Spinoff The Lost Emir
Nandara Blair, pembalap MotoGP dari tim Ducati, tanpa sengaja menabrak seorang gadis saat menghindari seekor kuda yang lari. Akibatnya, Wening Harmanto, putri duta besar Indonesia untuk Saudi Arabia yang sedang berlibur di Dubai, mengalami kebutaan. Nandara yang merasa bersalah, bersedia bertanggung jawab bahkan ikhlas menjadi mata bagi Wening. Bagaimana kisah antara Emir Blair dan seorang seniman tembikar yang harus kehilangan penglihatannya?
Generasi Ketujuh Klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nandara Emosi
"Kamu tidak malu berjalan begini, Nanda?" tanya Wening sambil merangkul pinggang suaminya.
"Malu kenapa? Kamu istriku, bukan orang lain. Kecuali aku bawa istri orang ... Nah! Itu baru ngawur!" balas Nandara membuat Wening menggeleng gemas.
"Analogi kamu tuh!"
Nandara tersenyum. "Kamu di ruang VVIP sama para ipar rusuh ya. Aku mau jumpa pers. Is that okay?"
"Okay." Wening merasa lega karena bersama dengan orang-orang yang sudah dia kenal.
Tak lama Nandara menemui kedua orangtuanya, para sepupu dan ipar lalu menitipkan Wening yang tetap bersama dengan Habibah ke mereka. Nandara dengan ditemani Farouq dan Tommy Ducati serta chief engineer Ducati, menuju area jumpa pers.
***
"Mr Blair, anda juara dunia ke enam kalinya dan anda juga pernah mengatakan akan pensiun di usia ke 30 tahun. Apakah masih berlaku?" tanya seorang wartawan.
"Masih. Aku sekarang 27 mau 28 tahun. Masa prime aku sudah mulai surut dan sudah waktunya aku memikirkan tugas-tugas aku sebagai Emir," jawab Nandara.
"Apakah benar anda sudah menikah?" tanya seorang wartawati.
"Benar, saya sudah menikah." Nandara menatap semua orang. "Nama istri saya, Wening Blair, wanita campuran Indonesia dan Inggris."
"Benar dia buta? Kenapa anda memilih dia?" tanya wartawati yang lain dengan nada mengejek. "Anda seorang Emir Blair. Kenapa tidak mencari yang lebih?"
Rahang Nandara mengeras dan dua rekannya yang menjadi juara dua dan tiga tahu, Emir Blair itu berusaha menahan emosinya.
"Nanda, tahan diri," bisik Pedro Pedrosa yang biasa dipanggil Pepe.
Sementara di ruang VVIP, semua anggota keluarga Nandara menahan nafas karena tahu, pembalap itu tampak marah.
"Sayang, anakmu marah," bisik Charlotte ke Radhi.
"Kita tunggu saja ... Sejauh mana Nanda ngamuk!" senyum Radhi Blair.
"Memang kenapa kalau istri saya buta? Dia memang tidak bisa melihat tapi saya mencintainya!" jawab Nandara tegas. "Dan dia lebih baik daripada kamu!" Mata hijau Nandara menatap tajam ke semua orang yang terdiam karena tahu Emir Blair tersinggung.
Tommy Ducati menutup wajahnya karena tahu pembalapnya ngamuk di daerah kekuasaannya!
"Saya minta tidak ada yang bertanya lagi soal istri saya apalagi kekurangannya! Nobody's perfect! Neither you, neither me ( tidak juga kamu ataupun aku )! Capisce?" ucap Nandara dingin.
Note
"Capisce" adalah kata yang dipinjam dari bahasa Italia, khususnya cara informal untuk mengatakan "apakah Anda mengerti?" atau "mengerti?" . Sering digunakan untuk mengakhiri percakapan atau menekankan suatu pokok bahasan, terkadang dengan sentuhan humor atau sedikit ancaman, terutama saat menirukan bos mafia.
Sumber Google
***
Wening yang mendengar ucapan suaminya, hanya bisa termangu karena di depan orang banyak, Nandara menyatakan pernyataannya. Entah demi melindungi dirinya atau hanya formalitas, tapi bagi Wening, cara Nandara membelanya, membuat hatinya menghangat.
Sebuah tangan merangkul dirinya dan Wening bertanya-tanya ini siapa.
"Tenang saja, saudara kembar aku adalah seorang Blair dan dia tidak akan memberikan kesempatan orang lain menghina pasangannya," senyum Nefa Blair.
"Nefa?" tanya Wening. "Kapan datang?"
"Tadi malam tapi aku ke istana Al Jordan karena Vampir Tiga ada urusan sama Mas G. Jadi kita tidak ketemu semalam," senyum Nefa. "Kamu tenang saja. Kami tidak akan pernah tidak melindungi anggota keluarga selama tidak melakukan hal yang fatal."
"Apakah pernah? Maksud aku ... Tidak melindungi anggota keluarga?" tanya Wening.
