Sejak kecil, Eyliana terbiasa dengan kesepian. Rumahnya bukan tempat bernaung, melainkan medan perang tanpa henti antara kedua orang tuanya. Kematian mereka tidak meninggalkan duka, justru tawa ironis yang melegakan. Berbekal warisan, ia merintis karier sebagai aktris, tetapi popularitas membawa tantangan baru—pengkhianatan, fitnah, dan obsesi gelap dari penggemar.
Saat sebuah tragedi merenggut nyawanya, Eyliana terbangun kembali. Bukan di dunianya, melainkan di dalam komik 'To Be Queen', sebagai Erika, si putri sempurna yang hidupnya penuh kebahagiaan. Ironisnya, kehidupan impian ini justru membuatnya cemas. Semua pencapaiannya sebagai Eyliana—kekayaan, koleksi, dan orang-orang terpercaya—kini lenyap tak berbekas. Eyliana harus beradaptasi di dunia yang serba sempurna ini, sambil bertanya-tanya, apakah kebahagiaan sejati benar-benar ada?
"Haruskah aku mengikuti alur cerita komik sebenarnya?" Pikir Eyliana yang berubah menjadi Erika Serriot
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moonbellss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 Undangan Pangeran Ketiga Zester
Beberapa hari kemudian setelah makan malam bersama keluarga Kaisar, Pangeran Zester mengajak pertemuan selanjutnya.
“Aku tidak percaya dia langsung mengajak pertemuan ini,” gumam Erika pelan sambil berjalan perlahan menuju istana Pangeran Zester yang diikuti oleh Sir Richard. Setelah di depan pintu ruang kerja Pangeran berada, Erika menghela napas dan menghembuskannya perlahan beberapa kali.
“Apakah saya harus ikut masuk ke dalam juga, Nona Erika?” tanya Sir Richard menatap Erika yang terlihat cemas. Erika hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum. Setelah siap, Erika mengetuk dan memberi salam kepada Pangeran Zester.
“Salam kepada mentari Pangeran Ketiga Zester Lardine,” salam Erika sambil menundukkan kepalanya sambil mengangkat rok sedikit dengan tangannya seperti etika yang sudah dia pelajari.
“Bersikap senyamannya, Lady Erika. Maaf, pertemuan kita di ruangan kerja saya. Tapi ada hal mendesak yang ingin saya katakan,” kata Zester sambil berjalan ke tempat duduk meja tamu. Erika pun dipersilakan duduk.
“Hal mendesak? Apa itu, Pangeran?” tanya Erika sambil memiringkan kepalanya.
“Saya sudah meneliti lebih lanjut tentang Aloe Vera seperti yang anda katakan. Ini sungguh menarik perhatianku. Kandungan vitamin dan kegunaannya. Ini sungguh luar biasa seperti yang anda katakan. Bagaimana anda mengetahui itu? Saya sudah mencari buku mengenai tanaman ini. Tapi tidak menemukan apa pun. Karena tanaman ini sungguh baru ditemukan dan hanya diteliti sekilas di Negara Kerou. Itu pun belum dipublikasikan. Buku apa yang Anda baca, Lady? Apakah Anda benar-benar tidak ingat keberadaan buku tersebut?” tanya Pangeran Zester yang membuat Erika menjadi tercengang dan keringat dingin.
Bagaimana mungkin dia menceritakan sebenarnya bahwa dia mengetahui ini dari kehidupan sebelumnya? Itu adalah hal gila yang akan didengar oleh Pangeran. Buku yang sering dibacanya hanya buku novel romantis ataupun buku bergambar untuk anak di dunia ini. Serta buku untuk mengenalkan beberapa bangsawan yang dipaksa oleh Kak Andreas saat di Kediaman Serriot.
“Itu… Saya…” Erika ragu untuk bercerita, tetapi wajah Pangeran Zester menunggu dengan sabar.
Pandangan Zester sungguh berharap banyak sehingga Erika kehabisan kata-kata untuk menjawab. ‘Apa yang harus aku katakan? Ayolah otakku berfikirlah lebih keras! Kenapa saat seperti ini improfisasi mu sangat buruk?’ pikir Erika yang tanpa sadar pupilnya bergetar.
Tak lama kemudian, suara pintu terbuka lebar.
“ZESTER!” panggil seseorang yang membuka pintu ruang kerja Zester dan masuk secara tiba-tiba.
Erika dan Zester menoleh ke sumber suara yang ternyata Pangeran Lucas Lardine. Mata Lucas yang melihat adiknya beralih ke Erika dengan sedikit terkejut. Tapi mata Erika terlihat berbinar menyambut kedatangan Lucas. ‘Kau sungguh dating di waktu yang tepat Pangeran!’ Pikir senang melihat Pangeran Lucas
“Ada apalagi, Lucas. Tidak tahukah kamu bahwa aku memiliki tamu?” kata Zester sedikit kesal kepada Lucas.
“Itu tidak penting! Sekarang ada hal mendesak. Ada Epidemi di desa yang warganya terkena penyakit kulit berbahaya. Hampir setengah dari warga terkena penyakit tersebut. Sebagian besar adalah anak-anak dan orang tua paruh baya. Aku sangat membutuhkan bantuanmu,” jelas Lucas dengan cepat.
