NovelToon NovelToon
Dijodohkan Dengan Dosen Penyakitan

Dijodohkan Dengan Dosen Penyakitan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Karir / Anak Lelaki/Pria Miskin / Dijodohkan Orang Tua / Dokter / Suami amnesia
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Athena_Shou

Bianca Mith. Doktor muda arogan yang selalu saja mencari masalah setiap hari saat sedang bekerja. Ayahnya yang seorang pebisnis terkenal tidak tahan dengan kelakukan anaknya itu. Maka dari itu perjodohan itu diadakan.

Bianca menikah dengan Aether Beatrice. Dosen muda dari Universitas Mith. Sesuai kesepakatan awal, beberapa tahun setelah menikah, salah satu dari mereka harus mengorbankan cita-cita mereka untuk memimpin perusahaan keluarga.

Namun tepat setelah satu hari setelah pernikahan, Aether baru mengetahui bahwa ia memiliki penyakit serius pada bagian otaknya. Membuat Aether akan kehilangan sedikit demi sedikit ingatannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Athena_Shou, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sebagai Anak

Bianca mengikuti Aether menuju rumah kosong yang kemarin dibicarakan dengan penjual makanan di festival tahunan. Karena kondisi jarak antara rumah Irene dan rumah kosong itu cukup jauh, mereka pergi menggunakan sepeda kayuh milik Irene. Aether mengayuh sepeda. Sedangkan Bianca duduk di boncengan sepeda dengan posisi menghadap ke arah samping.

"Apakah ini pertama kalinya kamu naik sepeda?" tanya Aether dengan suara cukup kencang supaya Bianca bisa mendengarnya.

"Ya! Ini pertama kalinya," teriak Bianca menatap kagum beberapa pemandangan yang terlihat di hadapannya.

"Bagaimana perasaanmu? Apa kamu masih takut?"

"Tidak. Aku sudah tidak takut."

Bianca cukup takut tadi dan menolak untuk ikut saat mengetahui Aether akan membawanya menggunakan sepeda butut itu. Namun setelah mendapatkan sedikit paksaan dan Bianca juga takut tinggal seorang diri di rumah, maka Bianca memilih untuk ikut.

"Apa kamu selalu menggunakan sepeda ini saat berada di sini?" tanya Bianca menutup mata menikmati hembusan angin sejuk yang menerpa wajahnya.

"Tentu saja. Mobil yang selalu ada di garasi selalu digunakan untuk mengangkat alat dan pupuk. Jika aku menggunakannya, ibu akan memarahiku," jawab Aether.

"Kenapa kamu tidak membeli mobil lagi saja?"

"Untuk apa? Sudah ada satu mobil. Ibuku juga tidak akan mau menerimanya. Jadi lebih baik seperti ini saja. Setidaknya ada kendaraan yang bisa kunaiki ke mana pun."

Ini adalah bentuk kesederhaan yang ingin dilihat oleh Kazu dalam diri Bianca. Kazu tidak sanggup memunculkannya, maka dari itu, Kazu memerintahkan Aether.

Aether mulai memelankan sedikit kayuhannya saat mulai mendekati ladang. Ia melihat ada Irene dan Raku yang sedang berbicara di dekat area peternakan.

Raku tidak bertugas di area peternakan. Laki-laki itu bertugas di area persawahan. Namun karena permintaan Aether kemarin, Raku meluangkan waktu untuk mencari tau siapakah pemilik dari rumah kosong yang ada di dekat peternakan Keluarga Beatrice.

"Oh, Tuan Muda," ujar Raku gembira saat melihat Aether menghentikan sepedanya.

"Berhentilah memanggilku seperti itu. Aku malu jika ada orang lain mendengarnya," ujar Aether mengawasi Bianca yang sedang turun dari sepeda.

"Jadi, bagaimana dengan pemilik rumah itu?" tanya Aether turun dari sepeda.

"Aku sudah mencari tau tentang rumah ini. Pemiliknya memang sudah tidak menginginkannya. Sekarang mereka tinggal di desa sebelah. Aku dengar dalam waktu dekat rumah ini memang mau dijual," ujar Raku menunjuk ke arah rumah kosong itu.

"Apa kamu ingin membelinya?" tanya Irene.

"Ya, aku ingin membelinya," jawab Aether menatap ke arah rumah yang ada berada lebih tinggi dari tempat mereka sekarang.

"Bukankah lokasi itu cukup bagus? Aku akan membangun membenahi rumahnya. Lalu membangun pendopo. Dengan begitu para peternak bisa beristirahat di sana tanpa kepanasan. Dan Ibu bisa tinggal di sini jika memang sudah bosan tinggal di rumah lama," jawab Aether mengutarakan rencananya.

"Kamu akan menghabiskan banyak uang untuk itu. Kenapa kamu tidak menyimpan uangmu saja?" tanya Irene menolak rencana Aether.

"Uang bisa dicari. Lagipula, aku merasa kasihan jika para peternak harus makan di sekitar area peternakan. Jika pendopo itu sudah dibangun, mereka bisa tidur dan makan tanpa harus mencium bau tidak enak," jawab Aether tersenyum kecil ke arah Irene.

"Ah, kalau tau begini, aku akan pindah ke area peternakan. Di area persawahan tidak ada ruang untuk istirahat. Di sana para petani makan dan istirahat di bawah pohon," adu Raku.

"Tenang saja. Aku tidak sejahat itu. Satu demi satu, aku akan mengurusnya," ujar Aether menepuk pundak Raku.

"Benarkah?" tanya Raku bahagia.

