Ranking Battle

Seketika hati Xans bergetar hebat. Mendengar suara yang begitu nyata, dan itu benar benar di depan mereka, beberapa jarak kedepan.

Dan suasana di sana seolah mengalami perubahan yang sangat signifikan. Yang awalnya sejuk, kini menjadi aura dingin yang membuat siapa saja yang merasakannya gentar.

"F-Fai.." Xans terkejut, dan langsung memberitahu kepada Fai. Ia takut dengan fisik Makhluk itu. Walau tidak seseram monster monster pada umumnya.

Hanya saja Es nya memenuhi badannya, hanya itu yang membuatnya tampak sedikit tidak menyeramkan.

Makhluk itu memiliki tanduk, yang berwarna biru nya Es dengan perpaduan putihnya salju.

Tingginya melebihi ukuran manusia, dan begitu juga besarnya.

Matanya seolah sedang melihat lautan yang beku, dipenuhi dengan warna biru es.

Es Es yang di setiap tubuhnya tampak sebagai pengaman untuk menghalau serangan.

Ada juga Kuncup Es di bagian punggung Makhluk itu, ada tiga buah di punggung nya. Yang membuatnya sedikit tampak keren.

"Ayo kita lawan!!" Fai berteriak dengan semangat, tidak kuat, hanya tegas. Yang membuat rasa gentar Xans berubah menjadi semangat. Seolah aura Fai memercikkan api pada Xans yang seolah minyak lampu.

Dengan seketika Xans mengeluarkan Auranya, Aura Hijaunya, Trait Tumbuhan.

Kini ia dalam posisi bersiap untuk menyerang. Posisi tubuhnya membungkuk, pandangannya lekat pada satu tujuan, yaitu bagian yang nantinya akan ia tebas.

"Baiklah!.." Xans berkata. Suaranya tidak lagi menunjukkan ke gentaran, tetapi rasa tekad yang kuat untuk memenuhi rasa tanggung jawabnya.

Swush!!!

Angin terhempas, Xans berlari maju ke depan. Dengan pesat dan tak kesat mata. Ia menggenggam gagang pedangnya dengan erat.

Fai bersiap dalam posisi akan lompat. Yang sepertinya Ia akan memakai teknik Bounce Slash. Ia sudah memperkirakan jaraknya sebelumnya. Baginya jaraknya dengan Makhluk itu sangat cocok untuk melakukan teknik nya itu.

Xans kini sudah bersiap akan memukul Makhluk itu dengan tebasan pedang nya, yang kini pedang itu dipenuhi dengan Aura Hijau.

Namun belum sempat Xans mengayunkan pedangnya, Makhluk itu lebih dulu bertindak kedepan.

Ia membuat Kuncup Es tepat di depan Xans. Kalau saja Xans tidak berhenti, pastilah sekarang ia sudah tidak bisa bertanggung jawab atas apa yang ia lakukan.

Kuncup Es itu muncul dari bawah, yang kalau siapa saja yang terkena itu, maka bagian bawahnya lah yang akan merasakan duluan dinginnya Es itu.

Dengan cepat Xans mengerem. Langkahnya berhenti total.

Ia kaget, tidak terbayang kalau saja ia akan terus saja tadi.

Tinggi Es itu melebihi kepala. Kuncupnya sangat runcing. Dan pastinya sangat keras untuk di hancurkan. Karena pada dasarnya Es itu bukan es murni, tetapi Es Elemental.

Melihat itu, Fai tidak menyia-nyiakan momentum itu. Karena sedari tadi ia sedang menunggu timing.

Seketika ia mengeluarkan Aura Merahnya, Trait Api. Mata dan pedang nya di penuhi dengan Aura merahnya itu.

Crimson Lotusnya di genggam nya dengan erat.

Lalu ia melakukan gerakan pantulannya tepat di belakang Xans. Yang membuat gerakannya menggambarkan huruf V.

Dengan sekuat tenaga, ia pusatkan semua ototnya pada kaki nya. Ia ingin melompat melebihi Es itu.

Swush!!

Angin lewat di atas kepala Xans. Yang membuat Xans tersenyum kagum. Ia merasa tertolong, dan ia merasa seakan Fai akan selalu ada untuknya. Dan Xans tidak kaget, ia sudah tahu itu.