Erika berpikir, Lucas lari kepada orang yang tepat. Karena Zesterlah yang sangat memahami obat-obatan. Seperti pada cerita aslinya, Erika mengetahui bahwa akan ada penyakit menular yang ditemukan oleh Lucas dan akan disembuhkan oleh Zester. Walaupun itu membutuhkan waktu yang lama dalam penyembuhan. Tapi penyakit di desa tersebar dengan cepat hingga menghilangkan nyawa setengah dari desa.
“Apa?! Tunjukkan Desa itu. Maaf, Lady Erika, sepertinya pembicaraan kita akan dilanjutkan hari lain,” kata Zester sambil berdiri cepat.
“Tunggu. Bolehkah saya ikut, Pangeran?” tanya Erika yang menatap Lucas dan Zester bergantian. “Tidak! Itu bahaya” Kata Lucas dengan cepat. Dengan tatapan Lucas yang tajam membuat Erika sedikit kesal. “Aku tidak akan merepotkan kalian. Mungkin aku bisa membantu” Kata Erika dengan penuh keyakinan.
Zester menatap Erika. Dalam keadaan normal, dia sedikit khawatir dan meragukan Erika. Tetapi keyakinan di mata Erika, dan fakta bahwa dia benar-benar tahu tentang Aloe Vera yang masih rahasia, membuatnya sedikit goyah. ‘Mungkin dia memiliki pengetahuan yang tidak aku ketahui’ piker Zester menatap Erika.
“Baiklah,” kata Zester, merasa tidak ada waktu untuk berdebat. Lucas hanya menghela nafas berat lalu keluar dari ruangan terlebih dahulu.
***
Kunjungan ke Desa dan Penyamaran
Sesampai di desa bagian timur, Erika sedikit terkejut dengan keadaannya. Pangeran Lucas langsung mengambil tindakan dengan cepat setelah mengetahui ini. Semua warga dipisahkan antara yang sehat dan sakit. Lalu yang sakit dipisahkan lagi, yang sudah parah dan masih gejala ringan. Pangeran Lucas juga meminta bantuan dari Negara Kerou untuk meneliti penyakit yang belum dikenal ini.
Sebagian besar adalah anak-anak yang masih berumur 5 hingga 13 tahun. Banyak sekali anak-anak yang menangis karena perasaan gatal dan panas di badan mereka. Karena terlalu panas, beberapa dari mereka sengaja menggunakan pakaian pendek walaupun berada di musim dingin. Beberapa anak juga menggaruk kulitnya dan membuat kulit mereka semakin buruk. Tidak hanya di badan, tetapi penyakit itu menjalar hingga wajah mereka bahkan di lidah mereka.
Semua pasien dan perawat di sini sepertinya tidak menyadari kedatangan dua pangeran di sekitar mereka. Ya, karena Pangeran Lucas dan Zester menyamar dengan pakaian yang sangat merakyat. Termasuk Erika dan Sir Richard.
“Bagaimana perkembangannya?” tanya Pangeran Lucas kepada salah satu penjaga.
“Hari ini sudah ada yang meninggal 3 orang lagi, Tuan Luc,” jelas penjaga itu. Pangeran Lucas sepertinya menyamarkan juga namanya. Penjaga itu melirik belakang Pangeran Lucas yang ada Erika, Zester, dan Sir Richard.
“Dia adikku, Zek. Dan dia E…” Pangeran Lucas bingung memperkenalkan Erika.
“Eyliana. Kerabat jauh Tuan Luc,” kata Erika yang maju dan menjabat tangan penjaga sambil tersenyum.
“Eyliana, huh?” ucap pelan dan bingung Pangeran Lucas sambil menatap Erika.
“Iya,” kata Erika tersenyum sambil menginjak kaki Pangeran Lucas berusaha untuk memberitahu bahwa itu nama samaran untuknya. Tapi Lucas hanya menahan tawanya. Erika mengalihkan pandangan dari Lucas dengan kesal. ‘Apa yang salah dengan namaku huh?’ Pikir Erika menatap tajam Lucas.
“Bolehkah kami memeriksa salah satu dari mereka lebih dekat?” tanya Zester. Penjaga itu pun menganggukkan kepalanya.
Mereka berjalan mendekati salah satu pasien yang sedang diperiksa oleh salah satu tenaga medis di sana. Kulit bintik-bintik berair dan sedikit menggelembung. Pangeran Zester sedang berbicara kepada tenaga medis di situ, Erika sedang mendekati anak kecil itu sambil melihat bintik di tangannya. Sedangkan Pangeran Lucas dan Sir Richard memperhatikan Erika.
Anak kecil itu berbaring lemas dan meneteskan air matanya perlahan. Erika yang melihat itu seperti sedang tertusuk jarum di hatinya. Dia tidak menyangka bahwa penyakit ini membuat orang meninggal setiap harinya. Sekali lihat saja, Erika langsung memahami penyakit apa yang penulis inginkan. Erika yang awalnya ingin mengikuti alur cerita dengan baik tapi hati nurani tertusuk karena melihat penderitaan penduduk desa. ‘Jika aku tidak membantu, penyakit ini akan tetap diketahui oleh Pangeran Zester. Tapi efeknya adalah banyak anak dan orang tua meninggal lebih cepat. Tapi kalau aku membantu… mungkin aku mengubah alur cerita lagi,’ Pikira Erika sambil melihat seluruh orang yang ada di barak dengan perasaan cemas.
Bersambung..