Penampilan Yanuar yang bersahaja membuat Amanda senang menatap Yanuar. Tanpa sengaja Amanda sering bertemu dengan Yanuar.
Sinta ibu kandung Amanda tidak tahu kalau putri bungsunya sedang jatuh cinta pada seorang duda. Ia mengatur kencan buta Amanda dengan Radit. Sebagai anak yang baik, Amanda menyetujui kencan buta dengan Radit. Namun, alangkah terkejutnya Amanda ternyata kencan buta itu bertempat di restoran hotel tempat Yanuar bekerja.
Akhirnya Sinta mengetahui Amanda sedang dekat dengan seorang duda. Ia tidak setuju putrinya menjalin kasih dengan Yanuar. Sinta berusaha menjauhkan Amanda dari Yanuar dengan cara memperkenalkan orang yang satu tipe dengan Yanuar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deche, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31.
Tidak lama kemudian, Amanda turun dari lantai dua ditemani oleh Rahma. Amanda menggunakan kebaya dan kain tradisional. Rambut Amanda yang panjang ditata menjadi sanggul cepol. Wajah Amanda dirias dengan riasan yang natural. Amanda terlihat sangat cantik sekali.
Mereka menuju ke ruang keluarga, tempat semua orang berkumpul. Amanda duduk di antara Bobby dan Sinta. Ketika ia memandang ke depan ternyata ia berhadapan dengan Yanuar. Mata mereka saling beradu. Ada getaran di dalam diri Amanda ketika menatap wajah Yanuar.
Malam ini Yanuar lebih tampan dari biasanya. Ia menggunakan batik yang senada dengan gaun muslim yang dipakai oleh putrinya. Yanuar terlihat tampan dan gagah walaupun usia sudah empat puluh dua tahun.
Benar-benar membuat Amanda terpesona. Yanuar menundukkan kepalanya menghindari bertatapan dengan Amanda. Amanda melihat Yulia yang duduk di belakang Yanuar. Gadis itu tersenyum sambil melambaikan tangan ke Amanda. Amanda membalas lambaian tangan tangan Yulia.
Bobby dan Sinta melihat Amanda yang sedang melambaikan tangan ke Yulia sambil tersenyum kepada Yulia. “Amanda.” Bobby memanggil Amanda.
Amanda menoleh ke Bobby. “Ya, Pa,” jawab Amanda. Bobby pun menyampaikan tujuan kedatangan keluarga Yanuar kepada Amanda. Amanda mendengarkan apa yang dikatakan oleh Bobby.
“Jawabannya Papa serahkan kepada kamu,” ujar Bobby.
Sebelum menjawab lamaran dari keluarga Yanuar, Amanda menoleh ke Yanuar. Pria itu sedang melihat ke arahnya, sepertinya Yanuar sedang menunggu jawaban darinya. Lagi-lagi ada getaran di dalam tubuh Amanda ketika bertatapan mata dengan Yanuar.
Kini giliran Amanda yang menundukkan kepala, pandangan semua orang tertuju Amanda. Amanda menarik napas lalu dihembuskan perlahan. Setelah itu ia mengangkat kepalanya dan menoleh ke arah Bobby.
Amanda cepat-cepat menoleh ke Bobby. “Amanda terima pinangan Bang Yanuar,” kata Amanda.
“Alhamdulillah,” ucap semua orang.
Ketika Amanda memandang ke arah Yanuar, Yanuar mengusap wajahnya dengan kedua tangan. Terpancar rasa lega di wajah Yanuar.
Setelah Amanda menjawab lamaran Yanuar, mereka merundingkan tanggal dan acara pernikahan Amanda dan Yanuar. “Kami ingin pernikahan Yanuar dan Amanda diselenggarakan secepatnya bulan depan,” ujar Harry di hadapan Bobby, Sinta dan Claudia.
Bobby dan Sinta terkejut mendengar apa yang dikatakan Harry. Mereka langsung menoleh ke arah Claudia. “Bagaimana pendapatmu, Clau? Apakah kamu sanggup mempersiapkan jika pernikahan Amanda dan Yanuar diselenggarakan bulan depan?” tanya Bobby.
Jawabannya ada di tangan Claudia karena Claudia yang akan mengurus semua persiapan pernikahan Amanda dan Yanuar. Sinta tidak bisa mengurus persiapan pernikahan Amanda karena ia sibuk dengan bisnisnya. Jadi semua urusan persiapan pernikahan diberikan kepada Claudia.
“Insyaallah bisa. Ada Rahma yang akan membantu Claudia,” jawab Claudia.
Setelah mendengar jawaban Claudia, Bobby kembali menghadap ke keluarga Yanuar. “Alhamdulillah istri saya menyanggupi, Pak,” ucap Bobby.
“Syukurlah. Mudah-mudahan pernikahan anak kita berjalan dengan lancar,” ucap Harry.
“Aamiin,” jawab semua orang.
Setelah penentuan tanggal pernikahan semua yang hadir dipersilahkan untuk menyantap makan malam yang sudah di sediakan. Para orang tua menuju ke tempat makan sedangkan anak muda masih tetap di tempat.
Yanuar dan Amanda saling berpandangan satu dengan yang lain. Mereka saling melempar senyum. Yanuar beranjak dari tempat duduk lalu mendekati Amanda. Ia duduk di sebelah Amanda.
“Abang tidak makan?” tanya Amanda.
