NovelToon NovelToon
Kisah Kita

Kisah Kita

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: RJ Moms

Apa yang kalian percaya tentang takdir? Bahwa sesuatu hal yang tidak akan pernah bisa kita hindari bukan? Takdir adalah hal yang mungkin saja tidak bisa diterima karena berbeda dengan apa yang kita harapkan. Tapi percayalah, rencana Allah itu jauh lebih indah meski kadang hati kita sangat sulit menerima nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RJ Moms, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidak memberatkan dan tidak menjatuhkan

“Dek, mama udah di mandiin?”

“Udah, bang. Tadi habis subuh aku lap dulu pake air hangat.”

“Ini pesenan nya segini aja? Ke mana aja?”

“Ke sekolah yang keresek ini, kalau ini buat ke kantor kecamatan. Sama tolong kantong keresek item ini anterin ke Puskesmas yang deket pabrik kecap itu ya.”

“Oke. Uangnya?”

“Yang anak sekolah cash. Sisanya udah tf kemarin.”

“Oke. Abang berangkat dulu ya.”

“Iya, hati-hati.”

Dengan cekatan Amelia merapikan meja yang ada di depan. Memberi alas, lalu mulai menata jualannya.

“Hari ini menunya apa, teh Amel?”

“Bintang utamanya tetep sushi, sama mochi. Pendampingnya nasi goreng. Soalnya kalau yang kerja katanya gak kenyang makan sushi.”

“Wah, kayaknya enak ya nasi gorengnya. Berapa teh?”

“Dua belas ribu, neng.”

“Coba ah. Beli satu, teh, sama mocinya satu”

“Oke.”

Demi agar pelanggan tidak bosan, Amelia mempunyai ide untuk mengganti menu setiap dua hari sekali.

“Dek, kamu kayaknya udah mulai keteteran ya. Abang lihat kalau bangun langsung prepare gak solat tahajud.”

“Iya, bang. Adek butuh tenaga tambahan.”

“Ajak temen kamu aja, siapa kek.”

“Iya, nanti adek cari deh. Biar usaha sama ibadah nya balance.”

“Abang seneng usaha kamu makin hari makin maju, tapi kalau sampai mengabaikan tahajud apalagi solat wajib, abang mau kamu berhenti jualan.”

“Iya, abang. Adek faham. Nanti adek cari orang buat bantuin. Sekarang abang tidur gitu, udah malem. Adek mau tidur sama mama di sini.”

“Kalau ada apa-apa, panggil ya.”

“Iya.”

“Oh iya, Gunawan katanya mau mampir besok. Dia mau konvoi sama club nya.”

“Kok dia gak bilang ya.”

“Belum kali. Orang mereka bahas nya di grup.”

Hati Amelia merasa sakit saat tau abang nya masih gabung di grup club motornya, padahal dia sudah tidak punya motor lagi. Tidak bisa dibayangkan bagaiman perasan dia saat yang lain membahas tentang konvoi dan jadwal perjalanan lainnya.

Adek janji, uang hasil kerja adek akan adek pakai untuk menebus motor abang yang ada di Gunawan.

Hidup akan terasa penuh semangat jika kita punya tujuan. Pun dengan Amelia yang punya keinginan mengembalikan motor Rehan. Dia tidak pernah terpikirkan untuk kembali bersekolah apalagi kuliah di kedokteran seperti keinginannya dulu.

Baginya bisa mengurus Ira dengan baik, tidak lagi khawatir tentang keuangan keluarga, tentang biaya pengobat Ira, sudah lebih dari cukup.

Amelia sangat menikmati masa-masa yang sedang dia lewati saat ini. Tanpa beban.

Masalah yang dulu menimpanya, sampai dia kehilangan segalanya sudah dia ikhlaskan sepenuhnya. Tidak ada lagi penyesalan dan penolakan atas takdir yang dia terima.

Berusaha dan tawakal pada ketetapan Allah.

Jam terus berputar, hari berganti malam dan bukan berganti tahun. Sudah lima tahun sejak Alex meninggal. Usaha yang dijalani Amelia kini sudah memilik beberapa cabang. Dia juga punya pekerja yang membantunya.

Usaha rumahan dengan penghasilan yang lumayan.

