NovelToon NovelToon
Suamimu, Masa Laluku

Suamimu, Masa Laluku

Status: sedang berlangsung
Genre:Dijodohkan Orang Tua / Hamil di luar nikah / Cintapertama / Trauma masa lalu / Konflik etika
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: SUNFLOWSIST

Ketika hati mencoba berpaling.. namun takdir mempertemukan kita di waktu yang berbeda. Bahkan status kita pun berubah..
Akankah takdir mempermainkan kita kembali? ataukah justru takdir menunjukkan kuasanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SUNFLOWSIST, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26. KEDATANGAN LARAS DI RUMAH WIRA

Perlahan garis takdir mulai terhubung dari sini. Sebuah garis yang menghubungkan kisah kakak beradik dengan pria yang sama. Disatu sisi menjadi masa lalu dan disisi lainnya menjadi masa depan.

* * *

Setelah mama Devan beranjak pergi, pertengkaran sengit antara dua orang itu pun tak terhindari lagi.

"Kenapa sih pak Devan seenaknya saja bilang aku ini kekasih bapak? Padahal niat awal kan cuman temani makan malam. Tapi kenapa malah bertemu dengan tante Ratih? Pokoknya aku ndak mau tau, pak Devan harus bicara yang sebenarnya kepada tante Ratih." ucap Embun dengan suaranya yang cerewet.

Devan menghela nafas panjangnya. Tangannya reflek membungkam bibir Embun yang semakin tak terkendali.

"Kau bisa diam tidak? Kepalaku rasanya mau pecah mendengar suaramu yang seperti radio rusak. Kamu kira aku senang menjadikanmu kekasihku. Semua itu hanya keterpaksaanku. Aku melakukan ini semua juga untuk menghindari perjodohan keluarga. Tunggu sampai kekasihku kembali dan aku akan menikahinya." ucap Devan dengan nada frustasinya.

Embun menggigit tangan Devan. Sorot mayanya memerah menahan letupan amarah dalam dadanya.

Sesak.... Itulah yang saat ini ia rasakan. Keberadaannya ternyata hanya untuk pelarian dari perjodohan atasannya. Dengan terang - terangan Devan menjadikannya tameng untuk keamanan dirinya sendiri.

"Bapak benar - benar egois. Aku tidak menyangka pak Devan bisa melalukan hal rendahan seperti itu."

"Sekarang aku tau kenapa wanita itu meninggalkan bapak. Karena Pak Devan itu seorang pria yang pengecut. Tidak punya ketegasan dalam hidup. Bapak tidak bisa memperjuangkan cinta bapak. Semoga saja wanita itu mendapatkan pria yang lebih baik dari bapak." umpat Embun dengan penuh kekesalan. Doa yang secara tak langsung ia teruntukkan untuk kakaknya, Naya.

Emosi Devan pun memuncak. Bertemu dengan Embun benar - benar menguji batas kesabarannya. "Jaga ucapanmu Embun. Tau apa kamu tentang hidupku? Kamu sudah terlalu jauh mencampuri urusan hidupku. Bagiku dia berbeda dengan wanita lainnya. Dia tidak sepertimu."

"Terserah. Mau bagaimanapun wanita itu, yang jelas semua wanita itu butuh diperjuangkan bukan menunggu tanpa kepastian. Dan yang pasti sikap itu tidak ada dalam diri pak Devan." ucap Embun seraya pergi meninggalkan Devan sendirian di meja restoran itu.

Devan hanya mampu menatap punggung Embun yang semakin menjauh. Menyisakan keheningan dan rasa yang berkecamuk dalam dadanya.

Tangannya mengepal erat. Ucapan Embun seolah menampar harga dirinya.

"Baiklah liburan besok aku akan membawamu pulang ke Jakarta. Aku akan tunjukkan bahwa aku bukanlah lelaki pengecut. Naya tunggu aku. . . Aku akan membuktikan kesungguhanku. Aku bukanlah lelaki pengecut."

* * *

Pagi yang mendung..

Hawa dingin menusuk kulit. Matahari bersembunyi diantara sekumpulan awan yang mulai menghitam. Seolah enggan menunjukkan kuasanya untuk menyinari bumi.

Dibawah rerintikan hujan. Seorang wanita paruh baya sedang duduk menikmati secangkir teh. Sorot matanya yang kosong menerawang jauh merindukan keramaian rumahnya yang dahulu. Hingga beberapa saat kemudian bel rumah berbunyi memecahkan keheningan rumah itu.

Dia adalah Ibu Siti. Ibu dari dokter Wira.

Ting tong..

"Siapa yang datang pagi - pagi begini? Apa Wira? Perasaan dia libur masih akhir minggu ini." gumamnya dalam hati.

Ceklek..