"Tentu saja," jawab Aether mengangguk pelan.

Aether tidak berniat untuk menambah lahan atau memperbesar usahanya sekarang. Karena ia tau bahwa Irene sedang berusaha belajar untuk mengelola itu semua. Jika ia tiba-tiba memperbesar usahanya, Aether takut Irene tidak akan kuat dengan beban yang ada dan membuat Irene jatuh sakit.

Jadi untuk sekarang, Aether berniat untuk menambahkan beberapa fasilitas yang mungkin akan berguna untuk para pegawainya. Memanusiakan manusia.

"Bukankah Tuan Muda harus membeli mobil lebih dulu sebelum membeli rumah?" tanya Raku.

"Mobil? Bukankah itu mobil?" tanya Aether menunjuk mobil yang tadi dibawa oleh Irene.

"Aduh, Tuan Muda ini. Tuan Muda sudah menikah dengan seorang Tuan Putri. Tidak pantas Tuan Muda membawa Tuan Putri dengan sepeda seperti ini. Setidaknya belilah mobil," keluh Raku menatap sepeda butut yang dibawa oleh Aether.

Aether memandang ke arah Bianca. Tidak mengatakan apapun. Dan Bianca pun hanya diam sembari menatap ke arah Aether.

"Lihat? Dia tidak masalah," tanya Aether kembali menatap Raku.

"Apa ini? Aku tidak mendengar Tuan Putri mengatakan apapun. Apakah kalian sedang menggunakan kekuatan telepati?" tanya Raku kebingungan.

"Sudah-sudah. Sudah mulai siang. Bagaimana kalau kita makan lebih dulu," tegur Irene menghentikan pembicaraan Raku dan Aether.

"Kalau begitu, saya kembali ke area persawahan lebih dulu," ujar Raku meminta izin pada Irene.

"Sudahlah. Nanti saja itu. Makan dulu bersama kami," ujar Aether.

"Bukankah itu sedikit tidak sopan? Apalagi ini seharusnya mencari acara keluarga? Aku tidak mungkin ikut campur," tanya Raku malu.

"Semakin banyak orang semakin seru bukan?" tanya Aether menatap Irene.

"Benar kata Aether. Makanlah bersama kamu. Lahan persawahan cukup jauh dari sini. Tenagamu akan habis jika kamu tidak makan sekarang," ujar Irene menatap Raku.

"Yaa, kalau sudah seperti ini, aku tidak memiliki pilihan lain," balas Raku dengan wajah memerah.

"Di mana kita akan makan?" tanya Bianca tidak bisa melihat tempat yang cocok untuk istirahat.

"Biasanya para peternak istirahat di bawah area pepohonan yang ada di sana," ujar Irene menunjuk ke arah yang memang masih lebat dengan pohon.

"Aku akan mengangkat tikar dan bekal makanan kalian," ujar Raku berlari ke mobil untuk mengangkat kedua barang itu.

Saat Aether ingin membantu Raku, Irene menahan tangan anaknya itu. Membuat langkah Aether berhenti. Dan membuat Bianca pun hanya bisa diam. Berniat untuk mengamati apa yang akan terjadi selanjutnya. Karena sepertinya ada hal penting yang ingin disampaikan oleh Irene.

"Simpan saja uangmu. Biar Ibu saja yang mengeluarkan uang untuk kali ini," ujar Irene menatap saksama mata

Penolakan rencana Aether. Bianca bisa menyadari apa yang membuat Irene harus menunggu sampai Raku pergi. Namun Bianca belum tau, mengapa Irene melarang Aether menggunakan uangnya. Bukankah dalam kondisi sekarang, Aether bisa menggunakan uangnya tanpa harus memikirkan apapun.

"Kenapa?" tanya Aether dengan tenang.

"Kamu sudah mengeluarkan banyak uang untuk membeli peternakan, perkebunan, dan persawahan. Kamu tidak akan memiliki cukup uang untuk masa depanmu. Kamu sudah menikah sekarang. Pikirkan saja tentang kehidupanmu dengan Bianca. Biar semua yang ada di sini, Ibu yang mengurusnya," jawab Irene.

"Tidak perlu khawatir. Ibu sudah mengorbankan banyak hal untuk membiayai pendidikanku. Dan sekarang, aku akan membalas itu tuntas. Sebagai anak, aku ingin Ibu hidup dengan tenang, bisa membeli apapun dengan uang yang ada, dan tidak perlu memikirkan segala urusan pekerjaan," ujar Aether memegang tangan Irene dan menepuknya pelan.

1
Bianc
tegas dong
Bianc
merugikan kali
Bianc
hayoo ada masalah apa nih
Bianc
nah kena serangan balik
Bianc
baik sekalilah. selalu nganterin makanan
Bianc
otaknya dibawa ke bengkel aja. siapa tau bener
Bianc
kebalik nggak sih? kalau dibawa ke sana malah sembuh
Bianc
tanda-tanda pengen berhenti tapi nggak bisa
Bianc
habis kena kursi ya pasti sakit
Bianc
udah dilarang tetap nekat ke sana
Bianc
hayoo, mulai ketakutan
Bianc
jalan aja terus, nanti ketemu ujungnya
Bianc
katanya nggak takut hantu
Bianc
gejala penyakitnya kah?
Bianc
langsung dapat tawaran kerja dong
Bianc
tarik nafas. jgn grogi
Bianc
baik sekali lah
Bianc
aturannya ketat juga
Bianc
masih muda tapi udah pikun
Bianc
baru kenal langsung mau ngasih undangan/Frown/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!