warning : Jika tak suka dengan cerita saya, tinggalkan jangan memberi ulasan buruk Terima kasih salam sobat online.
Hari bahagia yang harus nya menjadi milik nya ternyata bukan milik nya. sakit, kecewa itu yang Vania rasakan. Mencintai orang yang tak mencintai nya selama ini. Sang pria mencintai nya hanya karena kasihan.
Yuk baca hanya di Novel Toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anisah Cute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Arvin keluar dari ruangan nya dia melihat semua karyawan nya sibuk dengan pekerjaan mereka masing - masing. Arvin terus saja melangkah menuju lift pribadinya dan turun untuk keluar dari kantor. saat sampai di lantai bawa arvin langsung saja menuju kearea parkir mobil dia langsung saja pergi tanpa menyala siapa pun menuju ke tempat toko kue.
Arvin melajukan mobil nya menuju kearah toko, saat sampai di duduk di dalam mobil mengira Vania masih bekerja, hingga pukul 4 dia tak melihat tanda Vania akan keluar, arvin langsung masuk dan tak menemukan Vania hanya ada azizah seorang.
"Kamu cari Vania?" tanya Zizah saat melihat Arvin masuk ke toko kue.
"Iya mana dia?" tanya Arvin yang mata nya mencari keberadaan Vania.
"Dia sudah pulang jam dua tadi. Setelah di ada ibu - ibu sombong marahi dia, ibu siapa ya tadi nama nya." Azizah lupa siapa nama yang di sebut Vania tadi.
"Ibu siapa?" tanya Arvin yang melihat wajah bingung Azizah.
"Tunggu saya ingat - ingat dulu." jawab Zizah.
Karena banyak melayani orang dia lupa nama yang di sebut Vania tadi.
"Siapa Za?" tanya Arvin yang melihat Zizah terlalu lama berpikir.
"Astaga saya lupa, tapi yang saya ingat ibu itu bilang jika kamu dan putri nya akan menikah. Dari situ Vania bilang dia mau pulang karena gak enak badan." ucap Azizah.
Arvin yang mendengar ucapa Azizah tak tahu siapa yang di maksud Azizah. Arvin yang tak dapat nama orang yang di maksud Azizah langsung pamit untuk pergi.
"Ya sudah kalah gitu saya pergi dulu nanti saya cari tau dari Vania siapa yang menemui dia." ucap Arvin.
Arvin masuk kedalam mobil dia menghubungi telpon rumah untuk menanyakan apakah Vania pulang ke rumah atau tidak. Tak lama telpon di jawab oleh bi Minah.
"Halo cari siapa?" tanya bi Minah.
"Bi, Vania ada di rumah atau tidak?" tanya Arvin.
"Nyonya belum pulang den." jawab bi Minah.
Setelah mengetahui jika Vania tak ada di rumah Arvin langsung mencari istrinya kerumah peninggalan ayah Vania, dia yakin jika sang istri ada di sana. Arvin langsung melaju dengan kecepatan sedang dia melihat paperback yang berisi dress yang sudah di siap kan Vania untuk pergi ke rumah om dan tante nya.
*******
Sedangkan di rumah Vania memilih memasak dari pada dia bersedih, menu untuk dia makan hanya terong sambal, tempe tepung serta ayam goreng dan lalapan timun. Vania juga tak lupa memasak nasi untuk dirinya. Selesai memasak dia hanya tinggal menunggu nasi masak. Vania yang tadi nya ingin sedih tak jadi sedih saat melihat foto ayah nya yang tersenyum bahagia saat berfoto dengan memeluk diri nya.
Vania melihat ponsel nya tak bisa menyala hanya bisa menarik nafas dia harus memperbaiki ponsel nya yang rusak karena terjatuh waktu itu. Saat dia sedang berbaring santai di ambal sambil menunggu nasi matang dia hanya membaca novel romantis. Arvi yang baru sampai langsung berjalan perlahan menuju pintu rumah Vania, saat di depan pintu dia melihat istrinya sedang berbaring tengkurap sambil membaca novel. Arvin masuk tanpa di sadari oleh vania.
"Wah..! Ternyata istri saya ngumpet di sini." bisik Arvin di dekat telinga istrinya
Vania kaget saat ada orang berbisik di dekat nya langsung melemparkan buku yang dia baca.
Pluk...!
"Astaga Vania main lempar saja." ucap Arvin kaget dengan mengelus kepala nya yang terkena buku Vania.
"Kamu ngapain kesini?" tanya Vania.
"Cari istri saya yang kata putra dia terlihat kesal tadi, ada apa? Siapa yang sudah buat nyonya Arvin kesal?" tanya Arvin yang tak tahu apa yang membuat istrinya kesal.
"Saya gak kesal cuma malas saja ketemu kamu, sana pulang nanti calon istri kamu yang kaya raya itu datangi rumah ayah saya lagi dan bawa mobil untuk gusur rumah saya." usir Vania.
"Siapa calon istri saya! Orang istri saya yang cantik dan imut tapi sedikit galak ada di hadapan saya." Jawab Arvin sambil dia menaik turun kan alis nya untuk menggoda Vania.
"Tukang tipu, saya gak mau di tipu lagi. Dari pada urusan nya jadi panjang lebih baik kita cerai saya gak mau berurusan dengan orang kaya. Saya hanya orang miskin yang bisa kapan saja kalian permainan kan." ucap Vania dengan mata yang menahan air mata agar di tak menangis.
Arvin yang mendengar ucapan Vania langsung menarik tangan Vania hingga dia mendekat kearah dirinya.
"Jawab siapa yang kamu maksud?" tanya Arvin yang mulai serius saat melihat Vania yang mulai kesal.