Amelia sengaja mengajak teman-teman nya yang berasal dari keluarga tidak mampu untuk bekerja. Bahkan dia tidak keberatan jika ada karyawan nya yang keluar lalu membuat usaha yang sama.

“Rezeki tidak akan tertukar.” Begitulah katanya.

“Bagaimana, bang? Kapan abang mau melamar Santika?”

“Belum tau, Dek. Abang masih takut.”

“Ragu ya, kalau dia nanti akan sama kayak yasmin? Tapi adek lihat dia gak kayak gitu. Dia pas main ke sini aja mau gantiin diaper mama.”

“Abang tau, hanya saja abang masih minder.”

“Minder kenapa? Abang punya rumah, abang punya kerjaan. Nanti kalau abang udah nikah, abang gak usah mikirin adek dan mama. Adek punya penghasilan sendiri buat nafkahin adek dan mama.”

“Itu yang bikin abang mikir.”

“Jangan jadikan adek dan mama sebagai beban, bang. Kami sudah bisa berdiri di kaki sendiri sekarang. Jadi, abang pikirkan diri abang sendiri mulai sekarang.”

Rehan hanya diam merenung. Dia ingin menikahi wanita yang dia kencani sejak dua tahun lalu. Hanya dia masih bingung jika harus meninggalkan Amelia dan Ira.

Santika bukan tidak ingin tinggal di rumah ini bersama Amelia dan Ira, hanya dia pun anak tunggal yang memiliki orang tua sepuh. Jika bukan dia. Siapa yang akan merawat orang tuanya.

“Jangan pikirkan mahar. Aku tidak akan memberatkan. Kita menikah saja di KUA, lalu mengadakan syukuran. Begitu saja.”

“Kamu tidak ingin menikah layaknya orang lain dengan iringan pengantin yang meriah?”

Santika menggelengkan kepala.

“Jika memang punya uang lebih, kita tabung saja untuk jaga-jaga. Manusia tidak ada yang tahu ke depan nya akan seperti apa.”

“Kamu yang kayak bikin bikin aku merasa tidak berguna. Andai posisi aku masih sama seperti dulu, aku akan memberikan pernikahan yang sangat mewah buat kamu.”

“Kalau posisi mas masih seperti dulu, mungkin bukan aku wanita yang akan kamu nikahi.”

Jleb!

Benar, jika keluarganya tidak hancur, mungkin Rehan sudah menikah dengan yasmin.

“Kamu benar. Tapi ternyata rencana Allah lebih indah. Dengan adanya musibah aku mendapatkan berkah karena bisa bertemu dengan wanita sebaik kamu.”

“Omongan buaya nih bau-baunya.”

Mereka tertawa.

Santika memang sangat sederhana. Mungkin karena berasal dari keluarga yang secara ekonomi tidak mencukupi. Tapi apakah nilai harta jika manusia tidak punya tata-krama.

Rehan terus memikirkan bagaimana caranya agar mahar untuk santika tidak memberatkan dirinya tapi tidak menjatuhkan harga diri wanitanya.

“Uangku belum cukup jika ingin memberikan mahar yang layak untuk dia. Belum lagi biaya yang lainnya. Aku ingin menanggung semua biaya pernikahan kami. Ya Allah, hamba mohon berikan pertolongan dan petunjukmu.”

1
Esti Purwanti Sajidin
hadir ka 1 vote
Chaw_Mully: Masya Allah, Sarangheo kakak 🫰🏻
total 1 replies
The first child
iya bang re, habis manis banget/Drool/
The first child
baca novel dapet bonus belajar agama/Smile/
Chaw_Mully: Hanya sikit. Aku juga masih belajar hehehe
total 1 replies
Scar
Tengkiuuu thor, bikin liburanku jadi lebih seru!
Chaw_Mully: Makasih ya udah mampir. Sehat selalu kakak 🫶🏻
total 1 replies
Yoko Littner
karya ini layak dijadikan film, semoga sukses terus thor ❤️
Chaw_Mully: Masya Allah terharu banget aku. Tanchuuuu ya kakak 🥹🫶🏻
total 1 replies
Mamah Mput(Bilanoure)
wah, ibunya gak suka apa gimana sebenernya? penasaran
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!