Pintu terbuka dari dalam. Dihadapannya berdiri seorang wanita cantik dengan penampilannya yang begitu glamour. Dress selutut berwarna Maroon, dan heelsnya setinggi 7 centi menjadi pilihannya di pagi yang mendung ini. Dia adalah dokter Laras, seorang wanita yang menyukai Wira, namun lebih tepatnya terobsesi.

"Pagi tan... Gimana kabar tante?" ucap Laras dengan senyum mengembang. Senyum tercantik dipagi hari yang mendung. Perlahan tubuhnya memeluk Ibu Siti dengan penuh kehangatan.

Ibu Siti terkejut. Pagi - pagi Laras sudah datang ke rumahnya dan dengan penampilan yang begitu glamor.

"Nak Laras? Wah .. Tumben kemari. Ada angin apa ini? Apa Laras mau pergi kondangan? Cantik sekali." ucap Bu Siti dengan penuh kelembutan.

"Ah.. Tante bisa aja. Aku memang ingin kesini tan. Rindu sama masakan tante."

"Wah kebetulan tante sudah selesai masak. Ayo masuk Laras.."

Laras menggandeng Bu Siti dengan penuh kelembutan. Hingga akhirnya mereka tiba di meja makan. "Duduklah Ras... Ayo jangan sungkan."

"Apa hari ini Laras jadwalnya libur? Kenapa tidak barengan dengan Wira kemarinya? Padahal sabtu besok Wira rencananya kemari."

Laras tanpa sungkan mengambil beberapa menu yang ada di depannya. Tangannya dengan cekatan melahap menu yang ada di meja makan.

"Ngomong - ngomong Wira akhir ini seri lembur ya Ras? Karena uda hampir 3 bulan ini ia tidak pernah pulang. Tante hanya khawatir dengan keadaannya. Cuma Wira yang tante punya saat ini."

Laras menyeringai licik. Inilah momen uang sangat dinantikannya. "Jadi tante belum tau kalau Wira dekat sama seorang wanita?"

Ibu Siti menatap Laras dengan penuh keheranan. Sejauh ia mengenal putranya, meski dipaksa seperti apapun Wira tidak ingin lagi membuka hati kepada wanita. Semenjak kepergian istrinya, Wira seolah menutup hatinya dengan rapat. Waktunya hanya habis untuk kerja dan kerja.

"Benarkah? Apa wanita itu juga seperti kamu, rekan dokternya? Atau teman kuliah seangkatannya?" tanya ibu Siti dengan wajah antusiasnya.

Laras menaruh sendok makannya. Memasang ekspresi wajahnya yang sulit ditebak. " Bukan tan.. Wanita itu bukanlah rekan kerja ataupun temen kuliah Wira. Melainkan pasiennya di rumah sakit itu."

"Yang benar kamu Laras.. Jangan mengada - ada. Mana mungkin Wira seperti itu.." ucap Ibu Siti dengan nada kesalnya.

Laras menyeringai tipis, nyaris tidak terlihat. "Terserah tanta mau percaya atau tidak. Yang perlu tante tau, wanita itu hamil diluar nikah, dan tidak tau siapa ayah dari bayinya."

Ibu Siti memegangi dadanya yang terasa sakit. Nafasnya pun terasa sesak. Mendadak tubuhnya lemas dan akhirnya tidak sadarkan diri.

1
Wida_Ast Jcy
cepatan donk pergi cari naya van
Wida_Ast Jcy
siapa blg naya. gk baik bicara begitu... asalkan kita mau berubah
Shin Himawari
sesama memiliki kisah masa lalu semoga jadi awal yg bagus ya
Shin Himawari
kekk tanya pendapat Innaya dulu harusnya
Drezzlle
Laras di novel ini lebih gila 🤣🤣🤣
Drezzlle
Telat bang, kenapa nggak dari tadi 😭
kim elly
pada gila mereka
kim elly
lo dokter apa LC sih masa dokter merokok
kim elly
🙄🙄knp ada apa ini kok mencurigakan
kim elly
jangan gitu naya
Mutia Kim🍑
Huussshh pergi sana, ganggu aja heran
Mutia Kim🍑
Bentar lg ponakan online lahir🥰
rokhatii
setrauma itu Naya
rokhatii
Pepet terus dok
Wida_Ast Jcy
kurang nya cuma satu. kurang beradab 🤣🤣🤣 ya kan thor
Wida_Ast Jcy
awas copot tu jantung🤭🤭🤭🤭
Shin Himawari
copying meccanisme Innaya biar ga tersakiti lagi🥲
Shin Himawari
kamu nyarinya dimana sih van butuh aku jadi dektetif mu ga🥲 gemes aku
Shin Himawari
akhirnya muncul juga devan ayo cari yang semangat van
Drezzlle
semoga ya Kek, Semoga wir menepati janjinya. Kasihan juga hidupnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!