Oh iya, Yun… kamu nangis begini nggak baik loh buat kesehatanmu.”

Dia naikin sedikit ujung bibirnya, kayak mau ngebuat suasana lebih ringan.

“Mending kita pulang aja yuk? Istirahat di rumah, biar kamu tenang juga.”

Yuna yang sudah berdiri, menatap Rian sebentar lalu mengangguk pelan.

“Ayo, Kak,” ucapnya lirih, menandakan ia siap mengikuti.

Rian memegang tangan Yuna dengan lembut, menariknya pelan ke arah keluar dari zona permainan. Mata Rian tertuju pada jam dinding digital di dekatnya, 09.10.

“Masih ada waktu… 1 jam 38 menit,” pikirnya dalam hati, mencoba menenangkan diri sekaligus merencanakan langkah berikutnya.

---

Beberapa menit berlalu, Rian akhirnya sampai di Jalan Sina Merpati, meski waktu tersisa hanya sekitar 30 menit karena banyak waktu terbuang saat memulangkan Yuna dan kembali lagi ke lokasi.

Jalan itu lumayan luas, dengan trotoar yang rapi dan beberapa pohon berjajar di sisi jalan.

Rian pelan-pelan menelusuri jalan sambil mengamati sekeliling dengan motor.

Secara instan, panel sistem muncul di matanya, menampilkan keterangan para target,

[Alex, ♡ : 81]

[TB : 170 cm]

[BB : 70 Kg]

[Masalah : Tidak Ada]

[Latar Belakang : Mahasiswa, Tak Punya Apa-apa]

[Aza, ♡ : 72]

[TB : 150 cm]

[BB : 45 Kg]

[Masalah : Pacar Selingkuh]

[Latar Belakang : Siswi SMA kaya]

Rian melanjutkan perjalanan, mata tetap awas menelusuri jalan, dan panel sistem memunculkan beberapa target lain yang terlihat di sekitar :

[Dita, ♡ : 65]

[TB : 160 cm]

[BB : 52 Kg]

[Masalah : Sering Terlambat]

[Latar Belakang : Mahasiswi Part-time, Tinggal Sendirian]

[Fikri, ♡ : 73]

[TB : 175 cm]

[BB : 68 Kg]

[Masalah : Kecanduan Game]

[Latar Belakang : Mahasiswa, Asal Kota Lain]

[Nadia, ♡ : 88]

[TB : 165 cm]

[BB : 55 Kg]

[Masalah : Sering Lupa Janji]

[Latar Belakang : Mahasiswi, Tinggal Bersama Keluarga]

Rian menelan ludah, menyadari bahwa waktu semakin sempit dan ia harus cepat menemukan orangnya.

Waktu tersisa tinggal 20 menit, Rian menekan rem pelan, motor melambat di sisi jalan. Ia menatap sekeliling, otaknya berpacu cepat.

Mungkin dia… bukan tinggal atau bekerja di sini. Hanya lewat jalan ini… dan kecelakaan itu bisa terjadi kapan saja, pikirnya.

Tanpa buang waktu, Rian menelpon salah satu temannya yang masih menganggur, yang kebetulan tinggal di Jalan Sina Anggora, hanya 2–4 km dari posisinya sekarang.

Tut… Tut…

"Halo, Zan! Kamu masih nganggur ya, hehe," sapa Rian santai di telepon.

"Sok asik bener lu, temen lagi nyari kerja malah lu jahilin, ada info loker apa?" jawab Zan di seberang telepon.

"Ada nih, loker bantuin gw. Gw bayar sesuai gaji standar lah, 3,5 juta. Mau gak?" tanya Rian cepat.

"Aih, sejak kapan lu jadi bos, Rian?" Zan terdengar kaget.

"Jawab aja mau gak! Kalo ga mau, gw telpon temen yang lain nih!" Rian sedikit bercanda tapi nada tegasnya terasa mengancam.

"Eh… mau, mau, mau, Rian!" Zan langsung setuju.

"Nah gitu dong," jawab Rian, lega.

"Tugasnya apa sih, Rian?" Tanyanya.

"Kerjanya… Lu kesini, ke Jalan Sina Merpati, cepetan. 5 menit harus sampai," ujar Rian singkat, menekankan urgensi.