Fai melompat melewati Es itu, dengan bantuan Es itu, ia sedikit lebih tinggi dari Makhluk itu.

Muka Fai tidak lagi menunjukkan rasa main main, kini ia benar benar serius, ia tidak meremehkan Makhluk itu. Ia benar benar ingin mengalahkannya.

Dengan begitu Fai lebih tinggi dari Makhluk Es itu. Dan keadaan itu akan ia pakai untuk berpikir sejenak. Ia mengingat pengalamannya melawan Golem, Crimson Golem.

'Percuma saja jika aku pukul kepalanya, itu tidak akan mempan!..' Fai berpikir sembari membatin. Ia tahu, bila ia memukul kepala Makhluk Es yang bahkan rupanya juga hampir mirip dengan Crimson Golem, itu akan menghasilkan hal yang sama.

Saat Fai memukul kepala Crimson Golem, Golem itu tidak bereaksi apa apa, kepalanya masih tetap sama. Dan menurut Fai, hal itu akan sama bila ia terapkan pada Makhluk Es ini. Karena rupanya dan bentuk kepalanya yang sama.

Lalu ia mengambil cara lain. Ia mulai berfikir kreatif dan lebih mementingkan kerja tim. Ia teringat, bahwa ada Kuncup Es di bawahnya. Kini ia sedang melayang. Dan waktu berfikirnya tidak banyak.

KRANG!!!

Crimson Lotus menghantam Kuncup Es itu. Seketika Kuncup Es itu hancur. Fai menebas nya dengan penuh tenaga. Di tambah Aura Api yang ia keluarkan pada pedang nya.

Ia menebas kebawah, membentuk setengah lingkaran.

"Sekarang! Serang Xans!!" Fai memberi tahu Xans, kali ini pengakhirannya ia serahkan kepada Xans. Dan kini cara berfikir Fai semakin meningkat dan kreatif.

Dan tentunya Xans mengerti maksud Fai, ia peka. langsung mengambil tindakan yang seharusnya ia lakukan.

"SIRCLE STRIKE!! Chapter 2" Xans mengeluarkan teknik andalannya, teknik pamungkasnya.

Ia membentuk lingkaran dengan pedangnya. Yang membuat Makhluk Es itu memejamkan matanya, dan pastinya bukan main pedihnya itu tebasan, bahkan tangan Zar aja tertebas.

Dengan bangga dan senyum kemenangan Xans menebasnya. Baginya ini sudah berakhir. Kalaupun Makhluk itu masih hidup, maka Fai bisa melanjutkannya.

Tanpa suara, tanpa tanda, Makhluk Es itu mengeluarkan air mata.

Melihat itu Xans dan Fai terkejut bukan main, dan memberhentikan serangannya.

"Ak.." Fai kaget, ia tak bisa berkata kata. Mulutnya ternganga melihat Makhluk Es itu berlari dengan isak tangisnya yang berat suaranya.

"Nangis?!" Fai kaget, ia tak menyangka akan hal itu. Padahal tadinya Makhluk itu sangat dingin dan gagah, kini ia menunjukkan sisi kekanak kanak kan nya.

"Sepertinya dari tadi ia tidak ada niat untuk menyerang kita.." Sangka Xans.

Dan bisa saja yang di katakan Xans benar. Karena sedari awal Makhluk itu tidak ada menyerang, ia hanya menggunakan teknik defense, itu pun untuk melindungi diri.

Seketika mereka berdua malu pada diri sendiri, sembari memandangi Makhluk Es itu yang kini tengah pergi memasuki goa lebih dalam.

Mereka berdua terdiam malu, terutama Fai. Walau Fai sudah menunjukkan aksi yang luar biasa, tetapi itu sangat memalukan.

Lalu dengan cepat Xans mengubah topik pembicaraan. Ia tak mau memikirkan hal memalukan itu lagi, dan beralih ke topik yang seharusnya itulah tujuan mereka.

"Seperti nya hujan nya sudah berhenti. Ayo kita lanjutkan pencariannya" Kata Xans.

Dan yang di katakan Xans benar. Hujannya benar benar sudah berhenti. Dan segeralah mereka berdua bergegas ke luar goa.

Kini mereka melanjutkan pencarian nya. Berharap bencana tidak melanda lagi untuk ke dua kali nya.