NovelToon NovelToon
Ning Azzahra Ganiyyah Al - Hasyimi

Ning Azzahra Ganiyyah Al - Hasyimi

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga / Diam-Diam Cinta / Persahabatan
Popularitas:391
Nilai: 5
Nama Author: blue_era

Di Surabaya, berdiri Sebuah pesantren megah pesantren Al - Ikhlas, sebuah lembaga pendidikan Islam yg dikenal dgn tradisi kuat dan menghasilkan santri" yg berprestasi. cerita ini mengikuti perjalanan 5.285 santriwan dan santriwati pesantren Al - ikhlas. ada banyak santri yg berjuang meraih keinginan orang tua dan menggapai mimpi mimpinya. namun terkadang menimbulkan pro dan kontra akibat persaingan di balik semua perjuangan para santri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon blue_era, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

30.Pecel Lele Ambyar: Ngidam Berujung Kecele

Setelah mengantri sekian lama, dengan sabar dan menahan kekesalan akibat ulah santri-santri junior yang kurang adab, akhirnya giliran Ning Aza tiba. Ia sudah membayangkan nikmatnya menyantap nasi pecel lele yang sudah lama ia idam-idamkan.

"Mbak, nasi pecel lelenya satu ya," pesan Ning Aza dengan senyum sumringah kepada penjual.

Namun, senyumnya langsung luntur ketika mendengar jawaban dari penjual. "Aduh, Ning, maaf ya. Nasi pecel lelenya sudah habis. Tadi sudah diborong sama santri-santri itu," kata penjual sambil menunjuk ke arah sekelompok santri yang sedang asyik menyantap nasi pecel lele.

Seketika, hati Ning Aza terasa hancur berkeping-keping. Ia tidak percaya bahwa setelah mengantri begitu lama, ia justru tidak kebagian nasi pecel lele yang sangat ia inginkan.

Ya Allah, kok ya gini amat nasibku. Sudah ngidam, antri panjang, eh malah nggak kebagian. Sedih banget, batin Ning Aza dengan nada putus asa.

Gus Arga yang melihat ekspresi kecewa di wajah Ning Aza langsung merasa iba. Ia berusaha untuk menenangkan istrinya.

"Sudah, Ning. Nggak apa-apa. Mungkin memang belum rezekinya Ning Aza. Kita cari makanan lain saja ya," kata Gus Arga sambil merangkul Ning Aza dengan lembut.

Namun, Ning Aza sudah terlanjur kecewa. Ia tidak nafsu untuk makan makanan lain. Ia hanya ingin nasi pecel lele, dan tidak ada yang lain.

"Nggak mau, Gus. Ning Aza maunya nasi pecel lele. Kalau nggak ada nasi pecel lele, Ning Aza nggak mau makan apa-apa," kata Ning Aza dengan nada merajuk.

Gus Arga menghela napas. Ia tahu bahwa istrinya sedang ngidam dan tidak bisa dipaksa. Ia pun memutuskan untuk mengajak Ning Aza kembali ke ndalem.

"Ya sudah, kalau gitu kita pulang saja ya. Ning Aza istirahat saja di ndalem. Mungkin nanti kalau sudah tidur, Ning Aza bisa lupa sama nasi pecel lele," kata Gus Arga sambil menggandeng tangan Ning Aza.

Ning Aza hanya diam dan mengikuti langkah Gus Arga dengan lesu. Ia merasa sangat kecewa dan sedih.

Ia pun bangkit dari tempat tidur dan berjalan menuju dapur dengan langkah gontai.

Saat Gus Arga sedang membaca kitab di ruang tengah, Umi dan Abah datang menghampirinya. Mereka berdua tampak khawatir karena tidak melihat Ning Aza sejak sore tadi.

"Gus, Ning Aza ke mana? Kok dari tadi Umi nggak lihat?" tanya Umi dengan nada cemas.

"Iya, Gus. Biasanya Ning Aza selalu menemani Umi di dapur atau membantu Abah mengurus pondok. Kok sekarang malah nggak kelihatan?" timpal Abah dengan nada khawatir.

Gus Arga menghela napas. Ia tahu bahwa Umi dan Abah sangat menyayangi Ning Aza. Ia pun menceritakan kejadian yang dialaminya bersama Ning Aza di Mega Mart sore tadi.

"Begini, Umi, Abah. Tadi sore Ning Aza ngidam pengen nasi pecel lele. Terus Gus ajak ke Mega Mart pondok putra. Tapi ternyata antriannya panjang banget. Ning Aza sudah sabar antri, tapi malah diserobot terus sama santri-santri junior," cerita Gus Arga dengan nada prihatin.

"Ya Allah, kok bisa begitu? Santri-santri itu nggak punya adab sama sekali," sahut Umi dengan nada geram.

"Iya, Umi. Gus juga prihatin sama kelakuan santri-santri itu. Padahal, Gus sudah sering mengingatkan mereka tentang pentingnya adab dan sopan santun," timpal Gus Arga dengan nada menyesal.

"Terus, gimana kelanjutannya, Gus? Apa Ning Aza dapat nasi pecel lelenya?" tanya Abah dengan nada penasaran.

Gus Arga menggelengkan kepalanya. "Sayangnya, nggak dapat, Abah. Setelah antri panjang, ternyata nasi pecel lelenya sudah habis. Ning Aza kecewa banget, terus nggak mau makan apa-apa. Akhirnya Gus ajak pulang ke ndalem, terus Ning Aza tidur sampai sekarang," jawab Gus Arga dengan nada sedih.

Umi dan Abah saling berpandangan. Mereka berdua merasa kasihan kepada Ning Aza yang sedang ngidam tapi tidak kesampaian.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!