"Aurora, tadi pagi juga kamu pergi sama dia, entah apa yang kalian lakukan saya gak mau tau. Siang ibu nya datang marahi saya karena putri kesayangan saya tampar." jawab Vania.
Arvin sekarang paham siapa yang di maksud oleh Azizah. Arvin juga senang saat mendengar jika istri nya memberi tamparan untuk Aurora.
"Kamu nampar Aurora, bagus lah, sekali - sekali dia harus di beri pelajaran. Ngomong - kamu nampar dia karena apa?" tanya Arvin.
Vania menceritakan kenapa dia menampar Aurora tadi, tapi ibu nya Aurora tak terima.
"Sudah kamu tenang saja dia gak akan berani macam - macam! Dengar Van, saya bukan Daffa yang mudah tergoda dengan wanita. Tadi pagi saya gak ngajak dia, dia sendiri yang maksa masuk, terpaksa saya antar dia kerumah sakit. kata nya kakak nya sakit." ucap Arvin.
"Terserah saya gak mau tau." jawab Vania dengan bersiap cuek, dia langsung menuju kedapur untuk melihat apa nasi nya sudah matang apa belum.
Saat sudah matang Vania langsung membawa apa yang dia masak tadi kedepan untuk dia makan. Arvin yang melihat Vania membawa lauk berdiri untuk membantu istrinya.
"Sini sayang saya bantu." ucap Arvin.
"Gak perlu, saya bisa sendiri!" tolak Vania saat Arvin ingin membantunya.
Karena kedua nya belum ada rasa cinta jadi panggilan mereka kamu, saya. Arvin yang melihat masakan Vania merasa lapar dia ingin ikut makan tapi di cegah oleh Vania dengan memukul tangan nya.
Plak..!
"Kamu mau apa?" tanya Vania saat Arvin ingin mencoba sambal terong buatan Vania.
"Saya mau ikut makan lah, kan istri saya masak." jawab Arvin.
"Gak boleh kamu minta saja sana sama calon mertua kamu makan yang sok kaya itu, ini makanan orang miskin nanti kamu gatal - gatal lagi." cegah Vania dengan sengaja.
"Ya ampun Van! Ini masakan banyak loh, saya lapar boleh ya." ucap Arvin dengan mengelus perut nya dan memasang wajah memelas.
Vania yang kesal menarik nafas dan mengambil kan Arvin nasi dan lauk yang sedikit. Saat melihat wajah melas Arvin.
"Dikit banget si Van terong nya?" protes Arvin saat lauk nya di jatahi oleh Vania.
"Cicip dulu nanti gak enak dan kamu gatal - gatal saya juga yang di salahi."
Arvin tak memperdulikan apa yang di katakan oleh Vania dia memakan sambal terong dan rasa nya pas untuk dirinya, dia langsung menuang semua sambal terong kedalam piring nya serta mengambil tempe tepung dan timun membuat Vania yang melihat apa yang di lakukan Arvin kesal saat semua di habiskan oleh Arvin.
"Sumpah Van ini enak banget." ucap Arvin saat dia selesai makan.
"Rakus banget semua di habiskan." omel Vania.
Arvin yang ingat jika dia harus datang ke rumah om dan tante nya meminta Vania untuk bersiap.
"Ratu ku ayo bersiaplah kita harus kerumah om Raihan."
Vania terpaksa ikut kerumah kedua orang tua Daffa, sebenar nya dia tak ingin pergi tapi dia sudah berjanji untuk ikut. Selesai bersiap Vania keluar dari kamar dan Arvin menatap kearah Vania tak berkedip.
"MasyaAllah istri saya cantik banget dan terlihat seksi lagi." goda Arvin.
"Jangan kebanyakan muji saya nanti kamu jatuh cinta sama saya kan saya juga yang repot."
"Gak papa saya jatuh cinta sama istri saya sendiri, ayo pergi." ajak Arvin.
Arvin membuka pintu bagian yang di duduki oleh Aurora tadi hanya diam saja.
"Masuk lah besok saya ganti mobil agar tak ada jejak orang lain selain kamu istri saya." bujuk Arvin.
Vania pun masuk dan duduk dengan wajah masan. Sepanjang jalan Arvin menggenggam tangan istrinya sesekali tangan nya menyentuh paha Vania membuat Vania memukul lengan Arvin dan Arvin tertawa.
"Gatal banget sih jadi orang."
"Gatal sama istri gak papa. kan kita pacaran halal." jawab Arvin.
"Gak gitu juga kalau orang pacaran itu di tembak dulu bukan langsung pacaran." ucap Vania.
Arvin tersenyum dia tau itu kode untuk diri nya agar menyatakan cinta terlebih dahulu. Arvin tak tahu jika di rumah om nya sedang kedatangan tamu.
kok bisa sih? apa ada yg ngerjain ya apalagi si Aurora malah cuma ngeliatin aja gak bantuin sama sekali gmna sih/Smug/
bisa-bisanya gak bawa hp terus hp Vania mati juga hadehhh ceroboh sekali sih
mput mput, makanyaaaa jangan jomblo iri kan liat mereka cipokan🤣🤣🤣
Harus nya udah antisipasi kalo ada kejadian kaya gini segera Vania di bawa ke posko kesehatan nya
ko gak langsung d tolong dan bawa langsung k rs....
waduh ..panitianya gmn itu ko GK ada yang bantu ....ayoo Arvin susul ja k tempatnya Vania dr padasakitnya nt makin parah....
kl hp ketinggalan apa gk di cek waktu berangkat, kl hp hilang apa gk di tempatkan di tempat aman.
Aku sering hiking tp segala sesuatu selalu cek, krn kl Ada sesuatu kita bisa cpt minta bantuan.
kl sprti ini berarti Vania kurang cerdas,.atau terlalu nganggep remeh kegiatan dan medan.