Antara cinta dan peluru, yang manakah yang akan dipilih Arabella maupun Marcello? Akankah mereka berpisah dan saling membenci?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Marcello berdiri di atas kapal menyampaikan pemandangan itu dari kejauhan. Tak ada ekspresi apapun di wajahnya. Ia terlihat tetap tenang tanpa rasa takut sedikitpun.
Tak berselang lama, Jacob dan Oliver naik keatas kapal.
"Jika mereka tahu kau masih hidup, aku yakin mereka akan memburu mu."kata Jacob menghampiri pria itu.
Wajahnya ditutupi topeng dengan simbol misterius.
"Aku sudah menunggu hari itu. Hari dimana mereka datang memburu kita." sahut Marcello.
Kapal yang mereka tumpangi berlayar menyusuri lautan menuju pesisir pantai bagian utara.
Keesokan harinya
Kabar hancurnya markas Nyx bagian selatan mengguncang dunia bawah tanah. Tiga kapal besar dan puluhan dokumen bocor ke pasar gelap.
Oliver dan Jacob hanya meninggalkan sebuah tanda sebagai bentuk peringatan kepada pemimpin Nyx Division.
"Black mamba."
"Aku merasa tidak asing dengan nama ini. Aku sepertinya sering mengenal nama ini di dunia bawah tanah."
Pemimpin Nyx mengepalkan kedua tangannya menahan amarah dan emosi yang siap meledak.
"Siapkan jet pribadi. Aku ingin pergi ke suatu tempat." katanya tanpa mengalihkan tatapannya dari layar holografik di depannya.
#
#
#
Di sebuah vila terpencil di ujung gunung yang sangat jauh dari pemukiman penduduk. Mobil yang ditumpangi William berhenti di depan sebuah vila sederhana.
Lampu kristal meredup, jendela tertutup tebal. Seorang wanita muda melangkah keluar dari dalam vila dan menyapa pria itu.
"Mengapa kau datang kesini?" tanya wanita itu sembari menyiram bunga yang tumbuh di halaman vila miliknya.
"Vila ini milikku, aku bebas keluar masuk vila ini tanpa izin mu."sahutnya masuk ke dalam vila.
Wanita itu meletakkan selang air di atas rumput dan mengikuti langkah pria itu masuk ke dalam.
"Mereka sudah menunggu mu di ruangan bawah tanah." ujarnya dari belakang.
Saat masuk ke dalam ruangan bawah tanah, mereka melihat beberapa pria duduk tegap mengelilingi meja. Tatapan mereka tajam dan penuh kewaspadaan.
Pemimpin area eropa tiba-tiba memukul meja dengan keras.
"Bukan hanya satu atau dua markas yang dihancurkan selama 1 Minggu terakhir. Gudang senjata, kapal, bahan bakar dan data-data penting. Semuanya lenyap dan meninggalkan kerugian yang sangat besar."
Asisten pria itu menyalahkan layar holografik laporan kerugian Nyx Division.
"Setelah kematian Marcello, Jacob dan Oliver lima tahun lalu, bisnis Nyx Division terus berkembang pesat. Tak ada lagi orang yang menghalangi bisnis kita. Tapi lihat sekarang, semuanya kembali hancur."
"Aku dengar kau menemukan simbol peringatan di lokasi kejadian. Black mamba. Bukankah itu organisasi mafia dari Italia." tanya pemimpin dari Rusia.
"Bagaimana mungkin kita berurusan dengan mereka? Kami merasa tidak pernah menyinggung anggota mereka." tambahnya.
"Aku yakin bukan mereka dibalik semua ini. Apa Marcello, Jacob dan Oliver masih hidup?" tanya William duduk di kursi kebesarannya.
Tak
Tak
Tak
Suara sepatu high heels seorang wanita terdengar menggema saat menuruni tangga. Dari ujung ruangan, seorang wanita tertawa kecil. Suaranya terdengar lembut, namun terselip hal misterius di dalamnya.
Semua kepala menoleh saat menyadari keberadaan wanita itu.
"Kau menandatangani laporan itu, tanpa memastikan keaslian nya." katanya duduk di kursi ujung meja.
"Kami tidak tahu kalau Anda akan hadir." ujar pemimpin dari Eropa bernama Jackman.
"Aku tidak terlalu suka rapat, namun aku juga tidak suka hasil laporan kalian. Aku lebih suka hasil yang memuaskan."
Ia meletakan tablet miliknya di atas meja. Layar menyala dan menampilkan tampilan satelit. Kondisi markas bagian selatan yang berhasil dihancurkan Marcello dan rekannya.
Matanya menyipit menatap semua pria yang hadir disana.
"Black mamba bukanlah musuh biasa. Mereka merupakan kartel mafia kejam yang sudah berdiri selama ratusan tahun."katanya dengan suara dingin.
"Lihat..., serangan kali ini membuat Nyx Division mulai goyah. Dan kalian malah mencari pembenaran dan saling menyalahkan!"lanjutnya.
"Aku memilih kalian sebagai pemimpin di setiap benua, karena aku percaya dengan kinerja kalian."
Jackman langsung menunduk mendengar perkataan wanita itu. Meskipun wanua itu masih sangat muda, tapi tatapannya sangat mematikan.
"Kami membutuhkan izin anda meluncurkan operasi global menutup jaringan informasi mereka. Kami akan mengincar mereka hingga dapat. Tapi kami membutuhkan--" perkataan pemimpin dari Rusia terputus.
"Aku tahu kalian membutuhkan izin ku, tapi aku memiliki sebuah syarat."
Wanita itu berdiri tegap dan menatap satu persatu orang yang ada disana.
"Temukan pemimpin Black Mamba. Jangan bunuh dia. Aku ingin mengintrogasi-nya terlebih dulu."
Para pemimpin saling berpandangan dengan wajah bingung dengan syarat yang diajukan wanita itu.
"Untuk apa? bukankah tujuan kita sejak awal membunuh siapapun yang menghalangi Nyx Division?" tanya Jackman kembali angkat suara.
Wanita itu menatap Jackman dengan tatapan lembut tapi mematikan. Senyum kecil dan licik muncul di sudut bibirnya.
"Karena aku ingin tahu, apa dia masih mengenal kedua mataku atau tidak."
Ia menutup layar tabletnya sebelum melangkah pergi dari sana. Aroma wangi bunga masih tercium samar di dalam ruangan itu.
"Dia..., Dia bukan manusia."bisik pemimpin eropa dengan wajah pucat.
"Dia bukan hanya pemimpin Nyx, tapi dia adalah identitas dari Nyx." sahut William tersenyum menyeringai berdiri dari duduknya.
Ditunggu judul barunya dan lanjutannya ya🙏👍