“Nanti saja. Abang makan bareng sama Amanda,” jawab Yanuar.
Sementara itu masih di tempat yang sama, Yulia menghampiri Alvina dan Dafa. Kedua bayi itu duduk di stroller ditemani pengasuh mereka. “Ade Dafa. Ade Alvina.” Yulia mencolek pipi Alvina dan Dafa satu persatu.
“Kalian lucu sekali, sih,” kata Yulia dengan gemas. Kedua bayi itu tertawa ketika diajak bicara oleh Yulia.
Rahma datang menghampiri Yulia. “Yulia mau punya ade, ya?” tanya Rahma. Yulia tidak menjawab, ia hanya tersipu malu.
“Nanti juga Yulia akan punya ade. Jadi Yulia tidak kesepian lagi,” ujar Rahma.
“Tapi kan Kak Amanda sedang kuliah. Jadi Yulia belum bisa punya ade,” kata Yulia dengan wajah sedih.
“Mahasiswa boleh hamil, Yul. Kalau anak sekolah baru tidak boleh hamil. Nanti Yulia bisa minta adik ke Kak Amanda dan Papa,” ujar Rahma.
Yulia langsung menoleh ke Amanda dan Yanuar. Mereka berdua sedang mendengarkan percakapan Rahma dan Yulia. “Pa. Boleh, tidak?” tanya Yulia.
“Semuanya terserah dengan Kak Amanda. Kak Amanda sudah siap hamil atau belum,” jawab Yanuar.
Wajah Yulia berubah kecewa. Kalau Amanda belum mau hamil, impiannya untuk mendapatkan adik akan diundur.
“Insyaallah kalau sudah diberi rejeki Kakak tidak akan menolak,” ujar Amanda.
Wajah Yulia langsung kembali ceria. “Benarkah, Kak?” tanya Yulia dengan mata berbinar-binar.
“Tentu saja, Sayang,” jawab Amanda.
Yulia langsung beranjak mendekati ke Amanda. Ia memeluk Amanda. Yanuar memperhatikan kedua perempuan itu.
“Terima kasih, Kak,” ucap Yulia.
“Sama-sama, Sayang,” jawab Amanda sambil mengusap punggung Yulia.
Yulia melepaskan pelukannya. “Yulia makan dulu! Di sana banyak makanan yang pasti Yulia suka,” ujar Amanda.
“Iya. Ini baru Yulia mau ambil makanan,” jawab Yulia. Yulia pun berjalan menuju ke tempat makan sambil melambaikan tangannya ke arah Dafa dan Alvina.
“Dah, Ade. Kakak makan dulu, ya,” kata Yulia.
Rendi dan Gerry menghampiri Yanuar dan Amanda yang sedang berbicara berdua. “Amanda. Kenapa Pak Yanuar tidak diajak makan?” tanya Rendi.
“Kasihan, dia pasti lapar,” lanjut Rendi.
“Oh iya. Amanda sampai lupa mengajak Bang Yanuar makan,” jawab Amanda.
Amanda menoleh ke Yanuar. “Ayo, Bang. Kita makan,” ajak Amanda.
Yanuar menjawab dengan mengangguk. Amanda dan Yanuar beranjak dari tempat duduk lalu berjalan menuju ke tempat makan.
.
.
.
Setelah Yanuar dengan resmi melamar Amanda, mereka pun mulai mempersiapkan pernikahan mereka. Senin siang Amanda dan Yanuar janjian akan pergi ke wedding organizer. Pukul sebelas siang Yanuar datang ke kampus Amanda untuk menjemput Amanda. Mereka janjian bertemu di dekat tempat parkir mobil agar Yanuar mudah mencari Amanda.
Sesampai di tempat parkir, Yanuar turun dari mobilnya. Ia berjalan menuju ke tempat mereka janjian untuk bertemu. Dari kejauhan Yanuar melihat Amanda. Amanda sedang berdiri bersama seorang laki-laki muda yang seusia dengan Amanda. Mereka nampak sedang berbincang-bincang. Tiba-tiba ia melihat Amanda tertawa bersama lelaki tersebut. Entah mengapa seketika itu juga Yanuar tidak suka melihat Amanda tertawa dengan laki-laki lain.
Hati Yanuar merasa panas, dadanya bergemuruh. Ia merasa cemburu dan marah melihat kejadian itu. Perasaan ini pernah a rasakan ketika melihat Amanda sedang kencan buta di dining room Hotel Sultan. Saat itu ia tidak berhak marah karena Amanda bukanlah kekasihnya. Kali ini ia benar-benar marah dan cemburu karena Amanda sudah menjadi calon istrinya.
Yanuar mengatupkan bibirnya dan mengepal tangannya. Yanuar menarik napas dalam-dalam. Ia berusaha menenangkan dirinya agar ia sesampai di sana ia tidak marah kepada Amanda. Amanda melihat Yanuar sedang berjalan ke arahnya. Amanda tersenyum ke arah Yanuar lalu melambaikan tangannya ke arah Yanuar. Yanuar tidak membalas senyum Amanda dan tidak membalas lambaian tangan Amanda. Yanuar berusaha dinginkan hatinya yang panas oleh api cemburu.
.
.
.
Maaf telat update. Deche lupa mengetik, jadi telat up date.
lha wong sampeyan aja "samen leven" laki² yg bukan mahrom gitu lho /Sweat/