Rian menggigit bibir, menatap jalan di depannya.

Waktu makin menipis, dan sekarang ada seseorang yang bisa membantunya mencegah kecelakaan.

"Oke siap… otw!" jawab Zan, semangat.

Tanpa menunggu lama, ia langsung menyalakan motornya sambil tetap memegang telepon. Suara mesin meraung pelan di seberang garis telepon.

"Bagus, Zan. Jalan cepet ya, aku udah kirim koordinat tepatnya di chat!" ucap Rian.

"Siap!"

---

Cit…

Rem motor terdengar berbunyi.

Zani cuma butuh 2 menit ngebut dan udah sampai di titik koordinat Rian.

"Bos Rian! Tugas saya apa nih bos?!" seru Zani, masih terdengar napasnya sedikit tersengal karena cape.

"Kerjaan lu, tutup jalan sebelah kanan ini pakai motor. Pakai alasan apa aja deh," jawab Rian sambil menunjuk arah jalan dengan tegas.

"Huh… cuma gitu doang nih?" Zani memastikan, raut wajahnya masih bingung.

"Iya, cuma gitu doang. Tahan selama 15 - 20 menitan lah, bilang ada kecelakaan atau apa gitu kek" jelas Rian sambil tetap fokus mengamati jalan.

"Siap bos!" Walaupun masih bingung, Zani langsung mengeksekusi tugas nya lebih baik ikut Rian daripada tetap nganggur.

Rian menarik napas pelan, sedikit khawatir tapi tetap tegang.

"Jalan di tutup 15 - 20 menitan… sepertinya aku harus bayar denda deh nanti," pikirnya santai, sambil memantau situasi di jalan dengan penuh konsentrasi.

Rian segera menggeser motornya dan menutupi jalan. Beberapa pengendara motor terhenti.

"HEI, KENAPA DITUTUP! AKU MAU LEWAT SINI!" teriak salah satu pengendara dengan kesal.

"SABAR! AKU PUN GAK TAU, AKU CUMA DISURUH NUTUPIN JALAN! PAKAI JALAN YANG LAIN AJA!" jawab Rian tegas, nadanya serasi dengan ketegangan mereka, mencoba tetap tenang di tengah kekacauan kecil itu.

"BUAT APA SIH! NANTI AKU LAPORIN KAU!" ancam pengendara dengan marah.

Rian tetap tenang, menatap pengendara itu dengan penuh keyakinan, lalu menjawab sambil sedikit bodoamat,

"Laporin aja! Gw gak peduli! Gw cuma kerja seperti kalian!" Bohong Rian kepada pengendara.

"Cih…" pengendara itu kesal, namun tak punya pilihan selain memutar motor dan mengikuti arahan Rian.

"NINU… NINU… NINU…"

Sebuah mobil ambulans tampak mendekat dari kejauhan, sirine meraung memecah suasana jalan.

Tanpa pikir panjang, Rian menarik motor sedikit, menggeser posisinya, dan membiarkan ambulans itu melintas dengan selamat.

"Hupp…" napasnya terdengar pelan, menenangkan diri sendiri.

"Huh… ada-ada saja, kenapa harus sekarang..." pikir Rian sambil menepuk ringan setir motornya.

Tut… Tut… Tut…

Telepon berdering, dan Rian segera mengangkatnya.

“Halo…”

“Ada apa, Zan?” tanya Rian cepat.

“Ada mobil mewah yang nunggu nih. Katanya gapapa nunggu kita menutup jalan, katanya ada keperluan di sini,” jawab Zan.

NAH ITU PASTI DIA! pikir Rian seketika.

Waktu telah habis 20 menit penuh. Jam di ponsel nya menunjukkan 10.49.

[Ding!]

[Selamat misi Berhasil di selesaikan!]

1
-Dragonovic#
goooood
ALAN
lanjut Thor 😍💪
Gege
mantul
Gege
lepaskan semua thorr 10k katanya.. jangan di cicil cicil... gassss
ALAN: bener tuh thorr
total 1 replies
Gege
lanjooottt thorr💪
Raihan alfi Priatno
lanjutin updatenya sampai tamat
Eli: Okeii syap
total 1 replies
ALAN
lumayan /Casual/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!