"Pernah! Tuh, mas Kaysan. Mbak Yasmin itu dinikahi karena taruhan. Ngamuk lah kita ... mbak Yasmin sampai ajukan cerai dan kita tidak ada yang belain mas Kaysan."
Wening melongo. "Terus? Rujuk lagi gimana?"
"Mas Kay jungkir balik minta ke mbak Yasmin buat tidak pisah. Butuh hampir setahun mbak Yasmin menerima kembali mas Kaysan. Alhamdulillah mereka jadi baik lagi tapi memang pada dasarnya mereka saling cinta." Nefa mengelus bahu Wening. "Nanda memang belum menyatakan cinta secara langsung di depan kamu kan? Tapi dia mengatakan pada dunia kalau dia mencintaimu. Dengar Wening, kami itu adalah sisa-sisa orang yang sangat menjunjung tinggi kesetiaan terhadap satu pasangan. Jadi kamu tidak perlu khawatir soal Nanda. Apalagi kita keturunan Pratomo, Giandra dan Blair yang sangat bucin sama pasangannya. Nanda akan setia sama kamu kok."
Wening hanya mengangguk. "Iya Nefa. Insyaallah begitu ya."
"Iya. Oh, kamu akan senang di Dubai. Setidaknya Oma dan Mommy tidak kehilangan aku karena ada kamu, anak dan cucu perempuannya. Tahu sendiri kan aku di New York sama Junjun dan anak-anak."
"Terima kasih kalian sudah menerima aku," jawab Wening terharu.
"Ingat, di keluarga kami, ipar adalah maut. Bukan konotasi rebutan atau selingkuh, bukan! Insyaallah tidak ada! Amit-amit! Di kami, ipar adalah maut itu lebih menjurus ke penistaan hakiki !" kekeh Nefa.
"Macam kalau di meja makan atau kumpul bareng?" tanya Wening.
"Short of. Tapi yang jelas, kita keluarga Cemara yang begitulah," gelak Nefa.
Wening tertawa kecil.
***
Nandara keluar dari ruang jumpa pers dengan wajah marah karena banyak yang mendiskreditkan Wening karena dia buta! Apa mereka tidak tahu siapa yang membuatnya buta? Apa mereka tidak tahu meskipun Wening buta, tangannya tetap terampil membuat kerajinan keramik?
"Nanda ...." Tommy Ducati tahu Nandara marah.
"Jangan sekarang Tommy! Aku butuh istriku!" ucap Nandara dengan nada dingin dan segera menuju ruang VVIP bersama Farouq.
"Cari tahu siapa wartawan itu! Berikan briefing padanya untuk tidak menanyakan apapun soal istri Nanda! Termasuk semua wartawan untuk balapan berikutnya!" perintah Tommy Ducati kepada staffnya.
"Baik Mr Ducati!"
Nandara pun tiba di ruang VVIP dimana para anggota keluarganya berkumpul dan mereka semua memberikan ucapan selamat. Radhi dan Charlotte adalah orang yang paling bahagia karena putranya juara dunia MotoGP lagi.
Meskipun Nandara menerima semua ucapan selamat dengan wajah senang tapi matanya hanya tertuju ke Wening yang duduk bersama dengan Nefa. Nandara pun langsung menghampiri Wening dan memeluknya erat. Istrinya pun memeluknya erat dan semua orang tahu, Nandara sudah menemukan tambatan hatinya. Terlepas dia awalnya hanya ingin bertanggung jawab atas kesalahannya pada Wening, tapi bahasa tubuh pria itu memperlihatkan bahwa dia sayang pada istrinya.
Radhi Blair lalu menghubungi Tommy Ducati. "Wartawan yang mengejek Wening, blacklist semua dari liputan pertandingan MotoGP selamanya!"
"Aku sudah menghubungi direktur MotoGP, Radhi. Jangan khawatir. Kebetulan yang kena menantu kamu padahal sebelumnya wartawati itu menyerang istri Pepe yang mengalami sakit lupus. Pepe sudah komplain tapi belum ditanggapi, dia malah nyerang istri Nanda," jawab Tommy Ducati.
"Tidak profesional! Kalau kamu tidak berhasil, biar aku yang maju!" ancam Radhi Blair yang tidak terima Wening dipermalukan di forum umum dan dilihat seluruh dunia.
***
Yuhuuuu up Pagi Yaaaaaaaa gaeeesss
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️ 🙂 ❤️
kan klo wening sembuh (ayolah kak Hanaaa ..bikin wening sembuh, operasi sukses), kan pst ada kmngkinan sbg istri emir pst bakalan brtemu ya dg dubes. bikin aja, seolah² g kenal, ya hanya sebatas antara (jabatan istri) emir & dubes aja...
biar ngrasain ortunya
sistem patriarki memang masih ada di konoha ini
mbak hana kok ya irisan bawang ada dimari.... 😭